Parenting

Jangan Menakut-nakuti Anak, Sebaiknya Lakukan Hal ini

Setiap orangtua ingin anaknya menjadi penurut. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan menakuti-bakuti dengan sesuatu yang dianggap  menyeramkan dan menakutkan. Cara menakuti ini memang cukup efektif untuk meredam keinginan anak-anak agar tidak melakukan hal yang tidak berkenan bagi orang tua mereka.

Sebenarnya ketakutan adalah kondisi alamiah yang membantu anak menghadapi pengalaman baru, juga merupakan insting melindungi diri dari bahaya. Tapi, tentu saja orangtua harus bisa memahami ketakutan anak dan mengatasinya.

Jangan menakut-nakuti anak, Sebaiknya beri penjelasan rasional

Sebaiknya jangan menakut-nakuti anak, karena yang Anda lakukan justru menumbuhkan rasa takut anak pada hal-hal yang seharusnya tidak perlu ditakuti. Dari pada menakuti agar anak menaati aturan Anda, sebaiknya beri penjelasan rasional alasan aturan Anda.

Jangan menakut-nakuti anak, berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak

Sebaiknya, berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak seperti kita memberi pengertian kepada orang dewasa karena sesungguhnya anak-anak juga mampu berpikir dewasa. Jika anak tetap memaksa, katakanlah dengan penuh pengertian dan tataplah matanya.

orangtua menakut-nakuti anak tujuannya ingin melindungi anak agar tidak terjadi hal-hal yang bisa menyakitinya, tapi justru dengan terlalu sering menakut-nakuti atau memberitahu dampak negatif dari sebuah perbuatan, kreativitas dan kemandirian anak malah terganggu.

Inilah Dampak Menakut-nakuti pada anak berdasarkan rentang usia:

Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan

Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan hanya akan membuat ia selalu merasa tidak aman dan nyaman. Karena, dengan menakut-nakuti bayi, apalagi selalu berulang diterima, lama kelamaan dia akan menyerapnya. Dalam otak akan terekam bahwa apa yang ditakut-takuti tersebut sehingga si kecil selalu merasa tidak aman dan nyaman.

Menakut-nakuti  Batita

Menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun ( batita)  hanya akan membuat anak tergantung pada orangtua. Anak balita tidak bisa membedakan mana yang masuk akal dan mana yang tidak. Karena itu, apa yang dilihat dan dengarnya sering diserap sebagai sesuatu yang nyata. Sehingga menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun atau batita hanya akan membuatnya tergantung pada orang tua. Akhirnya si anak menjadi sosok penakut.

Menakut-nakuti  Balita

Anak usia 3 – 5 tahun ( Balita) memiliki imajinasi yang sudah berkembang. Rasa takut yang muncul karena selalu ditakut-takuti akan membuatnya mimpi buruk. Sementara ketakutan yang terus menerus dialami akan mengakibatkan anak selalu bingung, cemas dan tegang.

Menakut-nakuti 6 – 9 tahun

Suasana takut akibat serng ditakut-takuti itu terus menatap dalam benak anak, maka proses eksplorasi, bermain dan kegiatan rutinnya akan terganggu serta terhambat. Perasaan takut berlebihan akan merusak kempuan berpikir dan berprilaku secara rasional, terutama dalam pengambilan keputusan.

Menakut-nakuti anak 9 – 12 tahun

Terlalu banyak menakut-nakuti  anak pada usia ini juga berakibat negatif. Banyak energi terbuang percuma karena anak memelihara rasa takutnya yang berlebihan sehingga mengganggu proses belajarnya di sekolah. Dia tak bisa konsentrasi belajar. Yang seharusnya digunakan untuk belajar, jadi digunakan untuk mengatasi rasa takutnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Dampak Menakut-nakuti Anak dan Tips buat Orang Tua Menghindarinya

parenting indonesia, menakut-nakuti anak

Banyak orang tua menakut-nakuti anaknya. Anehnya, tujuan menakut-nakuti agar anak menuruti keinginan orang tua. Padahal mereka tidak sadar beberapa dampak ketakutan pada anak.

Dampak Menakut-nakuti pada anak.

Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan

Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan hanya akan membuat ia selalu merasa tidak aman dan nyaman. Karena, dengan menakut-nakuti bayi, apalagi selalu berulang diterima, lama kelamaan dia akan menyerapnya. Dalam otak akan terekam bahwa apa yang ditakut-takuti tersebut sehingga si kecil selalu merasa tidak aman dan nyaman.

Menakut-nakuti  Batita

Menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun ( batita)  hanya akan membuat anak tergantung pada orang tua. Anak balita tidak bisa membedakan mana yang masuk akal dan mana yang tidak. Karena itu, apa yang dilihat dan dingarnya sering diserap sebagai sesuatu yang nyata. Sehingga menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun atau batita hanya akan membuatnya tergantung pada orang tua. Akhirnya si anak menjadi sosok penakut.

Menakut-nakuti  Balita

Anak usia 3 – 5 tahun ( Balita) memiliki imajinasi yang sudah berkembang. Rasa takut yang muncul karena selalu ditakut-takuti akan membuatnya mimpi buruk. Sementara ketakutan yang terus menerus dialami akan mengakibatkan anak selalu bingung, cemas dan tegang.

Menakut-nakuti 6 – 9 tahun

Suasana takut akibat serng ditakut-takuti itu terus menatap dalam benak anak, maka proses eksplorasi, bermain dan kegiatan rutinnya akan terganggu serta terhambat. Perasaan takut berlebihan akan merusak kempuan berpikir dan berprilaku secara rasional, terutama dalam pengambilan keputusan.

Menakut-nakuti anak 9 – 12 tahun

Terlalu banyak menakut-nakuti  anak pada usia ini juga berakibat negatif. Banyak energi terbuang percuma karena anak memelihara rasa takutnya yang berlebihan sehingga mengganggu proses belajarnya di sekolah. Dia tak bisa konsentrasi belajar. Yang seharusnya digunakan untuk belajar, jadi digunakan untuk mengatasi rasa takutnya.

Jadi lebih baik menghindari menakut-nakuti anak. Apalagi tujuannya hanya untuk  anak menuruti keinginan orang tua saja. Lantas apa yang harus dilakukan para orang tua?

parenting indonesia, menakut-nakuti anak

Tips buat Orang Tua Menghindari Menakut-nakuti Anak

– Stop menakut-nakuti anak dalam bentuk apapun. Jika terpaksa perlu ada penjelasan dari orang tua sehingga anak mengerti
– Di usia bayi, kebutuhan dasar sangat penting diperhatikan yaitu terciptanya rasa aman dan nyaman. Tugas orang tua adalah mengkondisikan suasana lingkungan yang kondusif dengan cara membujuk atau mengajak si kecil dengan kata-kata lemah dan lembut.
– Begitupun dengan batita dan si pra sekolah, membujuknya lebih efektif daripada menakut-nakuti yang jelas tidak ada manfaatnya.
– Kontrol mengatasi rasa takut anak, jangan biarkan si kecil sendiri mengatasi rasa takutnya. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaannya sehingga sehingga latar belakang ketakutannya dapat terungkap.
– Bila rasa takut anak sudah mengganggu aktivitasnya sehari-hari, sebaiknya konsultasikan pada ahli.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top