Deg-degan rasanya kalau hari pembagian laporan kemajuan belajar tiba. Si kakak bisa pertahankan prestasinya di peringkat satu tidak ya, apakah adik yang tahun kemarin ranking 2 sekarang bisa ranking 1.
Pasti membanggakan ya punya anak-anak yang berprestasi di sekolah. Bahkan kadang anaknya biasa-biasa saja menyikapi hal ini tetapi justru para orang tua yang heboh saingan perihal prestasi anak. Ada juga anak-anak yang memang senang berkompetisi dalam urusan prestasi sekolah, di sisi lain ada pula yang menganggap sekolah itu biasa saja, sekedar tempat untuk bersosialisasi atau menambah teman juga menambah pengalaman dan lain sebagainya.
Sekolah memang bisa jadi tempat dimana anak-anak menghabiskan sebagian besar awal kehidupannya sehingga para orang tua pasti akan melakukan hal terbaik untuk menyukseskan anak-anaknya pada masa ini. Sebagian besar pasti berpendapat bahwa seseorang bisa sukses di masa depan dengan bersekolah terlebih dahulu, punya prestasi yang membanggakan, nilai-nilai yang cemerlang. Pendapat tersebut benar adanya tetapi akan lebih baik jika pendidikan di sekolah dibarengi dengan pendidikan karakter seorang anak demi masa depan yang lebih baik.
Nilai cemerlang seorang anak di sekolah tidak menjamin mereka punya hidup yang cemerlang juga loh, kok bisa?
Nilai yang memuaskan di sekolah diakui memang dapat mempermudah hidup di kemudian hari bahkan mendatangkan kesuksesan sehingga sebagian orang menghabiskan waktu untuk berkutat dengan pelajaran-pelajaran sekolah. Tahukah ibu, ayah, jika suatu hari anak-anak kita akan berhadapan dengan dunia nyata yang lebih nyata dari sekedar sekolah? Lebih banyak usaha dibanding sekedar usaha untuk mendapat nilai A, harus bisa berkomunikasi dan melakukan pendekatan kepada semua orang baik tua maupun muda. Darimana mereka belajar tentang hidup kalau bukan mereka sendiri yang mengambil kesempatan untuk menekuni kehidupan? Tidak sedikit para sarjana memiliki nilai memukau tapi kurang punya kemampuan berkomunikasi dengan baik, kurang pengetahuan tentang cara bersikap yang benar dan menyenangkan.
Memberikan anak-anak waktu untuk bersosialisasi, menanamkan kebaikan sebagai upaya pembentukan karakter lebih baik lagi dilakukan untuk melengkapi nilai cemerlang mereka di sekolah. Melalui kehidupan nyata, anak-anak akan lebih banyak belajar bersikap untuk bekal hidup di masa mendatang. Mereka perlu tahu ‘dunia luar’ sebagai pengalaman berharga yang tak bisa dipelajari di bangku sekolah manapun seperti pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik kehidupan.
Bagaimana caranya agar anak-anak kita belajar ‘hidup’?
Orang tua boleh mempraktekan cara hidup dalam kegiatan sehari-hari, yang sederhana saja seperti membiasakan anak ucapkan kata terima kasih saat diberi, kata tolong saat ingin meminta sesuatu, atau kata maaf jika berbuat salah baik disengaja maupun tidak. Mengajak anak melakukan sendiri kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga dapat membuat mereka belajar hidup dan bertanggung jawab. Biarkan ia tahu bagaimana caranya mengerjakan pekerjaan rumah tangga walau ayah ibu punya asisten rumah tangga, tapi tentu dalam batas kewajaran sesuai kemampuan anak. Memberi kesempatan anak-anak terlibat dalam komunitas positif juga baik untuk pembelajaran kehidupan mereka karena anak-anak bisa belajar berkomunikasi, mengemukakan pendapat yang sopan, belajar menghadapi berbagai karakter orang yang ada di komunitas tersebut. Sesekali mengajak anak ke perkebunan atau peternakan dan mencari tahu beragam kegiatan disana juga dapat memberikan pengalaman berharga bagi mereka. Melalui hal ini akan banyak pengalaman terekam di benak anak yang bisa dibawa hingga mereka dewasa. Cara-cara hidup seperti ini yang tidak termasuk dalam kurikulum sekolah harus disisipkan dalam bekal anak menuju kedewasaan dengan harapan mereka lebih siap menghadapi masa depan. Alangkah lebih menyenangkan bila anak-anak cemerlang di sekolah juga di kehidupan nyata masa depan.
