Extra

Bunda Ingin Melahirkan Secara Normal? Berikut Informasi yang Perlu Bunda Ketahui

Melahirkan atau persalinan adalah momen yang banyak dinantikan oleh para orang tua yang mendambakan buah hati. Tak hanya bahagia, momen ini juga bisa membuat bunda merasa khawatir, apakah bisa melahirkan secara normal dengan lancar? Sebagian besar calon ibu, ingin melahirkan secara normal. Melahirkan secara normal adalah istilah untuk proses persalinan melalui vagina. Normalnya, persalinan normal terjadi di usia kehamilan antara 37 – 42 minggu.

Namun, perlu diingat, bahwa melahirkan secara normal atau operasi caesar tidak menentukan kehebatan seorang ibu. Yang perlu bunda lakukan adalah berusaha mempersiapkannya dengan sebaik mungkin. Nah, jika bunda ingin melahirkan secara normal, berikut beberapa informasi yang perlu bunda ketahui.

Persiapan untuk Melahirkan Normal

Jika bunda berencana untuk melahirkan secara normal, ada beberapa persiapan yang harus bunda lakukan agar persalinan lancar. Berikut beberapa persiapan untuk melahirkan normal :

  1. Rutin Memeriksakan Kandungan
    Sejak tahu bahwa bunda hamil, maka bunda harus memeriksakan kondisi bunda dan kandungan secara rutin. Bunda harus mengikuti anjuran dokter dan minum vitamin yang diresepkan. Mungkin ada vitamin yang membuat bunda mual, tetapi bunda tetap harus berusaha meminumnya.
    Namun, jika sangat mengganggu bunda bisa berkonsultasi kepada dokter. Selain itu, dengan rutin memeriksakan kandungan bunda bisa mengetahui kondisi janin dan kesehatan bunda. Sehingga, dokter bisa menilai apakah bunda bisa melahirkan dengan normal atau tidak.
  2. Banyak Belajar Tentang Proses Melahirkan Normal
    Bunda perlu membekali diri dengan ilmu agar bunda lebih siap ketika waktu persalinan tiba. Bunda bisa belajar tentang teknik pernapasan ketika persalinan, teknik mengejan, tanda-tanda persalinan, proses melahirkan normal, dan lainnya. Bunda juga bisa menanyakan pengalaman bunda lain yang pernah melahirkan secara normal.
  3. Persiapkan Mental dan Hindari Stres
    Bunda mungkin merasa khawatir ketika memikirkan proses melahirkan normal. Namun, bunda harus mengatasi rasa takut dan cemas itu. Mungkin bunda bisa belajar teknik meditasi dan relaksasi untuk mengatasi stres.
    Jika bunda mengalami suatu masalah, jangan dipendam sendiri. Curahkan kegelisahan bunda kepada ayah atau orang yang bunda percaya. Bunda juga perlu menyiapkan diri dan mental jika terjadi hal-hal di luar ekspektasi bunda.
  4. Rutin Olahraga
    Sedang hamil bukan berarti bunda tidak boleh berolahraga. Olahraga membuat tubuh bunda terasa sehat dan bugar. Selain itu, olahraga juga bisa memperkuat otot panggul dan stamina bunda akan lebih terjaga ketika proses melahirkan. Bunda bisa memilih olahraga yang sesuai, misalnya senam ibu hamil atau jalan kaki.
  5. Makan Makanan dengan Gizi Seimbang
    Selama hamil, kebutuhan nutrisi bunda akan bertambah. Ada si kecil di dalam rahim yang menggantungkan asupan nutrisinya kepada makanan yang bunda makan. Oleh karena itu, bunda harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang agar bunda dan janin tetap sehat.

Tanda-tanda Persalinan Sudah Dekat

Ketika bunda memeriksakan kandungan, dokter akan memberitahu tanggal perkiraan persalinan bunda. Namun, perkiraan tanggal tersebut bisa maju atau mundur. Oleh karena itu, bunda harus mengetahui tanda-tanda persalinan sudah dekat seperti berikut:

  1. Sering Buang Air kecil
    Pada akhir kehamilan, kepala bayi mulai turun ke panggul. Hal ini bisa menyebabkan kandung kemih tertekan sehingga bunda akan sering merasa ingin buang air kecil.
  2. Keluar Lendir Bercampur Darah dari Vagina
    Menjelang persalinan, leher rahim atau serviks akan membuka sebagai jalan keluarnya bayi. Lendir bercampur darah yang keluar dari vagina menandakan bahwa serviks sudah mulai membuka.
  3. Terjadi Kontraksi
    Menjelang persalinan, otot rahim akan berkontraksi yang menyebabkan bunda merasakan nyeri di perut. Kontraksi ini awalnya terjadi sebentar dan jarang. Makin mendekati persalinan, maka kontraksi akan lebih sering terjadi dan lebih lama.
  4. Keluar Air Ketuban
    Pecahnya selaput pelindung bayi akan membuat ketuban keluar. Jika ketuban sudah pecah, maka bayi harus segera dilahirkan. Jika tidak, maka berisiko terjadinya infeksi.

Proses Persalinan Normal

Selama ini mungkin bunda sudah mengetahui bahwa dalam melahirkan normal diawali dengan kontraksi, lalu adanya pembukaan, dan jika pembukaan sudah lengkap maka bunda harus mengejan untuk mendorong agar bayi lahir. Ternyata, prosesnya lebih kompleks lho, Bun. Ada beberapa tahapan dalam proses melahirkan normal seperti berikut :

Tahap Sebelum Melahirkan

Dalam dunia medis, tahap sebelum melahirkan disebut dengan kala 1. Tahap ini dimulai dengan kontraksi ringan hingga terjadinya pembukaan lengkap. Kala 1 adalah tahap yang paling lama, yaitu berlangsung antara 18-24 jam. Setiap ibu bisa mengalami durasi yang berbeda. Kala 1 dibagi lagi menjadi 3 fase, yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi.

Fase laten ditandai dengan terjadinya kontraksi ringan yang berlangsung selama 30-45 detik setiap 5 – 30 menit. Pada fase ini, mulai terjadi pembukaan leher rahim atau serviks sebesar 3-4 cm. Fase laten berlangsung sekitar 8-12 jam. Pada fase ini, bunda harus tetap tenang dan tetap bisa beraktivitas ringan. Namun, bunda tetap harus memantau durasi kontraksi yang bunda rasakan.

Setelah fase laten, maka masuk ke fase aktif. Pada fase ini, kontraksi lebih sering dan lebih lama, yaitu antara 45-60 detik setiap 3-5 menit. Pembukaan leher rahim pun semakin besar, yaitu 4-7 cm. Fase aktif berlangsung selama 3-5 jam, tetapi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan bisa berlangsung lebih lama. Karena kontraksi sudah terjadi lebih sering, maka bunda harus segera ke rumah sakit atau klinik untuk diperiksa.

Fase selanjutnya adalah fase transisi yang terjadi selama 30 menit hingga 2 jam. Pada fase ini kontraksi mulai muncul secara teratur dan sering. Pembukaan serviks secara bertahap akan bertambah menjadi 8-10 cm. Bunda akan merasakan nyeri pada perut dan muncul dorongan untuk mengejan. Namun, bunda harus menahannya sampai dokter atau bidan memberi aba-aba untuk mengejan. Dokter akan memberikan instruksi ketika pembukaan sudah lengkap. Jika bunda mengejan sebelum pembukaan lengkap, maka bisa menyebabkan leher rahim membengkak dan memperlama proses melahirkan.

