Kesehatan

Kenali Apa Itu Disleksia dan Apa yang harus Dilakukan Orangtua ketika Mengetahui Anaknya Disleksia

Apakah buah hati Anda belum mampu mengucapakan sepatah katapun di usianya yang sudah menginjak 2 tahun?  Jangan sepelekan hal itu ya, karena bisa menjadi sebuah tanda awal si kecil mengalami disleksia yang membuat kemampuan bahasanya terganggu.

Mungkin Anda juga perlu waspada jika buah hati Anda mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis, karena kondisi ini juga sering dikaitkan dengan kemungkinan adanya disleksia.  Lalu bagaimana orang tua harus bersikap ketika dihadapkan pada anak yang mengalami disleksia?  Untuk lebih jelasnya, mari kita simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Apa itu Disleksia dan apa penyebabnya?

Disleksia sering diartikan sebagai sebuah gangguan perkembangan dalam hal membaca dan menulis. Secara umum disleksia merupakan kesulitan belajar yang dialami oleh sesorang dan lebih spesifiknya adalah kesulitan dalam membaca dan menulis.  Biasanya gangguan ini umum dialami oleh anak dengan rentang usia 7-8 tahun.  Namun demikian kesulitan lain yang dialami ketika membaca tidak selalu berhubungan dengan disleksia, karena ada banyak faktor yang harus ada untuk mengetahui apakah seseorang mengalami disleksia atau hanya mengalami keterlambatan dalam membaca.

Pengertian disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan ketika menyusun atau membaca kalimat dalam urutan yang terbalik melainkan juga ketika membaca dalam berbagai urutan yang berbeda, termasuk kesulitan dalam menerima sebuah instruksi.  Inilah mengapa anak yang mengalami disleksia sering dianggap tidak bisa konsentrasi dalam beberapa keadaan.  Selain itu, penderita gangguan disleksia juga sering tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan yang membutuhkan penjelasan yang panjang.

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa penyabab terjadinya disleksia adalah karena keadaan biokimia di dalam otak yang tidak stabil, sedangkan untuk beberapa kasus kondisi ini bisa terjadi karena faktor bawaan dari orangtua.

Gejala dan tanda yang bisa menjadi indikasi adanya disleksia

Terlambat bicara

Untuk anak-anak usia dini, tanda awal yang bisa menjadi indikasi adanya kemungkinan anak mengalami disleksia adalah keterlambatan dalam berbicara, karena umunya anak usia 2 tahun sudah bisa merangkai kata sederhana, seperti mama-maem.  Meski demikian tidak semua keterlambatan bicara bisa langsung dikategorikan disleksia.  Kecuali Anda sudah memberikan banyak stimulus demikian juga dengan lingkungan sekitar, namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

Kesulitan menghafalkan huruf

Pada anak usia dini yang sudah masuk pre-school biasanya sudah dikenalkan dengan huruf, nah pada anak disleksia biasanya akan mengalami kesulitan untuk membedakan antar huruf terutama jika memiliki kemiripan, seperti antara ‘t’dan ‘j’ atau ‘b’ dan ‘d’.

Kesulitan mengeja, terutama ketika sudah masuk pendidikan formal, bisa berupa ejaan yang terbalik seperti kata ‘gajah’ yang dieja ‘jagah’.

Kesulitan menyalin, dimana ketika diminta menyalin sebuah teks selalu melakukan kesalahan berulang, namun tetap tidak menyadari kesalahannya karena merasa sudah sesuai dengan yang ditulis.  Kondisi ini bisa menyebabkan anak-anak disleksia menjadi malas untuk membaca.

Cara mengenali disleksia pada anak

Selain keterlambatan dalam berbicara, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengenali kemungkinan anak mengalami disleksia, yaitu dengan melakukan tes berikut ini:

Anda bisa melakukan tes kepada anak dengan memintanya untuk menyebutkan huruf satu persatu, mulai dari A hingga Z.  Diikuti dengan tes berupa menulis penggalan huruf dari urutan tersebut, misalnya dari huruf E sampai Z.

Anda juga bisa memintanya untuk mengisi deretan huruf yang kosong, contohnya: “a, b, c, d,…, f, g, …, i”.

Bisa juga dengan tes merangkai huruf maupun mengeja, menulis kata yang Anda diktekan, menyalin tulisan dari kertas lain atau dari papan tulis dan tes lainnya yang memungkinkan Anda mengetahui bahwa ada kemungkinan si kecil mengalami disleksia.

Tentunya tes ini harus disesuaikan dengan usia anak, karena tidak mungkin Anda melakukan tes ini jika anak Anda belum mengenal huruf sama sekali.

Tips bagi orangtua menghadapi anak disleksia

Tentu tidak mudah bagi orang tua ketika mengetahui anaknya disleksia, namun tips berikut ini bisa dicoba:

– Sabar dalam membimbing anak dengan menanyakan bagian yang dianggap sulit oleh anak.  Apakah pada bunyi (fonem), arti (morfem), hurf atau tanda baca dan lainnya.
– Membuat istilah unik yang mudah diingat oleh anak, misalnya adalah mengenali huruf ‘b’ atau huruf yang buncit perutnya.
– Jangan pernah memaksakan anak untuk bisa belajar dengan cepat karena hal itu justru akan memperburuk keadaan.  Cobalah untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan ikuti sesuai dengan kemampuan anak.
– Ajak anak untuk latihan terus dalam hal menyalin dan mengeja, baik dengan tulisan maupun didikte.
– Lakukan tes sederhana untuk mengetahui perkembangannya.

Dengan dukungan penuh dari orangtua dan lingkungan di sekitarnya termasuk sekolah, maka anak yang mengalami disleksia pun bisa mengembangkan diri dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.  Sebagai orangtua Anda tidak perlu berkecil hati ketika memiliki anak disleksia, yang perlu dilakukan hanyalah mendukungnya dan memberikan waktu untuk menemaninya belajar.  Anak disleksia bukanlah anak yang bodoh atau pemalas dan tidak mau belajar karena memang mereka mengalami kesulitan belajar.  Setiap anak adalah istimewa terlepas dari apapun kekurangannya, sayangi mereka, rangkul mereka dan berikan yang terbaik untuk mereka.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top