Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi yang terbaik bagi bayi. Bunda dianjurkan memberikan ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan maka bunda mulai memberi makanan pendamping ASI (MPASI) dan lanjutkan menyusui si kecil hingga 2 tahun. Menyusui secara langsung memang lebih baik karena dapat meningkatkan bonding bunda dengan si kecil. Namun, bunda bisa memompa ASI jika terdapat kondisi yang tidak memungkinkan menyusui secara langsung misalnya puting lecet dan saat bunda bekerja. Memompa ASI dapat dilakukan menggunakan pijatan tangan dan menggunakan alat pompa ASI atau breast pump.
Memompa ASI Menggunakan Tangan
Memompa ASI secara manual dengan pijatan tangan awalnya mungkin akan terasa sulit. Namun, bunda jangan menyerah, teruslah mencoba agar terbiasa. Sebelum mulai memompa ASI, bunda harus mencuci tangan dengan sabun hingga bersih. Pertama, bunda bisa mengompres payudara dengan kompres hangat. Lalu letakkan ibu jari bunda di bagian atas payudara dan empat jari lainnya di bagian bawah. Lakukan pijatan dari belakang areola (bagian berwarna kecoklatan di sekitar puting) menuju puting. Pijatlah dengan perlahan dan berulang-ulang sampai ASI keluar. Tampung ASI di wadah yang bersih.
Memompa ASI Menggunakan Breast Pump
Bunda juga bisa memompa ASI menggunakan alat. Memompa ASI menggunakan breast pump mungkin akan lebih mudah daripada manual dengan pijatan tangan. Ada dua macam alat pompa ASI, yaitu manual dan elektrik. Pilihlah alat pompa yang sesuai kebutuhan bunda. Saat membeli pompa ASI, pilihlah yang ukurannya sesuai. Langkah memompa ASI dengan breast pump, pertama cuci tangan bunda kemudian bunda bisa mengompres payudara dengan kompres hangat. Lalu letakkan corong pompa pada payudara, pastikan posisinya benar dan nyaman. Jika bunda menggunakan pompa manual, mulai gerakkan tuasnya hingga terasa pijatan pada payudara. Jika bunda menggunakan pompa elektrik, nyalakan pompanya dan atur intensitasnya. Selalu sterilakn alat pompa sebelum dipakai ya bun.
Bunda bebas memilih memompa ASI dengan manual atau memakai alat, sesuai dengan kenyamanan bunda. Agar ASI melimpah bunda harus tenang dan nyaman, rutin memompa ASI, hindari stres, makan bergizi, dan bunda juga bisa melakukan teknik pijat oksitosin. Dengan begitu ASI bunda akan melimpah dan si kecil bisa mendapatkan ASI sesuai kebutuhannya.
Mempunyai stok ASI perah (ASIP) yang berlimpah adalah hal yang melegakan bagi Bunda yang bekerja alias working mom. Namun, sebenarnya menyimpan ASI perah juga bisa membantu Bunda yang ibu rumah tangga alias stay at home mom, lho. Misalnya jika Bunda sakit sehingga tidak bisa menyusui, ada keperluan penting, atau ketika Bunda ingin me time sejenak dengan pergi ke salon atau berbelanja.
Dengan mempunyai stok ASIP, Bunda tidak perlu mencemaskan asupan si kecil.
Selain itu, sebaiknya ASI memang dikeluarkan secara rutin agar produksinya tetap banyak. Hal ini karena produksi ASI adalah tergantung kebutuhan (on demand). Jika ASI sering dikeluarkan sampai payudara Bunda terasa kosong, maka produksi ASI juga semakin banyak.
Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui cara menyimpan ASIP yang benar. Menyimpan ASI perah adalah hal yang terlihat mudah, tetapi sebenarnya butuh ketelitian. Jangan sampai sudah susah-susah memompa ASI, tetapi cepat basi karena salah menyimpannya ya, Bun.
Tips Memompa dan Menyimpan ASI
Untuk memompa ASI, Bunda dapat melakukannya secara manual dengan memijat atau menggunakan bantuan alat pompa ASI. Pilih saja sesuai dengan kenyamanan Bunda. Akan tetapi, menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memompa ASI ya Bun, yaitu :
Bunda harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memompa dan menyimpan ASI.
