Parenting

Inilah 4 Hal Yang Membuat Anak Telat Mandiri Bunda. Stop Melakukannya Sebelum Anak Berusia 13 Tahun!

Sebagai orang tua tentu kita tidak menginginkan buah hati tumbuh menjadi sosok yang tak mandiri dan selalu tergantung pada orang lain. Hal itu akan menjadi hal yang kurang mengenakkan karena akan banyak yang mengira bahwa anda sebagai orang tua tidak bisa mendidik anak. Jangan hanya karena alasan sayang pada buah hati membuat anda selalu menuruti apa yang diinginkan oleh anak. Tak heran bila anak tumbuh menjadi sosok yang bahkan tidak bisa mengurusi dirinya sendiri, meski sebenarnya dia telah sangat mampu melakukannya.

Memiliki anak yang mandiri dan bisa diandalkan saat telah dewasa nanti tentu menjadi kebanggaan setiap orangtua. Bukan hanya berpangku tangan dan menunggu  perkembangannya, orangtua juga harus mendidiknya dengan tepat agar anak menjadi sosok yang mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebaiknya orangtua berhenti melakukan 4 hal ini sebelum anak berusaha 13 tahun.

Agar Anak Bisa Mandiri, Jangan Biasakan Si Kecil Bangun Pagi Dengan Bantuan Atau Omelan Dari Orangtuanya Terlebih Dahulu

Pada umumnya anak-anak yang berusia lima tahun sudah bisa bangun sendiri, terlebih lagi jika anda memberinya jam weker. Untuk menyiasatinya anda bisa membelikan jam dengan bunyi alarm yang menarik, dengan demikian anak akan semangat untuk bangun pagi tanpa bantuan anda. Bayangkan saja jika sampai usia 13 tahun masih harus dibangunkan, lalu kapan anak bisa mandiri? Maka dari itu, mulai sekarang ajarkan anak bangun pagi sendiri sejak dini.

Berhentilah Mengambil Peran Penuh Saat Menyiapkan  Sarapan Anak. Dengan Arahan Dan Pengawasan Penuh Dari Anda, Ajari Dia Untuk Lebih Mandiri!

Saat anak berusia lima tahun ke atas, anda bisa mulai melatih kemandiriannya. Seperti menyiapkan sarapan sendiri misalnya. Dalam hal ini si anak tidak perlu memasak sendiri, tetapi bisa membuat sarapan sendiri seperti mengoleskan mentega pada roti. Meski masih belepotan sebaiknya biarkan saja, jangan sekali-kali dimarahi atau langsung dibantu. Cukup arahkan saja dengan berkata, “Tidak apa-apa Nak!”

Sesekali anda juga harus mengenalkan pisau padanya dengan cara membiarkan dia memotong roti atau buah sendiri. Tentunya dengan arahan dan pengawasan penuh dari anda. Selain itu, sesekali kenalkanlah anak anda dengan kompor, anda bisa mengajarinya untuk menggoreng telur sendiri. Dengan demikian ketika anak telah memasusi fase remaja, dia sudah bisa mempersiapkan sarapannya sendiri.

Jika Barangnya Ketinggalan, Maka Biarkan Saja! Hal Ini Akan Membuat Anak Menyadari Kesalahannya

Jika anak terlambat bangun biasanya akan ada keperluan sekolahnya yang ketinggalan. Anda sebagai orangtua jangan sesekali memiliki niat untuk mengantarkannya ke sekolah, tetapi biarkanlah dia berusaha sendiri. Apakah itu terkesan jahat? Tentu tidak, justru dengan anda bersikap demikian maka anak akan menyadari kesalahan dan keteledorannya. Sebaliknya jika anda selalu membantu untuk mengantarkan barang yang tertinggal di rumah ke sekolah maka anak tidak akan pernah belajar dari kesalahannya. Bisa jadi dia akan mengulangi keteledorannya untuk yang kesekian kali karena berharap anda akan mengantarkannya jika barangnya tertinggal lagi.

Lalu kapan dia akan bisa belajar untuk bertanggungjawab? Maka dari itulah, jangan selalu membantu anak yang keperluannya tertinggal di rumah, tetapi ajarkanlah untuk selalu memeriksa barang-barangnya sebelum dia berangkat ke sekolah.

Jadilah Pengamat Di Group Whatsapp Kelasnya. Bila Dia Melakukan Kesalahan Di Sekolah, Jangan Meminta Pada Gurunya Untuk Memberikan Kompensasi Khusus!

