Sesuai dengan bio dari laman akun instagram pribadinya. Retno Hening Palupi adalah seorang Ibu(agak) muda, Ibunya kirana dan rumaysaa. Ibu biasa yang masih suka pusing sama urusan rumah dan masi suka marah-marah. Yap, ibok sapaan akrab untuk Retno dari Kirana, baru saja melahirkan anak keduanya.
Pada setiap postingan yang ibunya kirimkan, Kirana memang selalu jadi pusat perhatian, berkat kecerdasan dan pola pikir yang kerap ia tunjukkan. Lagipula siapa sih yang tak berdelik gemas, lihat anak perempuan lucu yang tak pernah lupa untuk berujar “tolong” kala meminta bantuan, “meminta maaf” jika ia merasa salah, dan tak pernah lupa untuk berkata “terimakasih” untuk segala yang ia terima.
Demi menjawab banyaknya rasa penasaran, bagaimana Kirana bisa tumbuh sebaik dan secerdas itu. Ada beberapa gaya parenting yang sudah berhasil kami rangkum dari ibok Retno yang sebagian besar sudah dituliskan pada buku berjudul “Happy Little Soul”, yang memang berisi semua kesehariannya dalam hal mendidik dan membesarkan Kirana.
Merespon Apapun Bentuk Bahasa yang Kirana Sampaikan, Sedari Ia Masih Bayi
Pada salah satu bagian dalam buku “Happy Little Soul”, tepatnya pada halaman 24, ada satu kalimat dari Retno yang membuat saya cukup terkesan yakni “Berbicara dengan bayi yang belum bisa merespon kembali omongan kita, mungkin dianggap sebagian orang konyol dan tidak terlalu penting, tetapi penting bagi saya”.
Bagi Ibok Retno berbicara dan berkomunikasi dengan anak adalah sesuatu yang harus dibangun sedari kecil. Tanpa perduli Kirana akan mengerti atau tidak, yang ia tetap berlaku seperti sedang berkomunikasi dengan seseorang yang sudah paham. Sehingga, apapun yang Kirana sampaikan sejak bayi, entah menangis atau apa saja yang dikatakannya, membuat sang Ibu berusaha menerka apa yang Kirana mau secara tepat.
Dan ini juga bisa bunda lihat pada beberapa postingan di Instagram milik sang ibu, ada banyak vidio yang tengah memperlihatkan bahwa Ibok Retno memang selalu menjalin komunikasi yang baik dengan kirana, termaksud memberinya pemahaman akan berbagai macam ekspresi. “Kirana happy nggak?” , jadi salah satu ungkapan yang kerap ia pakai untuk mengetahui sejauh mana sang anak menyukai apa yang sedang dilakoni. Sehingga Kirana tumbuh jadi anak yang terbuka, dan tak segan untuk membuka suara akan hal yang dirasakannya.
Selalu Menghargai Segala Bentuk Kegiatan yang Kirana Lakukan
Memang kala bunda ingin si kecil tumbuh sesuatu gambaran yang kita inginkan, ada banyak hal yang perlu kita contohkan secara langsung. Bukan hanya lewat kata-kata yang mungkin masiH susah dimengerti olehnya. Maka menurut ibok Retno menghargai segala karya tangan Kirana adalah salah satu upaya yang dipakai hingga kini ia tumbuh jadi anak yang selalu ingin tahu, dan mencoba banyak hal-hal baru.
Misalnya si Kecil mungkin akan menggambar sebuah awan, namun hasil yang ia peroleh sama sekali tak menyerupai bentuk awan. Dengan tak menurunkan semangatnya, alangkah baiknya bunda memberinya pujian dan sembari memberi tambahan. “Kalau menggambar awan lebih bagus itu begini kak,…” Bukan perkara hasil yang si kecil dapatkan, tapi bagaimana ia berusaha untuk melakukan.
Tidak Buru-buru Marah, Ibok Retno Selalu Menyampaikan Nasihat dengan Cara yang Menarik
Ya, Ibok Retno juga manusia biasa sama seperti bunda-bunda di rumah. Bahkan pada laman bio instagramnya pun ia berkata masih sering marah-marah. Namun lebih daripada itu, dari beberapa tulisan yang ia sampaikan pada buku “Happy Little Soul” dapat disimpulkan, bahkan marah-marah jadi perbuatan yang jauh darinya. Sesekali mungkin iya, tapi lebih seringnya tidak loh bun.
Dan menariknya, dogeng jadi salah satu media yang kerap dipakai untuk menyampaikan hal-hal baik yang ingin diajarkan. Yap, Ibok lebih memilih mengarang sendiri dongeng sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan pada Kirana.
