Parenting

Jika Ingin Mempunyai Anak Cerdas, Carilah Istri yang Cerdas, Kecerdasan Anak Turun Dari Ibu

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang. Jika Anda ingin mempunyai anak yang cerdas, carilah seorang istri yang cerdas, karena ternyata kecerdasan anak diturunkan dari ibu.

Ibu yang cerdas berpotensi melahirkan anak yang cerdas pula

Menurut Dr. Ben Hamel, seorang ahli genetika dari UMC Nijmegen Netherlands, kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari Ibu. Ibu yang memiliki 23 pasang kromosom XX tentunya lebih berperan dalam menentukan kecerdasan seseorang. Oleh karena itu, Ibu yang cerdas berpotensi melahirkan anak yang cerdas pula.

Namun demikian, tidak selalu kecerdasan 100% diturunkan dari Ibu kepada anaknya. Penurunan sifat ini bisa saja gagal oleh karena beberapa faktor. Salah satu penyebabnya bisa karena kegagalan peleburan kromosom pada saat fertilisasi. Kegagalan ini dapat menimbulkan kelainan yang berupa retardasi mental.

Dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu nutrisi, stimulasi dan genetik atau keturunan

Menurut neurolog sekaligus Kabid Pemeliharaan Peningkatan Intelegensia Kesehatan Depkes RI, Adre Mayza, SpK (K), Seperti dikutif dari detikhealth (25/02/2016), dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu nutrisi, stimulasi dan genetik atau keturunan.

Meski tidak mempengaruhi seutuhnya, namun banyak juga anak yang terlahir cerdas dari orang tua yang cerdas. “Gen ibu lebih banyak berperan pada kecerdasan anak. Kalau anaknya cerdas, biasanya ibunya juga cerdas. Jadi kalau cari suami nggak perlu yang pintar-pintar amat, tapi kalau cari istri kalau bisa yang pintar,” ujar Adre.

6 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tips Ajarkan Dua Bahasa pada Anak

Selain bahasa ibu alias bahasa Indonesia, kini banyak orangtua yang mengutamakan buah hatinya agar memiliki kemampuan berbahasa asing misalnya saja bahasa Inggris. Orangtua berpikir, dengan memiliki kemampuan tersebut, maka akan memudahkan buah hatinya meniti karier di masa depan. Namun kapan sebaiknya mengajari si kecil berbahasa asing? Sejatinya belajar bahasa asing pada anak-anak bisa dilakukan sedini mungkin. Hal ini supaya mereka lebih mudah menyerap kosa kata dan pola bahasa yang dipelajari.

Sebagai contoh, Bun, anak kecil saja bila menonton kartun berbahasa inggris lambat laun tak akan asing bahkan mulai berani berbicara dalam bahasa Inggris. Nah, mengutip Very Well Family, sekitar 12 persen anak di atas usai 5 tahun merupakan bilingual atau bisa berbicara dalam dua bahasa.

Sebuah penelitian menunjukkan, mengajarkan anak dalam dua bahasa jauh lebih mudah jika dilakukan sejak dini. American Speech-Language-Hearing Association menjelaskan ada beberapa keuntungan mengajarkan dua bahasa kepada anak. Mulai dari bisa belajar kata-kata baru dengan cepat, meningkatkan kemampuan mempelajari informasi baru, lebih mudah menyelesaikan masalah, serta punya keterampilan mendengarkan lebih baik.

Sebagai panduannya, berikut ini cara yang tepat yang dapat Bunda lakukan untuk mengajarkan dua bahasa pada anak.

Perdengarkan Suara-suara yang Unik ya Bun

Pada usia dua atau tiga tahun, anak biasanya sedang dalam proses mengenali pola bicara, Bun. Untuk itu cobalah untuk mengajarkan dua bahasa padanya dengan suara-suara yang unik. Di usia tersebut, mereka dengan mudah lebih mengenali suara. Selain itu, menurut Francois Thibaut, Director of the Language Workshop for Children, di New York City, Anda bisa mengajarkan mereka dengan cara memperdengarkan musik lho.

