Parenting

Bulan Ramadan telah tiba, Ini Hal-Hal Terkait Puasa dan Anak yang Harus Orangtua Ketahui

Bulan Ramadan telah tiba, selain harus meningkatkan kualitas ibadah puasa orangtua itu sendiri, kita sebagai orangtua pun diwajibkan untuk melatih anak-anak untuk melaksanakan ibadah mulia ini.

Alasan Mengapa Ajarkan Anak Puasa Sejak Dini

Perkara membimbing anak ini pun telah disajikan jelas bagi umat islam di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.  Islam menjelaskan kepada kita untuk melatih anak berpuasa dan bukan mewajibkan mereka untuk berpuasa, perkara wajib atau tidaknya seseorang wajib melaksanakan ajaran islam dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Pena diangkat dari tiga orang: orang yang tidur sampai bangun, anak kecil sampai balig, dan orang gila sampai sadar.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Irwa).

Selain umat Islam diwajibkan melatih anak sejak dini,  Adapun alasan ilmiah dan psikologis mengapa kita harus melatih anak beribadah semenjak kecil, sebagaimana di kutip dari majalahmuslimsehat.com:

1. Anak pada usia dini lebih mudah menerima nilai dan kebiasan yang kita tanamkan sekaligus meyakininya

Bahwa anak itu terlahir dalam keadaan fitrah, sebagaimana telah maklum dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Maksudnya bahwa anak-anak mudah dibentuk sesuai dengan apa yang dikehendaki syariat Islam.

Anak pada usia dini lebih mudah menerima nilai dan kebiasan yang kita tanamkan sekaligus meyakininya. Selain itu, masa anak-anak adalah masa yang sangat menentukan bagi pembentukan kepribadiannya di masa datang. Perkara yang baik maupun buruk yang dialami pada masa anak-anak, akan mempunyai pengaruh yang besar dalam hidupnya kelak.

2. Daya ingat anak-anak masih kuat pada masa kecil mereka dan lingkungannya masih lingkungan keluarga

Daya ingat anak-anak masih kuat pada masa kecil mereka. Pepatah Arab mengatakan: “Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar sesudah dewasa bagaikan mengukir di atas air”.

Telah dipahami, bahwa anak dengan usia 5 tahun ke bawah akan mengenal orang tua sebagai tokoh utamanya. Kemudian, jika dia bertambah besar, maka lingkungan pergaulannya melebar dari lingkungan yang berada hanya di sekitar rumahnya kepada lingkungan yang lebih luas lagi, sehingga anak juga mulai mengidentifikasi perilaku orang lain di sekitarnya. Maka, sebelum mereka banyak menyerap kondisi lingkungan di sekitarnya, saat itulah pembelajaran sudah harus dimulai sejak dini dengan pembelajaran yang sesuai dengansyariat.

Bahwasanya mendidik anak tidak sama dengan mengajar. Mendidik anak adalah proses membimbing anak dalam mencapai kedewasaannya, baik dari aspek akal, fisik, maupun psikologisnya. Jadi, apa-apa yang dilakukan oleh orangtua, sebenarnya adalah dalam rangka membantu anak untuk mengenal dan mengetahui sesuatu, sehingga kemudian anak-anak mau dan kemudian menjadi terbiasa dan terampil mengamalkannya.

Lantas, Berapa Usia Ideal Anak Diajarkan Puasa dan wajib berpuasa?

Berpuasa bisa memberi dampak positif bagi perkembangan fisik dan mental anak. Beberapa ahli meyakini puasa meningkatkan hormon pertumbuhan anak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Secara psikologis anak yang berpuasa memiliki pola hidup lebih disiplin, sabar, mau berbagi dan mengendalikan diri.

Namun, anak memiliki kemampuan terbatas, jangan terlalu memaksakan mereka berpuasa.Sejak kapankah tepatnya mulai memperkenalkan dan mengajarkan si kecil tentang puasa?

