“Belum biasa, tak memiliki bahan, dan ketidakpercayaan diri” Jadi 3 alasan utama yang kerap disebut-sebut sebagai faktor penghambat, kenapa sampai sekarang bunda belum berani mendongeng pada anak di rumah.
Padahal tanpa harus dijelaskan, bunda pasti sudah tahu jika mendongeng jadi sarana yang baik untuk membentuk karakter dan mengasah otak kanan anak.
Mengingat banyaknya manfaat dari kegiatan ini, dalam beberapa tahun terakhir banyak pihak yang mengajak kita untuk melakukan aktivitas ini secara rutin bersama anak. Dan salah satunya adalah Ayo Dongeng Indonesia.
Mochamad Ariyo Faridh Zidni selaku founder Ayo Dongeng Indonesia, yang juga jadi salah satu bagian dari 10 pendongeng terbaik Indonesia. Meluncurkan website AyoID, Tepat pada 3 Desember 2011 lalu. Ayo Dongeng Indonesia sendiri, adalah komunitas sosial yang berkomitmen pada kampanye kegiatan mendongeng bagi anak di Indonesia untuk keceriaan, inspirasi, memotivasi dan pengembangan imajinasi.
Konon gerakan komunitas ini, tercetusnya atas permintaan beberapa peserta belajar mendongeng yang diadakan oleh Mochamad Ariyo Faridh Zidni, atau yang juga akrab disapa kak Aio. Mulai dari Guru, Pekerja Kantoran, Mahasiswa/i, Remaja, dan dari beragam profesi atau latar belakang lain yang menjadi peserta belajar mendongeng. Selain senang dengan dunia anak, dunia cerita (dongeng) dan ingin belajar dongeng, para pelajar dongeng ini ingin sekali mendongeng untuk berbagi cerita dan ceria ke anak-anak yang jauh dari indahnya dunia cerita.
Gerakan ini menjadi lebih dari sebuah ide, ketika keinginan bahwa siapapun dan semua orang bisa mendongeng untuk berbagi cerita, ceria dan imajinasi. Semua bisa dilakukan dengan niat baik tanpa harap apapun.
Bahkan hingga kini, tercatat ada 4 kegiatan yang menjadi kegiatan utama di Ayo Dongeng Indonesia, mulai dari Pop-Up Storytelling (Dongeng Kejutan), Storytelling Class (Kelas Dongeng), Storytelling Campaign (Kampanye Dongeng), Storytelling Festival (Festival Dongeng).
Gerakan ini jadi kegiatan yang memiliki dampak cukup positif, baik kepada bunda yang selama ini sudah mendongeng untuk anak di rumah atau yang masih saja malu-malu dan berpikir bahwa dirinya tak bisa jadi pendongeng yang baik untuk anaknya.
Padahal, “Sebenarnya yang perlu diingat, mereka bisa. Tapi Asumsi mereka sendiri aja, mereka berpikir bahwa mereka itu nggak bisa. Nah tak bisa itu karena mereka membandingkan dirinya dengan pendongeng yang sudah jago, pendongeng yang sudah profesional”.
Kalimat itu adalah pernyataan dari Kak Aio, selaku salah satu pendiri Gerakan Ayo Dongeng Indonesia, yang kami temui disela-sela kegiatan mendongengnya di Perpustakaan Nasional, minggu lalu. Nah, berikut cuplikan obrolan singkat kami bersama dengan Kak Aio.
Sejak kapan Kak Aio mulai mendongeng dan apa yang Kak Aio dapatkan saat mendongeng?
Sudah lama sih, dari tahun 1999. Jadi dari zaman kuliah sampai sekarang. Kalau untuk pengalamannya banyak sih, setiap dongeng itu pengalamannya beda-beda. Jadi lebih banyak belajar, tentang budaya, terus tentang perkembangan anak juga. Jadi tahu, “oh si anak, cerita ternyata lebih cocok yang mana”, “Oh ternyata lebih dekat yang gini, oh ternyata caranya kaya gini”. Jadi sebenarnya ada banyak, dan itu belajar dengan sendiri. Dan akhirnya pengen belajar, gimana caranya untuk bisa begini dan semakin tahu ada banyak yang masih kurang.
Dari banyak kesempatan, kira-kira ada pengalaman yang paling berkesan tidak?
Kata orang sih berkesan, tapi setiap kegiatan sih pasti beda-beda. Paling yang berkesan, dulu waktu mendongeng ke rumah sakit, itu berkesan banget sih. Karena sekali cerita, tapi buat mereka itu terlihat menyenangkan banget, padahal ceritanya sederhana banget. Dan itu jadi pengalaman mendongeng yang paling berkesan banget, salah satunya. Dan semuanya menyenangkan.
Tapi ada sebagian orang yang tidak bisa bercerita, kalau begini kita harus bagaimana kak?