Tahap Melahirkan

Setelah kala 1 berakhir, pembukaan sudah lengkap dan kontraksi terjadi secara teratur, maka saatnya proses melahirkan dimulai. Tahap ini disebut dengan kala 2. Pada tahap ini, kontraksi terjadi lebih lama, yaitu antara 60-90 detik dan mereda setiap 2-5 menit.

Setiap kontraksi muncul, perut bunda akan terasa nyeri dan dorongan untuk mengejan lebih kuat. Bunda harus mengejan dengan kuat begitu dokter atau bidan memberi aba-aba. Mengejan dan adanya kontraksi akan membantu mendorong bayi. Bunda akan diminta untuk tetap mengejan hingga seluruh badan bayi lahir.

Tahap ini mungkin akan sangat melelahkan dan membuat bunda kehabisan energi. Oleh karena itu, bunda perlu menjaga kecukupan nutrisi dengan cukup makan sebelum proses melahirkan.

Setelah bayi lahir, proses belum berakhir. Bunda harus mengeluarkan ari-ari atau plasenta. Proses melahirkan plasenta ini disebut kala 3. Pada tahap ini, kontraksi masih terjadi untuk membantu plasenta keluar.

Tahap Setelah Melahirkan

Setelah melalui proses persalinan normal, bunda perlu menjalani perawatan selama 1-2 hari untuk memulihkan kondisi bunda dan memantau kondisi bayi. Setelah melahirkan, bunda akan mengalami masa nifas selama sekitar 4-6 minggu. Pada masa nifas, darah paska melahirkan akan keluar, awalnya berwarna merah dan lama-lama akan menjadi bercak saja.

Kondisi yang Membuat Bunda Tidak Disarankan Melahirkan Secara Normal

Banyak calon ibu yang ingin melahirkan secara normal. Namun, sayangnya ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil tidak disarankan untuk melahirkan secara normal karena berisiko membahayakan nyawa ibu dan janin. Berikut beberapa kondisi yang membuat ibu lebih baik tidak melahirkan secara normal :

  1. Posisi Tali Pusat yang Menutupi Jalan Lahir
    Tali pusat yang menutupi jalan lahir bisa membahayakan janin. Tali pusat berisiko tertekan, sehingga bisa mengganggu suplai oksigen janin sehingga janin kekurangan oksigen.
  2. Posisi Janin Tidak Normal
    Posisi janin yang normal adalah puncak kepala (ubun-ubun) yang berhadapan dengan bukaan leher rahim. Jika letak bayi sungsang, lintang, atau wajah yang menghadap bukaan leher rahim, maka bisa berbahaya jika melahirkan secara normal.
  3. Kehamilan Kembar
    Kehamilan kembar bisa berbahaya jika lahir secara normal. Namun, ada ibu yang bisa melahirkan normal walaupun bayinya kembar. Oleh karena itu, perlu pemeriksaan oleh dokter kandungan, apakah bisa normal atau harus caesar.
  4. Pernah Melahirkan Secara Caesar
    Riwayat operasi caesar bisa menjadi kontraindikasi bunda untuk melahirkan secara normal karena berisiko mengalami robeknya rahim. Namun, ada juga ibu yang bisa melahirkan secara normal setelah melahirkan dengan operasi caesar. Tentu saja harus konsultasi kepada dokter kandungan terlebih dahulu.
  5. Kelainan Letak Plasenta
    Jika plasenta terletak menutupi jalan lahir atau menempel pada otot rahim, maka tidak disarankan untuk melahirkan secara normal karena bisa mengakibatkan perdarahan.
  6. Berat Badan Janin Besar (Macrosomia)
    Jika berat badan janin lebih dari 4 – 4,5 kg maka berisiko terjadi distosia bahu, yaitu bahu janin terjepit di jalan lahir.

Itulah beberapa informasi yang perlu bunda ketahui jika ingin melahirkan secara normal. Namun, bunda hanya bisa berusaha dengan maksimal. Jika bunda sudah berusaha tapi terjadi hal yang tidak sesuai ekspektasi, maka itu bukan salah bunda. Bunda tetap ibu yang hebat. Jadi, semangat ya Bun!

Terima kasih sudah berlangganan Sayangi Anak Extra. Untuk mengakses konten - konten Sayangi Anak Extra. Untuk membaca konten Sayangi Anak Extra. Silakan kunjungi kategory Extra pada website Sayangianak.com atau klik disini

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Extra

Begini Perkembangan Janin di Trimester Pertama Kehamilan

Mendeteksi perkembangan janin secara periodik merupakan salah satu cara efektif untuk meminimalkan risiko kehamilan. Nah, periode terpenting dalam masa kehamilan adalah trimester pertama.

Deteksi dini kehamilan perlu dilakukan. Jangan abai ya, Bunda, karena berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan. Bahkan, tak sedikit kasus komplikasi dan keguguran terjadi pada awal kehamilan.

Perkembangan Janin per Minggu di Trimester Pertama

Supaya Bunda lebih memahami kondisi janin dan tubuh di awal kehamilan, simak penjelasan yang dikutip dari MayoClinic mengenai perkembangan janin dari minggu ke minggu berikut ini.

Minggu Pertama dan Kedua

Secara biologis, pembuahan (konsepsi) adalah awal dari perkembangan manusia. Pembuahan biasanya terjadi ketika sperma bergabung dengan sel telur di dalam tuba rahim. Pada usia kehamilan satu minggu, sel telur baru akan meninggalkan indung telur menuju tuba falopi.

Di masa ini, Bunda belum bisa dinyatakan hamil karena biasanya pembuahan terjadi sekitar dua minggu setelah menstruasi terakhir. Meskipun demikian, sebenarnya tubuh Bunda sudah siap untuk hamil. Di minggu kedua, janin mulai terbentuk setelah sel telur bertemu dengan sperma.

Minggu Ketiga

Penyatuan sperma dan sel telur di salah satu saluran tuba akan membentuk entitas bersel satu, zigot. Zigot memiliki empat puluh enam kromosom yang berasal dari Ayah dan Bunda dengan perbandingan 50:50. Kromosom bertugas membantu menentukan jenis kelamin dan ciri fisik bayi.

Setelah pembuahan, zigot akan bergerak menuruni tuba falopi menuju rahim. Di saat yang sama, zigot akan membelah diri membentuk sekelompok sel yang disebut morula.

Jika janin memiliki kromosom XY, maka kemungkinan besar janin akan tumbuh menjadi anak laki-laki. Sementara janin yang memiliki kromosom XX akan tumbuh menjadi anak perempuan.

Minggu Keempat

Bagaimana perkembangan janin di minggu keemoat kehamilan? Pada minggu ini, bola sel yang memiliki kemampuan membelah dengan cepat (blastokista) mulai melekat di dalam lapisan rahim (endometrium). Proses ini disebut penanaman atau implantasi.

Di dalam blastokista, kelompok sel bagian dalam akan berubah menjadi embrio. Sementara lapisan luar akan membentuk bagian dari plasenta yang akan menyehatkan bayi selama masa kehamilan. Bentuk janin usia empat minggu menyerupai ukuran biji kacang, sekitar dua milimeter.