Berdasarkan laman Pediatrica Gadjah Mada, orangtua boleh memperkenalkan puasa kepada anak saat memasuki usia empat tahun. karena pada usia 4 tahun peraturan yang jelas dapat membantunya menjalani hari-hari.

Dalam usia 4 tahun, otang tuamelatih dasar pola berpikirnya dengan mengatur barang-barang yang ada di sekitarnya, seperti menggolongkan barang berdasarkan warna, bentuk atau tempat. Rasa penasaran akan menguasai si Kecil, dan otaknya akan berusaha mencari koneksi antara satu hal dengan hal lain.

Sedangkan usia berapa anak wajib berpuasa?

“Anak diwajibkan berpuasa ketika memasuki akil balig, yaitu sekitar usia 12 tahun. Jadi di bawah usia ini sebenarnya belum diwajibkan, namun melatih anak berpuasa sejak kecil sangat dianjurkan agar di usia akil balig nanti anak sudah kuat dan terbiasa,” ujar psikolog Siti Kiptiyah A.Md.TW.,S.Psi seperti dikutif dari tabloidnova.com.

Dalam hal ini, melatih puasa dapat dilakukan dalam berbagai cara. Anak balita dapat dikenalkan berpuasa dengan memberi tahu ketika orangtua sedang berpuasa, disertai dengan pengetahuan umum mengenai puasa.

Cara Mengajarkan Anak Berpuasa

Orangtua harus dapat mengajarkan pada anaknya bagaimana membuat puasa dibulah Ramadan menjadi sebuah pengalaman belajar yang menarik bagi anak-anak. Agar orangtua dapat mengajarkan anak-anak untuk menghormati bulan puasa dan memaknainya sebagai bulan dimana hati, pikiran, jiwa dan kesabaran harus bisa dikendalikan.

1.    Ajaklah Merekan Untuk Berbuka Puasa

Memintalah anak-anak untuk duduk bersama dengan seluruh anggota keluarganya diruang makan untuk berbuka puasa ketika waktunya tiba, bahkan ketika mereka tidak menjalankan ibadah puasa. Selain itu, sediakan makanan favorit anak diatas meja. Hal ini semata-mata untuk menarik perhatian mereka , cara ini akan mengajarkan mereka untuk melihat bagimana oranglain berbuka puasa dengan mengucap syukur. Setelahnya, ajaklah anak-anak untuk pergi ke mesjid  bersama dengan ayah mereka untuk menunaikan ibadah shalat Maghrib. Dengan begitu, lambat laun, ia akan mengerti dan terbiasa.

2.    Ajaklah Shalat Tarawih

Ajaklah anak-anak anda untuk menunaikan ibadah shalat tarawih setelah berbuka puasa sehingga mereka dapat terbiasa dan mengerti akan hal ini. Anak-anak mungkin hanya akan duduk atau tinggal dibagian belakang mesjid jika mereka bosan. Namun seiring berjalannya waktu, anda dapat memberikan pengertian bahwa shalat adalah hal yang penting yang harus mereka jalankan. Jika saat membawa serta sikecil ke mesjid untuk shalat tarawih dan anda tidak ingin mereka mengganggu orang lain, anda dapat membawa buku-buku bacaan yang biasa ia baca untuk membuatnya tetap sibuk. Hal ini layak dilakukan untuk menimbulkan rasa persatuan dan menghormati Ramadhan pada sikecil.

3.    Ajarkan Anak Untuk Berbagi

Anda bisa melakukannya dengan menyiapkan makanan yang bisa anda bagikan pada orang yang membutuhkan ketika berbuka puasa. Selain itu, buat sikecil ikut menyiapkan makanan ini dan buat pula ia terlibat saat memberikan makanan ini pada orang yang membutuhkan. Hal ini akan sangat berguna untuk mengajarkannya berbagi dan beramal kepada orang lain yang lebih membutuhkan terutama saat bulan Ramadhan yang mana beramal dan berbagi menjadi bagian dari ibadah dalam Islam.