Pastikan wadah penyimpanan ASI bersih dan bisa ditutup dengan rapat. Ada dua macam wadah penyimpanan khusus ASIP, yaitu dari botol kaca dan plastik, pastikan wadah penyimpanannya bebas bisphenol A (BPA).
Simpan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, jangan terlalu banyak karena berisiko tidak habis ketika diberikan kepada si kecil. Sisa ASI yang sudah dikonsumsi tidak bisa disimpan untuk pemberian berikutnya.
Untuk memudahkan Bunda, tulis nama dan tanggal memerah ASI pada wadah ASIP.
Jangan menyimpan ASI yang baru diperah dengan ASIP yang sudah beku.
Jangan mengocok ASI karena dapat merusak kandungannya, cukup diputar secara perlahan saja ketika akan diberikan, agar komponen ASI tercampur merata.
Durasi Penyimpanan ASI Perah
Berapa lama ASI perah dapat bertahan dan tidak basi tergantung pada suhu tempat penyimpanannya. Semakin rendah suhunya, maka semakin lama ASI perah bisa bertahan.
Menyimpan ASIP di Suhu Ruang
Ternyata ASI perah bisa bertahan tanpa dimasukkan ke kulkas, lho. Namun, tentu saja tidak bertahan lama, hanya beberapa jam. ASI perah yang disimpan di suhu ruangan (maksimal 250 C ) bisa bertahan maksimal 6-8 jam. Dengan catatan wadah penyimpanan ASI harus ditutup dengan rapat dan dijaga sedingin mungkin. Jika perlu dibungkus menggunakan handuk dingin.
Menyimpan ASIP di Cooler Bag
Jika Bunda perlu membawa ASI dalam perjalanan, misalnya jika ingin memompa ASI di kantor dan akan membawanya pulang, Bunda bisa menggunakan cooler bag agar ASIP tidak basi. ASI perah dapat bertahan di cooler bag dengan suhu antara -150 C sampai 40 C selama sekitar 24 jam. Namun, perlu dipastikan bahwa es batu menyentuh seluruh wadah penyimpanan ASIP dan jangan membuka cooler bag agar suhu tidak naik.
Menyimpan ASIP di Kulkas
ASI perah yang disimpan di kulkas bawah dengan suhu sekitar 40 C dapat bertahan hingga 5 hari. Maka sebaiknya simpan ASIP di bagian paling belakang yang suhunya paling dingin. Jangan menyimpan ASIP di bagian pintu kulkas karena jika kulkas sering dibuka maka suhunya tidak stabil dan meningkat.
Menyimpan ASIP di Freezer
Jika Bunda ingin menyimpan ASI perah dalam jangka waktu yang lebih lama, maka Bunda bisa menyimpannya di freezer. Namun, freezer pun berbeda-beda jenisnya, sehingga daya tahan ASIP juga berbeda.
Kalau Bunda menyimpan ASIP di freezer kulkas satu pintu, dengan rata-rata suhunya adalah -150 C, maka ASIP bisa bertahan hingga 2 minggu. Namun, jika menggunakan freezer kulkas dua pintu, maka bisa bertahan hingga 3-6 bulan. Hal ini karena suhunya lebih rendah, yaitu sekitar -180 C. Dam sebaiknya Bunda menyimpan ASIP di bagian paling belakang yang suhunya paling stabil.
Dan Pilihan lainnya, Bunda bisa menyimpan ASIP dalam jangka waktu yang lebih lama menggunakan deep freezer dengan suhu mencapai -200 C.
Masa menyusui merupakan waktu berharga untuk membangun komunikasi antara ibu dan anak. Namun terkadang akan ada kendala di pertengahan prosesnya. Misalnya saja bayi tidak mau menyusu sehingga membuatnya rewel sepanjang hari. Daripada bingung cobalah kenali penyebab dari kejadian tersebut.
