Extra

Cara Menjadi Orang Tua yang Tak Mudah Marah

Menjadi orang tua memang tidak mudah. Ada banyak tantangannya. Terkadang kita mudah marah saat anak berperilaku tidak sesuai harapan. Ironisnya, semakin sering kita marah tidak lantas menjadikan perilaku anak jadi lebih baik. Hm, bagaimana menjadi orang tua yang tak mudah marah?

Sebelum mencari tahu cara menjadi orang tua yang tak mudah marah, kita perlu memahami bahwa marah adalah emosi alami manusia. Siapa saja berhak marah. Terkadang amarah bisa menjadi hal yang baik juga lho. Sebab, kemarahan bisa memberikan energi dalam menyelesaikan sesuatu.

Ya, merasa marah adalah hal yang wajar. Namun, kita perlu mengelola amarah dengan cara yang sehat dan positif. Dengan begitu, kita sudah memberi kesempatan pada diri sendiri untuk menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Ingat, Bunda, nantinya anak-anak akan mengingat bagaimana harus bersikap saat kemarahan melanda.

Penyebab Kemarahan Orang Tua

Saat marah pada anak dan terekspresikan dengan cara yang kurang baik, pada akhirnya penyesalan melanda. Saat menyesal baru terpikir rasanya berlebihan sekali cara marah kita pada anak.

Kita berteriak atau mungkin memukul anak dengan harapan mereka memahami apa yang kita pikirkan. Padahal anak-anak sedang belajar untuk hidup. Tidak bijaksana rasanya memaksa mereka untuk memahami orang tuanya.

Yuk, belajar memahami diri sendiri. Luangkan waktu sejenak untuk mengenali hal-hal yang sering menjadi penyebab kemarahan pada anak, seperti dikutip dari laman Raising Children.

1. Banyak Tuntutan

Penyebab kemarahan orang tua pada anak sangat beragam. Membesarkan dan mengasuh anak bukan hal yang dilakukan tanpa distraksi. Proses ini kerap melibatkan keseimbangan berbagai tuntutan dalam hidup kita.

Kita membesarkan anak sambil bekerja, melakukan pekerjaan rumah tangga, terlibat dalam kegiatan sosial, dan lainnya. Ketika banyak hal tidak sesuai rencana, jadi mudah kehilangan kesabaran. Alhasil jadi gampang marah juga pada anak.

2. Konflik dengan Pasangan

Meski sudah bertahun-tahun menjalani kehidupan rumah tangga, tetapi tidak selamanya suami dan istri saling sepakat. Sering kali muncul perbedaan pendapat yang melahirkan konflik.

Terkadang konflik ini memunculkan rasa marah dan frustrasi. Lagi-lagi di saat diri tidak nyaman, anak menjadi pelampiasan. Kesalahan kecil yang dilakukan anak memicu kemarahan besar.

3. Anak Sulit Diatur

Di suatu ketika kita merasa anak sulit sekali diatur. Misalnya, mereka kerap diberi petuah untuk tidak berkata kasar pada orang lain. Nyatanya masih saja dilakukan. Sebagai orang tua, kita merasa tidak didengar dan tidak dihormati anak. Lalu kita merasa berhak untuk marah.

4. Faktor Lain

Terdapat faktor-faktor lain yang membuat kita jadi lebih mudah marah, seperti kelelahan, lapar, dan kurang tidur. Tekanan di tempat kerja, masalah keuangan, serta kurang waktu untuk diri sendiri juga bisa membuat seseorang lebih mudah marah.

Dengan memahami apa yang membuat marah dan bikin diri kehilangan kendali, kita juga jadi lebih mudah mengembangkan keterampilan mengontrol diri. Sulit mengontrol diri sendiri? Tenang, Bunda, keterampilan ini sangat bisa dipelajari.

Pikiran Negatif Bikin Kemarahan Menjadi-jadi

Saat kemarahan menggelegak, rasanya sulit berpikir positif ya, Bunda. Semua terlihat salah di mata kita. Begitu juga sebaliknya, saat pikiran negatif melanda, bisa memicu kemarahan yang semakin menjadi-jadi.

Ilustrasi berikut bisa menjadi gambaran. Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, Bunda dan suami bekerja dari rumah dan si kecil pun sekolah dari rumah. Ketika Bunda sedang meeting, ternyata anak malah main di luar rumah sehingga terlambat masuk ke kelas online-nya.

Saat melirik ke arah suami, ternyata dia cuek-cuek saja dengan kondisi ini. Tatapan mata suami terus tertuju pada pekerjaannya. Sesekali dia beranjak dari kursi kerja, namun hanya untuk membuat kopi atau meletakkan gelas kotor di tempat cuci piring.

Dalam situasi ini, pikiran negatif yang mungkin muncul adalah:

1. “Harus kerja, ngurusin anak, ngerjain kerjaan rumah. Nggak ada satu orang pun yang peduli. Saya harus mengerjakan semuanya sendiri.”

2. “Kamu nakal banget sih jadi anak. Sudah tahu waktunya sekolah malah main. Bundanya sibuk kerja, kamu malah sibuk main.”

3. “Bunda jadi marah gara-gara sikap kamu nggak baik.”

4. “Kenapa sih kamu selalu bikin Bunda marah?”

Nah, Bunda, jika pikiran-pikiran negatif seperti ini mulai muncul, coba berhenti sejenak dari aktivitas apa pun. Jika Bunda langsung melakukan sesuatu ketika pikiran-pikiran negatif berkecamuk, justru membuat situasi tidak kondusif.

Alih-alih bergegas melakukan sesuatu, Bunda sebaiknya ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri. Bunda bisa berdzikir dalam hati atau menghitung angka pelan-pelan sambil mengatur napas agar amarah tidak meledak.

Cara Agar Jadi Orang Tua yang Tak Mudah Marah

Kalau sayang, maka nggak akan marah. Kita pasti paham benar akan hal itu. Bila saat ini Bunda meluangkan waktu membaca tulisan ini, sudah pasti ada keinginan kuat untuk menjadi orang tua yang lebih baik. Orang tua yang tidak mengedepankan amarah dalam membersamai anak.

1. Fokus Kendalikan Diri, Bukan Kendalikan Anak

Di awal tulisan ini kita sudah mencoba memahami diri, sehingga lebih tahu hal-hal yang mudah membuat marah. Selanjutnya, kita akan fokus pada pengendalian diri. Ingat ya, Bunda, pengendalian diri, bukan pengendalian perilaku anak.

Saat anak bersikap negatif, mungkin kita akan tergoda untuk langsung mengendalikan anak. Caranya dengan membentak, memarahi, atau bahkan memukulnya. Sebelum ini terjadi, yuk tarik napas dulu, Bun.

Debbie Pincus, MS LMHC, seorang coaching parents, menyampaikan sebuah rahasia. “Ketika Anda mengendalikan diri, anak-anak juga akan tenang. Ingat, ketenangan itu menular, begitu pula kecemasan. Terbukti bahwa kecemasan orang tua terhadap anaknya berkontribusi signifikan terhadap kecemasan anaknya.”

Mari kita coba lebih memahami dengan menyimak ilustrasi berikut ya Bunda. Misalnya Bunda sedang mengajari anak berhitung. Ternyata anak tidak juga paham dan malah merengek-rengek. Kesal, marah, dan kecewa mungkin Bunda rasakan.

