Bulan Desember tinggal beberapa minggu lagi. Artinya, kita pun bersiap menyongsong hari dan bulan yang baru di tahun 2019. Seperti biasanya, menyambut datangnya tahun baru, tak sedikit dari kita yang sibuk memikirkan perkara resolusi.
Untuk yang baru menikah di tahun ini, mungkin akan mengalami nuansa yang berbeda saat membuat resolusi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan hal ini juga berlaku untuk Bunda yang belum lama kehadiran buah hati. Status menjadi ibu, percayalah, hal itu akan membuat hidup Bunda di tahun-tahun berikutnya pasti akan terasa berbeda.
Sementara untuk Bunda yang beberapa tahun belakangan selalu rutin membuat resolusi bersama keluarga, masih ingatkah Bunda pada masa-masa sebelum berkeluarga? Membuat resolusi ya cukup sesuka dan semau kita. Menentukan goals pribadi saat itu pun tak perlu diskusi lama, kan Bun?
Tapi Bun, pasti Bunda pun tetap menikmati proses membuat resolusi di masa seperti sekarang ini kan? Kendati lebih sukar dan penuh tantangan, Bunda jangan sampai tak mengenalkan anak pada kegiatan membuat resolusi. Sebab hal ini akan berdampak pada kehidupan mereka lho.
Sebelum Berkeluarga, Resolusi Berorientasi Agar Goals Diri Sendiri Bisa Tercapai
Saat belum menikah, resolusi Bunda atau Ayah pasti lebih terfokus pada goals masing-masing. Harus ada kualitas diri yang semakin baik dengan membuat resolusi dan melakoninya. Rasanya tak sulit, sebab masing-masing dari kita tahu kapasitas dan kemampuan diri sebelum membuat resolusi tersebut. Kalau sudah tercapai, tinggal mewujudkan resolusi lainnya.
Konsep resolusi ini jelas berbeda 180 derajat dengan Bunda yang sudah berkeluarga. Goals yang harus diutamakan tentu goals bersama. Ego harus diturunkan dan poin-poin resolusi pun harus yang lebih realistis dan semata-mata bukan demi memenuhi ambisi pribadi ya Bun.
Namun Seiring Kehadiran Pasangan dan Anak-anak, Membicarakan Resolusi Tak Semudah Berjanji Pada Diri Sendiri
Bun, berapa usia buah hati sekarang? Sudahkah mereka mengerti makna resolusi? Ini jadi tantangan tersendiri kan, Bun? Tapi Bunda jangan menyerah, biarkan si anak pun bertanya-tanya, kenapa membuat resolusi itu perlu. Kelak hal ini berguna untuk membentuk karakternya agar gigih dalam mengejar tujuannya.
Di lain sisi, membuat resolusi keluarga tak semudah berjanji pada diri sendiri. Namanya juga keluarga, harus ada kerjasama apik demi mewujudkan setiap poin resolusi. Kuncinya, tak usah membuat banyak resolusi, dua atau tiga saja cukup asal bisa dijadikan sebuah misi bersama.
Sebaiknya Ada Evaluasi Sebelum Memutuskan Membuat Resolusi
Ini pun perlu, Bun. Resolusi tanpa evaluasi tak akan membuat buah hati memaknai proses konsistensi. Dalam mewujudkan setiap misi, tentu butuh konsistensi kan Bun? Sekalipun ada hal yang sekiranya tak sesuai, maka hal itu yang perlu dievaluasi.
Kalau si kecil tak dibiasakan dengan kegiatan semacam evaluasi sejak dini, maka sampai ia dewasa dikhawatirkan ia akan menyepelekan sistem atau sesuatu yang membutuhkan evaluasi. Yup, menyusun resolusi pun bisa jadi kegiatan menarik yang mengasah mental si kecil lho Bun.
Sebagai Orangtua, Bunda Perlu Memahami Tantangan yang Akan Muncul Dalam Melakoni Sejumlah Resolusi
Tak semua anak-anak akan mudah memahami mengenai apa itu resolusi. Bisa jadi ini tantangan tersendiri untuk Bunda lho. Namun tak usah ragu ya Bun, tetap cobalah untuk mengenalkan pada buah hati tentang apa itu resolusi. Pelan-pelan, biarkan si kecil mencerna setiap informasi yang Bunda berikan. Terpenting, di fase awal, tak usah memaksakan si kecil untuk melakoni sejumlah resolusi. Biarkan Bunda dan Ayah terlebih dahulu yang melakukannya. Ada kalanya si kecil akan memahami, mengamati, dan menirukan apa yang Bunda lakukan.
Bun, Resolusi Tahun Ini Penting Sekali untuk Memperhatikan Juga Isi Rumah atau Lemari yang Perlu Diganti
Nah, bicara resolusi bukan fokus di kegiatan saja Bun. Bukan juga gaya hidup. Tapi juga harus memperhatikan benda-benda di sekitar kita yang sekiranya juga butuh ‘diresolusi’. Misalnya, tahun depan Bunda dan Ayah punya rencana merenovasi rumah, atau mungkin membeli perabot baru. Tak masalah.
Contoh semacam itu pun termasuk resolusi. Juga untuk urusan kendaraan nih Bun. Mungkin selama ini Bunda masih mencari atau memikirkan sekiranya motor apa yang paling tepat dengan karakter Bunda. Nah, yuk Bun coba lirik Suzuki Nex II.
Elektrik starter yang dimiliki Suzuki Nex II menjadi fitur terbarukan guna membantu motor gampang dihidupkan lho Bun. Lewat Suzuki Nex II, Bunda tak perlu lagi mengalami kesulitan dalam menghidupkan roda dua, apalagi starter yang terdapat di Suzuki Nex II sangat mengandalkan baterai yang tidak perlu Bunda khawatirkan apabila habis.
Bun, kendaraan yang satu ini patut didiskusikan bersama ayah. Mengusung Suzuki Eco Performance (SEP) dengan konfigurasi 1 silinder SOHC yang berkapasitas 113 cc mampu menyalurkan tenaga ke roda secara maksimal. Jadi Bun, yang sedang didesak waktu untuk menjemput buah hati di sekolah pun tak perlu lagi khawatir terlambat.
Nah, Bicara Soal Cerita Keluarga Bunda Seputar Resolusi, Yuk Bun Jangan Hanya Disimpan Sendiri
Karena sedang ada kompetisi #kerencarabaru dari Suzuki. Banyak hadiah menarik, untuk Bunda yang sukses menceritakan pengalaman berbeda dulu dan kini lewat foto atau video.
Caranya:
- Buat foto atau Video yang menggambarkan perilaku yang tidak bisa dilakukan di masa lalu dan hanya bisa dilakukan di masa kini
- Kunjungi situs kerencarabaru.suzuki.co.id kemudian download frame yang disediakan
- Edit foto atau video menggunakan aplikasi favorit kamu dengan memakai frame yang sudah didownload
- Upload foto atau video yang sudah diedit ke instagram bunda.
- Sertakan hastag #KerenCaraBaru #KerenMasaKini diawal caption dan buatlah caption menarik yang bisa mendukung posting foto dan video tersebut
- Follow akun resmi Suzuki di @suzukiindonesiamotor dan @kerencarabaru
- info lebih lengkap bisa di liat di ig @kerencarabaru atau kunjungi kerencarabaru.suzuki.co.id
Yuk ikutan, jangan sampai ketinggalan ya Bun!
