Tanggal 23 Juli diperingati sebagai hari anak nasional. Tahun ini, peringatan hari anak nasional berbeda dari sebelumnya karena pandemi covid-19 belum berakhir. Pemerintah menetapkan tema hari anak nasional tahun ini adalah “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.
Namun, selama pandemi masih banyak anak Indonesia yang menjadi korban kekerasan dan eksploitasi. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak yang diambil dari bulan Januari sampai Juni 2020, sebanyak 3000 anak menjadi korban kekerasan di rumah selama masa pandemi. Mungkin angka sebenarnya lebih besar karena selama pandemi layanan tidak optimal.
Save The Children sebagai organisasi yang menyuarakan pemenuhan hak anak menyebutkan bahwa anak mempunyai risiko besar terkena dampak tidak langsung dari pandemi covid-19. Oleh karena itu Save The Children mengadakan kampanye perlindungan anak dalam situasi wabah covid-19.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa selama pandemi ini sebanyak 1848 anak mengalami kekerasan seksual, 768 anak mengalami kekerasan psikis, 852 anak mengalami kekerasan fisik, 4 dari 10 orang tua tidak melindungi anak dari pengaruh negatif internet, 84% anak berusia 12-17 tahun mengalami bullying atau perundungan di dunia maya, dan 80,3% orang tua atau orang dewasa tidak melaporkan tindakan kekerasan pada anak pada lembaga pelayanan.
Save The Children mengangkat tema kampanye “Gerakan #PulihBersama” dan mengidentifikasi tujuh risiko yang berpotensi dialami anak di masa pandemi sebagai berikut:
- Anak kehilangan orang tua karena covid-19
- Anak berisiko karena orang tua kehilangan penghasilan
- Anak tidak mendapat dan terbatas akses pendidikan yang berkualitas
- Kekerasan dan eksploitasi anak selama masa pandemi covid-19
- Anak yang terdampak covid-19 dan tidak dapat mengakses layanan kesehatan dan nutrisi
- Anak yang berada pada wilayah bencana atau terdampak bencana
- Anak dengan disabilitas pada masa covid-19.
Dalam melaksanakan kampanye Gerakan #PulihBersama, Save The Children mengadakan 2 webinar dan 1 talkshow yang membahas tentang kekerasan dan eksploitasi anak. Selain kampanye, Save The Children juga berkontribusi mengatasi masalah akibat covid-19 dengan menyerahkan bantuan berupa perlengkapan kebersihan diri, peralatan sekolah, alat perlindungan diri, dan alat permainan kepada anak di LKSA, orang tua dengan anak disabilitas.