Dalam situasi ini, Bunda mungkin terdorong untuk membentak anak agar dia lebih fokus dan konsentrasi. Namun, sering kali yang terjadi anak malah jadi cemas sehingga semakin sulit berkonsentrasi.

Alih-alih membentak dan beraksi kontraproduktif, sebaiknya diam sesaat sambil bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana cara tetap tenang sehingga dapat membantu anak saya memahami hitung-hitungan ini?”

2. Berkomitmen Agar Emosi dan Sikap Terkontrol

Banyak hal memerlukan komitmen tingkat tinggi, tak terkecuali saat berusaha mengendalikan emosi negatif. Ini bukan perkara mudah. Di satu waktu mungkin berhasil, tetapi bisa jadi gagal di waktu lain. Namun, yang terpenting adalah menjaga diri tetap tenang dan berusaha menjaga komitmen.

Ketika berada dalam situasi yang tidak enak, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan tidak melakukan reaksi apa pun. Saat ini, Bunda bisa minta tolong suami untuk menghadapi anak. Sementara itu, Bunda tinggalkan situasi itu sesaat untuk mendapat ketenangan.

Bagaimana jika kelepasan berteriak pada anak? Jika itu terjadi, maka tidak masalah jika kita minta maaf pada anak. Dengan begitu ada pesan yang disampaikan pada anak bahwa, “Merasa marah itu nggak apa-apa, tetapi jangan berteriak atau menyakiti orang lain”.

3. Tarik Napas Dalam

Ketika merasa marah atas perilaku anak, yuk tarik napas dalam-dalam, Bun. Menarik napas mendalam juga memberikan waktu sejenak pada diri sendiri untuk berpikir dulu sebelum bertindak.

Terbiasa menarik napas dalam sebelum melakukan atau mengucapkan sesuatu berarti membiasakan tidak bersikap spontan. Perlu Bunda pahami bahwa saat kita bereaksi –bukan menanggapi, yang digunakan tubuh adalah mode autopilot. Hal inilah yang membuat kita menyesal setelah diri benar-benar sadar pada masalah yang dihadapi.

4. Lakukan Positive Self Talk

Positive self talk alias berbicara pada diri sendiri dengan cara positif juga bisa dilakukan sebagai upaya mengontrol emosi. Kadang saat amarah menguasai diri, seperti terdengar bisikan untuk melakukan sesuatu yang kontraproduktif. Misalnya, seperti ada bisikan yang mengatakan, “Marahi saja anakmu agar dia kapok.”

Itu makanya kita perlu melawan bisikan negatif tersebut dengan positive self talk. Contohnya dengan berkata dalam hati, “Berhenti, jangan marah,” atau “Saya tidak akan bereaksi terhadap perilaku anak saya,” atau “Saya akan menarik napas dalam-dalam.”

Debbie Pincus menyebut banyak psikolog yang menganjurkan melakukan positive self talk karena telah terbukti manfaatnya. Dengan positive self talk, seseorang dapat mengontrol suara di kepalanya. Hasilnya yang bersangkutan akan mendapatkan ketenangan, bukan kecemasan.

5. Merenung Saat Diri dalam Keadaan Tenang

Setelah melewati rasa marah dan ekspresi kemarahan, penting sekali bagi diri kita untuk berefleksi atau merenung. Dalam situasi yang lebih tenang, kita akan melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas.

Merenung atas sesuatu yang telah terjadi dapat membantu kita belajar dari pengalaman. Sehingga di kemudian hari jika menghadapi situasi serupa, kita akan menanganinya dengan lebih baik.

Perenungan ini termasuk membayangkan hubungan dengan anak ketika mereka sudah lebih besar. Debbie Pincus menyebut hal ini bukan berarti menoleransi perilaku anak yang tidak pantas. Sebaliknya, kita sedang memperlakukan anak dengan hormat, sebagaimana kita ingin diperlakukan olehnya.

6. Lebih Santai

Kita cenderung cemas dan marah saat anak-anak tidak mengerjakan PR atau tidak serius saat belajar. Kekhawatiran anak-anak tidak akan sukses di masa depan lantaran saat ini tidak serius belajar membuat kecemasan meningkat. Kita pun jadi mudah marah karenanya.

Padahal sebenarnya kesuksesan bukan sekadar rajin mengerjakan PR dan serius belajar. Ada banyak sekali cara untuk meraih kesuksesan. Bahkan kesuksesan sering diraih karena seseorang mahir di bidang tertentu, tidak melulu akademis.

Debbie Pincus mengatakan seseorang sering kali over thinking, di mana hal-hal yang dipikirkan tak sesuai kenyataan. Nah, hal-hal itu biasanya negatif sehingga merugikan diri sendiri. Kenyataannya banyak hal yang tidak seburuk yang kita bayangkan.

Ketimbang terlalu memikirkan banyak hal, Debbie menyarankan orang tua untuk lebih santai dan fokus pada sesuatu yang bisa dilakukan saat ini. “Masa depan ada di tangan anak Anda dan Anda tidak memiliki kendali atas hal itu. Tidak peduli seberapa keras Anda berusaha,” ucapnya.

Dampak Kemarahan Orang Tua pada Anak

Ekspresi kemarahan orang tua pada anak yang meledak-ledak bisa menimbulkan berbagai dampak buruk. Itu makanya kita sebagai orang tua perlu belajar meregulasi diri dan emosi supaya menjadi orang tua yang tak mudah marah.

Berikut ini beberapa dampak anak yang sering mendapat amarah orang tua, seperti dikutip dari laman Pregnancy Birth Baby.

1. Anak Stres

Saat mendapat amarah dari orang tua, anak seringkali menyalahkan diri sendiri. Terlalu sering merasa bersalah membuat anak-anak stres. Hal ini memengaruhi tumbuh kembang otak anak. Bila terus-menerus tinggal di lingkungan yang penuh amarah, mereka berisiko terkena penyakit mental di kemudian hari.

2. Anak Merasa Tidak Berharga

Saat orang tua marah dan melontarkan kata-kata menyakitkan, anak akan merasa dirinya adalah sosok yang tidak berharga. Hal semacam itu nantinya bisa membuat mereka berperilaku buruk. Merasa tidak berharga dan tidak dicintai orang tuanya juga membuat anak lebih berisiko mengonsumsi obat-obat terlarang.

3. Anak Meniru Amarah Orang Tuanya

Children see, children do. Ekspresi marah orang tua akan dicontoh oleh anak. Jika suatu saat kita mendapati anak berteriak-teriak saat marah, memukul, atau melakukan tidankan destruktif lainnya, bisa jadi karena orang tuanya melakukan hal serupa.

Untuk itu, penting sekali bagi kita untuk memberikan contoh yang baik saat marah melanda. Misalnya dengan diam sejenak dan mengambil napas dalam-dalam, atau izin untuk keluar ruangan sesaat untuk menenangkan diri.

4. Anak Bersikap Negatif

Mendisiplinkan anak dengan cara marah-marah merupakan langkah kontraproduktif. Justru saat orang tua mudah marah, anak bereaksi dengan sejumlah sikap negatif. Misalnya saja sulit berkonsentrasi, kesulitan bermain dengan anak lain, menjadi pendiam dan ketakutan, bersikap kasar dan agresif, serta mengalami masalah tidur.

5. Hubungan Anak dan Orang Tua yang Negatif

Sering membentak ditambah memberi hukuman fisik pada anak adalah perilaku yang tidak perlu diteruskan. Sebab hal ini bisa menimbulkan hubungan negatif orang tua dan anak.

