Perpindahan dari popok ke toilet memang tonggak besar buat anak. Juga merupakan perubahan psikologis yang signifikan pada anak, menandai kemerdekaan baru dan pergeseran hubungan dengan orang tuanya.
Banyak Orang tua tak memahami kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan toilet training pada anak, bahkan beberapa berasumsi bahwa kemapuan tersebut akan dikuasai dengan sendirinya. Padahal, toilet training membutuhkan bimbingan yang intens, waktu dan kesabaran.
Pendampingan pengasuhan yang kurang tepat juga meyebabkan anak tak dilatih ke toilet. Banyak pengasuh yang semata ingin tugasnya dianggap beres sehingga daripada berantakan sampai anak usia 3 tahun ke atas anak masih juga dibantu untuk urusan buang air.
Sebenarnya, toilet training sudah harus diajarkan pada anak usia 21 bulan beberapa bahkan sudah mengajarkan sejak 18 bulan. Prinsipnya, setelah anak bisa duduk, tolet training mulai di kenalkan.
Pentingnya Toilet Training pada anak
Tolet Training terkait dengan banyak hal sehingga keterlambatan akan berdampak pada hal lainnya, diataranya:
1. Tanggung Jawab
Anak yang dibiarkan tak menguasai kemampuan ini tepat pada waktunya akan mempengaruhi rasa tanggung jawabnya. Anak akan terkondisi mengandalkan orang untuk membereskan urusannya. Dampak ini akan terbawa terus bahkan hingga dewasa.
2. Kebersihan Diri
Anak terbiasa mengabaikan kebersiahan diri. Meski celananya basah karena kencing,ia masih menunggu bantuan dari orang lain. Akibatnya muncul iritasi bahkan bukan tidak mungkin infeksi akibat kekurangpeduliannya terhadap kebersihan.
3. Antisipasi
Tolet training juga mengajari anak untuk antispasi. Begitu terasa BAK/BAB ia harus segera ke toilet.Tidak terlatihnya kemampuan antisipasi akan menimbulkan masalah baru kelak.
4. Bahan Ledekan
Bila kemampuan ini tak kunjung dikuasai anak sampai usia prasekola atau bahkan usia sekolah, anak akan jadi bahan ledekan temn-temannya dan akhirnya mempengaruhi rasa percaya diri serta konsep dirinya.
