Bagi sebagian orangtua, mengunggah foto buah hati ke media sosial adalah sebuah ‘budaya’ yang sudah mengakar guna memperlihatkan kedekatan orangtua pada buah hati. Padahal, dalam mengunggah foto anak di media sosial orangtua, alangkah bijaknya jika Bunda meminta izin terlebih dahulu pada anak.
Baru-baru ini, aktris Gwyneth Paltrow bahkan sempat diprotes oleh sang putri, Apple Martin lantaran Gwyneth memajang foto dirinya bersama Apple di Instagram saat sedang bermain ski. Tak ketinggalan, ia menyertai tiga emoji sebagai caption yaitu buah apel, ski meluncur dan simbol hati berwarna merah.
Terlihat di dalam foto, sang putri yang sudah menginjak 14 tahun itu mengenakan kacamata ski yang menutupi sebagian wajahnya. Siapa sangka, tak lama Apple menanggapi kolom komentar instagram ibunya, “Bu, kita sudah pernah membahas hal ini. Kamu tidak boleh mengunggah foto tanpa persetujuanku,” demikian tulis Apple. Sontak Gwyneth pun membela diri dengan membalas bahwa bahkan wajah putrinya itu tidak sepenuhnya terlihat.
Nah, menurut pendapat pribadi Bunda, kegiatan mengunggah foto anak di media sosial apakah harus dilakukan tanpa persetujuan anak tersebut? Studi pada 2010 yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan sebanyak 90% anak batita dan 80% bayi rutin eksis di media sosial orangtuanya.
Bahkan pada November 2018, Komisaris Anak di Inggris merilis laporan bertajuk “Who Knows About Me?” yang menunjukkan sejak anak berusia 13 tahun, orangtua telah membagikan 1300 foto dan video anak mereka di platform media sosial yang dimiliki. Padahal, media sosial adalah pedang bermata dua, sebab lantaran perkembangan teknologi yanng semakin canggih, tentu meningkatkan risiko anak mengalami pelecehan seksual, diskriminasi, dan isu lain yang merugikan anak.
Kendati si kecil masih tergolong anak-anak, orangtua pun dianjurkan menanyakan lebih dulu pada anak saat akan mengunggah foto mereka. Walaupun foto tersebut mungkin hanya untuk diketahui teman terdekat atau keluarga, setidaknya pikirkan dampak foto tersebut untuk masa depan si kecil ya Bun.
Baru kelak, jika si kecil sudah lebih besar, lakukan dialog dua arah agar tidak terjadi konflik di masa mendatang. Untuk itu, sebelum memposting foto si kecil, cobalah untuk memikirkan beberapa hal ini dulu, Bun.
- Bila si kecil sudah bisa diajak berkomunikasi, maka pastikan anak menyetujui foto yang dibagikan. Ingat bahwa material apapun yang Bunda unggah bisa dilihat oleh banyak manusia di luar sana.
- Jangan mengunggah hal yang akan membuat anak malu atau kehilangan kepercayaan dirinya Bun.
- Ubah pengaturan akun pribadi sosial menjadi ‘private‘. Pastikan unggahan anak hanya bisa dilihat oleh keluarga atau kerabat yang benar-benar bisa dipercaya. Bunda tentu tidak mau anak menjadi konsumsi orang asing yang ternyata pedofil, kan?
- Kelak saat anak sudah beranjak remaja, hargai privasi anak dengan tidak berteman dengan teman anakya Bun. Mungkin Bunda melakukan hal ini dengan tujuan baik, namun bisa saja hal ini membuat anak tidak nyaman.
- Sebisa mungkin tahan diri Bunda untuk tak mengomentari unggahan foto anak di sosial media, apalagi komentar yang akan membuatnya malu.
- Hindari stalking akun instagram anak atau teman dekatnya di sekolah.
- Penting sekali untuk mempelajari aplikasi media sosial yang digunakan anak penting untuk dilakukan.
- Jangan mengunggah foto atau video disertai informasi pribadi tentang anak ya Bun. Selalu pikirkan apa dampaknya dalam jangka panjang tentang apa yang akan diunggah.
- Bicarakan dengan orangtua, mertua, teman terdekat juga pengasuh apa saja yang boleh dan sebaiknya tidak dibagikan di media sosial.
- Pelajari fitur yang ada di media sosial. Ingatlah bahwa media sosial masa kini memiliki fitur yang memungkinkan untuk difoto, di screen capture, diunduh atau direkam banyak orang yang belum tentu bisa dipertanggung jawabkanya Bun.
