Melihat Si Kecil tertawa terbahak-bahak menjadi momen yang paling membahagiakan bagi Ayah dan Bunda. Itulah sebabnya para orangtua rela melakukan apa saja demi membuat anaknya senang. Mulai dari membelikan mainan kesukaannya, bermain bersamanya, atau mengajaknya bercanda.
Dilihat dari perkembangannya, salah satu ciri tumbuh kembang anak berjalan dengan baik adalah ia terlihat ceria, aktif dan punya respon yang baik. Jika bunda mendapati si kecil sering murung dan berdiam diri maka harus gunakan cara agar anak ceria kembali. Namun, bagaimana caranya membuat anak tumbuh menjadi orang yang ceria? Yuk, cari tahu penjelasannya di bawah ini.
Lantas Bagaimana Cara Agar Anak Ceria yang Dapat Dilakukan Orangtua?

Karena stress juga bisa terjadi pada anak-anak, dan salah satu pertandanya adalah murung dan terlihat tidak bersemangat untuk membuatnya kembali ceria Bnda bisa lakukan beberapa cara berikut ini.
1. Meski Terdapat Berbuat Salah, Jangan Langsung Beri Label Negatif Pada Anak
Seringkali orangtua secara tidak sar sudah menerapkan pola asuh yang salah kepada si kecil. Mereka langsung memberi anak label negatif atas apa yang sudah diperbuatnya. Misalkan saja ketika ia sedang murung tidak ingin bertemu siapa-siapa. Jangan langsung memberi panggilan “anak kuper”
Bunda bisa mencari tahu dulu penyebabnya. Mengapa anak berlaku demikian, apakah ada yang salah dengan lingkungan bermainnya, keluarga besar atau justru dari dalam dirinya sendiri. Tanyakan kepada anak secara perlahan agar ia mau menceritakan pikirannya secara terbuka dan jujur pada orang tua.
2. Bantu dan Ajari Anak untuk Menemukan Solusi dari Setiap Masalah yang Sedang Dialaminya
Selanjutnya adalah mengajarkan kepada anak bagaimana caranya menemukan penyelesaian di setiap masalah yang datang. Biasanya anak kecil cenderung akan menangis bila dihadapkan dengan suatu masalah, sebaiknya jangan dibiasakan seperti itu. Bunda dapat membantunya si kecil jadi ceria kembali,
Caranya adalah dengan mengajak mereka untuk berpikir positif terhadap segala sesuatu yang sedang dihadapinya. Jelaskan kepada mereka bahwa tidak perlu khawatir atau takut lagi terhadap segala sesuatu yang tengah dihadapinya. Sebab bagaimanapun masalah tersebut tetap bisa terlewati.
3. Jadilah Orangtua yang Mampu Memberikan Anak Rasa Aman
Salah satu indikasi mengapa anak menjadi pribadi yang pemurung adalah karena merasa terancam terhadap suatu hal yang biasa ia temui. Orangtua baik Ayah atau Bunda tentu harus peka dengan hal ini, jangan sampai anak melawan ketakutannya sendiri. Rasa trauma akan membekas sampai ia besar nanti.
Ketika Ayah atau Bunda mengetahui dan sadar akan hal ini sebaiknya langsung tanyakan kepada anak. Ajak si kecil untuk bercerita secara jujur apa yang sedang jadi ketakutannya. Peluk dia, beri rasa aman juga nyaman secara terus menerus. Perlahan ia bisa keluar dari ketakutan berlebihannya tersebut.
4. Berikan Dorong anak Untuk Mendukung Anak Melakukan Hobinya
Saat si kecil merasa sedang gundah dan tidak ceria biasanya ia hanya berdiam diri saja di rumah. Jika hanya berdiam diri saja di rumah justru akan membuatnya semakin memikirkan hal tersebut. Tidak ada penyaluran rasa kecewa atau sakit yang sedang dirasakan. Emosionalnya tetap negatif sepanjang waktu.
Agar emosionalnya terlampiaskan dengan positif bunda bisa memintanya melakukan hobinya. Misalnya mengikuti kegiatan tambahan di sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Ikut kursus atau kegiatan lain yang menuntut pergerakan dari fisiknya. Hal ini bisa membantu tumbuh kembang semakin optimal.
5. Jangan Membebani Anak dengan Memiliki Ekspektasi Berlebihan Terhadapnya
Setiap orang tua pasti punya ekspektasi atau bayangan masa depan untuk anaknya. Hal itu sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan masih sesuai dengan kemampuan si anak. Jangan sampai terlalu ambisius sehingga membuat beban berlebih pada anak. Hal tersebut justru menimbulkan stress mendalam.
Dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang positif sebenarnya baik. Namun jika dilakukan dengan berlebihan tentu juga kurang bagus. Bukannya merasa semakin ceria justru meninggalkan beban pada anak dan membuatnya tidak leluasa dalam menunjukkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Ajak dan Bantu Anak Mulai untuk Mulai Mengatur Time Manajemen
Si kecil juga tetaplah seorang anak-anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang. Jam bermainnya harus disesuaikan dengan porsi belajarnya, Jadwal terlalu padat bisa membuat mereka stress dan jadi pemurung. Sebaiknya orang tua membantu si kecil untuk mulai terbiasa dengan time manajemen.
Melatih si kecil agar bisa menentukan sendiri time manajemen yang bagus dari kegiatan sehari-harinya. Misalnya ada waktu untuk bermain ponsel, kemudian waktu tidur, dan dilanjut dengan kursus atau les tertentu. Biasanya dengan begitu anak-anak lebih santai dan tidak mudah stress.
7. Bangun dan Jalin Komunikasi Dua Arah yang Baik dengan Anak
Tidak semua anak punya hubungan yang baik dengan orangtuanya. Jarak yang tercipta inilah yang membuat komunikasi antara orang tua dan anak jadi semakin renggang. Tidak ada lagi keharmonisan atau waktu bersama berharga yang digunakan untuk saling berkeluh kesah satu sama lain.
Jangan sampai hal ini terjadi pada Bunda dan si kecil. Sebisa mungkin dari kecil terus jaga keintiman hubungan antara ibu dan anak. Ajak mereka agar mau selalu berkomunikasi dan terbuka dengan Ayah Bundanya. Dengan begitu ia sudah memiliki pendengar baik yang setia setiap saat,
8. Dan Selalu Ingat untuk Meluangkan Waktu untuk Quality Time Bersama Anak
Peran keluarga khususnya orangtua memang sangat penting dalam menjaga mental anak. Ketika si kecil sedang dirundung masalah tentu hanya Ayah atau Bunda saja yang bisa menenangkannya. Membuatnya merasa aman dan nyaman.
Sebisa mungkin selalu luangkan waktu sejenak untuk quality time tanpa adanya pengaruh teknologi seperti handphone. Ajak anak-anak bercerita bagaimana hari-hari mereka, apakah perasan mereka bahagia, apa ada cerita yang harus didengarkan agar membuat hati terasa lega.
Punya anak dengan pribadi yang ceria memang sangat menyenangkan. Namun perlu pola asuh yang baik juga konsisten agar bisa mendapatkan hasil maksimal. Konsistensi juga kesabaran tinggi perlu dimiliki oleh ayah ataupun bunda dalam menjalankan prosesnya.
