Istilah tomboy disematkan untuk perempuan yang memiliki karakter atau perilaku seperti laki-laki. Biasanya perempuan seperti ini justru cenderung suka dengan hal-hal yang berbau maskulin mulai dari pakaian, gaya, sampai mungkin pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki. Bunda sering mendapati situasi semacam ini? Atau jangan-jangan si kecil yang notabene perempuan justru terlihat tomboy ya Bun? Tenang ya Bun, jangan khawatir. Sebab ada alasan logis mengapa si kecil jadi terlihat tomboy.
Pertama, berdasarkan sebuah studi dari Child Development, hal ini disebabkan lantaran meningkatnya kadar testosteron selama masa kehamilan serta pengaruh lingkungan sebelum anak perempuan memasuki masa sekolah. Menurut studi ini, semakin banyak paparan testoteron pada si kecil ketika masih di dalam rahim, semakin besar pula kemungkinan ia akan jadi seorang yang tomboy. Tak menutup kemungkinan, saat dirinya tumbuh dewasa, dia akan lebih suka permainan yang umumnya dimainkan oleh anak laki-laki.
Kemudian seperti dikutip di laman WebMD, Melissa Hines, PhD, peneliti dari City University di London mengatakan, faktor lain seperti pendidikan ibu, saudara laki-laki dan perempuan yang lebih tua atau orang dewasa laki-laki di rumah, serta pandangan orang tua terhadap peran gender tertentu, juga dapat memengaruhi munculnya perilaku tomboy lho, Bun. Namun, para peneliti mengatakan bahwa beberapa faktor tersebut belum diperhitungkan mengenai keterkaitan antara testosteron dan perilaku yang ditemukan dalam penelitian ini.
Nah, saat Bunda sudah mengetahui alasan ilmiah mengapa si kecil mungkin bisa berperilaku tomboy, baru Bunda bisa menentukan langkah yang tepat dalam menyikapi kebiasaan si kecil. Satu hal yang diungkapkan penelitian yaitu faktor sosial bisa berdampak pada perilakunya di kemudian hari bisa jadi pedoman bagi Bunda dalam mengarahkan si kecil.
Bunda boleh khawatir, tapi jangan sampai si kecil jadi melewatkan beberapa tahapan dalam masa tumbuh kembangnya. Ya, si kecil harus melewati tahapan baik secara fisik, kognitif, ataupun psikososial. Disinilah peran Bunda dan Ayah sangat krusial dalam mempersiapkan si anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Kendala sudah pasti akan dijumpai. Namun dari sinilah anak belajar untuk berproses. Berikut ini tips-tips yang Bunda perlu lakukan:
Jangan Memaksakan si Kecil untuk Jadi Seseorang yang Dia Tidak Sukai
Ya, Bunda perlu mengakui secara jujur kalau memang si kecil itu tomboy. Tak perlu mengelak ya Bun. Sebab kalau dari hati Bunda saja menolak, justru akan mempersulit fase si kecil nantinya supaya tak kian tomboy. Pahami dirinya Bun, dengan tak memaksanya untuk menjadi seperti yang Bunda mau.
Ajarkan Si Kecil Jadi Sosok Putri Sungguhan
Sebagai orangtua, Bunda bisa coba mengisahkan banyak tokoh perempuan atau puteri yang menginspirasi dunia. Ajak juga si kecil menonton acara fesyen agar lebih terbuka wawasannya mengenai dunia perempuan. Dengan begitu, dia akan tahu kalau menjadi perempuan itu juga sama menyenangkannya.
Kemudian Biarkan Dia Mengadaptasi Gayanya Sendiri
Saat dia mulai bisa menyukai dunianya, biarkan dia mengadaptasi gayanya sendiri. Dia pasti akan dibekali naluri untuk berdandan atau mencoba pakaian ibunya atau apa pun itu. Yang penting, Bunda selalu mendukungnya. Dengan demikian, si kecil akan merasa nyaman saat mengadaptasi gayanya sendiri. Dalam hal ini, dukungan Bunda akan sangat berarti untuknya.
