Parenting

Hai Ayah, Hindari Gaya Mengasuh Anak dengan Cara-cara ini, Terutama Kekerasan Fisik karena Anak Berpikir Bahwa itu untuk Menyelesaikan Masalah

Hai para ayah, Apakah anda mulai merasa kesulitan mengendalikan perilaku anak anda? Apakah anda dan pasangan sering nggak sepaham dalam mendidik anak anak Apakah anak anda sering merengek dan maksa untuk dituruti kemauannya?

Coba hindari gaya mengasuh anak dengan cara-cara ini, terutama kekerasan fisik karena anak berpikir bahwa itu untuk menyelesaikan masalah.

Anank Membuat Marah? Tentangkan Diri Anda

Saat kelakuan anak mulai membuat Anda marah. Tenangkan diri terlebih dahulu, karena jika Anda sendiri juga sedang marah, maka yang keluar dari mulut adalah teriakan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk diucapkan. Hal terburuk mungkin kekerasan fisik.

Tenangkan Diri, Setelah tenang baru bicara dengan anak dan memberikan pengertian

Jika Anda terlanjur marah bahkan memukul, anak akan membentuk pola pikir bahwa kelakuan negatif Anda tadi sah-sah saja dilakukan kepada teman-teman maupun orang lain di luar rumah. Amannya, lakukan ‘time-out’ atau hening sejenak seorang diri, baik Anda maupun anak dan kemudian setelah tenang baru berbicara dengan anak dan memberikannya pengertian.

Hindari kekerasan Fisik, Anak berpikir bahwa kekerasan fisik sah dilakukan untuk menyelesaikan masalah

kekerasanfisik

Memukul anak dengan benda atau tangan hingga menampar mungkin Anda berfikir untuk mendisiplinkan, namun psikologinya akan berubah dimana ia akan berpikir bahwa kekerasan fisik sah dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa sel-sel tumbuh kembang otak anak ada yang terbunuh saat dipukul.

Tidak memiliki landasan akan mana hal yang benar dan salah, pantas atau tidak pantas

Di satu saat, anak Anda mengucapkan kata yang tidak pantas namun respon Anda tertawa, namun di saat yang lain Anda justru malah marah karena terucap di depan banyak orang. Ini menunjukkan bahwa Anda tidak memiliki landasan akan mana hal yang benar dan salah, pantas atau tidak pantas. Jadi sebelum Anda menegur anak akan perilakunya, lihat diri Anda sendiri terlebih dahulu dan tetapkan apa yang benar dan salah di mata Anda.

Seharusnya penghargaan hanya diberikan jika ia melakukan hal yang baik

Rengekan anak diselesaikan dengan menjanjikan untuk membelikan sesuatu hal atau barang sering dilakukan agar anak langsung tenang. Hal ini tentunya keliru, dimana seharusnya penghargaan hanya diberikan jika ia melakukan hal yang baik, bukan karena perilaku yang tidak terkontrol.

Seharusnya mengajarkan bahwa dari setiap aksi yang dilakukannya, maka ada konsekuensi yang harus ia terima

Salah satu jalan terbaik untuk mendidik anak adalah dengan mengajarkan bahwa dari setiap aksi yang dilakukannya, maka ada konsekuensi yang harus ia terima. Contohnya ketika ia tantrum dan hobi merusak barang, maka jelaskan bahwa konsekuensi dari perbuatannya adalah ia akan dikurangi uang jajannya untuk memperbaiki hal tersebut. Selalu pastikan konsekuensi hukuman berkaitan langsung dengan aksinya, bukan hukuman yang mengada-ada dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan perbuatannya.

Jangan sampai ketika ayah menegur anak, kemudian ia lari ke sang ibu dan menghibur padahal hal tersebut tidak benar

Antara ayah dan ibu mungkin memiliki cara yang berbeda dalam hal mendidik anak, karena sifat alami ibu yang lebih mengemong. Namun untuk urusan disiplin dan perlakuan, antara ayah dan ibu harus kompak. Jangan sampai ketika ayah menegur anak, kemudian ia lari ke sang ibu dan menghibur padahal hal tersebut tidak benar. Kredibilitas salah satu pihak bisa hancur dan kedekatan ayah dan ibu dengan anak bisa jadi berbeda porsinya.

Orangtua sering menyalahkan anak karena dirinya merasa sudah berkorban dan kehilangan materi karena mengurus anak yang menjadikannya beban tanggungan hidup yang baru

Jika Anda belum siap punya anak, maka jangan lakukan. Banyak kasus dimana orangtua sering menyalahkan anak karena dirinya merasa sudah berkorban dan kehilangan materi karena mengurus anak yang menjadikannya beban tanggungan hidup yang baru. Ucapan paling umum kurang lebih seperti ini, “Aku sudah berkorban untuk kamu, kerja banting tulang dan kamu tidak bisa apa-apa untuk membantu.” Jika Anda menyalahkan anak atas hal-hal yang salah terjadi pada hidup Anda, koreksi dulu mental Anda sendiri. Anak adalah titipan untuk disayangi, bukan bentuk investasi untuk membiayai Anda balik karena Anda telah mengurusnya sejak bayi.

Komunikasikan segala hal yang Anda buat sehingga anak mengerti bahwa disiplin yang ditanamkan memiliki tujuan

Orangtua harus tegas, terutama ayah sebagai kepala keluarga. Jangan pernah melanggar apa yang telah Anda lakukan mulai dari peraturan untuk disiplin, hingga janji penghargaan. Semakin anak besar, maka Anda bisa perlahan menjelaskan alasan di balik segala aturan yang Anda buat sejak dulu. Komunikasikan segala hal yang Anda buat sehingga anak mengerti bahwa disiplin yang ditanamkan memiliki tujuan, bukan hanya sekedar mengatur dan membatasi.

Jadilah orangtua yang produktif secara tindakan positif yang membantu, bukan bermulut besar dan otoriter

Sulit sekali memang untuk tidak memberikan ‘kuliah’ pada anak, karena pada dasarnya banyak orang dewasa tidak bisa ‘menguliahi’ orang dewasa lain sehingga anak menjadi korban. Memberikan monolog pada anak akan membentuk dirinya untuk melakukan hal yang sama saat tumbuh dewasa. Ketimbang memberikannya kuliah bagaimana ia tidak bisa mengerjakan PR tepat waktu, tidak mendapat nilai yang bagus dan memberikan kuliah omelan panjang-lebar, cukup bantu dirinya dengan perlahan dan lembut. Jadilah orangtua yang produktif secara tindakan positif yang membantu, bukan bermulut besar dan otoriter.

Ketimbang membanding-bandingkan dengan anak lain yang bikin anak kehilangan kepercayaan diri

“Kakak kamu jago matematika, tapi kamu berhitung dasar begini saja tidak bisa?” atau “Si A meski umurnya lebih kecil tapi bisa main piano, tapi kamu bernyanyi saja tidak bisa?” Tiap anak memiliki minat dan talenta yang berbeda-beda, dan sejatinya orangtua lebih cermat mengamati bagaimana cara untuk mengasah talenta tersebut. Ketimbang membanding-bandingkan dengan anak lain yang bikin anak kehilangan kepercayaan diri, perhatikan dimana minat anak yang sesungguhnya dan dukung potensi dirinya. Orang dewasa saja belum tentu memiliki keahlian tertentu di satu bidang pekerjaan, dan Anda mati-matian memaksakan anak untuk menjadi sesuatu yang tidak disukainya? Jangan jadi orang yang delusional.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top