Berbagai penelitian juga menunjukkan menghukum anak secara fisik membuat mereka berisiko melakukan perilaku antisosial dan agresi. Selain itu, harga diri anak rendah, serta berisiko mengalami masalah kesehatan mental.

Beberapa orang tua bahkan marah pada bayi yang berkata-kata saja belum bisa. Padahal ekspresi marah dengan mengguncang, memukul, menendang, atau melempar bayi dengan keras dapat menyebabkan kematian, kecacatan, dan cedera serius.

Kesimpulannya marah adalah wajar dirasakan semua manusia. Hanya saja kita harus sadar benar agar marah tidak diekspresikan dengan cara-cara yang menyakitkan secara verbal ataupun fisik.

Tidak perlu membuat anak mendengarkan kata-kata kita. Sebab yang lebih penting adalah bagaimana kita memahami apa yang terjadi dan bagaimana cara menanggapinya.

Untuk itu, yuk kita biasakan diri untuk memikirkan semua hal sebelum melakukan apa pun. Semakin sedikit kita bereaksi, maka itu semakin baik. Semakin kita memikirkan semua hal dengan baik dan bijak, maka semakin positif hasilnya. Semangat membersamai si kecil dan menjadi orang tua yang tak mudah marah ya, Bunda.

Referensi:

Raising Children. Anger and Anger Management for Parents <https://raisingchildren.net.au/guides/first-1000-days/looking-after-yourself/anger-management-for-parents> diakses pada 26 April 2021.

Empowering Parents. Calm Parenting: How to Get Control When Your Child Makes You Angry <https://www.empoweringparents.com/article/calm-parenting-get-control-child-making-angry/> diakses pada 26 April 2021.

Pregnancy Birth Baby. Controlling Your Anger As A Parent. <https://www.pregnancybirthbaby.org.au/controlling-your-anger-as-a-parent> diakses pada 26 April 2021.

Terima kasih sudah berlangganan Sayangi Anak Extra. Untuk mengakses konten - konten Sayangi Anak Extra. Untuk membaca konten Sayangi Anak Extra. Silakan kunjungi kategory Extra pada website Sayangianak.com atau klik disini

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Extra

Begini Perkembangan Janin di Trimester Pertama Kehamilan

Mendeteksi perkembangan janin secara periodik merupakan salah satu cara efektif untuk meminimalkan risiko kehamilan. Nah, periode terpenting dalam masa kehamilan adalah trimester pertama.

Deteksi dini kehamilan perlu dilakukan. Jangan abai ya, Bunda, karena berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan. Bahkan, tak sedikit kasus komplikasi dan keguguran terjadi pada awal kehamilan.

Perkembangan Janin per Minggu di Trimester Pertama

Supaya Bunda lebih memahami kondisi janin dan tubuh di awal kehamilan, simak penjelasan yang dikutip dari MayoClinic mengenai perkembangan janin dari minggu ke minggu berikut ini.

Minggu Pertama dan Kedua

Secara biologis, pembuahan (konsepsi) adalah awal dari perkembangan manusia. Pembuahan biasanya terjadi ketika sperma bergabung dengan sel telur di dalam tuba rahim. Pada usia kehamilan satu minggu, sel telur baru akan meninggalkan indung telur menuju tuba falopi.

Di masa ini, Bunda belum bisa dinyatakan hamil karena biasanya pembuahan terjadi sekitar dua minggu setelah menstruasi terakhir. Meskipun demikian, sebenarnya tubuh Bunda sudah siap untuk hamil. Di minggu kedua, janin mulai terbentuk setelah sel telur bertemu dengan sperma.

Minggu Ketiga

Penyatuan sperma dan sel telur di salah satu saluran tuba akan membentuk entitas bersel satu, zigot. Zigot memiliki empat puluh enam kromosom yang berasal dari Ayah dan Bunda dengan perbandingan 50:50. Kromosom bertugas membantu menentukan jenis kelamin dan ciri fisik bayi.

Setelah pembuahan, zigot akan bergerak menuruni tuba falopi menuju rahim. Di saat yang sama, zigot akan membelah diri membentuk sekelompok sel yang disebut morula.

Jika janin memiliki kromosom XY, maka kemungkinan besar janin akan tumbuh menjadi anak laki-laki. Sementara janin yang memiliki kromosom XX akan tumbuh menjadi anak perempuan.

Minggu Keempat

Bagaimana perkembangan janin di minggu keemoat kehamilan? Pada minggu ini, bola sel yang memiliki kemampuan membelah dengan cepat (blastokista) mulai melekat di dalam lapisan rahim (endometrium). Proses ini disebut penanaman atau implantasi.

Di dalam blastokista, kelompok sel bagian dalam akan berubah menjadi embrio. Sementara lapisan luar akan membentuk bagian dari plasenta yang akan menyehatkan bayi selama masa kehamilan. Bentuk janin usia empat minggu menyerupai ukuran biji kacang, sekitar dua milimeter.

Pada tahap ini, kepala, mata, telinga, dan batang struktur yang akan menjadi lengan dan tungkai mulai muncul. Otak juga mulai berkembang menjadi lima bagian, termasuk beberapa saraf kranial.

Minggu Kelima

Di minggu kelima, kadar hormon HCG yang diproduksi oleh blastokista akan meningkat pesat. Ini merupakan sinyal yang diberikan pada ovarium untuk berhenti melepaskan sel telur dan menghasilkan lebih banyak progesteron dan estrogen.

Peningkatan kadar hormon tidak hanya menghentikan periode menstruasi Bunda, tetapi juga memicu pertumbuhan plasenta. Pada periode ini, wanita sering kali tidak menyadari tanda-tanda kehamilan awal, seperti meningkatnya intensitas buang air kecil dan membengkaknya payudara.

Kondisi janin berusia lima minggu mulai berkembang sebesar biji wijen, dengan berat sekitar satu gram. Pada kehamilan normal, selama periode ini seluruh organ bayi dari bagian otak hingga sistem saraf mulai terbentuk sempurna.

Pada minggu kelima, organ jantung juga mulai berkembang. Ditandai dengan terbentuknya sekat dan serambi sehingga janin dapat memompa darahnya sendiri. Jantung dan sistem peredaran darah akan terbentuk di lapisan tengah sel, mesoderm. Lapisan sel ini juga berfungsi sebagai fondasi tulang bayi, ginjal, ligamen, dan sebagian besar sistem reproduksi janin.

Sementara lapisan atas, ektoderm akan membentuk lapisan kulit terluar janin, sistem saraf pusat dan tepi, mata, dan telinga bagian dalam. Lapisan dalam sel, endoderm adalah tempat berkembangnya paru-paru dan usus si kecil.

Minggu Keenam

Perkembangan ukuran janin di minggu keenam bertambah secara signifikan. Bentuknya menyerupai huruf C. Pada periode ini, tabung saraf di sepanjang punggung bayi akan menutup sehingga memudahkan proses berkembangnya otak dan sumsum tulang belakang.

Selain itu, struktur yang diperlukan untuk pembentukan mata dan telinga juga mulai berkembang. Bibir dan hidung bagian atas telah terbentuk. Kaki dan tangan sudah bisa dibedakan. Kaki tumbuh lebih panjang. Sementara jari tangan dan kaki yang mulai terbentuk masih tertutup selaput.

Pada fase ini, otak dan paru-paru mulai terbentuk. Sedangkan jantung mulai berdetak dengan kecepatan sekitar seratus hingga seratus lima puluh kali per menit.

