Indonesia harus kehilangan 73.000 bayi yang meninggal setiap tahunnya. Itulah data dan fakta dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang harus kita telan. Artinya, setiap Tahun Indonesia kehilangan 73.000 bayi yang meninggal sebelum melewati 28 hari pertama kehidupannya. Dengan kata lain, terhitung 200 bayi meninggal setiap harinya. Ya, 200 bayi. Setiap hari.
Faktor-faktor resiko terbesar bayi lahir mati
Kematian pada bayi disebabkan beberapa faktor. Berikut adalah faktor-faktir yang menyumbangkan resiko terbesar bayi lahir mati.
1. Kelahiran prematur
Ini adalah faktor risiko terbesar untuk kematian neonatal. Perawatan yang tepat pada kelahiran ini dapat memiliki dampak besar untuk mengurangi resiko dan menurunkan tingkat kematian bayi prematur. Sebagai contoh, secara medis, dapat diberikan pemberian steroid antenatal bagi perempuan yang mengalami persalinan prematur. Selain itu, perlu diadakannya instalasi perawatan intensif neonatal canggih yang mungkin tidak tersedia di beberapa bagian di Indonesia.
2. Usia ibu
Tingkat kematian neonatal lebih tinggi pada bayi yang lahir dari wanita di bawah usia 25, dan wanita di atas usia 40. Berdasarkan penelitian Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, wanita berusia 40 atau lebih adalah 1,3 kali lebih mungkin untuk memiliki kematian neonatal dibandingkan dengan wanita berusia 25. Prosentase lahir mati meningkat dengan bertambahnya usia ibu dari 4,6 pada kelompok usia 25- 29 tahun menjadi 7,6 untuk ibu berusia 40 atau lebih. Namun, penelitian yang berbasis di Inggris terbaru justru menunjukkan bahwa resiko kematian bayi lebih tinggi pada kehamilan wanita yang lebih tua. Hal ini dikarenakan bayi dengan kelainan bawaan diketahui terjadi lebih sering pada kehamilan wanita yang lebih tua. Selain itu, tindakan induksi persalinan pada wanita hamil lewat 41 minggu dapat mengurangi risiko kematian perinatal
3. Obesitas
Seorang ibu dengan BMI ≥30 memiliki risiko bayi lahir mati dan kematian neonatal lebih besar dan mungkin sebanyak dua kali lipat.
4. Merokok
Kebiasaan ini menyebabkan peningkatan risiko bayi lahir mati yang mengarah pada pembatasan pertumbuhanm tetapi bukan sebagai faktor independen. Hal ini meningkatkan risiko kematian neonatal, termasuk menambah risiko kelahiran prematur.
5. Penyakit kronis
misalnya, diabetes, gagal ginjal, hipertensi, hemoglobinopati, penyakit rhesus, trombofilia, sindrom antifosfolipid. Diabetes yang ada meningkatkan risiko bayi lahir mati secara signifikan, sedangkan diabetes gestasional tampaknya tidak meningkatkan risiko.
6. Infeksi
misalnya, eritema infectiosum, varicella, campak
7. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkoba , terutama kokain
8. Pre-eklampsia dan perdarahan antenatal meningkatkan risiko bayi lahir mati
9. Komplikasi intrapartum
seperti malpresentation atau persalinan macet, memberi risiko tinggi kematian perinatal.
10. Kelahiran kembar
Risiko kematian perinatal adalah 2-5 kali lebih tinggi untuk ibu yang melahirkan bayi kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal, sebagaimana disebutkan dalam The North of England Survey of Twin and Multiple Pregnancy. Tingkat kematian bayi lahir mati dan neonatal secara signifikan lebih tinggi pada kembar monokorionik daripada di kembar dikorion
11. Hamil beberapa kali
Wanita nulipara memiliki risiko lebih tinggi dari bayi lahir mati daripada wanita multipara di semua usia. Kehamilan ketiga dan berikutnya memiliki risiko lebih tinggi dari kehamilan kedua.
12. Kelainan bawaan meningkatkan risiko bayi lahir mati dan kematian neonatal
Jika kelainan ini dapat dihindari, maka dapat dihilangkan dari faktor risiko. SANDS – Stillbirth and Neonatal Death Society menyebutkan bahwa kurang dari 10% dari lahir mati disebabkan oleh kelainan bawaan.
13. Berat lahir rendah sangat terkait dengan kematian neonatal dan kematian bayi
Hal ini saling terkait dengan faktor-faktor lain, seperti prematuritas, kehamilan ganda, merokok. Pada tahun 2012, ada 173 kematian per 1.000 kelahiran hidup untuk bayi berat lahir sangat rendah (<1500 gram), 35,2 per 1.000 bayi berat lahir rendah (<2500 g), dibandingkan dengan 1,3 per 1.000 bayi berat lahir normal. Angka-angka ONS adalah untuk kematian bayi secara keseluruhan, yaitu kematian sampai dengan tahun pertama kehidupan, tetapi kematian neonatal menunjukkan kecenderungan yang sama.
14. Faktor sosial.
Kurangnya lapangan kerja menyumbang ke dalam risiko bayi lahir mati. Kemudian janji pemesanan antenatal masa 13 minggu dikaitkan dengan peningkatan risiko bayi lahir mati
Selain kematian neonatal, kematian bayi juga dapat disebabkan oleh kematian mendadak atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrom) yang terjadi bila bayi yang sebelumnya sehat, biasanya lebih muda dari usia 6 bulan, ditemukan tewas
15. jaminan persalinan bagi setiap ibu hamil dan jaminan kesehatan untuk ibu dan bayi baru lahir
Selain itu kurangnya jaminan persalinan bagi setiap ibu hamil dan jaminan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Untuk myadarkan para ibu lainnya atas kematian mendadak pada bayi, kita bisa mendorong pemerintah agar jaminan persalinan bagi setiap ibu hamil dan jaminan kesehatan untuk ibu dan bayi baru lahir.
Untuk ikut mendorong pemerintah, Kita bisa ikutan terlibat mengisi isi petisi STOP kematian bayi disini. Karena tidak boleh ada bayi yang terlahir untuk mati!