Pada tahap ini, kepala, mata, telinga, dan batang struktur yang akan menjadi lengan dan tungkai mulai muncul. Otak juga mulai berkembang menjadi lima bagian, termasuk beberapa saraf kranial.

Minggu Kelima

Di minggu kelima, kadar hormon HCG yang diproduksi oleh blastokista akan meningkat pesat. Ini merupakan sinyal yang diberikan pada ovarium untuk berhenti melepaskan sel telur dan menghasilkan lebih banyak progesteron dan estrogen.

Peningkatan kadar hormon tidak hanya menghentikan periode menstruasi Bunda, tetapi juga memicu pertumbuhan plasenta. Pada periode ini, wanita sering kali tidak menyadari tanda-tanda kehamilan awal, seperti meningkatnya intensitas buang air kecil dan membengkaknya payudara.

Kondisi janin berusia lima minggu mulai berkembang sebesar biji wijen, dengan berat sekitar satu gram. Pada kehamilan normal, selama periode ini seluruh organ bayi dari bagian otak hingga sistem saraf mulai terbentuk sempurna.

Pada minggu kelima, organ jantung juga mulai berkembang. Ditandai dengan terbentuknya sekat dan serambi sehingga janin dapat memompa darahnya sendiri. Jantung dan sistem peredaran darah akan terbentuk di lapisan tengah sel, mesoderm. Lapisan sel ini juga berfungsi sebagai fondasi tulang bayi, ginjal, ligamen, dan sebagian besar sistem reproduksi janin.

Sementara lapisan atas, ektoderm akan membentuk lapisan kulit terluar janin, sistem saraf pusat dan tepi, mata, dan telinga bagian dalam. Lapisan dalam sel, endoderm adalah tempat berkembangnya paru-paru dan usus si kecil.

Minggu Keenam

Perkembangan ukuran janin di minggu keenam bertambah secara signifikan. Bentuknya menyerupai huruf C. Pada periode ini, tabung saraf di sepanjang punggung bayi akan menutup sehingga memudahkan proses berkembangnya otak dan sumsum tulang belakang.

Selain itu, struktur yang diperlukan untuk pembentukan mata dan telinga juga mulai berkembang. Bibir dan hidung bagian atas telah terbentuk. Kaki dan tangan sudah bisa dibedakan. Kaki tumbuh lebih panjang. Sementara jari tangan dan kaki yang mulai terbentuk masih tertutup selaput.

Pada fase ini, otak dan paru-paru mulai terbentuk. Sedangkan jantung mulai berdetak dengan kecepatan sekitar seratus hingga seratus lima puluh kali per menit.

Minggu Ketujuh

Memasuki usia kehamilan tujuh minggu, otak dan wajah bayi berkembang sangat pesat hingga menghasilkan ratusan sel baru setiap menit. Hidung mulai terlihat jelas, gigi dan langit mulut serta retina mulai terbentuk. 

Begitu juga dengan sendi lengan dan tungkai. Lantaran kulit masih teramat tipis, pembuluh darah janin tampak jelas.

Pada fase ini, tunas tungkai bawah dan lengan yang tumbuh pada minggu sebelumnya sudah menyerupai bentuk dayung. Meskipun sumsum tulang belum terbentuk, hati sudah mulai menghasilkan banyak sel darah merah.

Minggu Kedelapan

Di delapan minggu kehamilan, seluruh bagian tubuh utama janin, seperti bentuk jari-jari, bibir, hidung, dan bibir atas tampak jelas. Sementara batang leher janin mulai tegak. Panjangnya mungkin sudah mencapai sebelas hingga empas belas milimeter dari puncak kepala hingga bagian pantat.

Di minggu ini, leher janin mulai berkembang. Sementara kelopak mata mulai menutup untuk melindungi mata janin yang sedang berkembang. Meskipun belum sempurna, seluruh bagian tubuh utama sudah terbentuk dan berkembang. Bahkan, posisi mata, telinga, lengan dan kaki dapat dikenali melalui pemeriksaan Ultrasonografi (USG).

Minggu Kesembilan

Pada minggu kesembilan kehamilan, lengan janin tumbuh dan siku muncul. Jari kaki terlihat dan kelopak mata terbentuk. Kepala janin mulai membesar, tetapi bentuk dagunya masih belum sempurna.

Kepala janin mulai tegak. Telinga terus membesar, jari kaki tampak lebih jelas, dan seluruh organ penting, seperti otak, hati, jantung, paru-paru, dan ginjal sudah berkembang lebih sempurna dibandingkan minggu sebelumnya.

Lantaran otot-otot kecil janin sudah berkembang, lengan dan kakinya mulai bergerak secara spontan. Namun, Bunda baru bisa merasakan tendangan si kecil sekitar satu hingga dua bulan kemudian. Dari puncak kepala hingga pantat, panjangnya diperkirakan sekitar enam belas hingga delapan belas milimeter.

Minggu Kesepuluh

Pada minggu kesepuluh, kepala janin menjadi lebih bulat, jari kaki dan tangan menjadi lebih panjang serta memiliki kuku. Lengan mulai lentur sehingga janin bisa menekuk sikunya. Selain itu, kelopak mata dan telinga luar terus berkembang. Tali pusar semakin tampak jelas.

Pada fase ini, wajah janin sudah tampak layaknya manusia. Tulangnya sudah terbentuk, lekukan kecil di kaki juga berkembang menjadi pergelangan kaki dan lutut. Detak jantungnya juga dapat dideteksi secara elektronik. Panjangnya hampir tiga puluh delapan milimeter.

Di minggu ini, tunas gigi di bawah gusi akan terbentuk. Namun, tunas gigi ini tidak akan menembus gusi hingga bayi mendekati usia enam bulan. Perut janin juga sudah menghasilkan cairan pencernaan, sedangkan ginjal memproduksi urine. Jika si kecil laki-laki, maka di periode ini si kecil sudah memproduksi testosteron.

Minggu Kesebelas

Pada awal minggu kesebelas kehamilan, karakteristik janin semakin menyerupai manusia. Tangan dan kaki di depan tubuh, bentuk telinga hampir sempurna, lidah dan langit-langit mulut mulai terlihat, begitu juga dengan saluran hidung dan puting.

Folikel janin tidak hanya terbentuk di ubun-ubun, tetapi juga di seluruh tubuh. Tangan dan kaki sudah tidak berselaput. Wajahnya mulai lebar, matanya sudah terpisah jauh, kelopak matanya menyatu, dan telinganya rendah. Tunas gigi yang sudah terbentuk muncul. Hati juga sudah memproduksi sel darah merah.

Selain itu, alat kelamin luarnya akan mulai berkembang menjadi klitoris dan labia mayora atau penis. Begitu juga dengan dasar kuku tangan dan kaki. Sementara kuku baru akan mulai tumbuh dalam beberapa minggu ke depan.

Sekarang janin memiliki panjang sekitar lima puluh milimeter dari puncak kepala hingga pantat dengan berat sekitar delapan gram. Tubuhnya yang semakin memanjang dan tegak sudah bisa berganti posisi, mulai dari peregangan, jungkir balik, hingga berguling ke depan.