Minggu Ketujuh

Memasuki usia kehamilan tujuh minggu, otak dan wajah bayi berkembang sangat pesat hingga menghasilkan ratusan sel baru setiap menit. Hidung mulai terlihat jelas, gigi dan langit mulut serta retina mulai terbentuk. 

Begitu juga dengan sendi lengan dan tungkai. Lantaran kulit masih teramat tipis, pembuluh darah janin tampak jelas.

Pada fase ini, tunas tungkai bawah dan lengan yang tumbuh pada minggu sebelumnya sudah menyerupai bentuk dayung. Meskipun sumsum tulang belum terbentuk, hati sudah mulai menghasilkan banyak sel darah merah.

Minggu Kedelapan

Di delapan minggu kehamilan, seluruh bagian tubuh utama janin, seperti bentuk jari-jari, bibir, hidung, dan bibir atas tampak jelas. Sementara batang leher janin mulai tegak. Panjangnya mungkin sudah mencapai sebelas hingga empas belas milimeter dari puncak kepala hingga bagian pantat.

Di minggu ini, leher janin mulai berkembang. Sementara kelopak mata mulai menutup untuk melindungi mata janin yang sedang berkembang. Meskipun belum sempurna, seluruh bagian tubuh utama sudah terbentuk dan berkembang. Bahkan, posisi mata, telinga, lengan dan kaki dapat dikenali melalui pemeriksaan Ultrasonografi (USG).

Minggu Kesembilan

Pada minggu kesembilan kehamilan, lengan janin tumbuh dan siku muncul. Jari kaki terlihat dan kelopak mata terbentuk. Kepala janin mulai membesar, tetapi bentuk dagunya masih belum sempurna.

Kepala janin mulai tegak. Telinga terus membesar, jari kaki tampak lebih jelas, dan seluruh organ penting, seperti otak, hati, jantung, paru-paru, dan ginjal sudah berkembang lebih sempurna dibandingkan minggu sebelumnya.

Lantaran otot-otot kecil janin sudah berkembang, lengan dan kakinya mulai bergerak secara spontan. Namun, Bunda baru bisa merasakan tendangan si kecil sekitar satu hingga dua bulan kemudian. Dari puncak kepala hingga pantat, panjangnya diperkirakan sekitar enam belas hingga delapan belas milimeter.

Minggu Kesepuluh

Pada minggu kesepuluh, kepala janin menjadi lebih bulat, jari kaki dan tangan menjadi lebih panjang serta memiliki kuku. Lengan mulai lentur sehingga janin bisa menekuk sikunya. Selain itu, kelopak mata dan telinga luar terus berkembang. Tali pusar semakin tampak jelas.

Pada fase ini, wajah janin sudah tampak layaknya manusia. Tulangnya sudah terbentuk, lekukan kecil di kaki juga berkembang menjadi pergelangan kaki dan lutut. Detak jantungnya juga dapat dideteksi secara elektronik. Panjangnya hampir tiga puluh delapan milimeter.

Di minggu ini, tunas gigi di bawah gusi akan terbentuk. Namun, tunas gigi ini tidak akan menembus gusi hingga bayi mendekati usia enam bulan. Perut janin juga sudah menghasilkan cairan pencernaan, sedangkan ginjal memproduksi urine. Jika si kecil laki-laki, maka di periode ini si kecil sudah memproduksi testosteron.

Minggu Kesebelas

Pada awal minggu kesebelas kehamilan, karakteristik janin semakin menyerupai manusia. Tangan dan kaki di depan tubuh, bentuk telinga hampir sempurna, lidah dan langit-langit mulut mulai terlihat, begitu juga dengan saluran hidung dan puting.

Folikel janin tidak hanya terbentuk di ubun-ubun, tetapi juga di seluruh tubuh. Tangan dan kaki sudah tidak berselaput. Wajahnya mulai lebar, matanya sudah terpisah jauh, kelopak matanya menyatu, dan telinganya rendah. Tunas gigi yang sudah terbentuk muncul. Hati juga sudah memproduksi sel darah merah.

Selain itu, alat kelamin luarnya akan mulai berkembang menjadi klitoris dan labia mayora atau penis. Begitu juga dengan dasar kuku tangan dan kaki. Sementara kuku baru akan mulai tumbuh dalam beberapa minggu ke depan.

Sekarang janin memiliki panjang sekitar lima puluh milimeter dari puncak kepala hingga pantat dengan berat sekitar delapan gram. Tubuhnya yang semakin memanjang dan tegak sudah bisa berganti posisi, mulai dari peregangan, jungkir balik, hingga berguling ke depan.

Minggu Kedua Belas

Minggu kedua belas adalah masa terakhir di trimester pertama. Bagaimana perkembangan janin di minggu ini? Di masa ini, tugas berat untuk mengembangkan struktur tubuh baru hampir berakhir. Pasalnya, sebagian besar organ dan sistem sudah sepenuhnya terbentuk. Meskipun masih diperlukan proses penyempurnaan.

Disadari atau tidak, tiga minggu terakhir ukuran janin berkembang hingga dua kali lipat. Pada minggu kedua belas, ukurannya mencapai enam puluh satu milimeter dari puncak kepala hingga pantat dengan berat empat belas gram.

Kuku janin mulai tumbuh. Wajahnya sudah lebih berkembang. Otot-otot di sistem pencernaan bayi mulai lentur. Janin sudah bisa menelan, ginjalnya mengeluarkan air seni, dan sumsum tulang mulai sibuk membentuk sel darah putih untuk membantu si kecil melawan infeksi.

Selain itu, kelenjar pituitari di dasar otak mulai memproduksi hormon yang memungkinkan si kecil menghasilkan keturunan di kemudian hari. Untuk janin perempuan, folikel ovarium mulai terbentuk. Sementara untuk janin laki-laki, prostat sudah muncul. Pada periode ini, dokter sudah bisa mengidentifikasi jenis kelamin melalui tes khusus.

Hal-hal yang Harus Diwaspadai Saat Hamil Muda

Kehamilan merupakan salah satu hal yang membuat seorang wanita bahagia dan merasa hampir sempurna. Namun, siklus menstruasi yang datang terlambat sering mengecoh calon ibu. Alhasil, ketika tubuh mengalami gejala awal kehamilan, sebagian besar wanita menganggapnya sebagai gejala pramenstruasi.

Selama trimester pertama berlangsung, tubuh akan mengalami sejumlah perubahan signifikan. Perubahan paling utama adalah terkait hormonal. Selain siklus menstruasi terhenti, Bunda akan merasa mudah lelah, payudara membengkak, sakit perut, sakit kepala, susah buang air besar, berat badan bertambah, perubahan suasana hati yang ekstrem, dan lebih sensitif.

Sebagian besar ibu hamil juga akan mengalami morning sickness yang menyiksa dengan atau tanpa muntah yang bisa menyerang kapan saja, siang atau malam dan fase mengidam. Ketidaknyamanan ini akan berkurang setelah beberapa minggu.

Sakit Kepala

Selama kehamilan awal, hampir semua wanita akan mengalami sakit kepala sesekali. Bukan perkara mudah menangani sakit kepala trimester pertama karena Bunda harus menghindari obat-obatan kimia.