4.    Berikan Penghargaan

Pada dasarnya setiap orang akan senang jika diberikan hadiah, begitupun dengan sikecil. Ajarkan ia berpuasa dengan memberikannya penghargaan berupa pujian ataupun memberikan apa yang ia harapkan selama itu masih dibatas normal. Seperti memasakan makanan kesukaan yang ia minta jika ia ikut menjalankan ibadah puasa meski puasa yang dijalaninya belum ful. Anda bisa melakukannya secara bertahap, dan lambat laun semangat anak akan semakin terpacu. Seiring berjalannya waktu anda bisa memberikan pengertian dan mulai mengurangi hadiah-hadah atau penghargaan yang anda berikan dan mengajarkannya bahwa puasa adalah ibadah wajib yang harus dilakukan dengan ikhlas.

Manfaat Puasa Bagi Anak

Puasa tidak sekadar melaksanakan kewajiban, tapi sarat dengan manfaat. Berikut 6 manfaat puasa bagi anak :

• Membatasi makanan camilan

Manfaat puasa bagi anak adalah membatasi kebiasan mencamil makanan sambil menonton TV atau main games dapat menyebabkan anak mempunyai kebiasaan sedikit-sedikit makan. Nah, di saat berpuasa, kebiasaan mencamil  ini sementara waktu dihilangkan.

• Mengontrol makan

Saat berpuasa, anak sebenarnya tetap makan sebanyak 3 kali makan utama,  hanya saja dengan jadwal bergeser. Konsumsi makanannya pun tidak berarti dilebihkan atau dikurangi. Porsi makan anak tetap seperti biasa dengan memerhatikan komposisi gizi seimbang. Namun istimewanya, dengan berpuasa anak belajar mengontrol makanannya. Demikian manfaat puasa bagi anak yang kedua.

• Mengendalikan berat badan

Bukan berarti berpuasa dijadikan ajang untuk menurunkan berat badan anak, lo. Tidak demikian. Tetap harus ada target yang dicapai. Artinya, orangtua harus memerhatikan asupan kalori anaknya selama berpuasa. Bagaimana caranya agar selama berpuasa anak gemuk bisa dapat diturunkan berat badannya. Juga bagi anak kurus tetap tidak membuatnya bertambah kurus. Karena itulah, berpuasa dapat membantu mengendalikan berat badan anak. Manfaat puasa bagi anak ini tentunya dengan cara yang benar.

Bagi anak yang kelebihan berat badan, hindari sajian banyak lemak (seperti junkfood) di saat berbuka atau sahur, namun sajikan  banyak hidangan sayur mayur dan buah-buahan. Pengurangan berat badan pun harus secara bertahap, tidak drastis. Jangan mengharapkan penurunan terlalu besar. Dengan berpuasa paling tidak anak dapat menurunkan BB sekitar 0,5—1  kg.

• Organ pencernaan bisa beristirahat

Selama sebulan penuh, usus yang biasanya selalu bekerja terus, diberi kesempatan untuk beristirahat. Demikian pula dengan kerja hormon-hormonnya. Tak perlu khawatir anak akan terserang mag. Sakit mag pada anak berbeda dan tak spesifik seperti halnya orang dewasa yang umumnya lantaran terlambat makan. Sakit mag pada anak umumnya lebih karena faktor makanan yang tidak sehat. Banyak mengonsumsi makanan berpengawet atau menggunakan pewarna dapat menyebabkan dinding lambung anak menjadi rusak dan anak sakit mag. Manfaat puasa bagi anak ini dapat dirasakan semua orang dari berbagai kalangan usia.

• Untuk detoksifikasi

Di saat berpuasa, hormon dan organ tubuh tidak bekerja keras seperti biasanya. Pada saat ini tubuh juga melakukan pengeluaran zat-zat yang tak berguna lewat keringat, air seni, maupun BAB. Untuk kelancaran pembuangan zat-zat sisa tersebut hendaknya anak mendapatkan kecukupan cairan saat sahur maupun berbuka puasa.