Minggu Kedua Belas

Minggu kedua belas adalah masa terakhir di trimester pertama. Bagaimana perkembangan janin di minggu ini? Di masa ini, tugas berat untuk mengembangkan struktur tubuh baru hampir berakhir. Pasalnya, sebagian besar organ dan sistem sudah sepenuhnya terbentuk. Meskipun masih diperlukan proses penyempurnaan.

Disadari atau tidak, tiga minggu terakhir ukuran janin berkembang hingga dua kali lipat. Pada minggu kedua belas, ukurannya mencapai enam puluh satu milimeter dari puncak kepala hingga pantat dengan berat empat belas gram.

Kuku janin mulai tumbuh. Wajahnya sudah lebih berkembang. Otot-otot di sistem pencernaan bayi mulai lentur. Janin sudah bisa menelan, ginjalnya mengeluarkan air seni, dan sumsum tulang mulai sibuk membentuk sel darah putih untuk membantu si kecil melawan infeksi.

Selain itu, kelenjar pituitari di dasar otak mulai memproduksi hormon yang memungkinkan si kecil menghasilkan keturunan di kemudian hari. Untuk janin perempuan, folikel ovarium mulai terbentuk. Sementara untuk janin laki-laki, prostat sudah muncul. Pada periode ini, dokter sudah bisa mengidentifikasi jenis kelamin melalui tes khusus.

Hal-hal yang Harus Diwaspadai Saat Hamil Muda

Kehamilan merupakan salah satu hal yang membuat seorang wanita bahagia dan merasa hampir sempurna. Namun, siklus menstruasi yang datang terlambat sering mengecoh calon ibu. Alhasil, ketika tubuh mengalami gejala awal kehamilan, sebagian besar wanita menganggapnya sebagai gejala pramenstruasi.

Selama trimester pertama berlangsung, tubuh akan mengalami sejumlah perubahan signifikan. Perubahan paling utama adalah terkait hormonal. Selain siklus menstruasi terhenti, Bunda akan merasa mudah lelah, payudara membengkak, sakit perut, sakit kepala, susah buang air besar, berat badan bertambah, perubahan suasana hati yang ekstrem, dan lebih sensitif.

Sebagian besar ibu hamil juga akan mengalami morning sickness yang menyiksa dengan atau tanpa muntah yang bisa menyerang kapan saja, siang atau malam dan fase mengidam. Ketidaknyamanan ini akan berkurang setelah beberapa minggu.

Sakit Kepala

Selama kehamilan awal, hampir semua wanita akan mengalami sakit kepala sesekali. Bukan perkara mudah menangani sakit kepala trimester pertama karena Bunda harus menghindari obat-obatan kimia.

Banyak pemicu sakit kepala, mulai dari kadar hormon dan volume darah yang meningkat, stres, kelelahan, rendahnya kadar gula, hingga kurangnya cairan tubuh. Sangat dianjurkan untuk menghindari pemicu sakit kepala, seperti monosodium glutamat, daging yang diawetkan, keju dengan rasa yang kuat, dan rokok.

Jika sakit kepala tidak kunjung sembuh dan penglihatan mulai kabur, maka Bunda harus segera memeriksakan diri. Meskipun jarang terjadi, beberapa kasus sakit kepala akibat migrain dapat meningkatkan risiko stroke selama kehamilan.

Demam

Sebuah studi dari Slone Epidemiology Center di Boston University yang bekerja sama dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa wanita yang mengalami demam sebelum atau selama awal kehamilan cenderung memiliki bayi dengan cacat tabung saraf. Namun, wanita yang mengalami demam dan rutin mengonsumsi 400 mikrogram (mcg) asam folat setiap hari tidak berisiko melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf.

Perdarahan

Perdarahan merupakan salah satu jenis komplikasi lain yang harus diwaspadai pada trimester pertama. Meskipun perdarahan biasanya terjadi di awal kehamilan, sangat sulit menentukan kasus yang dapat menyebabkan masalah serius. 

Dalam keadaan tertentu, perdarahan bisa menjadi gejala keguguran. Jika sering mengalami perdarahan, maka konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Bunda dan janin.

Hiperemesis Gravidarum (Muntah Parah)

Muntah selama trimester pertama disebabkan oleh hormon kehamilan B-hCG yang menstimulasi pusat CTZ di otak. Meskipun umum dialami wanita hamil, muntah yang terus berlanjut dan parah dapat menyebabkan Bunda tidak mendapatkan nutrisi dan cairan yang diperlukan tubuh.

Jika dibiarkan, maka hal ini dapat membahayakan Bunda dan janin yang dikandung. Sangat disarankan memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika implantasi terjadi di luar rongga rahim. Kehamilan ektopik merupakan keadaan darurat yang harus ditangani dengan cepat. Tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah nyeri perut bagian bawah di salah satu sisi, perdarahan vagina, peningkatan frekuensi buang air kecil dengan sensasi terbakar, kram tiba-tiba disertai pingsan, nyeri perut parah berulang kali, sering tidak datang bulan, dan demam.

Jika gangguan kesehatan ini diketahui lebih awal, maka kehamilan ektopik dapat sembuh sendiri dengan pengobatan atau pembedahan.

Kehamilan Mola

Kehamilan mola terjadi sebagai akibat dari perkembangan sel-sel abnormal di plasenta yang tidak dapat mendukung pertumbuhan embrio. Kehamilan mola disebabkan oleh kelainan kromosom pada sperma yang membuahi sel telur.

Birth Injury Help Center menyebut bahwa wanita yang hamil di atas umur empat puluh tahun, kekurangan protein, dan kekurangan gizi berisiko besar mengalami kehamilan mola. Selain itu, wanita yang pernah mengalami kehamilan mola sebelumnya dan termasuk etnis Asia dan Afrika-Amerika juga memiliki risiko tinggi terserang kehamilan mola.

Gejala yang harus diperhatikan, antara lain menstruasi tidak teratur selama tiga sampai empat bulan, terdapat bercak cokelat, perdarahan berwarna prunus, dan muntah berlebihan.

Keguguran

Wanita yang hamil muda berisiko tinggi mengalami keguguran. Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan mengonsumsi vitamin prenatal. Hindari minuman beralkohol, rokok, dan obat-obatan selama kehamilan karena dapat menyebabkan komplikasi serius dan cacat lahir pada janin.

Umumnya, dokter akan merekomendasikan perubahan pola makan, termasuk mengurangi kafein, telur setengah matang, daging mentah, daging deli, dan kerang untuk mengurangi kemungkinan keguguran. Dengan menerapkan pola makan sehat dan memastikan asupan asam folat harian tercukupi, risiko keguguran selama trimester pertama dapat dicegah.

Risiko keguguran semakin tinggi pada wanita yang pernah mengalaminya. Jika Bunda mengalami kram perut di bagian bawah disertai sakit punggung, perdarahan, kontraksi rahim, dan mual atau muntah, maka segera hubungi dokter.

Kasus keguguran juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, khususnya kelainan kromosom, diabetes yang tidak terkontrol, infeksi, kelainan implantasi plasenta, dan kekurangan hormon progesteron.

Demikianlah informasi mengenai perkembangan janin selama trimester pertama lengkap dengan risiko kesehatan yang wajib Bunda waspadai. Pastikan mengontrol asupan dan menghindari stres untuk menghindari hal yang tak diinginkan.