Anda sebagai orang tua harus mengamati group whatsapp yang dibuat oleh pihak sekolah agar mengetahui perkembangan anak selama di sekolah. Misalnya ketika ada pekerjaan rumah, jadwal seragam yang harus dikenakan dari hari Senin sampai Sabtu, dan informasi lainnya. Nah bila suatu saat anak lupa tidak mengerjakan PR atau salah memakai seragam, maka jangan sekali-kali anda meminta izinkan kepada guru. Karena anak sudah mendapat pemberitahuan terlebih dahulu sebelum diumumkan di group whatsapp yang dibuat oleh pihak sekolah.

Jika anda selalu berbuat seperti itu, maka anak anda akan merasa tidak memiliki tanggungjawab. Tal heran bila dia akan terus mengulangi perbuatan yang sama. Lalu kapan mandirinya? Pasti tidak mau kan jika anak yang begitu anda sayangi tidak bisa mandiri? Memang terkadang untuk mengajarkan kemandirian pada anak, seringkali kita sebagai orang tua harus membiarkan  buah hati belajar dari kesalahannya sendiri. Meski terkadang orangtua tidak tega, tetapi demi anak maka kita harus melakukannya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Kemandirian Jadi Penentu Masa Depan, Inilah yang Harus Dilakukan Orang Tua agar Memiliki Anak Mandiri

Bukan hanya karena tak akan mereportkan orangtua, mendidik anak mandiri penting sekali, karena akan bermanfaat untuk masa depan anak kelak. Karena, biar bagaimanapun tanggung jawab dalam hidupnya harus dipupuk sejak dini supaya ketika dewasa bisa menyelesaikan masalah sendiri. Orang tua perlu membiasakan si kecil mengambil keputusan dan tidak memaksakan keinginan pada anak. 

Sebelum Melatihnya, Orangtua Perlu Memahami Ciri-ciri Anak Mandiri

Semua orang tua pasti ingin memiliki anak yang mandiri agar dapat tumbuh dengan baik. Membangun kemandirian merupakan salah satu aspek perkembangan setiap anak. Memiliki sikap mandiri, memudahkan si kecil mengontrol hidupnya. Terdapat beberapa ciri-ciri menandakan si kecil mandiri yaitu: 

1. Si Kecil Sering Berinisiatif untuk Melakukan Sesuatu 

Sebagian besar anak memang tidak suka disuruh melakukan tugas tertentu. Tetapi, anak sikap mandiri langsung berinisiatif menyelesaikan tanpa suruhan orang tua. Misalnya membereskan mainan setelah selesai digunakan. 

Melatih sikap mandiri pada anak dengan membiarkannya melakukan tugas-tugas ringan. Si kecil mandiri langsung membereskan tempat tidur tanpa disuruh. Gosok gigi dan mandi pagi tanpa dipaksa orang tua. Jika tindakan ini dikerjakan anak, berarti anak sudah masuk ke tahap mandiri.

2. Ia Juga Suka Mengeksplor Lingkungan Sekitar

Sikap anak kecil suka menjelajah atau mengeksplorasi lingkungan. Sebab di umurnya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan senang mencoba hal baru. Biasanya anak seperti ini akan tumbuh menjadi pribadi mandiri baik di rumah maupun lingkungan luar. 

Anak juga sering bertanya tentang apa yang tidak diketahuinya. Mengajukan pertanyaan penting sekali untuk pertumbuhan si kecil. Orang tua dapat mendampingi si kecil untuk memberikan jawaban agar rasa ingin tahunya terpenuhi. 

3. Berani dalam Melakukan Hal-hal Baru yang Belum Pernah Ia Coba 

Anak dengan rasa takut dapat tumbuh menjadi pribadi tidak mandiri. Takut berenang, takut beli jajan sendiri dan hal lainnya yang seharusnya dapat dilakukan tanpa didampingi orang tua. Kondisi seperti ini harus diwaspadai agar ke depannya semakin berani. 

Si kecil yang memiliki sifat tidak takut mengambil risiko cenderung mempertahankan sikap ini sampai dewasa. Sebagian orang tua mungkin merasa khawatir karena tidak ada rasa takut. Namun, hal ini membawa dampak positif bagi si kecil. 

4. Selalu Senang Bermain Meski Sendiri 

Anak senang bermain sendiri, bukan berarti tidak suka bergaul. Maksudnya di sini si kecil tidak mudah merasa bosan ketika sendiri. Karena banyak aktivitas dapat dilakukan meskipun tanpa teman-temannya atau ditemani orang tua. 