Kenali Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu
Sebagai ibu yang baru melahirkan anak pertama, tentu saja bingung jika ternyata bayinya tidak mau menyusu. Kondisi ini terkadang membuat para ibu stres, apalagi ditambah suami tidak memberikan support moril. Namun alih-alih bersedih, lebih baik ketahui penyebab dan solusi agar bayi mau menyusu
1. Adanya Perubahan pada Rasa ASI
Hal pertama yang biasanya menyebabkan bayi enggan meminum ASI dari ibunya adalah adanya perubahan rasa. Bisa jadi perubahan hormon sedang terjadi pada ibu sehingga membuat rasa pada ASI berubah menjadi pahit dan sulit diterima si kecil. Bisa juga ada faktor penyebab lainnya.
Tidak jarang rasa ASI juga berubah menjadi asin sehingga mengakibatkan si kecil enggan meminumnya. Hal tersebut dikarenakan kadar natrium dari tubuh ibu jumlahnya lebih rendah dibanding biasanya. Perubahan rasa inilah yang bisa memicu bayi enggan minum ASI, bahkan menangis menolaknya.
2. Pasca Imunisasi
Selanjutnya bayi terkadang enggan minum ASI sesudah suntikan imunisasi. Bekas yang masih meninggalkan rasa sakit tersebut memang memberikan efek tidak nyaman pada si kecil. Itulah sebabnya mengapa banyak anak rewel pasca dilakukan suntikan imunisasi ke badannya. Hal ini jelas berpengaruh.
Rasa tidak nyaman ini juga akan membuatnya rewel seharian. Menangis bahkan enggan menyusu pada ibunya. Jika sudah terjadi demikian tidak ada cara selain memaksanya pelan-pelan. Bentuk penolakan si kecil biasanya adalah menggigit puting payudara, serta tidak mau menempelkan bibirnya ke payudara.
3. ASI Mengalir Terlalu Deras
Kelebihan ASI juga bisa jadi penyebab bayi enggan menyusu loh Bun. ASI yang mengalir begitu deras tentu akan membuatnya menjadi tidak nyaman, sulit menelan hingga akhirnya mogok. Jika menemui kondisi seperti ini maka jangan memaksa si kecil untuk menyesap susu langsung dari payudaranya.
Solusinya adalah dengan memompanya perlahan dan diletakkan ke dalam wadah khusus ASI. Selanjutnya bisa diberikan kepada si kecil lewat dot dulu, menunggu sampai volumenya tidak terlalu deras lagi. Ingat ya bun jangan memaksakan karena bisa mengakibatkan si kecil tersedak.
4. Si Kecil Mengalami Stress atau Mengalami Gangguan
Ternyata perubahan emosional pada bayi yang berujung pada stress juga bisa membuatnya jadi malas menyusu. Biasanya ia mengalami gangguan tertentu, misal adanya perubahan cuaca dan waktu sehingga membuatnya harus beradaptasi dengan lingkungan baru/habis melakukan perjalanan jauh.
Akibatnya bayi akan memberikan banyak bentuk reaksi misalnya saja mogok menyusu dalam kurun waktu 2 sampai 6 hari. Lebih parah lagi ia selalu menggigit puting ibunya tanda merasa takut atau malas. Jika sampai terjadi hal demikian cobalah untuk tetap tenang dan alihkan perhatiannya saat menyusu.
5. Volume ASI berkurang
Volume terlalu deras tidak bagus, ternyata berkurang juga sama. Kondisi ini dinamai dengan Nursing Strike atau ASI tidak diproduksi dalam jumlah yang banyak. Keadaan ini tidak lebih baik dari sebelumnya, si kecil akan memberikan reaksi penolakan kepada bunda agar tidak menyodorkannya puting ASI.
Kondisi Nursing Strike ini akan membuat bayi stress, penyebabnya adalah saat ia menghisap air susu justru tidak kunjung keluar dari puting. Jelas saja ini membuatnya stress, marah, serta frustasi dan tidak malas untuk menyusu lagi. Ibu harus peka jika mengalami kondisi demikian agar bisa segera mengatasi.
