Saat Kania pertama kali membawa pulang putrinya Trista dari rumah sakit, ia merasa sangat bahagia sekaligus sangat khawatir. “Hari pertama saya membawanya dari rumah sakit adalah masa yang terberat. Bagaimana saya bisa mengganti kasa pembalut tali pusarnya tanpa melukainya? Apakah ia bernapas dengan baik? Apakah fesesnya yang berwarna kuning seperti mustard dianggap normal?” Ibu baru lainnya memusingkan masalah menyusui (seberapa banyak? seberapa sering?), memakaikan baju (sarung tangan atau tidak?), dan waktu yang tepat membawa bayi mereka keluar rumah (sebelum usia satu bulan? Dibedong rapat atau tidak?). Kadangkala, ketakutan terbesar Anda adalah: apakah semua kekhawatiran saya membuat gila? Sama sekali tidak! Kami jabarkan berbagai ketakutan terbesar para ibu baru. Baca dan coba untuk bersantai sedikit. Kemungkinan besar, Anda dan bayi Anda akan baik-baik saja.
1. Saya takut salah menggendong dan akan membuatnya terluka.
“Saat saya pertama kali membawa Donny pulang, saya pikir saya harus terus menimangnya agar ia tidak menangis. Tapi di satu sisi, saya bingung bagaimana saya harus menggendongnya,” ujar Diena di Bogor. Kebanyakan para ibu baru memang memiliki kekhawatiran bagaimana cara menggendong yang terbaik agar bayi merasa nyaman. Padahal kenyataannya, para bayi tidak serapuh yang Anda kira. “Saya sering melihat banyak ibu baru yang menggendong bayi mereka seperti sedang membawa barang pecah belah,” ujar Dr. Fajar Subroto, SpAK, dokter anak di RS Puri Cinere, Jakarta. Padahal sebenarnya, bayi justru merasa lebih nyaman saat Anda percaya diri dan menggendong atau mendekapnya dengan erat dan lembut, daripada tampak takut-takut.
2. Saya takut ia berhenti bernafas
“Untungnya bayi saya tidak banyak terbangun di malam hari, tapi satu minggu pertama saya hampir tidak bisa memejamkan mata karena setiap lima menit, saya pasti melihat apakah ia masih bernapas,” ujar Lidia, ibu dari Yesha yang berusia 8 bulan. “Saya sangat khawatir karena membaca tulisan mengenai SIDS.” Sudden infant death syndrome atau kematian mendadak pada bayi memang bisa menjadi hal yang menakutkan bagi para orang tua baru tapi dengan semakin banyak rekomendasi pencegahan SIDS (seperti saran agar bayi tidur terlentang dan tidak ditelungkupkan), akan membantu Anda mengurangi rasa khawatir tersebut. American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan Anda menjauhkan guling dan boneka dari tempat tidur bayi.
3. Saya takut ia tidak cukup mendapatkan asupan makanan
“Saya berusaha memberi ASI eksklusif pada bayi saya. Tapi saya jadi tidak bisa mengetahui seberapa banyak ASI yang sudah ia minum. Ujung-ujungnya, saya terobsesi menghitung berapa banyak popoknya yang basah terkena pipis atau pup setiap hari, serta membandingkannya dengan infomasi yang ada di buku panduan bayi,” ujar Sari di Depok. Sebenarnya, yang dilakukan Sari sudah tepat. Dengan menghitung berapa kali si kecil ganti popok dalam sehari, Anda bisa mengetahui apakah bayi Anda sudah cukup mendapatkan asupan makanan. “Idealnya, bayi harus buang air setidaknya 6 kali dalam satu hari,” ujar Dr. Toto Wisnu H, SpAK, dokter anak di RSAB Harapan Kita. Bayi yang minum dari botol memang bisa dengan mudah dihitung berapa banyak asupan susunya, tapi jika Anda menyusui, pastikan si kecil menyedot dan menelan dengan baik (dengarkan suara ia menelan) dan lihat pertumbuhan berat badannya setiap bulan. Jika ia mengalami kenaikan yang cukup (sekurangnya 500 gram per bulan), maka bayi Anda tidak kekurangan makanan. Jangan lupa untuk menyusuinya setidaknya setiap dua jam sekali.