Banyak pemicu sakit kepala, mulai dari kadar hormon dan volume darah yang meningkat, stres, kelelahan, rendahnya kadar gula, hingga kurangnya cairan tubuh. Sangat dianjurkan untuk menghindari pemicu sakit kepala, seperti monosodium glutamat, daging yang diawetkan, keju dengan rasa yang kuat, dan rokok.

Jika sakit kepala tidak kunjung sembuh dan penglihatan mulai kabur, maka Bunda harus segera memeriksakan diri. Meskipun jarang terjadi, beberapa kasus sakit kepala akibat migrain dapat meningkatkan risiko stroke selama kehamilan.

Demam

Sebuah studi dari Slone Epidemiology Center di Boston University yang bekerja sama dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa wanita yang mengalami demam sebelum atau selama awal kehamilan cenderung memiliki bayi dengan cacat tabung saraf. Namun, wanita yang mengalami demam dan rutin mengonsumsi 400 mikrogram (mcg) asam folat setiap hari tidak berisiko melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf.

Perdarahan

Perdarahan merupakan salah satu jenis komplikasi lain yang harus diwaspadai pada trimester pertama. Meskipun perdarahan biasanya terjadi di awal kehamilan, sangat sulit menentukan kasus yang dapat menyebabkan masalah serius. 

Dalam keadaan tertentu, perdarahan bisa menjadi gejala keguguran. Jika sering mengalami perdarahan, maka konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Bunda dan janin.

Hiperemesis Gravidarum (Muntah Parah)

Muntah selama trimester pertama disebabkan oleh hormon kehamilan B-hCG yang menstimulasi pusat CTZ di otak. Meskipun umum dialami wanita hamil, muntah yang terus berlanjut dan parah dapat menyebabkan Bunda tidak mendapatkan nutrisi dan cairan yang diperlukan tubuh.

Jika dibiarkan, maka hal ini dapat membahayakan Bunda dan janin yang dikandung. Sangat disarankan memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika implantasi terjadi di luar rongga rahim. Kehamilan ektopik merupakan keadaan darurat yang harus ditangani dengan cepat. Tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah nyeri perut bagian bawah di salah satu sisi, perdarahan vagina, peningkatan frekuensi buang air kecil dengan sensasi terbakar, kram tiba-tiba disertai pingsan, nyeri perut parah berulang kali, sering tidak datang bulan, dan demam.

Jika gangguan kesehatan ini diketahui lebih awal, maka kehamilan ektopik dapat sembuh sendiri dengan pengobatan atau pembedahan.

Kehamilan Mola

Kehamilan mola terjadi sebagai akibat dari perkembangan sel-sel abnormal di plasenta yang tidak dapat mendukung pertumbuhan embrio. Kehamilan mola disebabkan oleh kelainan kromosom pada sperma yang membuahi sel telur.

Birth Injury Help Center menyebut bahwa wanita yang hamil di atas umur empat puluh tahun, kekurangan protein, dan kekurangan gizi berisiko besar mengalami kehamilan mola. Selain itu, wanita yang pernah mengalami kehamilan mola sebelumnya dan termasuk etnis Asia dan Afrika-Amerika juga memiliki risiko tinggi terserang kehamilan mola.

Gejala yang harus diperhatikan, antara lain menstruasi tidak teratur selama tiga sampai empat bulan, terdapat bercak cokelat, perdarahan berwarna prunus, dan muntah berlebihan.

Keguguran

Wanita yang hamil muda berisiko tinggi mengalami keguguran. Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan mengonsumsi vitamin prenatal. Hindari minuman beralkohol, rokok, dan obat-obatan selama kehamilan karena dapat menyebabkan komplikasi serius dan cacat lahir pada janin.

Umumnya, dokter akan merekomendasikan perubahan pola makan, termasuk mengurangi kafein, telur setengah matang, daging mentah, daging deli, dan kerang untuk mengurangi kemungkinan keguguran. Dengan menerapkan pola makan sehat dan memastikan asupan asam folat harian tercukupi, risiko keguguran selama trimester pertama dapat dicegah.

Risiko keguguran semakin tinggi pada wanita yang pernah mengalaminya. Jika Bunda mengalami kram perut di bagian bawah disertai sakit punggung, perdarahan, kontraksi rahim, dan mual atau muntah, maka segera hubungi dokter.

Kasus keguguran juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, khususnya kelainan kromosom, diabetes yang tidak terkontrol, infeksi, kelainan implantasi plasenta, dan kekurangan hormon progesteron.

Demikianlah informasi mengenai perkembangan janin selama trimester pertama lengkap dengan risiko kesehatan yang wajib Bunda waspadai. Pastikan mengontrol asupan dan menghindari stres untuk menghindari hal yang tak diinginkan.

Referensi:

Mayo Clinic. Pregnancy Week by Week. <https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/prenatal-care/art-20045302> diakses pada 2 Maret 2021.

Birth Injury Help Center. Risks of Complication at Every Stage of Pregnancy. <https://www.birthinjuryhelpcenter.org/complication-pregnant.html> diakses pada 3 Maret 2021.

Stanford Childrens. Headaches in Early Pregnancy. <https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=headaches-in-early-pregnancy-134-3 diakses pada> 4 Maret 2021.

CDC. Maternal Fever During Early Pregnancy May Be Linked to Birth Defects. <https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/features/kf-birthdefects-maternal-fever-during-pregnancy.html#ntd> diakses pada 4 Maret 2021.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Extra

Ketakutan Orang Tua Anak Diculik dan Cara Mengatasinya

Maraknya penculikan saat ini tentu saja menimbulkan ketakutan orang tua anak diculik. Sehingga mereka berupaya melakukan segala cara untuk menjaga anak-anaknya agar tidak beresiko diculik. Anak adalah anugerah terbesar yang dimiliki orang tua, sehingga anak diculik menjadi ketakutan terbesar.

Tips Mengajarkan Anak Menjaga Diri

Sebagai orang tua tentu selalu menginginkan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak-anaknya sehingga tak jarang mereka membiarkan anaknya bermain sendiri untuk melatih kemandirian. Namun, Anda juga tetap harus berhati-hati dan memberinya bekal agar anak-anak bisa menjaga diri.

Menjelaksan Penculikan Anak yang Tengah Marak

Anda tidak perlu terlalu bersikap overprotektif pada anak, tapi cukup berikan pengetahuan dan pembelajaran tentang bagaimana cara menjaga diri. Terutama jika anak-anak tidak sedang bersama orang tua atau orang dewasa yang dikenalnya. Cara pertama adalah dengan membicarakan tentang penculikan.

Berikan informasi tentang penculikan anak dan kemungkinan orang asing yang mungkin berniat buruk sehingga sampai tega menculik anak-anak. Buka diskusi dengna anak Anda dan beri tahu bagaimana car amelindungi diri agar mereka paham. Contohnya seperti melarang menerima makanan dari orang asing.

Memberikan Kartu Tanda Pengenal

Kartu tanda pengenal ini bisa Anda tempatkan di dalam tas si kecil. Buat kartu dari karton yang dilaminating dan tulis nama anak, alamat, hingga nomor telepon orang tua. Tanda pengenal ini untuk mengantisipasi jika anak sedang dalam keadaan tersesat dan tidak tahu jalan pulang ketika pergi bermain.

Namun, Anda juga harus memberi tahu kepada si kecil siapa saja orang-orang yang bisa dimintai tolong dengan memberikan data dirinya tersebut sehingga tidak disalahgunakan orang jahat. Informasikan orang-orang yang bisa dimintai tolong seperti petugas keamanan, security, polisi, dan lainnya.