~ Anak dilatih makan pagi

Bila anak biasanya malas-malasan untuk sarapan, maka dengan berpuasa ia dilatih bangun pagi dan makan pagi. Tentunya, kebiasaan-kebiasaan semacam ini tak hanya berlaku selama sebulan saja, melainkan menjadi kebiasaan anak di usia-usia selanjutnya. Manfaat puasa bagi anak adalah membiasakannya untuk makan pagi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Yuk Siapkan Makanan Ini untuk Sahur Agar si Kecil Kuat Puasa

Mengajari anak puasa

Di bulan Ramadan ini, apakah si kecil latihan puasa? Untuk mendukungnya, kita perlu menyiapkan makanan untuk sahur yang bisa bikin anak kuat puasa.

Jika anak belum baligh, maka belum ada kewajiban baginya untuk berpuasa sehari penuh. Namun, sejak dini anak bisa dikenalkan puasa dan bisa berlatih melaksanakan puasa. Tujuannya agar kelak anak-anak terbiasa menjalankan ibadah ini.

Nah, sebagai ikhtiar agar anak kuat puasa, kita bisa menyediakan makanan sebagai berikut.

1. Makanan dengan Karbohidrat Kompleks

Nasi, salah satu karbohidrat kompleks/ Foto: Canva

Saat makan sahur, anak tetap perlu makan karbohidrat. Sebab karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi si kecil. Namun, ingat ya, Bunda, karbohidrat yang diberikan adalah karbohidrat kompleks.

Di dalam karbohidrat kompleks, terkandung indeks glikemik lebih rendah. Hal ini akan membuat si kecil kenyang lebih lama. Demikian disampaikan dr. Diana Suganda, M. Kes, Sp.GK dalam Kulwap Milkuat bertajuk “Mengajarkan Si Kecil Kuat Puasa Seharian”.

Lantas, apa saja yang termasuk makanan dengan karbohidrat kompleks? Bisa menyajikan nasi, roti gandum, oat, umbi-umbian seperti kentang, ubi, dan singkong.

Apakah harus memberikan karbohidrat dalam jumlah banyak agar anak nggak mudah lapar saat puasa? Jawabannya adalah tidak. Kata dr. Diana, 5-6 sendok nasi cukup, tetapi harus dilengkapi dengan lauk dan sayur yang memadai.

2. Makanan Tinggi Protein

Protein penting diasup si kecil saat sahur/ Foto: Canva

Untuk mendukung tumbuh kembang anak, jangan abaikan pemberian protein ya, Bunda. Saat sahur, pastikan si kecil mendapat asupan protein.

Sumber protein sangat bermacam-macam. Untuk protein hewani, bisa didapat dari telur, ikan, daging, dan ayam. Sedangkan protein nabati bisa didapatkan dari tahu, tempe dan kacang-kacangan.

“Dua jenis makanan tersebut sangat penting untuk dikonsumsi saat sahur, karena mengandung kalori yang tinggi dan dapat menahan rasa lapar yang cukup lama,” terang dr. Diana.

3. Sayuran dan Buah-buahan

Sayur dan buah-buahan yang kaya vitamin serta mineral/ Foto: Canva

Di dalam sayuran dan buah-buahan, terkandung vitamin dan mineral yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan begitu, si kecil tidak mudah sakit saat berpuasa.

Sayuran dan buah-buahan juga mengandung serat yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan si kecil. Karena itu, serat agus banget diberikan pada saat makan sahur. Apalagi serat memberikan rasa kenyang setelah makan.

Buah-buahan bisa diberikan setelah makan makanan utama ya, Bunda. “Saat sahur, prioritaskan asupan karbohidrat, protein dan lemaknya dulu ya. Jadi paling tidak si kecil sudah mengonsumsi misal nasi, ayam tumis kecap, dan sayur. Jika setelahnya dia masih bisa makan buah, silakan diberikan ya. Jangan sampai si kecil keburu kenyang dengan buah, namun asupan yang lain tidak masuk,” jelas dr. Diana.