Referensi:

Mayo Clinic. Pregnancy Week by Week. <https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/prenatal-care/art-20045302> diakses pada 2 Maret 2021.

Birth Injury Help Center. Risks of Complication at Every Stage of Pregnancy. <https://www.birthinjuryhelpcenter.org/complication-pregnant.html> diakses pada 3 Maret 2021.

Stanford Childrens. Headaches in Early Pregnancy. <https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=headaches-in-early-pregnancy-134-3 diakses pada> 4 Maret 2021.

CDC. Maternal Fever During Early Pregnancy May Be Linked to Birth Defects. <https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/features/kf-birthdefects-maternal-fever-during-pregnancy.html#ntd> diakses pada 4 Maret 2021.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Extra

Ketakutan Orang Tua Anak Diculik dan Cara Mengatasinya

Maraknya penculikan saat ini tentu saja menimbulkan ketakutan orang tua anak diculik. Sehingga mereka berupaya melakukan segala cara untuk menjaga anak-anaknya agar tidak beresiko diculik. Anak adalah anugerah terbesar yang dimiliki orang tua, sehingga anak diculik menjadi ketakutan terbesar.

Tips Mengajarkan Anak Menjaga Diri

Sebagai orang tua tentu selalu menginginkan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak-anaknya sehingga tak jarang mereka membiarkan anaknya bermain sendiri untuk melatih kemandirian. Namun, Anda juga tetap harus berhati-hati dan memberinya bekal agar anak-anak bisa menjaga diri.

Menjelaksan Penculikan Anak yang Tengah Marak

Anda tidak perlu terlalu bersikap overprotektif pada anak, tapi cukup berikan pengetahuan dan pembelajaran tentang bagaimana cara menjaga diri. Terutama jika anak-anak tidak sedang bersama orang tua atau orang dewasa yang dikenalnya. Cara pertama adalah dengan membicarakan tentang penculikan.

Berikan informasi tentang penculikan anak dan kemungkinan orang asing yang mungkin berniat buruk sehingga sampai tega menculik anak-anak. Buka diskusi dengna anak Anda dan beri tahu bagaimana car amelindungi diri agar mereka paham. Contohnya seperti melarang menerima makanan dari orang asing.

Memberikan Kartu Tanda Pengenal

Kartu tanda pengenal ini bisa Anda tempatkan di dalam tas si kecil. Buat kartu dari karton yang dilaminating dan tulis nama anak, alamat, hingga nomor telepon orang tua. Tanda pengenal ini untuk mengantisipasi jika anak sedang dalam keadaan tersesat dan tidak tahu jalan pulang ketika pergi bermain.

Namun, Anda juga harus memberi tahu kepada si kecil siapa saja orang-orang yang bisa dimintai tolong dengan memberikan data dirinya tersebut sehingga tidak disalahgunakan orang jahat. Informasikan orang-orang yang bisa dimintai tolong seperti petugas keamanan, security, polisi, dan lainnya.

Mengajari Anak Tempat yang Harus Didatangi Ketika Tersesat

Selain ketakutan anak diculik, anak tersesat dan hilang juga menjadi ketakutan lain yang dihadapi oleh orang tua. Apalagi jika orang tua dan anak sedang pergi bersama kemudian tiba-tiba anak mereka hilang dari pengawasan. Anda bisa mengajari si kecil ke mana harus pergi ketika hilang dan tersesat.

Beri tahu kepada anak-anak untuk segera menghubungi pusat informasi, pos satpam, kantor polisi, atau rumah sakit terdekat jika mereka tidak mendapati orang tua atau orang yang dikenal. Jika tidak menemukan orang berseragam, bisa juga meminta bantuan pada wanita dewasa atau ibu yang sedang bersama anak.

Memberi Tahu Kepada Orang Tua Saat Akan Keluar Rumah

Biasakan kepada si kecil untuk selalu meminta izin setiap ingin pergi atau keluar dari rumah. Minta kepada mereka untuk menginformasikan dengan jelas akan kemana perginya sehingga orang tua bisa mencari informasi ketika anaknya tidak pulang-pulang.

Pastikan anak pergi bersama orang yang jelas dan dikenal seperti adik, kakak, tante, atau orang dewasa lainnya. Beri tahu kepada anak agar mereka menepati janji untuk pulang tepat sesuai waktu yang dijanjikan sebelumnya. Minta kontak orang yang mengajak pergi anak untuk bisa dihubungi.

Menolak Ajakan Atau Pemberian Dari Orang Asing

Saat si kecil pergi sendiri dan tanpa didampingi oleh orang tua atau orang dewasa yang dikenal, ajarkan kepada mereka untuk menolak pemberian hadiah atau permen dari orang yang tidak dikenal. Karena khawatir hadiah yang diberikan oleh orang asing tersebut mengandung racun dan membahayakan.

Ajarkan kepada anak untuk menolak secara baik-baik pemberian tersebut. Selain itu, ajarkan kepada mereka untuk menolak ajakan dari orang asing meskipun mereka mengajak melakukan hal yang seru dan menyenangkan. Ajari anak untuk tidak membocorkan data pribadi kepada siapapun orang asing.

Memberi Tahu Kepada Orang Tua Jika Ada Perilaku yang Mengganggu Kenyamanan

Anda juga perlu memberikan pemahaman kepada si kecil untuk memberitahukan kepada orang tuanya jika ada orang lain yang meminta untuk melakukan tindakan yang membuat tidak nyaman. Berikan pengertian kepada mereka bahwa dalam beberapa kondisi orang dewasa mungkin akan meminta bantuannya.

Contohnya seperti orang dewasa yang meminta untuk dibelikan sesuatu ke tempat tertentu atau meminta bantuan untuk mencari hewan peliharaannya yang hilang. Beritahu kepada anak-anak bahwa mereka tidak perlu melakukan hal tersebut karena seharunya orang dewasa tidak meminta bantuan seperti itu.

Membekali Anak Dengan Alat Pelacak

Hal ini diperlukan agar ketika anak Anda tidak bisa dihubungi dan belum pulang-pulang, maka masih bisa dilacak dengan menggunakan alat tersebut. Contoh perangkat yang bisa digunakan untuk melacak keberadaan anak seperti gelang GPS yang bisa dihubungkan dengan ponsel atau komputer orang tua.

Galang ini akan sangat bermanfaat karena Anda bisa mengetahui kemana rute si kecil bepergian. Selain itu, bisa juga dengan memasang CCTV di rumah yang dapat terkoneksi secara online untuk membantu orang tua mengawasi keberadaan anaknya ketika mereka sedang bekerja dan tidak ada di rumah.

Ajari Bela Diri

Mengajari teknik dasar bela diri sangat diperlukan agar anak bisa menjaga dan melindungi diri mereka saat mendapatkan ancaman dari orang lain. Terlebih lagi jika ada orang asing yang memaksanya untuk pergi atau melakukan tindakan seperti membawa paksa atau menggendongnya langsung.

Ajarkan anak untuk melakukan pembelaan dengan cara seperti menendang, menggigit, atau berteriak agar mereka bisa lepas dari cengkeraman penculik. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan kepada anak area tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain demi menjaga kenyamanan.

