Kesehatan

Kenali 8 Gejala Tumbuh Gigi Pada Bayi dan Cara Antisipasinya

Umumnya pertumbuhan gigi pada bayi akan terjadi memasuki usia 8 bulan atau 1 tahun. Tumbuh gigi pertama kali diawali dengan akar gigi yang berlanjut dengan ujung gigi yang mendorong melalui gusi. Pertumbuhan gigi pada anak untuk pertama kalinya akan membuat anak-anak merasa tidak nyaman.

Tak jarang bayi yang rewel dan sering menangis ketika akan tumbuh giginya. Untuk itu, perlu bagi Anda untuk mengetahui gejala yang akan timbul sejak dini untuk mengantisipasi anak yang rewel dan menangis saat giginya akan keluar.

GEJALA SULIT TIDUR DI MALAM HARI AKAN DIRASAKAN BAYI KETIKA AKAN TUMBUH GIGI

Saat akan tumbuh gigi, anak akan merasakan nyeri pada bagian gusinya. Rasa nyeri yang dirasakannya akan membuatnya sulit tidur pada malam hari. Ia akan merasa gelisah dan mudah rewel di pagi hari karena kurang tidur.

BAYI AKAN MENGALAMI DEMAM RINGAN

Tumbuh gigi juga bisa menyebabkan seorang bayi terserang demam ringan, hal ini karena rasa sakit yang dirasakannya ketika akan tumbuh gigi. Ibu tidak perlu panik berlebihan ketika melihat anak terkena demam ringan karena akan tumbuh dengan sendirinnya.

KARENA RASA SAKIT YANG DIDERITANYA SAAT TUMBUH GIGI, BAYI AKAN MUDAH MARAH

Bayi akan mudah marah dan bersikap tidak ingin diganggu ketika ia merasakan sakit pada area mulutnya. Beberapa anak biasanya akan mengalami hal ini hingga beberapa hari setelah proses pertumbuhan giginya tidak sakit lagi.

KETIKA DISUSUI, BAYI AKAN MUDAH MENGGIGIT PAYUDARA IBU

Perasaan akan tumbuh gigi pada bayi diekspresikannya ketika ia akan mudah menggigit ketika disusui oleh sang ibu. Tekanan yang dilakukan oleh gigi yang menyembul dari atas ke bawah memuat anak jadi ingin menggigit apapun yang dirasakan masuk ke dalam mulutnya.

ANAK YANG TUMBUH GIGI AKAN MENGALAMI RUAMH PADA WAJAH DAN SEKITAR DAGU

Anak yang tumbuh gigi akan mengalami gejala area mulut yang mudah kering dan pecah-pecah. Kemungkinan ruam pada wajah dan dagu pun bisa terjadi. Lakukan tindakan antisipasi dengan memberinya obat khusus penghilang ruam.

KARENA GIGI AKAN KELUAR DARI GUSI, ANAK BISA MENGALAMI PENDARAHAN DI BAGIAN BAWAH GUSI

Gejala yang sudah jelas terjadi pada bayi yang akan tumbuh gigi ialah akan terjadi pendarahan pada bagian bawah gusi. Tak perlu risau berlebihan ketika hal ini terjadi karena akan hilang dengan sedirinya ketika gigi sudah tumbuh dengan sempurna.

SAAT GIGINYA HENDAK TUMBUH, BAYI AKAN MUDAH BATUK

Selain demam ringan, gejala yang bisa timbul lainnya adalah bayi akan mudah batuk-batuk. Air liur yang keluar banyak saat proses tumbuh gigi dapat menyebabkan anak mudah batuk-batuk bahkan muntah. Jika batuk masih berlangsung ketika gigi telah tumbuh, sebaiknya periksa ke dokter karea kemungkinan bisa terserang bakteri.

MENOLAK DIBERI MAKAN DAN DISUSUI

Bayi yang rewel biasanya disebabkan karena rasa lapar, hal ini akan terjadi ketika ia menolak semua makanan yang diberikan ataupun saat menyusui. Anak yang akan tumbuh giginya akan menolak makanan apapun yang diberikannya. Anda harus menemukan cara agar nutrisi yang dibutuhkan si kecil tetap terjaga sata proses tumbuh gigi terjadi.

Ikuti tips di bawah ini untuk mengantisipasi anak yang rewel saat masuk masa pertumbuhan gigi.

