Anak suka bertanya banyak hal? bahkan terkadang pertanyaanya tidak penting dan hal-hal sepele? selalu saja kehabisan akal menghadapi pertanyaan-pertanyaan aneh yang terlontar dari anak-anak ?
Jangan khawatir, itu nomal pada anak usia balita. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris tahun 2013 lalu, seorang anak mampu mengajukan hingga 300 pertanyaan setiap hari, dan terungkap juga bahwa anak gadis 4 tahun lebih banyak bertanya dibandingkan anak laki-laki.
Lantas, Mengapa Anak bertanya?
Menurut para ahli perkembangan anak, usia 2 hingga 4 tahun adalah masa pembentukan kemampuan kognitif untuk memahami mengapa suatu hal dapat terjadi dan membuat koneksi logis antara satu hal dengan hal lainnya. Maka sangat penting bagi Anda untuk memberikan jawaban yang masuk akal.
Pertanyaan diajukan anak bukan untuk mengganggu Anda, melainkan sebuah tanda kehausannya akan pengetahuan. Segera obati pusing tujuh keliling Anda karena mengajukan pertanyaan adalah bagian penting dari perkembangan mental anak.
Alasan anak sering bertanya menurut Carol Faulkner, Ph.D., psikolog anak di Bradley Hospital di Providence, AS karena Mereka tengah berusaha memahami dunia yang cukup mengherankan di mata mereka. “ Anak kecil itu tak ubahnya orang dewasa di negara asing,” tambahnya. “Mereka punya berbagai pengalaman dan sensasi baru setiap hari. Terkadang menyenangkan, tapi kadang juga membingungkan.”
Mengapa Orang tua Harus Memberikan Jawaban Atas Pertanyaan Anak
Pastinya, dengan banyak bertanya bisa membuat anak lebih pintar. Soalnya, ketika anak melihat sesuatu/situasi, otaknya pun berproses sehingga muncullah keingintahuan, yang lalu keluar dalam bentuk pertanyaan. Kemudian, otak akan menerima informasi–informasi baru yang akan memperkaya pengetahuannya. Perbendaharaan kata yang dimilikinya pun bertambah. Ini akan mendukung peningkatan kecerdasannya.
Itulah mengapa, orangtua harus memberikan jawaban atas pertanyaan anak. Kalau orangtua bersikap tak acuh atau menjawab seadanya, anak tentu kecewa sehingga kerja otak mandek dan ia tak mendapatkan informasi baru.
Ini yang Harus Diperhatikan Oleh Orang Tua ketika Menjawab Pertanyaan Anak
Namun, dalam menjawab pertanyaan si batita, perhatikan rambu–rambunya. Apa saja? Rifa Yustiyani, A.md. Tw., memaparkannya berikut ini.
1. Gunakan kalimat sederhana
Perkembangan bahasa dan kemampuan pemahaman anak masih terbatas, karena itu gunakan kalimat sederhana, semisal, “Itu namanya kupu–kupu!” Dengan begitu, anak mudah memahaminya. Jangan gunakan kalimat yang rumit, “Binatang bersayap yang hinggap di ranting pohon itu bernama kupu-kupu.” Kalimat yang terlalu panjang akan membuat anak bingung. Jikapun kita ingin menjelaskan lebih lanjut, gunakan kalimat terpisah, “ Kupu-kupu memiliki sayap!” setelah anak mencernanya, kita bisa lanjutkan, “sayapnya indah!”
2. Hargai pertanyaan anak.
Ingat, dengan bertanya, anak membuka otaknya untuk menerima informasi. Jadi, hargailah usahanya itu. Caranya, berikan jawaban serius dan tidak sambil lalu, tatap wajah dan mata anak, tunjuk dan perlihatkan benda yang ditanyakannya, dan jangan menjawab sambil membelakangi anak. Dengan begitu anak tak sungkan lagi untuk bertanya kembali.
3. Ajak ia mengingat
Seringkali anak bertanya dan bertanya lagi padahal sebelumnya ia pernah menanyakan hal yang sama. Tetaplah jawab dengan baik karena anak lupa atau sudah tahu namun ingin memastikan lewat jawaban kita. Sangat baik bila kita mengajaknya mengingat kembali, “Apa ya namanya? Ayo kita ingat–ingat lagi!” Bila ia benar–benar lupa bantulah dengan menyebut huruf atau suku kata pertamanya, “Namanya ku…. Betul, kupu–kupu!”
4. Tenangkan anak
Pertanyaan anak kerap kali dibarengi dengan perasaan takut, was–was, sedih, dan lainnya. Ketika tidak menemukan ayahnya di dalam rumah, ia takut ayahnya pergi, lalu ia bertanya, “Ayah mana?” Berikanlah jawaban yang sekaligus dapat menenangkan, “Ayah ke kamar mandi.” Kemudian, lanjutkan, “Hanya sebentar, nanti main sama Adek lagi, kok!” Jawaban yang menenangkan akan membuat anak lebih cepat tenang sehingga tidak terus–menerus bertanya.
5. Jawablah dengan benar
Terkadang pertanyaan anak tidak bisa kita jawab. Umpama, ketika berjalan–jalan di mall, anak menunjuk satu benda di toko yang kita tidak tahu namanya. Sebaiknya kita tidak menjawab ketus kalau memang tidak tahu. Yang harus dilakukan adalah mencari tahu jawabannya dengan menanyakan ke penjaga toko. Boleh saja mengajak atau meminta anak bertanya langsung sekaligus untuk melatih keberaniannya. Jawaban yang benar perlu dipelihara supaya anak mendapatkan informasi yang tepat.
Tentu Orang Tua Tidak Bisa Tahu Segalana, Kadang Tidak Bisa Menjawab Pertanyaan anak. Hal yang Dilakukan Ketika Tidak Bisa Menjawab
Anak bertanya pada Anda karena dalam dunianya yang kecil Anda merupakan sosok utama di matanya dan seseorang ia anggap bisa membantunya. Anda sudah berupaya untuk meng-update khasanah pengetahuan dengan membaca sejumlah buku, namun tetap merasa kewalahan. Santai saja, Anda kan bukan mbah Google yang selalu bisa menjawab semua pertanyaan!
Ajak Anak Mencari Jawaban dari Pertanyaannya Secara Bersama-sama
Berterus teranglah pada anak Anda kalau Anda tak bisa menjawab pertanyaannya, dan ajak ia untuk bersama-sama melakukan ‘riset’ untuk mencari jawabannya. Anda bisa menyarankannya untuk bertanya pada ayah, kakek, ibu, paman dan bibinya, sementara Anda mencari di sejumlah buku, koran dan internet.
Ajak ia pergi ke perpustakaan atau selalu sediakan buku-buku bergambar di rumah (karena balita tak wajib untuk bisa membaca sebelum masuk TK). Bawalah ia pergi berjalan-jalan ke tempat umum seperti taman, stasiun kereta, kantor pos, dll. agar ia melihat banyak hal yang akan membantunya membentuk sebuah jawaban.