Mengajari Anak Tempat yang Harus Didatangi Ketika Tersesat

Selain ketakutan anak diculik, anak tersesat dan hilang juga menjadi ketakutan lain yang dihadapi oleh orang tua. Apalagi jika orang tua dan anak sedang pergi bersama kemudian tiba-tiba anak mereka hilang dari pengawasan. Anda bisa mengajari si kecil ke mana harus pergi ketika hilang dan tersesat.

Beri tahu kepada anak-anak untuk segera menghubungi pusat informasi, pos satpam, kantor polisi, atau rumah sakit terdekat jika mereka tidak mendapati orang tua atau orang yang dikenal. Jika tidak menemukan orang berseragam, bisa juga meminta bantuan pada wanita dewasa atau ibu yang sedang bersama anak.

Memberi Tahu Kepada Orang Tua Saat Akan Keluar Rumah

Biasakan kepada si kecil untuk selalu meminta izin setiap ingin pergi atau keluar dari rumah. Minta kepada mereka untuk menginformasikan dengan jelas akan kemana perginya sehingga orang tua bisa mencari informasi ketika anaknya tidak pulang-pulang.

Pastikan anak pergi bersama orang yang jelas dan dikenal seperti adik, kakak, tante, atau orang dewasa lainnya. Beri tahu kepada anak agar mereka menepati janji untuk pulang tepat sesuai waktu yang dijanjikan sebelumnya. Minta kontak orang yang mengajak pergi anak untuk bisa dihubungi.

Menolak Ajakan Atau Pemberian Dari Orang Asing

Saat si kecil pergi sendiri dan tanpa didampingi oleh orang tua atau orang dewasa yang dikenal, ajarkan kepada mereka untuk menolak pemberian hadiah atau permen dari orang yang tidak dikenal. Karena khawatir hadiah yang diberikan oleh orang asing tersebut mengandung racun dan membahayakan.

Ajarkan kepada anak untuk menolak secara baik-baik pemberian tersebut. Selain itu, ajarkan kepada mereka untuk menolak ajakan dari orang asing meskipun mereka mengajak melakukan hal yang seru dan menyenangkan. Ajari anak untuk tidak membocorkan data pribadi kepada siapapun orang asing.

Memberi Tahu Kepada Orang Tua Jika Ada Perilaku yang Mengganggu Kenyamanan

Anda juga perlu memberikan pemahaman kepada si kecil untuk memberitahukan kepada orang tuanya jika ada orang lain yang meminta untuk melakukan tindakan yang membuat tidak nyaman. Berikan pengertian kepada mereka bahwa dalam beberapa kondisi orang dewasa mungkin akan meminta bantuannya.

Contohnya seperti orang dewasa yang meminta untuk dibelikan sesuatu ke tempat tertentu atau meminta bantuan untuk mencari hewan peliharaannya yang hilang. Beritahu kepada anak-anak bahwa mereka tidak perlu melakukan hal tersebut karena seharunya orang dewasa tidak meminta bantuan seperti itu.

Membekali Anak Dengan Alat Pelacak

Hal ini diperlukan agar ketika anak Anda tidak bisa dihubungi dan belum pulang-pulang, maka masih bisa dilacak dengan menggunakan alat tersebut. Contoh perangkat yang bisa digunakan untuk melacak keberadaan anak seperti gelang GPS yang bisa dihubungkan dengan ponsel atau komputer orang tua.

Galang ini akan sangat bermanfaat karena Anda bisa mengetahui kemana rute si kecil bepergian. Selain itu, bisa juga dengan memasang CCTV di rumah yang dapat terkoneksi secara online untuk membantu orang tua mengawasi keberadaan anaknya ketika mereka sedang bekerja dan tidak ada di rumah.

Ajari Bela Diri

Mengajari teknik dasar bela diri sangat diperlukan agar anak bisa menjaga dan melindungi diri mereka saat mendapatkan ancaman dari orang lain. Terlebih lagi jika ada orang asing yang memaksanya untuk pergi atau melakukan tindakan seperti membawa paksa atau menggendongnya langsung.

Ajarkan anak untuk melakukan pembelaan dengan cara seperti menendang, menggigit, atau berteriak agar mereka bisa lepas dari cengkeraman penculik. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan kepada anak area tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain demi menjaga kenyamanan.

Beri Tahu Kepada Anak Untuk Tidak Menyendiri

Beberapa anak mungkin ada yang memiliki karakter pemalu dan pendima hingga lebih senang menyendiri dibandingkan berkumpul bersama teman-temannya. Namun, sebisa mungkin coba biasakan anak-anak untuk bermain dengan teman-teman agar mereka tidak sendirian dalam beberapa kondisi.

Seperti saat menunggu jemputan atau ketika sedang bermain di taman. Koordinasikan dengan baik bersama pihak sekolah dan pengemudi yang mengantar jemput anak. Pastikan anak tidak asal mau menerima ajakan orang yang tidak dikenal untuk mengantarnya pulang dan minta mereka untuk tetap menunggu.

Latih Anak Untuk Biasa Bercerita

Sebagian anak ada yang merasa enggan untuk bercerita kepada orang tuanya karena merasa tidak nyaman. Padahal melatih anak untuk biasa bercerita tentang apapun yang dialaminya di hari itu sangatlah penting. Tujuannya agar Anda mengetahui kebiasaan anak apakah ada yang mencurigakan atau tidak.

Anak-anak yang terbiasa bercerita dan terbuka kepada orang tuanya akan membuat Anda tahu dengan kondisi sekitar lingungan anak selama ini. Sehingga jika ada kejadian yang tidak diinginkan, maka bisa langsung sesegara mungkin diatasi dan diantisipasi dengan lebih cepat.

Beberapa tips di atas adalah tentang bagaimana ajaran yang seharusnya diberikan orang tua kepada anak dalam hal menjaga diri. Sebaiknya ajaran seperti ini sudah ditanamkan sejak kecil pada diri si kecil.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Orang Tua saat Ketakutan Orang Tua Anak Diculik

Kejahatan penculikan anak yang kerapkali terjadi bisa karena mereka ingin memanfaatkan keadaan anak dengan meminta uang tebusan. Sehingga sebagai orang tua pun harus selalu waspada dengan keamanan anak-anaknya. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan orang tua seperti berikut:

Memperhatikan Perilaku dan Keamanan Anak di Media Sosial

Bahaya penculikan tidka hanya mengintai di dunia nyata saja. Berkembangnya platform media sosial juga dapat menimbulkan bahaya yang mengancam keamanan anak jika tidak diantisipasi sedari dini. Anda juga harus berhati-hati saat memilih untuk sharing tentang kehidupan si kecil di dunia maya.

Jangan pernah lupa bahwa predator anak selalu mengintai korbannya sehingga mereka juga akan memanfaatkan internet untuk melakukan hal tersebut. Ingatkan si kecil untuk tidak memberikan informasi pribadi di media sosial termasuk fitur lokasi, sekolah, dan informasi detail lainnya.

Jangan Gunakan Pakaian yang Memakai Nama Anak

Memberikan si kecil pakaian dengan bertuliskan namanya memang seru dan lucu. Namun, hal ini justru membahayakan karena dapat memudahkan orang asing mengetahui nama anak Anda. Sehingga mereka bisa tertipu dan menjadi lebih mudah percaya kepada orang yang mengenal namanya.

