Bayi memang menggemaskan. Bertemunya selalu saja ingin menciumnya, entah dalam kondisi sehat atau tidak. Tapi hati-hati mencium bayi loh.
Kaiden McCormick ( 2 bulan), bayi asal Inggris, harus dirawat dan dibantu mesin penunjang hidup selama 6 minggu, sebelum akhirnya bayi prematur itu meninggal. Ia mengalami hal tersebut karena ayahnya, Carl Maclaren yang sedang mengalami sakit tenggorokan mencium bibir Kaiden. Akibatnya ia menularkan virus herpes simplex (HSP).
Kebiasaan mencium bayi dengan mulut memang berisiko menularkan penyakit infeksi
Kebiasaan mencium bayi memang berisiko menularkan penyakit infeksi, namun jika dilakukan sembarangan. Pakar mengatakan boleh-boleh saja mencium bayi, hanya saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Beberapa penyakit memang bisa ditularkan melalui ciuman. Sebut saja infeksi mononukleosis, herpes, batuk pilek hingga flu Singapura. Bayi yang dijenguk tak dicium di mulut, lebih baik di pipi atau keningnya. Karena mencium dengan mulut risikonya tertular infeksi lebih besar.
Orang tua memiliki hak untuk melarang anaknya dicium
Memang akan terkesan tidak enak atau sombong, tapi melarang orang lain untuk mencium bayi memang termasuk hak orang tua. Langsung katakan secara jujur bahwa kita sebagai orang tua merasa keberatan kalau anak dicium-cium.
Selain larangan diatas, orang tua perlu membuataturan, demi kesehatan si bayi mungil :
1. Sebelum mencium bayi, pastikan urusan kebersihan
orangtua, keluarga dan siapapun boleh saja menciumnya asal pastikan tangan dan wajah Anda bersih. Selain itu juga Anda tidak sedang sakit.
Berikan ciuman kilat di wajahnya dan hindari mencium bibirnya karena dikhawatirkan dapat mentransfer kuman maupun virus melalui air liur dan udara yang kemudian bisa dihirup bayi.
Hal tersebut berpotensi membawa penyakit Invasive Pneumococcal Disease (IPD) atau infeksi pneumokokus akibat bakteri Streptococcus pneumonia, yang dapat menyebabkan infeksi saluran napas atas dan berpotensi menimbulkan komplikasi radang paru-paru, infeksi bakteri di darah, dan meningitis.
2. Tegas aturan mencium bayi dan jelaskan aturannya dengan seolah si bayi yang bicara menjelaskan atuan
Demi kesehatan si kecil, buang perasaan tidak enak atau takut menyakiti perasaan tamu dengan meminta mereka untuk tidak mencium bayi Anda, terutama di mulut.
Agar mereka tidak tersinggung, sambil menggendong si kecil atau berada di sampingnya Anda bisa mengatakan, seolah si bayi yang bicara, “Om dan tante, tangan dan kakiku boleh disentuh. Tapi gak perlu cium wajahku ya…”
3. Hindari area wajah bayi
Wajah merupakan daerah sensitif. Sebab penyebaran virus selain bisa tertempel, juga bisa terhirup. Pada bayi, virus kuman bisa ditularkan melalui bersin, batuk, dan air liur.
Bahkan selain mencium, sebaiknya, hindari bersentuhan pada area wajah dan tunda berinteraksi dengan bayi, terlebih bila Anda sedang kurang sehat. Bagian tubuh lain seperti kaki bisa dijadikan opsi mencium.
4. Ekstra waspada pada bayi prematur
Aturan tegas mencium bayi ‘naik tingkat’ lebih ekstra bila dihadapkan dengan bayi yang prematur. Salah satu masalah yang kerap ditemui pada BBLR dan prematur adalah mengalami gangguan pernapasan dan lebih rentan terinfeksi kuman akibat daya tahan tubuh yang lemah.
Pada kasus bayi dengan alergi, maka risikonya lebih tinggi dan cepat terhadap infeksi pada kulit bayi, akibat bila bersentuhan kulit langsung dengan orang yang terinfeksi. Begitu pun melalui udara yang terhirup (dari aroma tubuh seseorang) pada bayi yang memiliki asma dapat memicu alergunya kambuh.
5. Waspada penyakit gigi
Dr. Jane Soxman, seorang dokter gigi anak dari Allison Park, Pennsylvania, AS menjelaskan, begitu banyak penelitian mengungkap mencium bibir anak itu tidak disarankan, karena banyak kerugian yang mengintai.
Ciuman bisa menstransfer air liur ibu yang memiliki karies gigi yang mengandung bakteri Streptococcus mutans. Bukan hanya lewat ciuman saja, berbagi sikat gigi dan meniup makanan juga bisa menyebarkan bakteri.