ANTISIPASI BAYI YANG REWEL SAAT TUMBUH GIGI AGAR IA MERASA NYAMAN MENJALANI TAHAP TUMBUH GIGI

Agar anak tetap bahagia dan ceria saat mengalami masa pertumbuhan gigi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua yang dapat meredakan rasa sakit yang terjadi pada sang bayi, seperti:

– Pijat perlahan gusi yang menjadi tempat tumbuh gigi selama beberapa menit. Saat memijatnya, gunakan kain bersih  yang lembut. Kain tersebut sudah dibasahi oleh air dingin sebelum digunakan.

– Berikan teether yang telah disetril dengan cara direndam di air panas selama beberapa saat. Masukan teether ke dalam lemari es. Jika gigi bayi sudah terlihat mulai tumbuh sedikit, jangan gunakan teether yang berisi cairan pada anak dikarenakan akan mudah pecah saat digigit.

– Karena anak akan mudah menggigit sesuatu ketika akan tumbuh gigi, berikan ia biscuit untuk mengurangi rasa gatal pada gusinya.

– Oleskan gel khusus pengurang rasa nyeri pada anak  di bagian gusi. Gunakan gel yang sudah direkomendasikan oleh dokter gigi anak.

– Apabila si kecil mengeluarkan air liur dalam jumlah yang banyak, oleskan krim berbahan dasar air di sekitar dagu, pipi, dan sekitar mulut untuk mencegah luka yang bisa terjadi.

– Selain biskuit, makanan lainnya sepperti wortel, timun, brokoli yang suah dipotong kecil-kecil bisa membantu anak mengurangi rasa gatal pada gusi yang akan tumbuh gigi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Anak yang Terlambat Bicara Bukan Berarti Bodoh

Setiap orangtua tentu tak ingin anaknya sulit untuk berbicara. Tapi, bagaimana apabila anak ternyata sulit untuk berbicara? Masalah ini tentunya Saya hadapi. Anak Saya boleh dibilang terlambat bicara. Anak Saya berusia sekitar 3,5 tahun belum juga lancar bicara, maka bisa dianggap mengalami keterlambatan bicara. Lalu beberapa tetangga, kerap mencibir jika saya tidak peka terhadapnya, tak berinteraksi dengannya dan anak saya dianggap bodoh. Saya sedih, padahal saya sudah berupaya untuk mengawasi tumbuh kembangnya dengan optimal. Hanya saja, memang sampai sekarang ia masih belum bisa bicara dengan lancar. 

Cerita diatas, barangkali adalah satu dari sekian banyak persoalan yang pernah kita lalui sebagai orangtua. Tapi, siapa sih orangtua yang tidak mau anaknya pintar berkomunikasi dan berkepribadian menyenangkan? Semua Ayah dan Bunda juga pasti mau kan? Tapi, setiap anak lahir dan tumbuh dengan proses yang berbeda. Bahkan meski lahir dari rahim yang sama, tak membuat mereka memiliki perjalanan hidup yang sama. 

Sebagai orangtua, kita harus bisa memahami dan membedakan gejala gangguan bicara yang ditunjukkan anak dengan anak yang prosesnya bicara yang mungkin sedikit terlambat. Terlambat bicara bukan berarti ia bodoh, bukan berarti pula ia mengidap autisme. Mungkin anak terlambat bicara karena kurang pendengaran, bisa karena infeksi telinga sehingga anak sulit untuk memahami dan menggunakan bahasa, lalu ada gangguan pada otak anak sehingga ia sulit menggunakan lidah, bibir, dan rahang untuk berbicara, kemudian kurang berinteraksi dengan orangtua, dan terlalu sering menonton televisi dan gadget. 

Agar lebih memahami tumbuh kembangnya, untuk bisa membedakan apakah anak mengalami gangguan keterlambatan bicara. Bunda bisa melakukan beberapa hal dibawah ini :

  • Bicaralah sambil menatap mata anak. Anak yang delayed relatif lebih mudah menjalin kontak mata sementara anak autisme cenderung menghindari kontak mata. 
  • Coba Ayah dan Bunda perhatikan, apakah anak bereaksi terhadap bunyi-bunyian yang ada di sekitarnya. Untuk memastikan apakah pendengarannya normal. Misalnya, memanggilnya dari belakang atau bertepuk tangan di belakang telinganya. 
  • Dan perhatikan lagi, apakah anak bisa mengucapkan huruf mati atau konsonan ataukah tidak. Hal ini bertujuan untuk memastikan jika ia tidak gagu. Mulai dari mengucapkan kata-kata yang sederhana. Misalnya, Baba-mama-pipi-caca. 

Jika ternyata Ayah dan Bunda menemukan kejanggalan dalam perkembangan buah hati,  sebaiknya segera konsultasi dengan dokter ahli. Tapi perlu diingat, anak yang terlambat bicara tidak bodoh. Soalnya banyak tetangga yang masih menganggap demikian.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top