Sudah larut malam, tapi Anak Bunda susah tidur. Sudah jam 11 malam, dia malah masih aktif untuk lari – larian dan ingin main. Atau anak malah masih asik bermain handpone, menonton youtube.
Banyak riset membuktikan bahwa kebiasaan main handphone sebelum tidur memicu masalah anak susah tidur, anak tidur terlalu larut, dan anak kurang tidur.
Bunda tentu ingin anak cepat tidur. Waktu tidur anak-anak adalah momen yang berharga bagi orang tua. Anak tidur bisa dimanfaatkan untuk me time atau mengerjakan pekerjaan lain yang membutuhkan ketenangan. Betul kan?
Sebenarnya, anak Bayi dan balita membutuhkan waktu lebih lama ketimbang usia lainnya. Bayi dan Balita butuh waktu tidur diatas 10 Jam
Kenali Kebutuhan tidur anak-anak Berdasarkan usia: Bayi dan Balita butuh waktu tidur diatas 10 Jam
Kebutuhan tidur anak-anak berbeda-beda sesuai dengan usianya. Pada bayi, waktu tidurnya akan lebih lama dari waktu bangunnya. Selain dengan tidur malam, kebutuhan tidur anak bisa dicukupi dengan tidur siang. Semakin besar, kebutuhan tidur anak akan berkurang.
Berikut ini waktu tidur yang dibutuhkan anak:
– Bayi (4 hingga 12 bulan) membutuhkan 12 hingga 16 jam tidur (termasuk tidur siang);
– Balita (1 hingga 2 tahun) membutuhkan 11 hingga 14 jam tidur (termasuk tidur siang);
– Anak-anak (3 hingga 5 tahun) membutuhkan 10 hingga 13 jam (termasuk tidur siang);
– Anak-anak (6 hingga 12 tahun) membutuhkan 9 hingga 12 jam;
– Remaja (13 hingga 18 tahun) membutuhkan 8 hingga 12 jam.
Anak membutuhkan waktu tidur cukup, Jangan biarkan anak tidur larut malam. Jika tetap tidur malam, ini efek yang harus diketahui:
1. Tidur cukup adalah kunci meningkatkan kemampuan otak, Kurang tidur menurunkan kecerdasan otak
Saat anak terjaga, otaknya akan selalu bekerja untuk menemaninya beraktivitas seharian. Ketika waktu tidur tiba, otak akan berisitirahat dari tugasnya.
Penelitian menunjukkan, tidur dapat meningkatkan meningkatkan fungsi kognitif, terutama pada anak. Fungsi kognitif ini termasuk perhatian, memori, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
Tidur yang nyenyak merupakan kunci meningkatkan kemampuan otak, mulai dari berpikir hingga mengingat. Bisa dibayangkan jika Si Kecil kurang tidur, kemampuan-kemampuan tersebut tentunya akan menurun.
2. Tidur cukup penting untuk membangun sistem kekebalan tubuh balita.
Tidur ternyata punya peran sangat penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh balita.
Melansir Mayo Clinic, tubuh melepaskan protein sitokin selama balita tertidur. Protein tersebut sangat diperlukan ketika balita sedang infeksi atau peradangan. Kurang tidur bisa mengganggu produksi protein sitokin yang menyebabkan antibodi dan sel untuk melawan infeksi turut berkurang.
Karena itulah, kebiasaan balita tidur malam bisa membuat kekebalan tubuhnya menurun sehingga gampang terkena infeksi dan penyakit.
2. Kurang tidur, dapat mengganggu produksi homor pertumbuhan loh
Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini berfungsi untuk memastikan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Hormon pertumbuhan baru bisa diproduksi secara optimal saat balita tidur dengan nyenyak di malam hari loh.
Menurut Judith Owens, direktur di Children’s National Medical Center, tubuh balita tidak bisa secara maksimal memproduksi berbagai hormon penting maupun menumbuhkan hubungan syaraf baru bila sering tidur larut malam.
3. Kurang tidur membuat daya ingat dan menyerap informasi menurun
Anak-anak yang kurang tidur bisa mengalami gangguan pada kognitif dan perilakunya. Salah satunya, kesulitan dalam menerima dan memproses informasi.