Sebenarnya, gerakan kita itu lebih mengkampanyekan kalau semua orang itu bisa bercerita. Karena bercerita itu mudah, mudah banget. Semudah bercerita ke sahabat atau teman dekat, cuma sebagian orang masih takut. Nggak berani nyoba.
Karena di Festival-festival yang kita bikin, itu yang mendongeng juga orang-orang biasa. Bukan yang setiap hari berprofesi mendongeng. Mereka itu ibu rumah tangga, ibu bekerja, sesederhana itu.
Lalu apa tips sederhana, untuk orangtua yang masih belum berani mendongeng untuk anaknya?
Tips nomor satu, jangan membanding-bandingin, karena setiap orang itu berbeda, setiap orang punya cara bercerita yang juga beda. Dan bercerita itu bisa disampaikan dengan cara sederhana, ya cerita, cerita aja. Yang jelas tujuannya adalah, mau cerita sama anak, mau lebih dekat dengan anak, udah itu pasti bisa deh.
Karena anak juga nggak akan nolak kalau orangtuanya mau bercerita kaya apa. Itu yang harus perlu dipahami. Sebenarnya tak perlu dilatih, asal sering dilakukan nanti orangtua akan tahu. “Oh ternyata bercerita itu seperti ini, oh ternyata anak tuh dengerin kok kalau gue bercerita begini” udah kaya gitu aja. Tapi kalau memang ingin menjadi pendongeng yang tampil diacara besar, ya itu memang perlu dilatih. Tapi kalau untuk mendongeng buat anak dirumah, cukup dilakukan saja.
Dan Menurut Kak Aio sendiri, dari sekian banyak manfaat dongeng apa yang paling berpengaruh pada tumbuh kembang anak?
Sebenarnya ada banyak banget, mulai dari masalah vocabulary, masalah kedekatan, masalah perkembangan emosi, pengembangan karakter anak, yang semuanya bisa disampaikan lewat cerita dan bisa dipelajari bersama. Dan dampaknya positif semuanya, dan akan menjadi negatif ketika orangtua tidak melakukan.
Mendongeng kerap Diidentikkan dengan Ibu, tapi menurut Kak Aio sendiri manakah yang lebih baik, didongengin ibu saja atau kedua orangtuanya?
Sebaiknya anak harus mendengarkan cerita dari kedua orangtuanya, yakni ibu dan ayahnya, dan itu harus. Kalau misalnya, selama ini kebanyakan ibu-ibu, itu artinya yang masih dominan menjalankan peran untuk mengurus anaknya berarti ibunya. Nah, itu yang harus dibicarakan, didalam keluarganya. Nah ini anak tanggung jawab siapa? Karena kan anak itu tanggung jawab berdua. Dan yang melakukan cerita itu ya berarti dua-duanya, sebab anak harus dapat dekat dengan kedua orang tuanya, dan salah satu caranya lewat cerita.
Tapi adakah hal yang membedakan antara cerita yang dilakukan oleh Ibu atau Bapak, dalam hal mendongeng diruamah?
Sebenarnya nggak, sebagian besar sama saja. Kan ada yang bercerita sambil membacakan dengan buku dan ada yang langsung tanpa baca. Sebenarnya semuanya bisa melakukan, dan dua-duanya memang harus melakukan. Karena itu penting buat anak-anaknya juga, karena memang biasanya kecenderungan orangtua yang bapak itu lebih senang bercerita secara langsung, dan ibu itu dengan buku.
Tapi itu dua-duanya penting, nggak ada harusan “Oh ibu cuma bisa yang ini” itu nggak ada. Kalau pakai alat peraga, itu memang akan membantu anak cepat memperhatikan, tapi kadang juga akan buat cepat bosan. Kalau nggak baik dipakainya. Dan hal yang lebih perlu diperhatikan sebenarnya, lebih ke ceritanya. Tipsnya sih, dapat cerita yang lebih cocok pada anaknya. Ceritanya tuh cerita apa, usianya, usia berapa.
Mengingat sudah banyak anak yang bermain pada ranah digital, bagaimana Kak Aio menilai aktivitas dongeng sekarang?
Sebenarnya yang gue lihat, malah makin banyak sih orangtua yang mendongeng. Soalnya kalau ditanya ke teman-teman penerbit, kita ke toko buku aja itu sekarang, buku dongeng makin banyak, makin beragam. Dari konsepnya makin banyak, beraneka ragam dan ceritanya pun makin bagus-bagus sekarang. Dan lebih banyak orangtua yang lebih aware dan sadar kalau kegiatan mendongeng itu nggak hanya kebutuhan untuk anaknya saja, tapi juga pada orangtuanya. Makanya setiap kali kita bikin kegiatan dongeng itu, juga udah semakin banyak yang ikut dengar dongeng, yang ikut mau belajar dongengnya.
Walau sampai sekarang kita masih campaign kalau, mendongeng itu mudah, jangan disamakan sama pendongeng-pendongeng profesional yang udah pada jago. Kegiatan kita mau lebih mensederhanakan dongeng itu.
