Masalah obesitas sejatinya cukup mengkhawatirkan lho Bun. Bahkan dalam sebuah laporan, disebutkan kalau obesitas pada anak akan membawa dampak yang kurang baik terhadap masa depannya. Diberitakan The Sun, sebuah studi yang dilakukan oleh Royal College of Paediatrics and Child Health (RCPCH), mengungkapkan 4 dari 5 anak yang obesitas, akan tetap mengalami kelebihan berat badan selama masa hidupnya. Dengan kondisi itu, memungkinkan mereka rentan terhadap serangan sejumlah penyakit.
Sayangnya, dibalik risiko yang mungkin saja dialami, tanpa sadar banyak orangtua yang sejatinya berkontribusi besar menggiring buah hati mereka mengalami obesitas. Setidaknya ada beberapa kebiasaan buruk orangtua yang masih berlanjut sampai hari ini tapi mereka tak sadar hal itu memicu obesitas pada buah hatinya.
Terlalu Banyak Mengonsumsi Krim
Rick mengatakan, sekarang ini banyak anak yang tak memiliki. Dirinya juga menjelaskan bahwa dewasa ini banyak anak memiliki makanan yang kurang bervariasi, dan didominasi oleh makanan yang mengandung krim. “Kita sekarang berada di dunia krim saat ini,” kata dia.
Membiarkan Buah Hati Terlalu Banyak Ngemil
“Saya seorang pendukung menjaga kadar gula darah tetap stabil dengan mengemil, tapi anak-anak terlalu banyak ngemil. Mereka pulang dari sekolah dan makan kudapan, lalu mereka makan malam dan makan kudapan lagi sesudahnya,” kata Rick.
Ia mengatakan, sekarang ini banyak anak-anak yang mengonsumsi makanan ringan dengan jumlah kalori melebihi 300 kalori. Porsi ini berlebihan lho Bun. Dia menjelaskan bahwa banyak kaum muda mengunyah makanan ringan yang mengandung antara 200—300 kalori, baik sebelum dan sesudah makan malam mereka.
Terbiasa Melewatkan Sarapan
Dengan keluarga yang menjalani kehidupan yang semakin sibuk, kadang-kadang sulit untuk menyempatkan waktu sarapan. Di sisi lain, tidak jarang sebagian anak mengonsumsi biskuit atau sereal gula tinggi sebagai pengganti sarapan.
Padahal, menurut Rick, mengonsumsi makanan degan kandungan gula tinggi membuat metabolisme mereka menjadi sangat lambat, atau bisa menghasilkan lonjakan gula yang memberi dampak negatif pada tingkah lakunya. Karenanya Bun, sebagai orangtua, lebih baik tetap pertahankan kebiasaan sarapan sekaligus merekomendasikan makanan seperti bubur, telur atau smoothie berbasis tanaman sebagai pilihan untuk sarapan.
Orangtua Enggan Menyiapkan Makanan yang Lebih Variatif untuk Menu Makan Malam
Rick mengingatkan bahwa memberi makan anak-anak dengan menu yang sama setiap malam hanya akan membuatnya cepat bosan dan akhirnya membuat orangtua mengambil jalan pintas yaitu memesan menu makanan cepat saji. Pada akhirnya, buah hati pun jadi lebih sering mengonsumsi makanan tersebut karena orangtua malas menyiapkan menu sehat untuk anak-anaknya terutama di malam hari.
Anak-anak Dibiarkan Terlalu Banyak Makan Daging
Rick juga memperingatkan kalau sejatinya tubuh tidak dirancang secara fisiologis untuk selalu mengonsumsi daging. Justru tubuh manusia, termasuk anak-anak dirancang untuk selalu mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi.
Kalau buah hati justru lebih sering mengonsumsi daging, peluang obesitas pun semakin besar karena kadar protein nabati yang diasup si kecil untuk tubuhnya pun pada akhirnya hanya dalam jumlah yang sangat sedikit, Bun.
Orangtua Membiarkan Buah Hati Menonton Televisi atau Melihat Gawai Secara Terus Menerus
Terbiasa menonton televisi atau menatap layar gawai akhirnya membuat aktivitas buah hati jadi berkurang. Ia pun jadi lebih sering duduk atau tiduran. Kurangnya aktivitas ini membuatnya berisiko tinggi mengalami obesitas lho kawan.
Sebagai orangtua, karenanya lebih baik memasang batasan tertentu terutama urusan menonton televisi atau menatap gawai. Cara Bunda memasang batasan pun juga harus dengan contoh nyata. Misalnya, di depan buah hati, Bunda benar-benar mengurangi intensitas membuka ponsel. Dengan begitu, buah hati pun akan meniru jejak Bunda.
