Dian Sastro mengakui Putranya penah mengidap autistik. Tapi Dian beruntung, dapat mengetahui tanda – tanda autistik itu dan membawa putranya ke ahli tumbuh kembang untuk penanganan lebih lanjut.
Bayangkan itu terjadi pada orang tua yang tidak mengetahui tanda – tandanya? apa yang harus dilakukan?
Agar tidak terjadi pada diri dan lingkungan sekitar Bunda, perlu mengetahui apa itu autistik, tanda – tanda autis / autistik dan penyebabnya autis / autistik
Yang orang tua perlu pahama tentang pengertian autistik
Secara awam, penyandang gangguan autistik adalah mereka yang mengalami gangguan atau keterlambatan pada aspek-aspek kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
autistik atau autism spectrum disorder (ASD) sendiri merupakan serangkaian gangguan perkembangan saraf yang sebagian besar ditandai dengan gangguan fungsi sosial, gangguan komunikasi yang berhubungan dengan orang lain.
Ini faktor yang diduga kuat mencetuskan autistik?
Mungkin Bunda penasaran, Apa sih Penyebab autistik? Apa saja sih yang menjadi faktor yang diduga kuat mencetuskan autistik?
1. Keluarga yang memiliki satu anak autistik memiliki peluang 1-20 kali lebih besar
Menurut National Institute of Health, keluarga yang memiliki satu anak autistik memiliki peluang 1-20 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga autistik.
Penelitian pada anak kembar menemukan, jika salah satu anak autistik, kembarannya kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama.
Secara umum para ahli mengidentifikasi 20 gen yang menyebabkan gangguan spektrum autistikme. Gen tersebut berperan penting dalam perkembangan otak, pertumbuhan otak, dan cara sel-sel otak berkomunikasi.
2. Perhatikan perkembangan otak
Area tertentu di otak, termasuk serebal korteks dan cerebellum yang bertanggung jawab pada konsentrasi, pergerakan dan pengaturan _mood_, berkaitan dengan autistik. Ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti dopamin dan serotonin, di otak juga dihubungkan dengan autistik.
3. Semakin tua memiliki anak, semakin berisiko
Makin tua usia orangtua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si anak menderita autistik. Penelitian yang dipublikasikan tahun 2010 menemukan, perempuan usia 40 tahun memiliki risiko 50 persen memiliki anak autistik dibandingkan dengan perempuan berusia 20-29 tahun.
Tanda umum autistik pada balita yang harus diwaspadai
Berikut beberapa tanda umum autistik pada balita yang harus diwaspadai:
1. Anak tidak berinteraksi dengan anak-anak lain
Anak-anak dengan autistik kemungkinan tidak berinteraksi dengan anak-anak lain atau berbagi pengalaman dengan mereka.
Jika mereka dalam kesulitan atau bertahan dari sesuatu, mereka akan menyimpannya sendiri ketimbang mencari bantuan.
2. Anak harus lebih berjuang untuk berkomunikasi
Anak-anak dengan gangguan spektrum autistik menunjukkan variasi suara, kata, dan gerakan yang berkurang secara signifikan ketika mereka mencoba berkomunikasi.
Ketika mereka ‘berjuang’ dari sesuatu, mereka tidak akan meminta bantuan seperti yang cenderung dilakukan oleh balita lainnya.
Balita dengan autistik tidak bermain dengan orang lain atau menunjukkan minat atau kesenangan pada apa yang mereka lakukan.
Jika balita secara konsisten tidak melakukan interaksi sosial dengan orangtuanya atau anak-anak lain, mungkin ada baiknya segera berdiskusi dengan dokter.
3. Anak cendrung menunjukkan perilaku berulang
Balita dengan gangguan spektrum autistik cenderung mengulangi tindakan atau gerakan yang sama berulang-ulang, yang mana menurut para peneliti hal itu membantu menenangkan mereka.
Ini bisa termasuk bertepuk tangan, menggoyang-goyang tubuh atau berputar-putar. Mereka mungkin obsesif dengan perilaku tersebut.
4. Tidak mau menunjuk atau menggerakkan tubuh
Anak-anak pada umumnya akan menunjuk benda atau membuat gerakan lain untuk menunjukkan ketertarikan mereka apda sesuatu.
Tapi, seorang anak dengan gangguan spektrum autistik cenderung tidak akan menunjuk sesuatu yang menarik perhatian mereka atau juga tak akan menunjukkan ketertarikan pada benda-benda yang ditunjukkan pada mereka.
Semakin dini autistik dapat dideteksi, semakin baik, karena otak yang lebih muda lebih mudah beradaptasi, dan terapi intensif sejak dini dapat berdampak pada tumbuh kembangnya.
Yang perlu menjadi catatan adalah, tidak setiap anak akan menunjukkan gejala yang sama. Jadi sebaiknya segera temui profesional jika Anda berpikir anak Anda mungkin memiliki gangguan spektrum autistik.