4. Susu

Susu merupakan salah satu asupan penting bagi anak saat puasa/ Foto: Canva

Agar si kecil semakin kuat berpuasa, Bunda bisa memberikannya susu saat makan sahur. Selain memenuhi kebutuhan kalsium, susu yang mengandung kalsium dan malt bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh si kecil. Dampaknya si kecil tidak mudah lemas ataupun sakit saat puasa.

5. Makanan Rendah Lemak

Anak perlu mengasup makanan rendah lemak agar tak gampang lapar/ Foto: Canva

Makanan rendah lemak merupakan hidangan yang ramah bagi pencernaan. Sebaliknya asupan tinggi lemak seperti makanan yang digoreng dan bersantan kurang ramah bagi perut. Makanan seperti ini membuat anak cepat kenyang, tetapi juga lebih cepat laparnya.

Ingat ya, Bunda, makanan yang kurang tepat mungkin membuat anak mudah lapar. Hal itulah yang menjadikannya sering mengeluh lapar di siang hari saat puasa.

“Perut perlu mendapat sapaan dari hidangan yang ramah dan ringan seperti sup daging bening, kuah-kuah bening dan tumisan masih bisa diberikan untuk si kecil,” saran dr. Diana.

6. Suplemen Tambahan

Suplemen untuk anak/ Foto: Canva

Untuk melengkapi kebutuhan nutrisi anak, Bunda bisa memberikan suplemen tambahan. Namun, jangan jadikan suplemen sebagai cara utama menjaga kebutuhan nutrisi si kecil ya, Bun.

Kita harus pastikan anak mendapat gizi seimbang. Ini penting agar anak tidak kekurangan makronutrien dan mikronutrien. Jangan diremehkan ya, Bunda, karena dampak jangka panjangnya bisa sangat serius.

“Berat badan kurang, rambut rontok, konsentrasi berkurang, gangguan tumbuh kembang dan lain sebagainya,” imbuh dr. Diana.

7. Air

Jangan lupakan asupan air saat sahur/ Foto: Canva

Satu lagi asupan yang tidak boleh dilewatkan saat sahur adalah air putih dalam jumlah cukup. Jangan karena keasyikan makan anak jadi lupa minum air putih.

Untuk anak usia 6 tahun, misalnya, kebutuhan cairannya adalah 1,5 -2 liter/hari atau setara dengan 8 gelas air per hari. Kebutuhan ini tidak sekaligus dipenuhi saat sahur, melainkan dibagi-bagi waktunya.

“Minumlah dengan rumus 2-4-2 yaitu 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat malam, dan 2 gelas saat sahur,” ucap dr. Diana.

Itulah Bunda berbagai macam asupan yang perlu disiapkan agar si kecil semangat dan kuat berpuasa. Meski sudah makan berbagai asupan ini saat sahur, kita jangan memaksakan si kecil harus kuat puasa sampai maghrib ya, Bunda. Jika ada tanda dehidrasi serta keluhan berkunang-kunang, si kecil diperbolehkan buka puasa lebih cepat. Semangat mendampingi anak belajar puasa ya, Bun.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tips Mengajari Anak Puasa di Bulan Ramadan

mengajari-anak-puasa

Bulan Ramadan di depan mata, saatnya umat Muslim menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Bagaimana dengan si kecil, apakah akan turut berpuasa juga, Bunda? Jika iya, yuk simak beberapa tips mengajari anak puasa.

Mengajari anak puasa bisa dilakukan saat anak berusia tiga tahun ke atas. Di usia itu, anak sudah lebih paham perintah dan aturan. Namun, jangan berharap terlalu tinggi pada anak-anak yang belum baligh ini ya, Bunda. Mereka belum wajib berpuasa. Di masa ini, kita hanya mengenalkan dan melatih anak berpuasa sesuai kemampuannya.

