Bagi anak dan orangtua, toilet atau potty training adalah salah satu tahapan penting. Sejak bayi terbiasa buang air kecil (BAK) atau besar (BAB) sesuka hati, kini mereka harus belajar untuk melakukannya di kamar mandi.
Kapan sebaiknya latihan itu mulai dilakukan?
Toilet training, begitu istilah populer untuk melatih si kecil ke kamar mandi.
Beberapa anak menunjukkan keinginannya untuk belajar BAB dan BAK di kamar mandi saat usia dua tahun. Ada juga anak yang belum mau melakukannya meski usia mereka sudah 2,5 tahun atau lebih.
Bagaimana orangtua tahu anak siap atau tidak untuk toilet training? Jawab 7 pertanyaan ini
Cobalah jawab pertanyaan berikut ini:
1. Apakah anak terlihat terlihat untuk masuk ke toilet?
2. Sudah bisakah anak mengikuti perintah-perintah yang mudah?
3. Sudah bisakah anak menanyakan pertanyaan-pertanyaan ringan?
4. Apakah anak bisa tidak ngompol selama dua jam atau lebih lama?
5. Apakah anak sudah bisa memberitahu Anda melalui ucapan, ekspresi atau gerak tubuh saat dia ingin BAB atau BAK?
6. Apakah anak merasa tidak nyaman jika pampers mereka basah?
7. Bisakah anak membuka dan menarik celananya sendiri?
Jika pertanyan di atas kebanyakan jawabannya adalah ya, anak Anda bisa jadi siap untuk toilet training. Namun kalau jawabannya kebanyakan tidak, Anda perlu menunggu dulu sebentar.
Kenalkan anak kepada toilet
Mulailah menjelaskan penggunaan toilet, seperti toilet digunakan untuk BAK dan BAB. Katakan kepada anak ketika mulai memakai toilet, berarti dia harus melepas popoknya dan menggantinya dengan celana dalam. Jelaskan pula bahwa anak sudah tidak bisa BAK dan BAB pada popok atau celana dalam. Untuk mempermudah anak mengatakan istilah BAK dan BAB, Anda bisa menggantinya dengan kata ‘pipis’ atau ‘ee’. Jangan lupa untuk menjelaskan pula kedua arti kata tersebut agar anak memahami makna yang sebenarnya.
Sebelumnya Anda perlu memberi contoh
Saat anak sudah bisa buang air kecil atau besar di pispot, waktunya Anda mengajarinya melakukan dua hal itu di kloset. Sebelumnya Anda perlu memberi contoh, mulai dari menurunkan celana, duduk atau jongkok di kloset lalu buang air kecil, menyiram atau flush kloset, membersihkan kelamin dengan air, dan mengerinkan daerah kelamin dengan tisu hingga terakhir memakai celana lagi. Saat memberikan contoh, Anda juga sebaiknya mengatakan langkah-langkahnya dengan bahasa yang anak mengerti.
Lakukan hal itu sebelum anak mencapai usia dua tahun
Ajari anak untuk memberitahu Anda jika dia mau buang air kecil atau besar. Lakukan hal itu sebelum anak mencapai usia dua tahun. Saat anak mulai menunjukkan tanda mau buang air kecil atau besar atau memberitahukan pada Anda, cepatlah memberi respon. Hentikan kegiatan apapun yang sedang dilakukannya dan minta dia pergi ke toilet. Berikan anak pujian karena dia telah memberitahukan Anda dan tidak mengompol.
Gunakanlah pispot untuk anak-anak hingga ukuran tubuhnya mampu menjangkau toilet orang dewasa
Saat mengajari anak untuk mulai memakai toilet, Anda tidak bisa menggunakan toilet normal. Gunakanlah pispot untuk anak-anak hingga ukuran tubuhnya mampu menjangkau toilet orang dewasa. Ajak anak untuk memilih sendiri pispot yang akan dia gunakan. Biarkan dia mencoba berbagai pispot hingga menemukan sebuah pispot yang nyaman. Setelah memiliki pispot, ada baiknya Anda meletakkannya di kamar mandi agar dia bisa terbiasa dengan fungsi toilet.
Kenalkan Peralatan apa saja peralatan yang dipakai saat berada di kamar mandi
Sebelumnya, Anda juga perlu memperkenalkan apa saja peralatan yang dipakai saat berada di kamar mandi untuk buang air kecil atau besar. Misalnya saja, pispot, kloset, flush dan lain-lain.
Ajari anak bagaimana cara membersihkan alat kelaminnya
Setelah dia selesai buang air kecil atau besar, ajari anak bagaimana cara membersihkan alat kelaminnya yaitu dari depan ke belakang. Saat waktunya menyiram atau flush, biarkan anak yang melakukannya. Jangan lupa minta pada anak agar mencuci tangannya.
Konsisten semua keluarga, ini kunci agar anak mau buang air kecil atau besar di kamar mandi
Pastikan seluruh anggota keluarga dan pengasuh anak menerapkan apa yang sudah ajarkan pada anak soal potty training. Jangan sampai hal yang sudah Anda ajarkan itu mereka lupakan. Konsisten adalah salah satu kunci agar anak mau buang air kecil atau besar di kamar mandi.
Kesalahan Mungkin Terjadi tapi jangan memarahi atau menyalahkannya
Meskipun anak akhirnya bisa dan mau buang air kecil atau besar di kamar mandi, bukan berarti ia sudah lulus ujian sepenuhnya. Bisa saja anak tiba-tiba ngompol. Saat hal itu terjadi, jangan memarahi atau menyalahkannya. Katakan saja, “Lain kali ditahan dan cepat ke kamar mandi ya”.
