Menjadi seorang ibu yang bisa menyusui anak ketika ia lahir ke dunia menjadi mimpi dari semua istri di muka bumi. Menyusui anak dengan jerih payah sendiri akan lebih membahagiakan sekaligus melegakan karena tidak perlu khawatir akan asupan nutrisi yang akan diterima bayi dibanding harus memberinya susu formula yang belum tentu aman bagi tubuh bayi.
Ibu yang normal dan sehat rata-rata menghasilkan ASI (Air Susu Ibu) sebanyak 550 – 1000 ml setiap harinya. Proses keluarnya ASI dipengaruhi oleh banyak faktor. Unsur yang sangat memengaruhi produksi ASI dalam keseharian ibu adalah hormon prolaktin dan oksitosin.
Sekilas Tentang Hormon Prolaktin dan Oksitosin yang Berpengaruh Pada ASI
Hormon prolaktin, adalah hormon yang berperan dalam proses produksi air susu. Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar pituitari. Kelenjar ini berada di dalam otak yang berpengaruh pada fungsi fisiologis tubuh ibu. Saat bayi menyusui, rangsangan sensorik akan dikirim ke otak kemudian direspon dengan reaksi mengeluarkan hormon prolaktin yang kemudian kembali ke payudara melalui aliran darah yang merangsang sel-sel untuk memproduksi ASI untuk bayi yang sedang menyusui.
Hormon ini dipengaruhi oleh jumlah nutrisi yang dikonsumsi oleh sang ibu. Maka dari itu disarankan ketika sedang menyusui anak, ibu benar-benar memperhatikan makanan apa saja yang dimakan sehingga bayi tercukupi nutrisi dan gizinya ketika menghisap ASI dari payudara orang tuanya.
Hormon oksitosin, atau yang disebut juga hormon cinta merupakan hormon yang berperan penting untuk merangsang keluarnya ASI dari payudara ibu. Hormon ini sangat dipengaruhi oleh suasana hati yang dirasakan ibu.
Ibu yang sedang menyusui penting untuk menjaga emosi dan suasana hati. Jika mood buruk, akan berpengaruh pada produksi ASI yang sedikit. Berpikiran selalu positif dan ceria akan memperlancar keluarnya ASI menjadi lebih banyak.
Penyebab Hormon Oksitosin bisa terhambat
Terhambatnya hormon oksitosin pada ibu menyusui dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni :
Stres dan Kelelahan, hormon oksitosin tidak akan bekerja jika sang ibu sedang dalam kondisi stres. ASI akan tetap tersimpan dalam payudara namun tidak mengalir karena hormon oksitosin yang sedang tersendat. Untuk itu ibu yang menyusui harus dalam keadaan rileks. Menjaga kondisi tubuh tetap fit juga berpengaruh terhadap lancarnya ASI.
Takut dan Tak Percaya Diri, banyak ibu yang merasa tidak percaya diri karena merasa ASI yang dikeluarkan sangat sedikit setelah melahirkan bayi. Ibu yang baru melahirkan memiliki jumlah kolostrum yang masih sedikit, bukan berarti ASI yang dikeluarkan tidak banyak. Terlalu banyak berpikir negatif dan khawatir berlebihan akan berpengaruh pada hormone oksitosin yang bisa terhambat.
Merasa Kesakitan Pada Saat Menyusui, ibu yang merasa kesakitan saat putingnya dihisap akan merasa tidak nyaman ketika menyusui buah hatinya. Rasa tidak nyaman dapat berpengaruh terhadap kelancaran ASI yang dikeluarkan. Jika merasa sakit sebaiknya, berhenti menyusui terlebih dahulu sehingga rasa sakit yang dirasakan tersebut hilang.
Takut Bentuk Payudara Berubah dan Takut Gemuk, ibu yang dari awal sudah merasa senang dapat menyusui sang buah hati akan lancar mengeluarkan ASi dibandingkan dengan ibu yang merasa enggan menyusui anaknya setelah lahir. Hal ini dikarenakan ibu yang dari awal memang berniat untuk menyusui akan merasa lebih bahagia, perasaan senang seperti ini dapat melancarkan hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI.
Membuat perasaan ibu lebuh tenang sehingga hormon oksitosin dapat bekerja lebih maksimal
Hormon oksitosin dapat dirangsang dengan adanya dukungan dari orang sekitar. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk merangsang hormon tersebut adalah
Melihat suami menggendong bayi dengan penuh kasih sayang, hal yang membahagiakan dari menjadi seorang istri sekaligus ibu adalah memiliki suami yang siap mendukung kapanpun dan dimanapun, termasuk ketika diminta tolong untuk menggendong sang bayi. Ibu yang bahagia melihat anaknya dirawat dengan penuh kasih sayang oleh suaminya sendiri akan membuatnya bahagia dan otomatis akan berpengaruh baik terhadap hormon oksitosin.
Mendengarkan celoteh dan tangisan bayi dapat membuat hati ibu bahagia dan wajahnya tersenyum, ibu mana yang tidak senang ketika melihat anak berceloteh tiada henti atau ketika sang anak menangis karena minta menyusu. Semua hal yang dilakukan bayi dapat membuatnya senang. Mood positif yang muncul dapat mengalirkan ASI lebih banyak dan bayi mendapat nutrisi yang dibutuhkannya setiap hari dengan baik.
Perasaan tenang dapat membuat kinerja oksitosin berjalan dengan baik, perasaan yang tenang dan bebas dari rasa takut, khawatir, marah, kesal, dan sedih akan membuat ibu rileks saat menyusui bayinya. Perasaan yang nyaman ketika menyusui dapat membuat produksi ASI berlimpah.
Bagaimanapun dukungan suami dan keluarga memberi peranan penting terhadap kelancaran ASI yang dihasilkan. Ibu yang didukung oleh orang-orang terdekatnya akan merasa dicintai dan bahagia. Perasaan seperti ini sangat penting untuk dimiliki ibu yang sedang menyusui.
