Produksi lagu anak semakin jarang bahkan memudar. Industri musik memang berkembang, tapi tidak dengan terciptanya lagu anak-anak. Dampaknya, anak-anak kita pun jadi lebih sering “terpapar” dengan lagu-lagu cinta yang tak sengaja mereka dengar. Padahal di usianya, si kecil belum dianjurkan untuk mendengarkan lagu-lagu semacam itu. Bagaimanapun, seperti orang dewasa, anak kecil pun perlu hiburan terutama dalam hal musik yang sesuai dengan usianya.
Sementara, lagu-lagu orang dewasa yang sering sekali diputar justru bertema asmara, entah jatuh cinta maupun patah hati, belum lagi tema yang menjurus ke perselingkuhan. Walau mungkin si kecil belum tahu makna lagunya, kata-kata hingga kalimat yang terdapat di lagu orang dewasa jelas belum cocok saat didengarkan atau bahkan dinyanyikan oleh si kecil.
Kondisi semacam ini ada efeknya lho Bun, tanpa sadar, cara pandang si kecil mengenai kehidupannya pun bisa terganggu kalau terbiasa mendengarkan atau menyanyikan lagu orang dewasa.
Si Kecil Akhirnya Berpotensi Jadi Lebih Cepat Dewasa
Perkembangan mental dan bahasa pada anak-anak tak bisa disamakan orang dewasa lho Bun. Hal ini lantaran perkembangan pola pikirnya belum setara dengan pemahaman yang dilakukan orang dewasa pada umumnya.
Anak-anak masih memiliki persepsi yang subyektif sehingga akan menerima informasi terhadap lagu orang dewasa yang didengarnya tanpa disaring. Tanpa disadari si anak akan menyerap setiap kata-kata pada lirik lagu itu. Padahal pola pikir seperti ini belum seharusnya dirasakan atau dipikirkan anak-anak.
Seiring berjalannya waktu saat si anak terus mendengar atau menyanyikan lagu orang dewasa, dirinya akan berkembang tidak sesuai dengan usianya sekarang.
Si Kecil pun Akan Mudah Terbawa Emosi
Kebanyakan lagu anak-anak terkesan ceria apalagi lagunya diciptakan agar mudah dihafal dan sesuai dengan karakter. Keberadaan musik dan lagu pun memang penting, terutama bagi anak-anak, adanya lagu diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan diri anak dari berbagai aspek. Mulai dari aspek secara fisik, emosi, kecerdasan bahkan kehidupannya secara sosial.
Namun, saat lagu-lagu orang dewasa diputar di rumah secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Kalau diusianya sekarang ini ia sudah mendengar lagu bergenre metal misalnya, nada musik dan cara bernyanyi yang terkesan seperti orang marah-marah bisa berpengaruh terhadap kondisi emosi si Anak.
Cara Berpikirnya Pun Berubah Lho Bun Kalau Terbiasa Terpapar Lagu Dewasa
Ketidaksesuaian lagu yang didengar atau dinyanyikan anak-anak terhadap umurnya terkadang membuat cara berpikir dirinya terganggu. Apalagi kalau di dalam lagu tersebut bisa saja terselip konten seksual, hal ini bisa membentuk persepsi kalau konten-konten seksual dianggap sangat wajar untuk dikonsumsi.
Lirik yang didengarkan si Anak pada lagu orang dewasa juga akan memicu berbagai pertanyaan-pertanyaan kritis. Apalagi kalau misalnya pertanyaan tersebut sejatinya belum seharusnya dimengerti oleh mereka. Kalau mereka tak menemukan jawaban dari orangtuanya, bisa saja mereka mencari tahu sendiri arti lagu yang didengarkannya melalui video klip..
Bahkan Dikhawatirkan Bisa Mencipta Trauma Tersendiri Bagi Anak-anak
Trauma pada anak-anak terhadap lagu orang dewasa bisa saja terjadi lho Bun. Si kecil yang mendengarkan lagu orang dewasa bisa merasakan senang, sedih, atau bahkan kagum terhadap seseorang. Bahkan rasa sedih pada lagu patah hati bisa saja terjadi sekalipun dirinya belum pernah benar-benar merasakan ditinggal seorang kekasih.
Bukan hanya itu, trauma pada anak-anak bisa muncul saat ia melihat video klipnya. Tahu sendiri kan Bun, sebuah video klip khususnya lagu luar negeri terkadang tidak sesuai dengan usia anak-anak. Bisa bertema kecelakaan, perang, atau bahkan perceraian orangtua, hingga konten dewasa yang belum layak dikonsumsi anak-anak.
Jadi Bunda harus lebih bijak ya untuk memberikan tontonan atau lagu untuk didengarkan si kecil di rumah.