Anda harus selalu waspada dengan keamanan si kecil. Karena terkadang bahaya tidak hanya datang dari orang asing namun juga lingkungan sekitar sang anak. Beri pemahaman kepada mereka tentang kondisi berbahaya yang mungkin saja terjadi dan ajarkan cara untuk menghindari kondisi tersebut.

Memilih Pengantar Jemput Anak dan Pengasuh yang Tepat

Kasus penculikan anak dalam beberapa kondisi juga ada yang memanfaatkan kerja sama dengan pengemudi antar jemput sekolah atau pengasuh. Sehingga penting sekali untuk Anda mengetahui bagaimana latar belakang orang-orang yang akan mengasuh dan antar jemput anak-anak dengan baik.

Anda bisa mencari latar belakang orang tersebut sebelum menggunakan jasa mereka dengan cara mencari informasi melalui media sosial atau orang-orang yang mungkin mengenalnya. Jika menggunakan jasa penyalur, cari tahu review dan testimoni dari penyedia jasa tersebut.

Selalu Mengawasi Kegiatan Anak

Meskipun tidak bisa selalu mendampingi aktivitas anak secara keseluruhan, Anda tetap harus mengawasinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengawasi di sini bisa melalui jarak jauh seperti memasang GPS pada ponsel anak, memasang CCTV, dan lain sebagainya.

Selain itu, Anda juga bisa mengawasinya secara tidak langsung dengan cara mengetahui siapa saja teman dekat sang anak dan meminta mereka untuk menginformasikan jika terjadi sesuatu. Kenali guru, sahabat, pengemudi antar jemput, dan orang-orang yang berhubungan dengan kegiatan anak.

Bangun Kedekatan Dengan Anak

Semakin bagus bonding antara orang tua dan anak, maka kedekatan yang terjalin juga akan bagus sehingga komunikasi di antara keduanya akan semakin lancar. Anak akan merasa nyaman dan terbuka saat bercerita kepada orang tuanya tanpa ragus. Sehingga Anda bisa terus mengawasi si kecil dengan baik.

Kedekatan yang terjalin juga memudahkan Anda untuk membangun komunikasi yang responsif dan baik. Mereka juga cenderung menjadi anak yang lebih penurut dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh orang tuanya termasuk tentang bagaimana harus menjag diri sendiri saat dalam keadaan terancam.

Ketakutan orang tua anak diculik sebagai ketakutan terbesar merupakan hal yang wajar dirasakan setiap orang. Namun, Anda tidak perlu terlalu paranoid dan mengekang kegiatan sang anak. Bekali mereka dengan cara perlindungan diri yang benar. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Extra

Mengenal Bagaimana Perkembangan Mental Anak Usia 4 – 5 Tahun

Usia bawah lima tahun merupakan masa golden age di mana sebagai orang tua sangat penting untuk memperhatikan perkembangan anak di usia ini. Terlebih lagi terkait perkembangan mental anak usia 4 – 5 tahun yang biasanya mulai muncul pada fase ini terkadang membuat bingung banyak orang tua.

Fase Perkembangan Mental Anak Usia 4 – 5 Tahun

Fase perkembangan anak usia 4 – 5 tahun merupakan fase yang sangat penting karena saat usia tersebut anak-anak mulai mudah meniru apa yang mereka lihat di lingkungan sekitarnya. Perkembangan emosional anak pada usia ini juga lebih sulit ditangani daripada usia di bawahnya.

Anak-anak sudah mulai memasuki fase initiative vs guilt. Pada fase ini mereka mulai menunjukkan rasa ingin mandiri dan lepas dari ikatan orang tua mereka. Anak-anak memiliki keinginan untuk bergerak dengan bebas dan berinteraksi dengan teman-teman maupun lingkungan sekitarnya.

Keinginan tersebut muncul karena adanya rasa inisiatif yang tumbuh dalam diri mereka. Namun, di satu sisi anak-anak juga akan lebih mudah merasa sedih atau marah jika apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan. Hal tersebut dikarenakan sudah muncul rasa bersalah atau guilt dalam diri mereka.

Tahap Perkembangan Emosi Anak Usia 4 – 5 Tahun

Memahami bagaimana perkembangan anak khususnya saat masih usia balita tentu sangat penting bagi orang tua agar mereka bisa memberikan treatment yang tepat saat mendidik. Usia balita merupakan usia di mana anak-anak sedang senang-senangnya bermain sebagaj kegiatan primer mereka.

Di usia ini anak-anak juga akan mulai melakukan inisiatif dan belajar tentang arti diabaikan dan ditanggapi dengan baik. Mereka akan mulai paham dan merasakan apa itu arti diterima dan ditolak. Jika tanggapannya baik maka anak pun akan belajar banyak hal seperti bagaimana bekerja sama dengan teman.

Selain itu, mereka juga akan belajar tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin dalam permainan sehingga jiwa leadership pun akan tumbuh. Namun, jika tanggapan yang diberikan berupa penolakan maka anak-anak akan merasa takut dan bersalah. Sehingga akan muncul ketergantungan pada kelompok.

Cara Menstimulasi Anak Agar Berekspresi

Mengungkapkan ekspresi sangatlah penting untuk dilakukan baik itu ekspresi bahagia, sedih, ataupun marah. Jangan sampai apa yang dirasakan oleh sang anak tidak bisa diekspresikan dan terpendam karena bisa menimbulkan tekanan dalam diri mereka. Stimulus bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Mulai dari mengenalkan anak-anak pada huruf dan angka sambil bermain, membiarkan mereka bermain dengan temannya selama masih tetap bisa diawasi, buang air sendiri, dan lain sebagainya. Selera humor anak pada usia ini juga akan mulai terlihat dan bahkan mereka cenderung ingin menarik perhatian.

Pada usia ini mereka bahkan bisa tertawa atau membuat tingkah laku yang lucu agar orang-orang di sekitarnya tertarik. Di sinilah anak-anak mulai belajar bagaimana mengeluarkan ekspresinya seperti orang dewasa. Sehingga mereka mulai memahami apa itu emosi dan mental yang dirasakan dari dalam hati.

Cara Untuk Membantu Perkembangan Emosional Agar Berjalan Baik

Anak-anak sudah bisa diajarkan bagaimana cara memecahkan masalah sejak usia 2 sampai 3 tahun. Usia 4 – 5 tahun pun sangat penting untuk melatih mereka bagaimana menyelesaikan suatu masalah. Seperti ketika mereka berebut mainan dengan teman, berkelahi, dan masalah lainnya.

Ajarkan kepada mereka untuk menyelesaikan masalah dengan baik tanpa harus saling berkelahi. Berikan ruang kepada mereka untuk mengungkapkan emosinya melalui ekspresi. Perlu disadari bahwa bagaimanapun juga anak adalah peniru ulung orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Mereka akan dengan mudah mengikuti setiap perilaku, kebiasaan, perkataan, dan sikap orang lain. Oleh karena itu, Anda bisa mulai mengajak anak-anak untuk berbagi cerita tentang aktivitas apa saja yang mereka lakukan seharian. Berikan waktu agar mereka bisa mengobrol dengan santai dan lebih rileks.

Mengetahui Perkembangan Anak Usia 4 – 5 Tahun

Mengikuti setiap perkembangan anak dari usia ke usia adalah hal yang paling berharga bagi orang tua. Tak terasa waktu begitu cepat hingga anak-anak sudah bisa melakukan banyak hal sesuai dengan usianya. Apa saja kemampuan dan perkembangan yang biasanya sudah dimiliki oleh anak-anak di usia tersebut?