6. Aroma Tubuh Bunda yang Berbeda
Si kecil memang sangat peka terhadap sesuatu di sekitarnya, termasuk aroma tubuh dari ibu. Bahkan ia juga tahu kalau sang ibu sudah mengganti produk seperti parfum, sabun, juga deodorant. Walaupun Bunda suka namun jika buah hati merasa kurang nyaman sebaiknya tinggalkan dulu selama di fase menyusui.
Sebab perubahan aroma ini juga sangat tidak disukai oleh si kecil. Ketika mereka menyadari adanya perubahan wangi ini maka jadi malas untuk menyusu. Biasanya untuk memberikan kode rasa tidak suka bayi akan menggigit puting atau menangis guna menghindari payudara ibunya sendiri.
7. Sariawan pada Bayi
Bayi malas menyusu pada ibunya bisa jadi sedang merasa sariawan ya Bunda. Sebenarnya ini merupakan hal umum yang bisa saja terjadi, namun terkadang orang tua tidak menyadarinya. Bila melihat adanya bercak putih pada lidah atau mulut adalah pertanda jika si kecil sedang tidak dalam kondisi nyaman.
Bercak putih ini biasanya punya tekstur kasar dan bisa berdarah juga ketika melakukan pergerakan di area tersebut. Hal ini tentu membuat bayi merasa kesakitan dan merasa tidak nyaman dengan hal tersebut. Saat sadar atas gangguan tersebut orang tua harus segera mengatasinya.
8. Adanya Rasa Nyeri Karena Infeksi
Terakhir, penyebab bayi tidak mau menyusu mungkin saja adalah rasa nyeri karena infeksi di salah satu pancaindranya. Biasanya telinga merupakan salah satu bagian sering merasa sakit. Jika sudah begini mereka pasti rewel dan tidak mau menyusu. Gerakan mengisap justru akan menyakiti Bunda.
Selain rasa nyeri karena infeksi telinga bisa juga si kecil merasa tidak nyaman karena akan tumbuh gigi. Jika memang yang terjadi demikian solusinya hanya banyak-banyak sabar saja. Sebab tumbuh gigi merupakan siklus alami.
Nah sekarang sudah tahu ya Bunda beberapa indikasi penyebab dari enggannya si kecil menyusu. Prose menyusui adalah salah satu kegiatan paling berkesan selama masa pertumbuhan bayi. Cobalah bersabar walaupun banyak hambatannya.
Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, termasuk dalam memberikan ASI eksklusif. Namun, menyusui bukanlah hal mudah.
Saat ini, masih banyak orang yang beranggapan bahwa menyusui adalah tanggung jawab penuh sang ibu. Padahal, peran suami sangat dibutuhkan demi menyukseskan ASI eksklusif.
Dokter anak sekaligus Ketua Sentra Laktasi Indonesia, dr. Utami Roesli mengatakan menurut penelitian, dari sekitar 115 ribu orang suami yang tidak memberikan dukungan pemberian ASI tingkat keberhasilan istrinya menyusui hanya sebesar 26,9 persen.
Sedangka suami yang mendukung pemberian ASI, tingkat keberhasilannya bisa mencapai 98,1 persen. Bahkan sebuah riset yang dipublikasikan UNICEF menyebutkan ketika dukungan selama masa menyusui diberikan, durasi dan kualitas ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi akan terus meningkat.
Wahai para Suami, dukungan yang dimaksud bukan sekadar kata semangat semata, ya. Harus ada keterlibatan nyata. Lalu, bagaimana caranya agar bisa sukses menjadi ayah ASI? Simak tips berikut yuk.
Ayah ASI bisa mendukung kesuksesan pemberian ASI eksklusif/ Foto: Canva
1. Selalu menyemangati istri dan membuat hatinya bahagia
Sebagai ayah ASI, para suami jangan pernah bosan menyemangati istri untuk menyusui. Buatlah hati istri bahagia dengan melakukan hal-hal sederhana tapi berkesan.
Misalnya, membelikan istri makanan kesukaan. Ketika istri merasa senang, maka hormon prolaktin dan oksitosin dalam tubuhnya bisa melancarkan produksi ASI.
2. Perbayak ilmu mengenai ASI dan menyusui
Ayah ASI yang handal juga perlu membekali diri dengan ilmu mengenai ASI dan menyusui. Sering-seringlah browsing di internet, namun pastikan sumbernya tepercaya ya.