4. Saya takut ia terserang sembelit
Kebanyakan orang tua baru sangat khawatir jika bayi mereka tidak buang air besar selama beberapa hari, atau bahkan buang air besar cukup sering dalam satu hari. Sebenarnya, ukuran buang air yang normal bagi bayi cukup beragam. Bayi yang menyusu ASI jarang terserang sembelit karena ASI sangat mudah dicerna oleh bayi. Dan bayi yang diberi ASI eksklusif bahkan bisa tidak buang air besar hingga satu minggu lamanya, dan ini adalah hal yang normal. Anda boleh curiga ia sembelit jika fesenya terlihat padat atau kering.
5. Saya takut apa yang saya konsumsi tidak cocok bagi anak saya (saat saya memberinya ASI)
“Saat saya bertanya pada ahli medis apakah boleh saya minum air soda karena saya sedang menyusui, ia melihat saya dengan tatapan kaget,” ujar Nuri, ibu dari Azka yang kini berusia 2 tahun. Menurut Dr. Amru Harahap, SpOG, meski benar bahwa apa yang Anda makan dan minum akan disalurkan oleh ASI pada bayi Anda, sebenarnya konsumsi makanan atau minuman apapun, asalkan dalam jumlah yang sedikit tidak akan berbahaya bagi bayi Anda. Tapi untuk mencegah bayi mengalami kolik, hindari makanan yang mengandung susu atau gas (seperti brokoli). Ini akan sangat membantu. Kolik sendiri hingga kini belum diketahui penyebabnya secara pasti, dan belum ada fakta yang menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah apa yang Anda makan.
6. Saya takut ia jatuh sakit
Meski Anda tidak bisa selamanya melindungi si kecil dari kuman dan penyakit, menjauhkan bayi dari keramaian atau dari orang yang sedang sakit adalah tindakan yang bijaksana. Mengapa? Karena saat bayi mengalami demam tinggi, ini bisa lebih serius dibandingkan demam sebagai gejala terserang flu karena sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna. Biasakan untuk mencuci tangan sebelum menggendong bayi bagi semua orang tanpa kecuali, dan jangan bawa si kecil ke tempat keramaian pada satu bulan awal kehidupannya. Akan tetapi, Anda juga sebaiknya tidak terlalu paranoid dan membiarkan si kecil mendapatkan udara segar dengan menimangnya di teras untuk mengganti suasana kamar.
7. Saya takut ia terlihat… aneh!
Heran melihat wajah bayi Anda yang baru saja lahir ke dunia? Ia memang terlihat jauh dari imut, apalagi menggemaskan. Ini karena ia baru saja melewati masa persalinan yang melelahkan, dan ia terlihat aneh dengan sisa air ketuban dan selaput lemak pada kulitnya. Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk mengejan saat melahirkan Freyja, putri kedua saya secara normal. Alhasil, saat ia lahir, ia tampak sedikit membiru dan matanya bengkak karena trauma persalinan. Tapi beberapa minggu kemudian, saat ia mulai bisa beradaptasi dengan dunianya yang baru di luar rahim dan mulai bertambah berat, ia menjadi bayi mungil menggemaskan seperti yang saya harapkan. Meski demikian, Anda tetap perlu melihat jika bayi Anda mengalami ruam atau bahkan timbul jerawat di wajahnya. Meski ini juga hal yang cukup wajar, konsultasikan dengan dokter anak.
8. Saya takut kami tidak bisa membentuk ikatan kedekatan yang kuat
Minggu-minggu pertama hidup dengan bayi terasa kabur dari ingatan saya. Yang saya ingat hanyalah tangisan yang tanpa henti dan begadang setiap malam. Menjalin ikatan? Sepertinya tidak juga. Kebanyakan ibu baru sangat berharap bisa langsung membentuk ikatan batin yang kuat dengan bayi mereka begitu si bayi lahir ke dunia. Dan saat kenyataannya tidak demikian, Anda merasa telah menjadi ibu yang buruk. Sesungguhnya, tidak semua ibu akan langsung bisa membentuk keterikatan kuat dengan bayi mereka. Kurang tidur, awal menyusui yang membingungkan (dan sering menyakitkan), dan bahkan depresi pasca melahirkan adalah salah satu penyebabnya. Tapi selama Anda mendapat dukungan penuh (dari suami, orang tua, mertua dan dokter), Anda dan bayi Anda akan baik-baik saja dengan dunianya yang baru di luar rahim dan mulai bertambah berat, ia menjadi bayi mungil menggemaskan seperti yang saya harapkan. Meski demikian, Anda tetap perlu melihat jika bayi Anda mengalami ruam atau bahkan timbul jerawat di wajahnya. Meski ini juga hal yang cukup wajar, konsultasikan dengan dokter anak.
Sumber: parentsindonesia.com
