Apakah Anda menyelesaikan pekerjaan rumah anak Anda setelah ia selesai? Memastikan semua mainan tertata rapi ketika Anak baru saja bermain? Menyelesaikan puzzlenya? Menungguinya buang air kecil padahal di sekolah ia sudah bisa melakukannya sendiri? Selamat, Anda berhak mendapat gelar orang tua paranoid atau orang tua helikopter yang selalui membayangi anak Anda. Anda tahu ini tidak sehat untuk melakukannya dan tentu saja melelahkan bagi Anda. Tapi bagaimana cara mengatasinya? Baca terus artikel ini untuk menambah wawasan, dan semoga saran yang ada akan membantu Anda menghilangkan helikopter dari pola pengasuhan.
Mengapa Anda Menjadi Orangtua Perfeksionis?
Pikirkan kembali ke masa kecil Anda sendiri: orang tua Anda mungkin tidak mengasuh seketat yang Anda lakukan. Di jaman itu, Anda bisa bermain di halaman tanpa pengawasan, atau bahkan membuat kue Anda sendiri. Ternyata beberapa faktor teknologi, ekonomi, dan sosial telah mengubah kita menjadi generasi orang tua paranoid.
Salah satu penyebabnya adalah ledakan informasi pengasuhan yang tersedia 24 jam dii dunia maya. Dengan membuka jaringan sosial media, Anda dapat mencari tahu setiap hal menakutkan yang bisa terjadi pada anak Anda. Anda juga dapat menyelidiki setiap penyakit. Jadi ada kesempatan tak terbatas untuk takut. Bahkan jika Anda telah berhasil secara finansial dengan nyaman dan bahagia, Anda menyadari anak Anda mungkin tidak dapat menduplikasi apa yang telah Anda capai. Jadi, Anda bertanya pada diri sendiri, ‘Apa yang harus saya lakukan?” Tanpa jawaban, Anda mulai mencoba untuk memberikan atau melakukan segala sesuatu yang ‘terlalu banyak’ untuk membantu anak Anda.
Pertolongan Pertama Bagi Orang Tua Paranoid
Jadi bagaimana, dong? Apakah saya harus berhentimembaca artikel dan buku pengasuhan? Atau tidak lagi mengikuti seminar? Tidak, tentu saja. Memperbaiki pola pengasuhan bukan berarti melepaskan segalanya. Terdengar sulit, tapi bisa dilakukan. Berikut adalah beberapa di antaranya.
1.Berubahlah menjadi ibu kapal selam atau berganti peranlah dengan ayah
Alih-alih selalu mengawasi anak Anda, cobalah untuk berada tidak terlalu jauh, namun tetap memastikan ia masih ada dalam jarak pandang Anda.
2. Mintalah pengasuh anak Anda, bahkan gurunya, untuk melakukan apa yang dia lakukan ketika Anda tidak ada. Selalu terapkan standar yang sama di manapun Anda berada akan membuat Anda tenang
Kenapa? Karena rutinitas membuat anak Anda menginginkan hal yang sama. Jikapun terkadang ada beberapa waktu dimana ia mengingnkan sesuatu di luar rutinitas seperti disuapi setiap akhir pekan, meminta dipakaikan baju saat harus ke pesta pernikahan, maka jangan menyerah. Terus lakukan pola yang sama hingga Anda dapat perlahan menjauh dari sisi sang buah hati, tapi tetap bisa melihatnya.
3.Menuliskan untuk anak Anda
Ambil selembar kertas dan tulislah hal-hal yang bisa dilakukan anak Anda. Berikan judul seperti, “3 Hal Keren yang Bisa Lina Lakukan”. Kemudian daftar beberapa kemampuannya, seperti membersihkan piring, membereskan mainan, dan menata tempat tidur. Berikan bintang untuk ketiga hal tersebut jika dilakukan. Setiap kali anak Anda menguasai tugas baru, tambahkan itu ke dalam daftar, dengan bintang. Dia akan cenderung meminta Anda untuk menunggu, karena dia akan sangat bangga. Dan ketika Anda melihat daftar itu terus bertambah, Anda akan memiliki bukti bahwa Anda tidak perlu melakukan semua untuknya.
4. Berlatihlah beberapa keterampilan bermain dasar dengan anak Anda
Tunjukkan padanya bagaimana menendang bola, memanjat bantal, atau bahkan hanya pergi ke toilet. Jika Anda melihat dia bisa melakukan hal-hal ini dengan aman, Anda akan merasa lebih nyaman duduk dan hanya memperhatikan ia mengolak kemampuan sosialnya.
5. Jangan selalu menghampirinya ketika anak terlihat perlu bantuan
Duduklah dan perhatikan saja. Jika anak Anda memanggil dan nampaknya tidak begitu darurat, katakan saja ‘Ibu sedang beristirahat sekarang,” saran Jika dia benar-benar membutuhkan Anda, dia akan datang kepada Anda. Melakukan hal ini dapat membuat anak percaya diri dan tidak lagi sering meminta bantuan untuk setiap hal kecil yang ia inginkan.
6. Menghitung sampai sepuluh sebelum Anda berusaha membantunya
Perhatikanlah anak Anda yang saat ini berdiri agak jauh. Hitubglah sampai sepuluh ketika Anda mendengar teriakan, “Ibuuuu, toloong!” atau “Aku nggak bisa,” Pada waktu itu, Anda mungkin menyadari bahwa pertolongan yang tidak langsung diberikan pada hal-hal yang bisa ia lakukan sendiri akan membuat anak dapat memutuskan bahwa dia benar-benar bisa melakukan apa pun yang perlu dilakukan semua oleh dirinya sendiri.