1. Cerita tentang Puasa

Cara menyenangkan ajari anak puasa/ Foto: Canva

Bagi anak-anak, khususnya yang masih usia muda 5 tahun ke bawah, puasa bisa jadi bukan kegiatan menyenangkan. Mereka tidak leluasa makan dan minum, serta harus bangun sahur. Nah, tugas kita, Bunda, untuk memberikan informasi bahwa puasa adalah kegiatan menyenangkan yang penuh berkah.

Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., menyarankan untuk membangun komunikasi yang baik, sehingga anak mendapatkan informasi yang memadai tentang puasa. Bunda bisa mengajak si kecil mengobrol dan memperlihatkan cara berpuasa.

Cerita puasa dapat dimulai dengan sering-sering menyebut kata “puasa” sebelum bulan Ramadan tiba. Selanjutnya, berlanjut dengan menjelaskan apa saja yang dilakukan dan berbagai aturan saat puasa.

“Bunda bisa menjelaskan saat makan, misalnya dengan menyebutkan, ‘Bulan puasa nanti, siang-siang bunda nggak makan dan minum karena puasa.”. Ceritakan juga kegiatan selama berpuasa yang bisa menyenangkan si kecil, seperti berbuka puasa bersama dengan sajian khas yang menarik dan menggugah selera,” saran perempuan yang akrab disapa Nina ini.

Hal itu disampaikan Nina dalam kuliah What’s App bertajuk “Sudahkah si Kecil Siap Belajar Puasa?” yang digelar oleh SGM, Jumat (9/4/2021).

Si Kecil juga bisa diajak menghitung mundur tanggal di kalender sampai ke bulan Ramadan. Kita bisa menunjukkan hari pertama puasa, hari-hari yang akan dijalani untuk berpuasa, hingga tiba saat Idul Fitri.

2. Santai, Tanpa Paksaan

Cara menyenangkan mengajari anak puasa/ Foto: Canva

Saat melihat anak lain seusia si kecil sudah bisa puasa penuh sampai maghrib, jangan terintimidasi ya, Bunda. Tetap santai saja. Kita harus selalu ingat bahwa anak yang belum baligh belum memiliki kewajiban berpuasa.

Tujuan anak usia dini diajari berpuasa adalah sebagai ajang latihan. Kita bisa saja memotivasi anak untuk semangat berpuasa, tetapi jangan sampai memaksakan dirinya untuk berpuasa penuh.

“Saat mencoba membuat si kecil berpuasa, perlu diingat bahwa si kecil perlu tetap sehat baik secara fisik maupun secara psikis. Sehat secara fisik artinya si kecil tidak sampai mengalami dehidrasi bahkan pingsan saat berpuasa. Sehat secara psikis artinya si kecil bertambah pengetahuan dan keterampilannya berpuasa serta tetap senang menjalani puasa,” papar Nina.

Jadi nggak masalah ya, Bunda, saat di awal-awal puasa anak mengeluh lapar dan haus di pagi hari. Jangan tergoda untuk mengatakan, “Kan tadi sudah sahur, jam segini kok sudah lapar dan haus. Bunda saja masih kuat nih puasanya.” Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memvalidasi emosi dan perasaan anak. Ini penting agar anak merasa dipahami oleh orang tuanya.

Santai saja ya, Bunda, si kecil boleh dipersilakan berbuka. Setelah itu, Bunda bisa mengingatkannya untuk mencoba kembali berpuasa esok harinya. Boleh juga menambah durasi puasanya. Jika hari pertama puasa, si kecil makan dan minum di pukul 8 pagi, maka esok harinya “berbuka” di jam 9 pagi, begitu seterusnya.

3. Bikin Kegiatan Menyenangkan

Kegiatan menyenangkan saat puasa bisa bikin anak makin semangat/ Foto: Canva

Saat puasa, anak bisa saja mengeluh lemas sehingga enggan beraktivitas. Wajar sekali. Hal yang sama sering pula kita rasakan, padahal kita adalah orang dewasa. Saat anak menyampaikan apa yang dirasakan, yuk divalidasi emosinya. Ini penting agar anak merasa dipahami.

