Anak-anak pasti kenal dengan Captain America, Iron Man, Superman, hingga Wonder Woman. Kehadiran para superhero tentu meninggalkan kesan tersendiri nantinya jika mereka sudah beranjak remaja. Namun zaman berubah, saat ini kehadiran superhero terasa lebih nyata. Jika dulu anak-anak cukup menikmati cerita heroik lewat komik, sekarang industri perfilman Hollywood justru tengah gencar membuat film dengan tokoh utama para superhero yang semula hanya populer di komik.
Kemunculan para superhero tentu memberi dampak, entah positif maupun negatif. Jeff Greenberg, professor psikologi sosial dari University of Arizona mengatakan, salah satu dampak positifnya yaitu kehadiran superhero ternyata memberi kekuatan pada anak-anak berupa panutan. Hal ini mengacu lantaran di usianya, anak-anak masih membutuhkan pelindung dari berbagai macam bahaya yang terlintas di benak mereka. Karenanya mereka membutuhkan sosok yang dapat diandalkan selain orangtua. Tak heran, figure superhero yang kuat dan hebat kemudian meninggalkan kesan mendalam di benak anak-anak.
Meski demikian, Bunda tetap perlu mengarahkan jika si kecil mulai mengidolakan figur superhero, termasuk mengawasinya ketika menonton film keluaran Marvel dan DC Comic. Terlebih jika film itu sudah diberi rating PG (Parental Guide). Karena tanpa disadari, film superhero pun meninggalkan dampak negatif tersendiri bagi si kecil.
Si Kecil Akan Meniru Cara Berpikir Superhero Idolanya dalam Berbagai Aspek di Kehidupan Nyata
Tak sedikit anak-anak yang mulai menganggap para tokoh superhero adalah representasi dirinya. Mereka merasa kisah Superman atau Iron Man mewakili kehidupannya. Saat itulah biasanya si kecil mulai meresapi setiap perilaku superhero untuk kemudian ditiru.
Mereka dengan daya imajinasi yang tinggi bahkan ikut menantikan keajaiban semisal Peter Parker yang digigit laba-laba tetiba jadi Spiderman. Bunda perlu mengarahkan jika hal seperti itu tidak akan benar-benar terjadi di dunia nyata. Karena jika terlambat diarahkan, hal itu membuat si kecil memiliki perilaku pasif ketika mencari solusi dari sebuah masalah. Di kemudian hari mereka biasanya melarikan diri dalam dunianya sendiri.
Peran dan Arahan Orangtua Sangat Penting Agar Si Kecil Tak Ketergantungan dengan Imajinasi Superhero
Ada kalanya anak-anak akan memposisikan dirinya sebagai tokoh inferior. Mereka merasa tidak berdaya dan tak punya kekuatan untuk mengatasi berbagai gangguan yang datang. Karenanya ia mulai berimajinasi akan superhero dan berharap ada sosok penyelamat yang datang.
Di sini, peran orangtua dalam mengarahkan si kecil sangatlah penting. Bunda patut memberitahunya jika ia harus memiliki keberanian mengatasi berbagai hal yang dipandangnya sebagai sebuah masalah serius. Tekankan pada si kecil jika mereka bukan korban atau obyek dari suatu peristiwa. Jika tak ada peran aktif dari orangtua, bukan tak mungkin si kecil akan tumbuh jadi pribadi yang punya komitmen lemah dan tidak bertanggung jawab.
Meski Dirasa Punya Banyak Dampak Negatif, Tekankan Nilai-nilai Positif yang Diajarkan Lewat Film Superhero
Melatih si kecil agar mau bekerjasama adalah salah satu fase yang tak boleh dilewatkan. Bunda bisa menilik, film superhero meski hanya ditekankan satu pahlawan super yang menjadi tokoh utama, biasanya ia punya tim yang membantunya memenangkan perlawanan atas villain yang muncul di film tersebut. Latih si kecil agar mau diarahkan mengenai kerjasama dan kekompakan yang dimiliki para tokoh tersebut. Meski di dunia nyata tak ada pahlawan super, tekankan pada si kecil jika tetap ada orangtua, kakak, kakek, nenek, atau bahkan teman-teman yang akan selalu mendukungnya.
Pentingnya Mengatakan Pada Si Kecil Jika Sosok Pahlawan Sejati Tak Berharap Pamrih dan Tidak Merusak Sesuatu
Para superhero selalu lekat dengan reward berupa wanita cantik di akhir film. Hal ini jelas bukan contoh yang baik. Jika bunda tidak mengarahkannya, bukan tak mungkin anak-anak terutama anak laki-laki akan beranggapan bahwa wanita adalah properti yang layak diberikan kepadanya sebagai hadiah. Mengajarkannya agar respect terhadap wanita adalah satu hal yang harus ditanamkan sejak kecil.
Film superhero seringkali menampilkan aksi vandalism atau pengrusakan. Secara tidak langsung, si kecil akan menangkap jika barang orang lain kalau untuk tujuan kebaikan itu tidak masalah. Padahal kenyataannya tidak demikian. Akan jauh lebih baik kalau anak belajar bahwa cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menimbulkan kerusakan sesedikit mungkin.
Dari segala kemungkinan negatif yang diulas di atas, sejatinya orangtua masih punya banyak cara untuk menghalau dampak tersebut. Misalnya dengan:
- Mendampingi anak ketika menonton film. Bukan hanya duduk berdampingan, tapi mengajaknya berbincang tentang film itu.
- Mengajak anak berkomunikasi tentang dirinya sesering mungkin. Banyak hal positif yang akan diperoleh orangtua.
- Mengalihkan atau membatasi jenis film yang ditonton anak. Biarkan anak menangis, protes, dan sebagainya karena keinginannya tidak terpenuhi.
- Mencari kesibukan lain sebagai ganti menonton film. Misalnya dengan bermain permainan-permainan edukatif, menghafal Al Qur’an, membaca buku, mendengar cerita sahabat Nabi, dongeng, dan sebagainya.