Kemampuan Motorik Kasar

Saat memasuki usia 4 tahun anak-anak biasanya sudah bisa melakukan kemampuan motorik kasar seperti daftar berikut ini:

  1. Kemampuan bagaimana menyeimbangkan tubuh dengan mengangkat satu kaki selama 1 sampai 5 detik
  2. Berjalan sambil melompat kesana-kemari atau melompat di tempat
  3. Berjalan menaiki anak tangga sendiri tanpa bantuan orang dewasa
  4. Menaiki sepeda dengan menggunakan roda tiga
  5. Berlari-larian
  6. Memahami wilayah nyaman mereka
  7. Kemampuan berimajinasi yang tinggi seperti saat mengejar bola mereka akan berimajinasi seolah seperti pemain bola sungguhan yang sedang bertanding di lapangan

Kemampuan Motorik Halus

Saat anak berusia 4 sampai 5 tahun motorik halus mereka juga sudah mengalami perkembangan. Mereka memiliki kemampuan dengan baik dan mata dengan tangan bisa berkoordinasi semakin tajam. Kemampuan yang bisa dilakukan seperti mengambil benda yang kecil dan mewarnai tanpa keluar garis.

Selain itu, mereka juga bisa menyelesaikan puzzle sederhana. Kemampuan menggambar dan meniru apa yang dibuat oleh orang lain juga sudah bisa mereka melakukan seperti bentuk dasar kotak, lingkaran, segitiga, dan lainnya. Di sini kreatifitas dan imajinasi anak akan semakin terlatih.

Kemampuan Sosial dan Emosional

Anak akan semakin mandiri dan matang saat memasuki usia 4 sampai 5 tahun. Bahkan mereka akan berusaha untuk melakukan beberapa hal sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Anda tidak perlu khawatir dalam hal ini karena fase perkembangan ini merupakan hal yang normal dan wajar.

Mereka mulai belajar untuk mengendalikan emosi dalam diri dan belajar menjadi mandiri. Dalam hal ini Anda bisa mengajarkan beberapa hal seperti bagaimana mencuci tangan sendiri, menyikat gigi, menyiapkan sarapan, memakai baju, dan lainnya. Anak-anak sudah mulai paham bagaimana mengerti perasaan orang lain.

Kemampuan Komunikasi dan Bahasa

Di usia 4 – 5 tahun anak-anak semakin lancar berbicara meskipun terkadang tidak jelas namun sudah tidak menggunakan bahasa bayi lagi. Mereka sudah bisa menggunakan kata-kata yang bisa terdengar dengan jelas, bercerita, menyebutkan nama, alamat, dan lain sebagainya.

Bahkan di usia ini anak-anak juga sudah bisa mengungkapkan pendapat mereka terhadap sesuatu. Anda pun bisa mengajak mereka untuk ngobrol atau berdiskusi ringan. Fase usia ini mereka juga akan mulai senang bernyanyi lagu kesukaan. Maka ajarkanlah hal-hal dan kata-kata yang baik.

Mandiri dan Ingin Mencoba Melakukan Banyak Hal

Saat memasuki fase usia 4 – 5 tahun mungkin Anda akan mulai mendengar anak-anak sering berkata “aku bisa sendiri”. Itu artinya mereka sudah mulai muncul inisiatif untuk belajar mandiri tanpa bantuan orang. Seperti hal sepele menggosok gigi sendiri, mengemas tas sendiri, memilih baju sendiri, dan lainnya.

Meskipun terkadang mungkin baju yang mereka pilih gak matching motifnya dan terkadang bisa menguji kesabaran. Namun, Anda tidak harus langsung membantunya dan jangan terburu-buru untuk melakukan koreksi. Karena jika demikian maka anak akan merasa tidak dihargai dan menjadi marah.

Jika mereka mulai marah dan kesal maka hal tersebut bisa menjadikannya malas untuk melakukan hal-hal dasar yang justru ketika dewasa nanti mereka malah tidak bisa mandiri dan bergantung pada orang. Di sini peran orang tua adalah sebagai pendamping anak-anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan.ndamping

Cara Mendidik Anak Usia 4 – 5 tahun

Cara mendidik anak harus disesuaikan dengan rentang usianya. Karena setiap fase usia biasanya memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Sebagai orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter kuat dan baik.

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual sangat dibutuhkan dan diajarkan sejak dini pada anak-anak. Ketika anak sudah memasuki usia 4 – 5 tahun maka perlu mulai diajarkan tentang sang pencipta dan ajaran agama. Sehingga sedari dini mereka memiliki hubungan spiritual yang baik dan akan dibawa hingga dewasa.

Anda bisa mulai mengajarkannya dengan cara membuka wawasan dan pikiran mereka tentang sosok sang pencipta. Masukkan anak-anak lembaga pengajaran seperti kalau dalam agama Islam dikenal dengan TPQ. Di sini anak-anak akan mulai belajar untuk mendalami agamanya dari dasar.

Menumbuhkan Rasa Cinta Kasih Sayang

Emosi anak pada usia 4 sampai 5 tahun sudah mulai terbentuk sehingga penting sekali untuk mulai mengajarkannya bagaimana menyayangi dan mencintai orang lain khususnya keluarga. Lakukan hal-hal sederhana seperti memberikan pelukan hangat dan mengungkapkan rasa sayang secara terbuka.

Mulailah ajarkan kepada anak-anak untuk peduli kepada orang lain, menumbuhkan rasa empati, berbagi, dan lain sebagainya. Dengan demikian kepekaan anak akan mulai terasa sejak dini dan mereka pun akan terbentuk menjadi pribadi yang peduli dengan sesama.

Mengajarkan Anak Untuk Jujur

Jujur adalah karakter utama yang harus dimiliki oleh anak dan perlu ditanamkan sejak dini. Karena sikap jujur ini yang akan membawa bagaimana anak-anak nanti tumbuh ketika remaja maupun dewasa. Anda bisa mulai mengajarkannya untuk dengan mengingatkan agar mereka selalu jujur / mengakui kesalahan.

Di fase usia 4 – 5 tahun terkadang anak-anak masih memiliki sifat malu untuk mengakui kesalahan sehingga Anda harus mengajarinya bahwa jujur itu penting. Dengan pondasi sifat jujur yang dimiliki maka akan ada banyak dampak positif bagi anak-anak. Mereka akan menjadi pribadi yang berlapang dada.

Mengasah Kemampuan Kognitif Anak

Kemampuan kognitif anak bisa dilatih dengan cara-cara sederhana terlebih dahulu seperti belajar membaca sambil bermain. Jangan terlalu memaksakan kehendak anak-anak karena di fase ini mereka sedang senang-senangnya bermain sehingga harus diajari secara perlahan.

Anda bisa mengajarinya secara pelan-pelan dan mencari waktu yang tepat. Beri pemahaman kepada anak-anak bahwa sudah waktunya mereka belajar karena sebentar lagi akan masuk sekolah. Sehingga mereka pun menjadi semangat untuk belajar agar cepat bisa memahami huruf dan angka.

Perkembangan mental anak usia 4 – 5 tahun memang perlu diketahui bagaimana pertumbuhannya apakah sudah sesuai dengan usianya atau belum. Ketika sudah muncul rasa inisiatif dan ingin mandiri dalam diri anak maka tugas orang tua adalah mendampingi dan membimbing perkembangan mereka. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top