Nah, agar anak lebih bersemangat menjalani puasa, Bunda bisa merancang kegiatan menyenangkan yang jarang dilakukan di bulan lainnya. Nina memberikan sejumlah ide kegiatan menyenangkan untuk anak saat Ramadan seperti membuat kue kering untuk Lebaran.

Bisa juga membuat bunting flag bertuliskan ucapan selamat Ramadan, lalu digunakan untuk menghias ruang tamu. Bunda juga bisa menyiapkan hiasan atau ornamen khas Ramadan seperti ketupat dan kubah masjid, lalu biarkan si kecil menempel di tempat yang ia sukai.

Kegiatan menyenangkan lainnya adalah membuat amplop angpao dari kertas origami. Si kecil bisa diajak menghias amplop tersebut menggunakan stiker, dan biarkan dia berimajinasi.

4. Makanan Favorit di Waktu Buka dan Sahur

Makanan favorit saat buka dan sahur bisa bikin anak semangat puasa/ Foto: Canva

Salah satu penyemangat anak untuk berpuasa adalah dengan menyajikan makanan atau minuman favoritnya untuk sajian buka dan sahur. Misalnya saja es buah segar yang berisi aneka buah kesukaan si kecil.

Bunda bisa bertanya kepada si kecil makanan atau minuman apa yang diinginkan untuk berbuka puasa dan sahur. Selanjutnya, mereka bisa diajak untuk membuatnya bersama.

5. Memberi Hadiah Sederhana

Cara menyenangkan mengajari anak puasa/ Foto: Canva

Saat si kecil berhasil berpuasa, meskipun tidak sampai maghrib, perlu mendaoat apresiasi nih. Kita bisa memberikan kalimat pujian dan kebanggaan padanya karena si kecil sudah berusaha belajar puasa.

Memberi hadiah sederhana untuk menyemangati si kecil juga boleh-boleh saja, Bunda. Hadiah sederhana bisa berupa makanan atau minuman kesukaan, waktu membaca buku cerita lebih lama, atau hal-hal lain yang si kecil sukai.

Nina menambahkan cara lain untuk memberi hadiah adalah dengan membuat ‘token system’. Ini merupakan sistem pengumpulan stiker yang nantinya bisa ‘ditukarkan dengan hadiah lebih besar’. Wah terdengar seru ya!

“Bunda bisa menyiapkan stiker-stiker kecil dengan gambar yang si kecil sukai, dan menyiapkan buku catatan kecil atau kalender. Setiap kali si kecil berhasil berpuasa, Bunda bisa mengajak si Kecil untuk memilih stiker dan menempelkan di buku catatan kecil atau kalender itu,” jelas Nina.

Di awal kegiatan, dipastikan dulu nih kapan kumpulan stiker bisa ditukar. Misalnya saat stiker sudah mencapai 10 atau 20, bisa ditukar hadiah menarik. Semakin seru hadiahnya, maka butuh stiker yang lebih banyak.

Bagaimana jika hadiahnya berupa screen time atau menonton film lebih banyak? Kata Nina, perlu dicermati batas waktu screen time untuk anak berdasarkan usia. Bila anak berumur lima tahun, maka dalam satu hari, waktu menontonnya maksimal satu jam.

“Waktu satu jam ini pun tidak langsung dihabiskan selama satu jam, namun dipecah menjadi 4×15 menit atau 3×20 menit atau 2×30 menit.” sambung Nina.

Dengan begitu, hadiah screen time untuk anak harus tetap disesuaikan dengan batasan tersebut. Contohnya bila selama ini si anak 5 tahun hanya punya waktu 30 menit untuk screen time, bisa mendapat hadiah tambahan waktu sampai maksimal satu jam.

“Tapi kalau selama ini sudah satu jam, bahkan sudah lebih, maka seharusnya dikurangi dan bukan ditambahkan,” saran Nina.

Nah, itu dia beberapa tips mengajarkan puasa pada si kecil dengan cara menyenangkan. Semoga bisa memotivasi Bunda untuk terus mendampingi si kecil secara maksimal.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top