[nextpage title=”1″ ]
Menjadi ibu rumah tangga memang benar-benar menyita perhatian saya. Bukan hanya mengurus suami dan anak, tapi saya pun memiliki tanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga.
Mungkin rasanya terlalu sibuk mengurusi hal ini dan itu sampai lupa waktu untuk diri sendiri. Padahal sangat penting untuk memiliki me time. Hai Para Ibu, Khususnya Full Time Mom, Ini Pentingnya “Me Time” yang Mungkin dianggap Sepele.
Seperti katakan Anna Surti Ariani, psikolog dari Medicare Clinic di pesona.co.id, “Me time adalah sarana untuk membebaskan diri dari rutinitas sehari-hari guna mendapatkan energi baru untuk menghadapi rutinitas itu lagi,”
Apa saja hal yang bisa terjadi jika Ibu tidak pernah diberi waktu “Me Time!” yakni waktu untuk dirinya sendiri?
[/nextpage]
[nextpage title=”2″ ]
1. Ibu tak punya me time bisa jadi sebenarnya ia tengah memendam depresi yang bisa meledak sewaktu-waktu
Seorang Ibu yang tidak diberikan kesempatan untuk me time, mungkin terlihat baik-baik saja di dalam, tapi bisa jadi sebenarnya ia tengah memendam depresi yang bisa meledak sewaktu-waktu.
Hal ini tidak akan terjadi jika ia memiliki kemampuan untuk menyalurkan keinginan-keinginannya, misalnya dengan menulis, membuat karya, dllsb. Akan tetapi untuk istri yang tidak memiliki kemampuan me time, besar kemungkinan ia akan mengalami stress.
[/nextpage][nextpage title=”3″ ]
2. Merasa menyesal menikah karena sepanjang pernikahan, ia merasa kehilangan dirinya sendiri, tidak mempunyai waktu pribadi
Ini benar terjadi, ada Ibu yang merasa menyesal menikah hanya karena ia merasa diperlakukan tidak adil oleh suami dan anaknya, ia merasa tidak puas dengan kehidupan pernikahannya meski sang suami memenuhi segala sesuatunya, dari mulai rumah, kendaraan, pakaian, dan segala macam perhiasan.
Ternyata penyebabnya sepele, karena sepanjang pernikahan, ia merasa kehilangan dirinya sendiri, tidak mempunyai waktu pribadi untuk melakukan apa yang ia senangi, tanpa embel-embel status sebagai istri ataupun ibu.
[/nextpage][nextpage title=”4″ ]
3. ibu melampiaskan kemarahannya pada anak-anak
seorang ibu yang depresi karena tidak memiliki waktu pribadi selama pernikahan akan melampiaskan kemarahannya pada anak-anak. Pikirannya bisa menuduh bahwa anak-anaklah yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan hidupnya.
[/nextpage][nextpage title=”5″ ]
4. Jangan heran kalau istri sering sekali menggerutu dan ngomel ke suami, ini karena ada suatu ketidakpuasan yang sedang dipendamnya
Ujung-ujungnya, ketidakpuasan istri bisa berakhir dengan pelampiasan marah-marah. Jangan heran kalau istri sering sekali menggerutu dan ngomel ke suami, ini karena ada suatu ketidakpuasan yang sedang dipendamnya. Oleh karena itu, untuk kesehatan rumah tangga, perlu pengertian suami untuk membebaskan istri dari tugas-tugas kerumahtanggaan dan pengasuhan anak minimal jika istri memintanya.
[/nextpage][nextpage title=”6″ ]
Untuk bisa me time, Ibu sebaiknya bisa bernegosiasi dengan suami. Berikut ini cara ber’negosiasi’ dengan suami:
1. Bicara dari hati ke hati, Utarakan keinginan dan alasan Anda dengan jelas
Sampaikan juga jenis kegiatan dan berapa lama waktu yag diperlukan. Bicarakan juga dana yang akan Anda gunakan. Lalu yakinkan suami bahwa urusan rumah tangga akan berjalan normal selama Anda ‘menghilang’.
Jelaskan juga manfaat positif dari me time tidak hanya dirasakan oleh istri, tapi juga suami, dan anggota keluarga lain. Misalnya ketika istri menghilang sejenak untuk menjalani me time, suami berkesempatan untuk lebih dekat dengan anak dan mengetahui keadaan rumah tangga. Sepulang me time, istri tentu lebih segar dan relaks. Sehingga hubungan dengan suami dan anak yang terkadang menguras emosi akan lebih ‘cair’.
[/nextpage][nextpage title=”7″ ]
2. Yakinkan suami bahwa semua urusan domestik akan berjalan normal selama Anda pergi
Jika suami tak setuju Anda meninggalkan urusan rumah tangga, berarti perlu negosiasi lebih lanjut. Yakinkan suami bahwa semua urusan domestik akan berjalan normal selama Anda pergi, mungkin dengan melimpahkan tugas rumah tangga pada orang lain, misalnya ibu, adik, atau anggota keluarga lain yang terpercaya.
[/nextpage][nextpage title=”8″ ]
3. Ajak suami menangani urusan domestik, Agar ketika ingin meliburkan diri, suami sudah terbiasa menangani masalah keluarga
Sedikit demi sedikit, libatkan suami dalam mengurus rumah dan mengasuh anak. Maka ketika Anda ingin meliburkan diri, suami akan lebih santai karena sudah terbiasa menangani masalah keluarga. Ada baiknya Anda membuat jadwal ‘me time’ agar suami bisa bersiap-siap.
[/nextpage]