Beri Tahu Kepada Anak Untuk Tidak Menyendiri

Beberapa anak mungkin ada yang memiliki karakter pemalu dan pendima hingga lebih senang menyendiri dibandingkan berkumpul bersama teman-temannya. Namun, sebisa mungkin coba biasakan anak-anak untuk bermain dengan teman-teman agar mereka tidak sendirian dalam beberapa kondisi.

Seperti saat menunggu jemputan atau ketika sedang bermain di taman. Koordinasikan dengan baik bersama pihak sekolah dan pengemudi yang mengantar jemput anak. Pastikan anak tidak asal mau menerima ajakan orang yang tidak dikenal untuk mengantarnya pulang dan minta mereka untuk tetap menunggu.

Latih Anak Untuk Biasa Bercerita

Sebagian anak ada yang merasa enggan untuk bercerita kepada orang tuanya karena merasa tidak nyaman. Padahal melatih anak untuk biasa bercerita tentang apapun yang dialaminya di hari itu sangatlah penting. Tujuannya agar Anda mengetahui kebiasaan anak apakah ada yang mencurigakan atau tidak.

Anak-anak yang terbiasa bercerita dan terbuka kepada orang tuanya akan membuat Anda tahu dengan kondisi sekitar lingungan anak selama ini. Sehingga jika ada kejadian yang tidak diinginkan, maka bisa langsung sesegara mungkin diatasi dan diantisipasi dengan lebih cepat.

Beberapa tips di atas adalah tentang bagaimana ajaran yang seharusnya diberikan orang tua kepada anak dalam hal menjaga diri. Sebaiknya ajaran seperti ini sudah ditanamkan sejak kecil pada diri si kecil.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Orang Tua saat Ketakutan Orang Tua Anak Diculik

Kejahatan penculikan anak yang kerapkali terjadi bisa karena mereka ingin memanfaatkan keadaan anak dengan meminta uang tebusan. Sehingga sebagai orang tua pun harus selalu waspada dengan keamanan anak-anaknya. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan orang tua seperti berikut:

Memperhatikan Perilaku dan Keamanan Anak di Media Sosial

Bahaya penculikan tidka hanya mengintai di dunia nyata saja. Berkembangnya platform media sosial juga dapat menimbulkan bahaya yang mengancam keamanan anak jika tidak diantisipasi sedari dini. Anda juga harus berhati-hati saat memilih untuk sharing tentang kehidupan si kecil di dunia maya.

Jangan pernah lupa bahwa predator anak selalu mengintai korbannya sehingga mereka juga akan memanfaatkan internet untuk melakukan hal tersebut. Ingatkan si kecil untuk tidak memberikan informasi pribadi di media sosial termasuk fitur lokasi, sekolah, dan informasi detail lainnya.

Jangan Gunakan Pakaian yang Memakai Nama Anak

Memberikan si kecil pakaian dengan bertuliskan namanya memang seru dan lucu. Namun, hal ini justru membahayakan karena dapat memudahkan orang asing mengetahui nama anak Anda. Sehingga mereka bisa tertipu dan menjadi lebih mudah percaya kepada orang yang mengenal namanya.

Anda harus selalu waspada dengan keamanan si kecil. Karena terkadang bahaya tidak hanya datang dari orang asing namun juga lingkungan sekitar sang anak. Beri pemahaman kepada mereka tentang kondisi berbahaya yang mungkin saja terjadi dan ajarkan cara untuk menghindari kondisi tersebut.

Memilih Pengantar Jemput Anak dan Pengasuh yang Tepat

Kasus penculikan anak dalam beberapa kondisi juga ada yang memanfaatkan kerja sama dengan pengemudi antar jemput sekolah atau pengasuh. Sehingga penting sekali untuk Anda mengetahui bagaimana latar belakang orang-orang yang akan mengasuh dan antar jemput anak-anak dengan baik.

Anda bisa mencari latar belakang orang tersebut sebelum menggunakan jasa mereka dengan cara mencari informasi melalui media sosial atau orang-orang yang mungkin mengenalnya. Jika menggunakan jasa penyalur, cari tahu review dan testimoni dari penyedia jasa tersebut.

Selalu Mengawasi Kegiatan Anak

Meskipun tidak bisa selalu mendampingi aktivitas anak secara keseluruhan, Anda tetap harus mengawasinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengawasi di sini bisa melalui jarak jauh seperti memasang GPS pada ponsel anak, memasang CCTV, dan lain sebagainya.

Selain itu, Anda juga bisa mengawasinya secara tidak langsung dengan cara mengetahui siapa saja teman dekat sang anak dan meminta mereka untuk menginformasikan jika terjadi sesuatu. Kenali guru, sahabat, pengemudi antar jemput, dan orang-orang yang berhubungan dengan kegiatan anak.

Bangun Kedekatan Dengan Anak

Semakin bagus bonding antara orang tua dan anak, maka kedekatan yang terjalin juga akan bagus sehingga komunikasi di antara keduanya akan semakin lancar. Anak akan merasa nyaman dan terbuka saat bercerita kepada orang tuanya tanpa ragus. Sehingga Anda bisa terus mengawasi si kecil dengan baik.

Kedekatan yang terjalin juga memudahkan Anda untuk membangun komunikasi yang responsif dan baik. Mereka juga cenderung menjadi anak yang lebih penurut dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh orang tuanya termasuk tentang bagaimana harus menjag diri sendiri saat dalam keadaan terancam.

Ketakutan orang tua anak diculik sebagai ketakutan terbesar merupakan hal yang wajar dirasakan setiap orang. Namun, Anda tidak perlu terlalu paranoid dan mengekang kegiatan sang anak. Bekali mereka dengan cara perlindungan diri yang benar. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Extra

7 Tanda-Tanda Melahirkan Semakin Dekat

Mengetahui dan mengenali tanda-tanda melahirkan sangat penting bagi seorang calon ibu. Pada umumnya, tubuh akan merasakan sejumlah perubahan yang terjadi secara bertahap dan konsisten. Apabila tanda-tanda tersebut semakin sering muncul, Bunda harus segera mempersiapkan diri untuk menyambut momen kelahiran si kecil.

Bagi setiap wanita, momen melahirkan adalah pengalaman yang sangat unik. Sering kali, persiapan yang dilakukan justru tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. 

Namun, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri dengan informasi yang lengkap seputar tanda-tanda menjelang persalinan. Melatih diri dengan metode khusus untuk meredakan nyeri juga akan membantu menghadapi momen menegangkan ini.

Tanda-Tanda Melahirkan, Hitungan Hari Hingga Jam

Persalinan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang cukup panjang. Sebagian ibu mungkin akan merasakan tiap fase dalam waktu yang singkat, sedangkan sebagian ibu yang lain butuh waktu berjam-jam. Yuk, simak penjelasan para ahli di Mayo Clinic mengenai tahap-tahap persalinan beserta tanda-tanda yang mengiringinya.

Penipisan Serviks

Sebelum melahirkan, seorang wanita akan mengalami tahap yang disebut penipisan serviks. Serviks berada di bagian bawah rahim dan menghubungkan rahim dengan vagina. Pada umumnya, ketebalan serviks adalah sekitar 3,5 cm hingga 4 cm.

Ketika proses persalinan dimulai, serviks akan menjadi lebih lunak, pendek, serta tipis. Hal ini terjadi sebagai persiapan jalan lahir bagi anak. Penipisan biasanya diukur dalam persentase. Tepat sebelum persalinan per vaginam, leher rahim akan benar-benar hilang atau menipis 100 persen.