Sedari Kecil Kirana Sudah Diajarkan Untuk Membaca Buku
Perlu bunda tahu, tak hanya untuk pengetahuannya kelak. Mengajak anak membaca buku jadi salah satu cara jitu yang akan mempengaruhi sebagian besar pertumbuhan dan kemampuan si kecil. Dan hal itu pulala yang jadi salah satu kiat Ibok Retno untuk mendidik dan merawat Kirana sejak kecil.
Sebab sejak bayi Kirana sudah dibacakan buku oleh sang ibu. Mulai dari buku softbook, buku feel and touch (sentuh rasa), buku pop up, dengan cara yang menarik. Seperti mengubah-ubah suara. Dan hal lain yang tak kalah penting utnuk dipahami, ini bukan perkara si kecil paham atau tidak akan isi buku yang kita bacakan. Lebih kepada proses pendekatan dalam hal mengenalkan suara dan ekspresi yang ditunjukkan kita sebagai orang tua kepada dirinya.
Dijauhkan dari Gadget, Ibok Lebi Memilik Memberi Kirana Berbagai Macam Mainan Edukatif yang Banyak Memanjing Ijaminasinya
Nah selanjutnya, hal yang juga menarik perhatian dari buku kisah Ibok dan Kirana ini, ada pada halaman 87. Yap, bahkan mungkin jadi sindirin juga bagi beberapa bunda yang kerap meninggalkan buah hatinya untuk bermain sendirian, tapi ikut serta memberi pemahaman.
Begini isinya “Sebenarnya untuk mainan, entah itu dibeli atau dibuat sendiri, yang penting bagi saya sering ikut bermain bersama Kirana. Dengan ikut bermain, mainan tersebut akan bertambah manfaatnya. Misalnya menyusun balok yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar halus, meransang kreativitas, dan imajinasi. Ketika saya ikut bermain bersama Kirana, saya bisa sambil menyebutkan warna-warna yang ada di baloknya. Dengan begitu, dia bisa sambil belajar mengenali warna”
Hmm, kalau bunda begitu tidak ya?
Kirana Dididik dengan Berbagai Macam Kalimat Empati, “Tolong”, “Terimakasih” dan “Maaf”
Dari banyak vidio yang dikirimkan di Instagram, Retno selalu membiasakan sang anak untuk mengucapkan kalimat bernada sederhana yang sebenarnya akan selalu berguna. Dengan tak hanya meminta Kirana yang mengucapkannya, Ibok juga berbuat hal yang sama jika mungkin melakukan sesuatu yang salah pada Kirana.
Kirana tak lantas menangis kala sang ibu tidak mempebolehkannya memakan coklat karena memang tak bisa. Selebihnya ia hanya bertanya, mengapa ia tak bisa memakan coklat seperti anak lainnya. Untuk kemudian dibalas dengan sedikit penjelasan bahwa kirana memang berbeda, jadi coklat tak baik untuknya. Gadis kecil itu menurut, lalu mengembalikan coklat pada rak makanan tempat tadi dia mengambilnya. Untuk kemudian sang ibu berucap “Terimakasih Kirana”. Ah manis sekali ya bun!
Bahkan Kalimat “Gak papa. It’s okay. I like my self”, Jadi Kalimat Pamungkas yang Dipakai Untuk Menerangkan Dirinya yang Memang Berbeda dari Anak Seusinya
Sejak kecil Kirana sudah diajarkan utnuk mencintai dirinya sendiri dengan apa adanya ia. Bahkan pada saat salah seorang teman sekolahnya berkata ia adalah anak laki-laki karena berambut pendek dan tak pakai jepitan rambut.
Mendengar cerita itu dari sang anak, Retno pun memberi pengertian pada kirana dengan berkata “Kirana.. Kirana itu girl..kirana cantik with or without hair clip.. Rambut kirana pendek gegara kirana gatel kalo panjang.. Bsok kita panjangin kalo udah bsa panjang.. Kirana cantik.. Yang penting smile.. Kalo pake jepit tapi dia mukanya ga smile cantiknya ga keliatan.. Kirana cuma smile aja udah cantik kok.. Hehe kirana girl walaupun ga pake jepit.. Pake jepitpun cantik..semua girl itu cantik ”
Dan cara Ibok Retno mengajarkan Kirana akan arti pentingnya mencintai diri sendiri, jadi salah satu teladan yang perlu kita ikuti. Ya, hal-hal yang ia bagikan baik pada sosial media atau bukunya, bisa jadi bahan evaluasi untuk kita para bunda. Sudah sejauh mana kita menjadi teman sekaligus orangtua yang baik untuk anak kita. Sebab si Gadis kecil bernama Kirana itu takkan tumbuh sercerdas itu, jika tak ada sosok Ibok Retno yang luar biasa.
