Bunda tentu kesal saat si kecil membantah. Apalagi bila ia mengatakannya dengan intonasi tinggi dan suara lantang.
Namun, apakah Bunda harus balik marah dan menentangnya? Tentu tidak. Yang buda harus lakukan adalah mencari solusinya
Mendidik balita memang harus sangat hati-hati dan tidak bisa asal membentak karena khawatir akan menimbulkan trauma. Oleh karena itu, penting untuk memahami keinginannya.
Solusi dari Problem Anak Balita yang Mulai Membantah dan Solusinya
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak balita menjadi suka membantah. Salah satunya bisa jadi karena hal tersebut adalah bentuk ekspresi dari perasaan marah, takut, tersakiti, atau frustasi. Sehingga mereka akhinrya membantah demi bisa mendapatkan perhatian. Berikut ini tips mengatasinya:
1. Tetapkan batasan pada anak terkait apa yang boleh dan tidak layak dilakukan
Penting sekali untuk menetapkan batasan pada anak terkait apa yang boleh dan tidak layak dilakukan. Nasehat seperti ini sekaligus harus diajarkan dengan cara langsung mempraktekannya. Beri pemahaman kepada anak bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua termasuk ayah dan ibunya.
Bunda juga harus lebih tegas pada anak jika ada tindakan yang tidak sopan hingga akhirnya mereka menjadi suka membantah. Diskusikan dengan baik-baik dan buat perjanjian dengan mereka batasan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap orang yang lebih tua termasuk orang tua mereka.
2. Perhatikan kondisi anak, Bunda harus lebih peka kondisi anak
Seperti disebutkan di atas, bisa jadi anak yang membantah adalah bentuk ekspresi karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Bisa jadi mereka sedang lelah, capek, mengantuk, sedih, atau emosi negatif lainnya yang akhirnya membuat mood-nya berantakan hingga akhirnya membantah.
Dalam hal ini, Bunda yang harus lebih peka dan perhatian dengan kondisi anak. Tenangkan mereka dan buat mood-nya membaik. Jangan langsung memarahi mereka ketiak anak langsung membantah saat diminta melakukan sesuatu. Ajak diskusi baik-baik dan beri nasehat secara perlahan.
3. Anak itu Peniru yang ulung, Bunda harus memberikan contoh dan teladan yang baik
Anak dengan usia di bawah lima tahun adalah peniru yang ulung, sehingga sangat penting untuk memberikan contoh dan teladan yang baik di hadapan mereka. Berikan contoh bagaimana menjaga sopan santun dan menghargai orang lain apalagi yang lebih tua.
Jika Bunda memberikan contoh yang tidak baik seperti membentak orang lain, maka anak-anak akan berpikir bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang lazim dilakukan dan tidak dilarang. Cobalah untuk merekam kebiasaan anak saat membantah, bisa jadi mereka telah mencontoh kebiasaan orang tuanya.
4. Penting untuk awasi semua informasi yang masuk ke anak
Di era digital yang serba canggih ini, anak-anak balita pun memiliki kemampuan untuk mengakses smartphone. Anak seusia mereka tentu belum bisa membedakan mana informasi yang baik dan kurang baik sehingga sangat perlu untuk diawasi. Apa yang ditonton anak bisa menjadi sumber inspirasi.
Termasuk perilaku yang ditunjukkan saat membantah orang tua. Oleh karena itu, dampingi mereka saat menonton televisi maupun smartphone. Jauhkan anak dari tontonan yang kurang mendidik karena khawatir mereka akan mencernanya mentah-mentah sehingga menjadikan tontonan tersebut panutannya.
5. Beri Pujian Anak Ketika Berhasil Melakukan Sesuatu
Memberi pujian kepada anak sangat diperlukan agar mereka merasa dihargai. Saat mereka membantah kemudian langsung bisa diberi tahu, maka jangan segan untuk memberi pujian. Katakan dengan tulus seperti, “terima kasih ya Nak sudah membantu mama, mama bangga!”
Anak pun akan merasa senang dan bangga ketika apa yang dia lakukan dihargai oleh orang tuanya. Mereka juga tidak perlu lagi cari-cari perhatian dengan cara membantah perintah orang tuanya. Jika sejak kecil dibiasakan dengan baik seperti ini, maka akan terbawa hingga dewasa.
6. Anak tidak butuh banyak mainan, Mereka butuh waktu luang lebih untuk bermain dan menemaninya
Membangun bonding atau ikatan antara anak dan orang tua sangatlah penting. Caranya adalah dengan memberikan waktu luang lebih untuk bermain dan menemani mereka. Bunda bisa mengajaknya bermain di rumah, jalan-jalan ke luar, membacakan buku atau dongeng, mengobrol, dan lainnya.