Hal yang akan Bunda rasakan saat penipisan serviks terjadi adalah rasa tidak nyaman. Selain itu, kontraksi bisa terjadi secara tidak teratur. Biasanya ada sedikit rasa nyeri yang akan muncul. Namun, sebagian ibu hamil bisa saja tidak merasakan tanda apa pun pada tahap ini.

Pembukaan Serviks

Tahap selanjutnya adalah serviks mengalami pembukaan atau lebih lebar. Untuk mengecek pembukaan, tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan dalam. Pelebaran diukur dalam centimeter mulai dari 0 hingga 10.

Pada pembukaan awal, pelebaran biasanya berlangsung lambat. Artinya, pembukaan satu menuju pembukaan selanjutnya bisa berlangsung lebih dari sehari. Namun, menjelang persalinan pembukaan akan berlangsung lebih cepat. Pada tahap ini, Bunda sudah mulai merasakan kontraksi secara berkala.

Jumlah Keputihan Meningkat

Selama kehamilan, ada lendir kental yang menyumbat pembukaan serviks. Gunanya adalah untuk menghalangi bakteri masuk ke dalam rahim. Nah, pada akhir trimester ketiga, sumbatan lendir ini akan didorong ke area vagina. Hal inilah yang membuat terjadi peningkatan jumlah keputihan menjelang persalinan.

Keputihan yang keluar pada umumnya berwarna bening. Beberapa hari menjelang persalinan atau di awal persalinan, warna keputihan berwarna merah muda atau sedikit berdarah.

Bunda perlu waspada jika keputihan yang keluar berupa pendarahan yang sama dengan jumlah darah saat menstruasi normal. Perdarahan parah pada vagina bisa menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan.

Merasakan Energi Berlebih

Menjelang persalinan, ada fase khusus yang cukup unik. Pada tahap ini, ibu hamil akan merasakan energi yang berlebih. Bunda mungkin akan bangun dengan perasaan energik dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah.

Para ahli menyebut fase ini dengan istilah nesting instinct. Ini adalah dorongan melakukan sesuatu untuk mempersiapkan diri dan tempat bagi kelahiran bayi. Insting tersebut bisa saja sudah dirasakan sepanjang masa kehamilan. Namun, sebagian wanita mengalaminya tepat menjelang momen persalinan.

Jika Bunda juga merasakan dorongan untuk beraktivitas pada detik-detik menjelang melahirkan, jangan menghalanginya. Lakukan apa pun yang harus dilakukan. 

Kondisi ini justru menguntungkan karena ada kesempatan untuk bersiap-siap. Akan tetapi, jangan terlalu lelah agar Bunda dapat mempersiapkan diri menjalani proses persalinan yang butuh banyak energi.

Posisi Bayi Terasa Lebih Turun

Menjelang persalinan, Bunda juga akan merasakan perbedaan posisi bayi di dalam rahim. Bayi akan terasa lebih turun daripada sebelumnya. Kepala bayi terasa berada di dalam panggul. 

Jika dilihat dari fisik ibu, bentuk perut mungkin akan mengalami perubahan. Ini dapat terjadi sejak beberapa minggu hingga beberapa jam sebelum persalinan.

Ketuban Pecah

Fase selanjutnya adalah pecahnya ketuban. Ketuban adalah selaput yang berisi cairan dan berfungsi menjadi bantalan bayi selama berada di dalam rahim. Ketuban pecah adalah tanda-tanda melahirkan yang harus diperhatikan oleh ibu hamil.

Saat pecah, Bunda akan merasakan adanya tetesan cair yang encer keluar dari vagina. Biasanya jumlahnya sedikit dan tidak teratur, tetapi terjadi secara terus-menerus. Namun, keluarnya air ketuban juga bisa terjadi dalam bentuk semburan kecil.

Masalah yang sering terjadi adalah tidak jelasnya sumber cairan tersebut, apakah air ketuban atau urine. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter. Langkah ini sangat penting untuk memastikan kondisi janin di dalam rahim tetap aman.

Perlu diketahui, jika kantung ketuban tidak lagi utuh, pengaturan waktu merupakan hal yang sangat penting. Anda dan bayi dapat mengalami risiko terkena infeksi jika proses persalinan tidak segera dimulai setelah ketuban pecah. Karena itu, walaupun kontraksi belum terjadi, jika ketuban telah pecah, dokter akan melakukan induksi persalinan guna merangsang kontraksi uterus.

Kontraksi

Pada persalinan normal, pecahnya ketuban akan diiringi dengan munculnya kontraksi. Apa itu kontraksi? Kontraksi adalah rasa nyeri berupa sensasi menegang dan mengendur pada rahim yang dialami ibu hamil menjelang persalinan. Fungsi kontraksi adalah untuk membantu mendorong bayi keluar dari rahim.

Rasa nyeri mungkin sesekali pernah dialami ibu beberapa bulan terakhir kehamilan. Namun, ini disebut kontraksi palsu atau dikenal dengan istilah Braxton Hicks. Kontraksi palsu berbeda dengan kontraksi yang sebenarnya.

Kontraksi yang sebenarnya berlangsung antara 30 detik hingga 70 detik. Jedanya antara 5 – 10 menit. Kontraksi terjadi dengan kuat sehingga ibu tidak bisa berjalan atau bahkan berbicara selama itu.

 Seiring waktu, intensitasnya makin sering dan rasa sakit yang dialami ibu pun makin kuat. Bagian yang nyeri adalah perut dan punggung bawah. Jika bergerak atau berganti posisi, rasa nyeri tidak menghilang.

Kontraksi Palsu Vs Kontraksi Sebenarnya

Dalam proses persalinan, ada yang disebut kontraksi palsu. Apa yang dimaksud dengan kontraksi palsu? Kontraksi palsu bukan merupakan tanda-tanda melahirkan. Namun, banyak ibu hamil yang belum bisa membedakan antara kontraksi palsu dan kontraksi yang sebenarnya.

Kontraksi palsu atau Braxton Hicks dapat terjadi pada masa hamil hingga menjelang persalinan. Bahkan, ada juga ibu hamil yang sudah merasakan kontraksi Braxton Hicks sejak bulan keempat kehamilan. Kontraksi palsu ini merupakan cara tubuh mempersiapkan diri untuk kontraksi yang sebenarnya.

Supaya tidak salah mendeteksi kontraksi yang dialami, Bunda perlu mengetahui seperti apa kontraksi Braxton Hicks tersebut. Dikutip dari website Cleveland Clinic, kontraksi Braxton Hicks adalah pengetatan pada area perut yang terjadi secara tidak stabil atau datang dan pergi.

Kontraksi palsu ini biasanya tidak terjadi dalam jarak yang dekat. Selain itu, durasi kontraksi juga tidak makin lama, tidak makin sering, atau tidak makin kuat terjadi. Bunda mungkin akan merasakan kontraksi palsu saat mengubah posisi, tetapi kemudian berhenti saat memutuskan untuk istirahat.

Lalu, bagaimana dengan kontraksi yang sebenarnya? Bagi setiap wanita, nyeri akibat kontraksi dapat terasa berbeda. Bahkan kontraksi yang dialami ibu pada kehamilan yang satu dengan yang lain bisa jadi tidak sama.