Orang tua dapat merekomendasikan permainan yang menyenangkan namun bermanfaat. Tidak harus selalu bersama orang lain agar ia tumbuh menjadi pribadi mandiri. Bayangkan saja jika selalu ditemani orang tua, maka ayah atau ibu sulit mengerjakan hal lain yang tak kalah penting. 

Untuk Itu, Inilah Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Membentuk Pribadi Anak Mandiri 

Mengajarkan dan melatih anak memang bukan pekerjaan mudah. Saat anak menjadi pribadi mandiri maka beban pekerjaan orang tua lebih mudah. Jadi, jangan terlalu memanjakan anak dengan selalu menyiapkan kebutuhannya. Dapat menerapkan langkah berikut dalam melatih si kecil mandiri. 

1. Coba Beri Anak Tanggung Jawab untuk Melakukan Suatu Hal

Tanggung jawab dimaksudkan di sini adalah yang bersifat ringan dan dapat ditangani si kecil. Tidak diharuskan anak memasak atau mencuci baju. Tetapi, membereskan tempat tidur, meletakkan sikat gigi pada tempatnya adalah tanggung jawab sebaiknya diberikan pada anak. 

Meletakkan sandal dan sepatu di raknya. Baju di lemari disimpan dengan baik serta mengambilnya harus pelan. Mengemas tas sendiri dan kegiatan ringan lainnya. Anak melakukan sendiri tanpa perlu mengganggu orang tua semakin hari bertambah mandiri. 

2. Biarkan Anak Membuat Keputusan Agar Terbiasa Memecahkan Masalahnya Sendiri

Biarkan si kecil membuat keputusan pada apa yang diinginkan. Misalnya saat ke supermarket, tanyakan makanan atau minuman sesuai keinginan anak. Biarkan dia memilih sendiri. Bisa juga menanyakan pada anak makanan apa ingin dimakan malam hari.

Tanyakan pada si kecil memilih menyelesaikan pekerjaan rumah atau mandi terlebih dulu. Ingin mengenakan baju lengan panjang atau pendek. Sering bertanya membuat si kecil merasa diberi kesempatan menentukan pilihan dan membuat keputusan.

3. Izinkan Anak Membuat Kesalahan, Maka ke Depan Ia Bisa Belajar

Hidup ini semua manusia pernah berbuat kesalahan. Tidak terkecuali anak kecil yang banyak belum tahunya. Jangan langsung memarahi dan memukulnya saat berbuat salah, sebaiknya berikan pemahaman bahwa itu tidak benar.

Ajari si kecil belajar dari kesalahan tersebut agar ke depannya berubah menjadi lebih baik. Jangan fokus pada kegagalan supaya anak tidak merasa minder. Berikan kepercayaan padanya bahwa kesempatan berikutnya bisa dimanfaatkan dengan baik. 

4. Berikan Dorongan dan Motivasi untuk Melatihnya Jadi Anak yang Mandiri

Orang tua memiliki peran dalam mendukung dan memotivasi si kecil menjadi pribadi mandiri. Tanpa hal ini, maka keinginan memiliki si kecil mandiri tak pernah didapatkan. Umpan balik positif sangat dibutuhkan si kecil untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 

Apapun yang ingin dilakukan sendiri, beri ia kesempatan. Jangan langsung melarang karena tidak percaya anak dapat melakukannya. Jika hal ini terjadi, malah semakin menghambat anak. Ke depannya banyak hal tidak ingin lagi diselesaikan si kecil. 

5. Latih Si Kecil Memecahkan Masalah dan Mencari Jalan Keluarnya

Meskipun masih kecil, anak harus diajarkan cara menyelesaikan masalah sendiri. Ini akan membentuk pribadi mandiri sebab tidak selalu bergantung pada orang tua. Misalnya ada kesalahpahaman dengan teman tentang mainan, ajari anak langkah pemecahan masalah. 

Bagaimana sikapnya menghadapi kesalahpahaman dan hal yang seharusnya dilakukan. Jangan menuduh anak secara negatif supaya dia nyaman bercerita semua hal pada orang tua. Karena tanpa dukungan dari ayah dan ibunya, pada siapa lagi si kecil belajar. Itulah langkah-langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan pribadi anak mandiri. Ingat tidak ada proses instan, semuanya membutuhkan waktu dan proses. Karena itu sangat disarankan diajarkan sedini mungkin.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top