Usahakan Bunda Menciptakan Lingkungan Belajar yang Santai Untuknya

Thibaut mengatakan, cara terbaik untuk mengajarkan bahasa baru pada anak adalah dengan membiarkannya mendengarkan percakapan seseorang yang sudah lancar berbahasa tersebut. Kelak secara alami ia akan mencoba untuk bicara juga. Apalagi anak yang berusia 2 atau 3 tahun juga suka meniru apa yang mereka dengar.

Namun pastikan Bunda dan pasangan pun juga sudah fasih berbicara dengan bahasa yang ingin diajarkan pada anak ya Bun. Hal itu untuk memudahkan si kecil memahami arti dari kata-kata dan frasa yang pendek yang Bunda ucapkan.

Ajarkan Kata Demi Kata

Jika tidak ingin melakukan pelajaran formal kepada anak, Bunda bisa memperkenalkan dasar-dasar bahasa tersebut dengan menunjukkan suatu benda memiliki dua bahasa. Manfaatkan kartu-kartu permainan yang punya dua bahasa dilengkapi dengan gambar. Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan video-video tutorial untuk mengajarkan dua bahasa pada anak di YouTube. Jangan lupa untuk terus mengulang pelajaran tersebut sesering mungkin, agar anak cepat memahami.

Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mengajarkan si kecil lebih dari satu bahasa. Kunci terpenting, Bunda dapat mengajarkan si kecil belajar bahasa asing sebagai bahasa kedua setelah ia menguasai banyak kosakata dari bahasa ibu, ya Bun. Dengan begitu anak tidak kesulitan membedakan kosakata dari bahasa ibu dengan kosakata dari bahasa asing.

6 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Cerita Donna Agnesia Urus Tiga Buah Hati yang Beranjak Remaja

Bun, sebagai seorang ibu, tentu kita punya tantangan masing-masing dalam menjalankan peran ya. Nah, hal ini juga yang dirasakan oleh Donna Agnesia. Perempuan yang menikah dengan Darius Sinathrya ini dikaruniai tiga orang anak yaitu Lionel Nathan Sinathrya Kartoprawiro, Diego Andres Sinathrya dan Quinesha Sabrina Sinathrya.

Sebagai wanita karier sekaligus ibu dengan tiga anak, Donna pun dituntut untuk dapat membagi waktu. Bagi Donna, salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu bekerja adalah memastikan kebutuhan anak-anaknya terpenuhi, meskipun tak bisa mendampingi selama 24 jam.

“Saya pergi keluar rumah, saya pastikan anak-anak di rumah kebutuhannya terpenuhi. Dia tidak pernah kehilangan kasih sayang, walaupun papa mamanya sibuk bekerja,” kata Donna Agnesia seperti dikutip dari Kumparan, Selasa (25/6).

Donna mengatakan seorang ibu harus bisa menguasai banyak hal. Bukan hanya pintar mengatur keuangan dan anak, tapi juga bisa melihat bakat dan masa depan anak-anaknya.

“Aku juga masih belajar terus jadi ibu yang sempurna, paling enggak buat anak-anak saya dan oh ya, happy mom, happy life. Happy mom, happy kids,” tuturnya.

Ia juga mengatakan, sosok seorang ibu pun harus mampu menjadi teman, kakak, bahkan menjadi sosok ayah untuk anak-anaknya. Ia pernah merasakan peran sebagai ayah ketika Darius meninggalkan rumah untuk bekerja dalam waktu yang lama.

Kendati demikian, tanggung jawab untuk mengurus buah hati bukan hanya ada di tangan ibu saja. Kehadiran ayah juga penting untuk tumbuh kembang anak-anaknya.

“Saya bilang ke Darius, ‘kita punya dua anak laki-laki, tapi di rumah isinya perempuan semua, butuh figur laki-laki. Jadi, kalau kamu lagi punya waktu di rumah manfaatkanlah itu untuk quality time sama anak-anak’,” ujar Donna.