Selain itu, jangan malu untuk bertanya ke orang-orang yang memahami soal menyusui. Bergabung dengan komunitas atau kelompok yang mendukung ASI bisa dilakukan juga.
Apabila istri bekerja, suami bisa berbicara dengan atasannya untuk meminta waktu agar istrinya bisa memompa ASI ketika berada di kantor.
3. Mengatur stok asip untuk bayi dan temani istri ketika sedang memompa ASI
Bantulah istri dalam mengatur stok ASI perahan (ASIP) untuk bayi. Labeli setiap botol atau kantong ASIP dengan tanggal, hasil, dan jam perahan ASI.
Jangan lupa untuk selalu mengingatkan istri untuk memompas ASI. Temani istri selama memompa ASI. Bantu istri ketika butuh kompres air hangat untuk payudaranya.
Ayah ASI yang selalu siaga/ Foto: Canva
4. Melakukan tugas domestik dan mengurus kebutuhan rumah tangga
Ayah ASI juga tidak malu dan tidak segan melakukan tugas domestik. Menyapu dan mencuci pakaian bukan perkara besar baginya.
Suami juga harus bisa mengurus keperluan sehari-hari. Selain itu, suami terampil membantu istri untuk memandikan, mengganti popok, dan megajak bayi berjemur.
5. Menyediakan sarana hiburan agar istri tidak bosan ketika sedang menyusui
Suami menyediakan sarana hiburan untuk menemani istri ketika sedang menyusui bayi. Misalnya, membelikan CD film atau musik kesukaan istri. Suami juga menemani dan mengajak ngobrol istri ketika sedang menyusui di malam hari agar tidak merasa kesepian.
6. Menjaga anak dan hewan peliharaan agar tidak menganggu proses menyusui
Ayah ASI akan menjaga si sulung ketika istri sedang menyusui si bayi. Jangan sampai bayi terbangun dan menangis karena mendengar suara kakaknya.
Selain itu, suami juga bisa menenangkan hewan peliharaan agar tidak mengganggu istri ketika sedang menyusui. Dengan begitu, istri akan merasa tenang menyusui tanpa adanya gangguan.
Menyusui bukan hanya tanggung jawab istri semata, tapi juga sang suami/ Foto: Canva
7. Sering-seringlah memuji istri agar ia bisa lebih semangat menyusui
Ayah ASI juga tidak gengsi memuji istri. Ucapkan pujian yang sederhana tapi tetap berkesan, seperti “Istriku setelah melahirkan makin cantik. Semangat ya sayang menyusuinya”.
Mendengar pujian dari suami, maka istri pun akan senang dan lebih bersemangat untuk menyusui.
8. Selalu penuhi semua kebutuhan istri
Suami harus sering bertanya pada istri, apa saja yang dibutuhkannya. Namun, jangan sekadar tanya saja, melainka segera penuhi kebutuhan istri.
Terkadang, yang dibutuhkan istri bukan barang lho. Sering kali dia hanya perlu perhatian suami. Maka, luangkan waktu untuk mengobrol sebentar dengan istri.
Ayah ASI yang siaga jadi harapan para istri/ Foto: Canva
9. Memijat tubuh istri yang pegal dan kaku karena menyusui
Tubuh istri pasti pegal dan kaku karena harus menyusui bayi hingga berjam-jam. Paras uami bisa memijat tubuh istrinya agar relaks. Pijatan lembut juga bisa memacu hormon yang melancarkan ASI.
10. Jangan merasa terbebani karena memberikan dukungan pada istri adalah kewajiban dan tanggung jawab suami
Memberikan dukungan sepenuhnya agar istri bisa memberikan ASI eksklusif untuk anak adalah salah satu bentuk tanggung jawab dan kewajiban seorang suami. Jadi, janganlah merasa terbebani dengan tugas itu.
Sebagai seorang suami, maka harus selalu bisa mendampingi istri dalam situasi terburuk sekalipun. Semangat ya wahai para suami untuk menjadi ayah ASI yang selalu siaga.