Ada kalanya si kecil bertindak mengesalkan, entah makan di dalam kamar sehingga membuat kamar jadi kotor, atau bahkan menumpahkan semua mainan tapi tak mau membereskannya lagi. Yang pasti, hal semacam ini yang kemudian menyulut amarah Bunda. Belum lagi ketika mereka menumpahkan makanan dengan sengaja karena tak mau memakannya, sehingga membuat Bunda harus membersihkan sekaligus menyiapkan makanan yang baru.
Menghadapi situasi semacam ini butuh kesabaran ekstra. Hanya saja, kadang kalau Bunda sudah naik pitam, akhirnya anak kerap merasa ketakutan dan membuat suasana antara Bunda dan buah hati mendadak terasa jauh.
Tak jarang juga, akhirnya si kecil merasa teriakan Bunda sebagai rasa benci. Padahal dalam lubuk hati Bunda, ada penyesalan kaarena terlalu keras pada anak. Bun, agar anak tidak merasa dibenci karena dimarahi, dan Ibu tidak menyesal belakangan, ikuti enam hal yang perlu dilakukan usai memarahi anak:
Tenangkan Diri Bunda
Hal pertama sebelum bernegosiasi dengan buah hati adalah menenangkan diri Bunda terlebih dahulu. Kelelahan atau frustrasi kerap menjadi pemicu Bunda marah. Saat hal itu terjadi, sebaiknya Bunda ambil beberapa menit untuk menenangkan diri dan menyadari hal apa yang menyebabkan Bunda dengan mudah meledakkan amarah.
Beritahukan pada buah hati bahwa Bunda perlu waktu untuk menenangkan diri. Di satu sisi, cara ini dapat menjadi pembelajaran untuk anak, bahwa mereka memerlukan waktu untuk memahami apa yang dirasakan sebelum akhirnya melupakan kejadian yang menyebalkan tersebut.
Mintalah Maaf Terlebih Dulu pada Buah Hati
Untuk mengawali negosiasi, dan setelah suasana hati jadi lebih tenang, meminta maaf adalah hal yang penting. Minta maaflah pada anak atas kemarahan yang Bunda tunjukkan bahkan sampai membuat anak ketakutan. Cara ini dapat menuntun anak mengerti bahwa manusia kadang membuat pilihan yang salah namun harus tetap bertanggungjawab dan meminta maaf saat hal itu terjadi.
Sampaikan Alasan Bunda Sampai Tega Memarahinya
Bun, berikan juga penjelasan pada si kecil kenapa Bunda marah. Jelaskan kalau Bunda marah lantaran perbuatan yang dilakukan anak, dan bukan benci padanya. Sampaikan kepada anak bahwa Bunda sedang lelah, stres atau sudah kehabisan tenaga, yang kemudian membuat Bunda mudah kesal ketika melihat rumah berantakan atau makanan tumpah.
Berikan Solusi pada Setiap Masalah yang Dihadapi si Buah Hati
Setelah menjelaskan kepada anak, sebaiknya beritahu anak tentang hal-hal apa saja yang bisa membuat Bunda kesal karena tidak dilakukan sesuai yang diminta. Sampaikan agar sebaiknya anak tidak mengulangi hal itu lagi. Hal penting lainnya, tetap usahakan untuk mendekatkan diri pada buah hati lewat dialog atau bicara dari hati ke hati.
Cara ini akan membuat anak lebih mudah mendengarkan Bunda tanpa harus berteriak terlebih dulu. Kadang-kadang, anak lebih mudah mendengarkan ketika kita berbicara dengan lembut lho.
Maafkan Diri Bunda Terlebih Dulu
Bun, bagaimanapun, semua orang pasti pernah membuat kesalahan. Dari kesalahan itu tentunya akan terpicu keinginan untuk memperbaiki diri. Karenanya, usai memarahi anak, hal terakhir yang harus dilakukan oleh Ibu adalah menghapus rasa bersalah, karena Bunda dan anak mendapat pelajaran yang berharga dari kejadian tersebut.
Ada kalanya tak usah menyesal setelah memarahi anak, ya. Karena, anak tetap harus ditegur jika berbuat salah. Intinya, lima hal ini perlu dilakukan agar setelah memarahi anak, ia tak merasa dibenci, dan Bunda dapat berdamai dengan diri sendiri.