Para ahli syaraf dan pakar pendidikan dari University of Masschusetts Amherst setuju kalau tidur berperan penting dalam membantu pembelajaran anak.
Dalam sebuah penelitian yang mereka lakukan, kebiasaan balita tidur larut malam ternyata bisa mengganggu penyerapan informasi baru sekaligus mengurangi kemampuan daya ingat balita sebanyak 15%.
Menurut studi di Amerika Serikat, para orangtua melaporkan anak-anak usia tujuh tahun yang kurang tidur saat mereka masih balita, lebih memiliki banyak masalah dibandingkan anak-anak yang tidurnya cukup.
4. Anak jadi sulit berkonsentrasi dan cendrung hiperaktif
Kebiasaan balita tidur larut malam juga membuat si kecil jadi cenderung lebih ceroboh dan kurang awas.
Balita berusia dibawah 3 tahun yang tidur malamnya kurang dari 10 jam menjadi sulit berkonsentrasi dan memiliki resiko tiga kali lebih besar mengalami masalah hiperaktif dan impulsif di usia 6 tahun.
Bahkan, sebuah penelitian di Tiongkok menemukan bahwa anak yang sering tidur kurang dari 9 jam di malam hari rentan mengalami cidera serius lebih dari dua kali dalam setahun.
5. Anak tidur larut malam punya kecendrungan kegemukan
Anak rentan untuk mengalami obesitas jika sering tidur larut malam. Sebab ada penelitian yang mengungkap bahwa pola tidur yang buruk bisa meningkatkan risiko alami obesitas, termasuk pada anak.
Obesitas merupakan salah satu dampak yang diakibatkan dari pengaruh tidur larut malam. Hubungan antara tidur larut malam dengan bertambahnya berat badan pada anak sangat kuat.
Anak-anak yang sering tidur larut malam rata-rata memiliki BMI (Body Mass Indeks) yang besar dan juga tidak sehat.Anak yang mengalami tidur jangka pendek memungkinkan gangguan hormon pada selera makan.
6. Anak kurang tidur dapat mengganggu proses mengubah zat gizi menjadi energi dalam tibuh
Jika tubuh bekerja secara terus-menerus saat sudah memasuki waktu istirahat, otak dan organ akan menjadi rusak. Hal tersebut dikarenakan tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk dapat rehat istirahat dan proses metabolisme tubuh untuk bekerja.
Anak kurang tidur akan dapat mengganggu metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses ketika tubuh mengubah zat gizi dari makanan dan minuman menjadi energi. Beberapa orang memiliki laju metabolisme yang cepat, tetapi ada pula yang lebih lambat.
7. Anak kurang tidur akan jadi pribadi yang mudah tertekan dan depresi
MenurutSleep Health Foundation, rendahnya kualitas tidur memiliki hubungan dengan tingkat depresi.
Jika Anak kurang tidur atau kualitas tidurnya kurang baik, ia akan jadi pribadi yang mudah tertekan.
Ketika mudah tertekan, Anak akan memiliki kualitas tidur yang buruk. Ini menjadi sebuah siklus yang tidak bisa diputus dan akan terus berputar.
Depresi yang parah, akan memengaruhi aspek psikologis anak sehingga dampak jangka panjangnya akan memengaruhi kemampuan sosialnya juga.
8. Anak yang sering tidur larut malam dan memiliki kualitas tidur yang buruk tampak terlihat lemah dan lelah
Anak terlihat lemah dan lelah? Coba cek pola tidurnya. Anak yang sering tidur larut malam dan memiliki kualitas tidur yang buruk tampak terlihat lemah dan lelah lho.
Jadi jika anak terlihat tidak bersemangat dalam menjalani aktivitasnya, koreksi waktu tidur anak kembali ya!
9. Anak kurang tidur cendrung lebih rewel, sering menangis, dan sering marah.
Kurang tidur pada anak juga bisa menimbulkan dampak buruk pada suasana hatinya. Anak yang kurang tidur cenderung lebih rewel, sering menangis, dan sering marah.
Pada anak-anak yang berusia di bawah 4 tahun, kurang tidur akan membuat mereka lebih mudah mengalami tantrum. Sedangkan pada anak-anak usia sekolah menengah, tidur kurang dari 6 jam berisiko menyebabkan kecemasan dan depresi.