Darius pun selalu menanamkan cara menjadi laki-laki yang baik kepada anak-anaknya ketika mereka sedang berkumpul bersama.

“Supaya anak bisa jadi laki-laki yang baik dan membangun keluarga, enggak bisa salah satu. Anak-anak bahagia itu, kalau melihat orang tuanya akur, rukun, gitu kan anak-anak jadi rasakan di keluarga,” tutup Donna Agnesia.

6 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Si Kecil Cenderung Cerdas dan Jenius Bila Punya Lima Ciri-ciri Ini

Semua orangtua percaya bahwa anak-anak dilahirkan dengan kemampuannya masing-masing. Bahkan beberapa diantaranya memiliki keistimewaan yang membuatnya unggul dari anak-anak lain. Anak dengan keistimewaan sering dikatakan anak yang jenius, beberapa orang bahkan terlahir jenius semisal Albert Einstein atau Mozart.

Bun, anak yang dianugerahi kecerdasan diatas rata-rata ternyata menunjukkan tanda-tanda menarik dari sejak ia kecil. Nah, merangkum dari berbagai sumber, ini dia ciri-ciri si kecil terlahir pintar dan jenius, Bun.

Ia Dapat Mengingat Banyak Hal bahkan Tak Takut Bila Diminta Menghapal

Bagi sebagian anak, yang namanya menghapal tentu dapat menjadi tugas yang menakutkan. Sementara untuk mereka yang jenius dan cerdas, menghapal tidaklah sulit. Daya ingat dan daya tangkap mereka bekerja dengan baik karena didukung konsentrasi yang baik juga Bun. Untuk itu bila si kecil terlihat mudah dalam mengingat sesuatu, maka maksimalkan potensinya itu ya Bun.

Ia Juga Cerdas Dalam Berbicara dan Menguasai Bahasa

Ketika anak memiliki kemampuan berbahasa, berarti ia tak hanya piawai berbicara melainkan juga memahami apa yang mereka dengar. Nah, bila si kecil menunjukkan minat membaca buku, ada kemungkinan ia pun tak sungkan untuk menguasai bahasa baru semisal bahasa Inggris. Biasanya, anak yang cerdas akan suka membaca karena dengan membaca, mereka merasa menemukan hal baru dan mereka tampak senang saat memahami hal tersebut.

Lebih Suka Berbicara dengan Orang Dewasa

Bun, anak yang cerdas atau jenius biasanya lebih suka bila diajak berbicara dengan mereka yang lebih tua lantaran ada hal-hal baru yang mereka pahami saat menyimak paparan dari orang dewasa. Bahkan mereka akan suka sekalipun pembicaraan tersebut berlangsung selama berjam-jam.

Untuk itu, bila Bunda melihat tanda-tanda si kecil menikmati percakapan dengan orang yang lebih dewasa dari usianya, biarkan ia melatih rasa penasarannya itu menjadi sesuatu yang menakjubkan, Bun.

Dia Menunjukkan Ketertarikannya pada Seni atau Musik Serta Mampu Konsentrasi dengan Baik

Anak-anak yang memiliki kecerdasan tinggi cenderung baik dalam hal angka, seni, atau musik. Jika biasanya anak-anak memiliki rentang perhatian yang pendek. Namun jika anak Anda jenius, mereka dapat konsentrasi dan fokus pada sesuatu untuk waktu yang lama. Beberapa aktivitas yang dilakoninya seperti membaca atau belajar, akan dilakukan dalam waktu yang lama dan mengerjakan tugas hingga selesai.

Ia Gemar Sekali Bertanya

Anak yang jenius adalah anak yang penasaran. Ia yang cerdas akan jadi sosok yang kritis dan akan menanyakan semuanya karena ia menginginkan pengetahun. Jika anak Bunda banyak bicara dan sering mengajukan pertanyaan, anggap itu sebagai hal baik.

6 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top