Semakin sering meluangkan waktu bersama sang anak, mereka pun akan merasa dekat dengan orang tuanya. Sehingga kecil kemungkinan untuk mereka membantah apa yang disuruh. Karena mereka merasa sudah cukup mendapatkan perhatian yang dibutuhkan dari orang tuanya.
7. Cari jalan keluar bersama, tunjukkan kepada mereka bahwa orang tua akan selalu ada untuk anaknya
Anak yang suka membantah bisa menjadi bibit sifat egois yang tinggi sehingga sebaiknya jangan dibiarkan begitu saja. Bunda bisa mencari jalan keluar bersama-sama dengan mendiskusikannya bersama anak. Tunjukkan kepada mereka bahwa orang tua akan selalu ada untuk anaknya.
Pertama, ajukan pertanyaan kepada mereka alasan mengapa sampai membantah apa yang disuruh oleh orang tuanya. Setelah itu, beritahu baik-baik bahwa tindakan membantah orang tua itu tidak baik dan sebaiknya jika ingin menyampaikan sesuatu harus lebih sopan lagi baik dari perkataan maupun perilaku.
8. Sabar dan Jangan Langsung Membentak
Karakter anak yang suka membantah memang sangat menguji kesabaran. Meskipun sabar ada batasnya, jangan sampai hal tersebut menjadi alasan untuk Bunda membentak dan memarahi anak-anak. Bagaimanapun juga mereka masih di tahap belajar dan harus diberi tahu pelan-pelan.
Bicarakan baik-baik dengan anak ketika mereka sudah tenang dan mood-nya bagus. Membentak dan memarahi anak balita justru bisa menimbulkan trauma mendalam yang bisa terbawa hingga mereka dewasa kelak. Tentu sebagai orang tua Bunda tidak ingin hal ini terjadi kepada anak-anak kelak.
Problem anak balita yang mulai membantah dan solusinya di atas bisa Bunda pertimbangkan untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Orang tua senang, anak pun tenang. Karena mendidik anak saat usia balita sebenarnya cukup tricky, mengingat usia tersebut adalah masa-masa golden age.
9. Berikan anak apresiasi, Ini akan membuatnya merasa lebih baik
Berikan apresiasi saat si kecil berhasil menunjukkan perkembangan dengan menunjukkan perilaku positif. Ini akan membuatnya merasa lebih baik dan menyadari bahwa Bunda juga memerhatikan hal positif darinya, bukan hanya hal negatif.
Faktanya, anak-anak sangat membutuhkan apresiasi, khususnya dari orangtua. Pemberian apresiasi yang sesuai dapat mendukung perkembangan sikap dan kepribadiannya.
Memberikan apresiasi atas usaha anak membuatnya merasa kerja kerasnya berharga. Secara tidak langsung, ini dapat meningkatkan semangat dan usaha mereka kedepannya.
10. Peringatan dan Konsekuensi
Amy Morin, LCSW, psikoterapis di Boston, AS, menyarankan untuk memberikan peringatan dengan logika “Jika…. Maka”. Misal, “Jika kamu tidak segera tidur, besok Mama tidak akan mengizinkan kamu main ponsel.” Peringatan ini bertujuan untuk mengubah perilakunya. Bila keesokan harinya ia tidak berubah, maka saatnya Bunda menegakkan konsekuensi yang sudah Bunda buat.
11. Bunda Perlu melatih anak menyampaikan emosi
“Diam, Mama! Mama pergi saja!” Kalimat ini mungkin saja meluncur dari bibir si kecil saat membantah Bunda. Susah sekali untuk menekan emosi Bunda agar tidak terpancing mendengarnya.
Namun, Dr. Jane Nelsen, terapis anak dan keluarga di California, AS, mengatakan, “Tindakan yang lebih bijaksana adalah mencoba mencari tahu apa yang mengganggu anak Bunda, kemudian mengajarinya untuk mengungkapkan emosinya yang sulit dengan cara yang lebih dapat diterima.”
Katakan padanya bahwa tidak masalah untuk mengatakan bahwa dia marah atau lelah, dan tidak ingin berbicara atau melakukan apa pun saat ini. Tapi memanggil nama, berteriak, atau menyuruh Bunda pergi adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.
Sampaikan padanya bahwa jika ia memang sedang kesal dan tidak ingin diganggu, Bunda akan berbesar hati memberikannya waktu. Cara ini akan melatih si kecil agar fokus menyampaikan emosinya ketimbang membantah.
12. Penting sekali untuk mengajarkan giliran berbicara
Ketimbang terlibat dalam perdebatan, ada baiknya Bunda mengajarkan ia untuk berbicara dengan giliran. Beritahu padanya agar Bunda menyelesaikan kalimat Bunda dulu dan tidak menyela.
Setelah itu, berikan waktu padanya untuk menyampaikan apa yang membuatnya tidak setuju. Anda pun juga harus mendengarkan dan menghargai gilirannya berbicara.