Namun, pada umumnya kontraksi persalinan yang sebenarnya akan menyebabkan ketidaknyamanan di bagian punggung dan perut bagian bawah. Ada tekanan yang terasa di panggul. Beberapa wanita merasakan sakit pada bagian paha. Ada juga yang menggambarkan kontraksi seperti kram menstruasi dalam intensitas yang kuat. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai kram diare.

Masalahnya, bagaimana meyakinkan diri bahwa kontraksi yang terjadi adalah Braxton Hicks atau justru kontraksi yang sebenarnya? Sesuai penjelasan mengenai Braxton Hicks, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk mengujinya.

Pertama, cek waktu kontraksi. Jika palsu, kontraksi terjadi secara tidak teratur dan biasanya tidak berdekatan. Jika asli, kontraksi akan terjadi secara berkala. Semakin dekat masa persalinan, waktu kontraksi akan semakin singkat. Biasanya, waktu kontraksi berlangsung selama 30 hingga 70 detik.

Kedua, ganti posisi atau lakukan gerakan yang berbeda. Kontraksi palsu biasanya akan berhenti saat istirahat. Bahkan, ada pula kontraksi palsu yang tidak terjadi lagi saat ibu hamil mengubah posisi. Ini berbeda dengan kontraksi yang sebenarnya. Apa pun posisi yang dipilih atau gerakan apa pun yang dilakukan tidak menghentikan rasa nyeri akibat kontraksi.

Kontraksi palsu dapat berupa rasa nyeri yang tajam dan menusuk di bagian sisi perut hingga selangkangan. Hal ini mungkin terjadi karena peregangan ligamen untuk menopang rahim. 

Agar ketidaknyamanan saat kontraksi palsu dapat berkurang, hal yang perlu dilakukan selain mengubah posisi adalah memastikan cairan yang masuk ke dalam tubuh sudah cukup. Minumlah setidaknya 10-12 gelas air, termasuk jus, maupun susu.

Tips Agar Melahirkan Normal dan Lancar

Melahirkan dengan normal (per vaginam) adalah harapan para ibu. Karena itu, jika kondisi memungkinkan, persalinan normal sangat disarankan.

Nah, agar berjalan lancar, ibu perlu mengetahui beberapa tips. dr. Kyler Elwell-Silver, seorang dokter kandungan dan ginekolog di US Southwestern Medical Center, memberikan tips melahirkan dengan normal dan lancar berdasarkan pengalamannya. Berikut beberapa tipsnya:

Buat Rencana Persalinan

Langkah awal yang sangat penting adalah rencana persalinan. Jika Bunda memutuskan untuk melahirkan secara alami, bicarakan hal tersebut terlebih dahulu kepada dokter kandungan yang menangani. 

Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan persalinan normal secara per vaginam berdasarkan kondisi ibu dan janin. Jika keduanya sehat, dokter kandungan pasti akan menyetujui keinginan tersebut.

Selain dokter kandungan, tanyakan juga kesiapan rumah sakit yang akan membantu persalinan. Apa saja opsi yang ditawarkan dan fasilitas apa yang akan didapatkan? Dengan memiliki rencana persalinan, Bunda akan merasa lebih tenang sebelum tanda-tanda melahirkan mulai terasa.

Tentukan “Support Person

Tips kedua adalah menentukan siapa saja yang akan membantu dan mendukung dalam melewati proses persalinan. Salah satu kunci agar persalinan berlangsung lancar adalah memiliki pendamping yang tepat. 

Siapa yang akan Bunda pilih? Sebagian besar calon ibu akan menunjuk pasangan mereka. Ada juga yang ingin ditemani oleh ibu, bahkan teman yang berpengalaman melewati persalinan normal.

Selain itu, ada satu lagi “support person” yang umum dikenal dalam persalinan, yaitu doula. Doula adalah seseorang yang terlatih untuk mendukung wanita melewati proses persalinan. 

Tugas doula adalah membantu calon ibu menikmati pengalaman melahirkan. Bukan hanya selama proses persalinan, doula juga biasanya memberikan layanan sebelum maupun setelah ibu melahirkan.

Bekali Diri dengan Pengetahuan

Tak kalah penting, bekali diri dengan pengetahuan seputar melahirkan secara normal. Perlu diketahui, proses ini bisa berlangsung lama dan menyakitkan. Dengan mengetahui sebanyak mungkin informasi seputar persalinan normal, Bunda akan lebih siap menghadapinya.

Sangat penting bagi ibu hamil untuk mengikuti kelas persalinan yang biasanya bisa dijumpai di pusat kesehatan terdekat. Di kelas ini, Bunda akan belajar melakukan pernapasan dan cara meredakan rasa nyeri.

Perlu diketahui, setiap persalinan merupakan proses yang unik. Segala hal yang direncanakan kadang-kadang tidak sesuai dengan rencana. Karena itu, ibu hamil harus siap dengan berbagai kemungkinan tersebut. Belajar di kelas persalinan pun akan membantu Bunda lebih percaya diri.

Mempersiapkan Mental

Secara normal, tak seorang pun terbiasa mengalami rasa sakit, apalagi dalam intensitas yang hebat. Rasa sakit sering kali diasosiasikan sebagai hal yang harus diperbaiki dengan pengobatan.

Akan tetapi, rasa sakit ketika melahirkan adalah sesuatu yang normal dan perlu terjadi. Ini adalah sinyal bagi tubuh untuk melakukan hal yang seharusnya. Ketika rasa sakit semakin intens, ini berarti proses keluarnya bayi semakin dekat.

Mengetahui bahwa ibu harus menjalani rasa sakit selama proses persalinan bisa jadi akan menciptakan rasa khawatir dan takut. Untuk mencegahnya, persiapkan mental dengan baik sebelum melahirkan.

Latih Teknik Menangani Nyeri

Ada berbagai teknik alternatif yang bisa dilakukan untuk menangani rasa nyeri. Bunda dapat membicarakan hal ini kepada layanan kesehatan yang akan menangani persalinan. 

Tanyakan apa saja teknik yang diperbolehkan atau tersedia di tempat persalinan. Selain itu, dengan mempelajari teknik meredakan nyeri sejak masih hamil, ini akan menjadi kebiasaan dan sewaktu-waktu dapat digunakan saat dibutuhkan.

Beberapa teknik penanganan nyeri yaitu teknik pernapasan, pijat, minyak asiri atau aromaterapi, meditasi, hipnosis, terapi musik, mandi air hangat, berjalan-jalan, atau melakukan posisi tertentu seperti jongkok atau duduk di birthing ball.

Selain itu, hal yang bisa dilakukan untuk menangani rasa nyeri menjelang persalinan adalah fokus pada kegiatan yang lain. Menjelang momen melahirkan, Bunda bisa tetap melakukan aktivitas secara normal. Tenangkan diri dan tidak perlu terburu-buru atau panik. Setelah intensitas rasa sakit makin sering, barulah mulai menghubungi layanan kesehatan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanda-tanda melahirkan bisa diamati selama beberapa hari hingga beberapa jam sebelum momen persalinan. Bunda juga perlu jeli mengenali kontraksi palsu dengan kontraksi yang sebenarnya. 

Selain itu, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan. Latih dan lakukan hal ini agar melahirkan tetap menjadi momen yang membahagiakan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top