Parenting

Buat Para Orang Tua, Inilah Tips Mengajarkan Kemandirian pada Anak Lewat Makanan

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya nanti tumbuh sebagai sosok pribadi yang menyenangkan, mandiri, dewasa dan memiliki budi pekerti yang luhur. Oleh karena itulah, para orang tua harus mendidik anak-anaknya sejak usia dini bahkan sejak dia masih berada dalam kandungan.

Hal itu penting untuk dilakukan, karena mendidik anak tidak bisa instan ketika sudah besar nanti. Dalam mendidik anak pun juga harus benar-benar sempurna, artinya tidak bisa setengah-setengah karena akan berdampak tidak baik bagi perkembangannya.

Salah satu cara yang bisa anda lakukan untuk mendidik anak anda supaya hidup mandiri bisa melalui makanan. Lalu bagaimana caranya? Dalam tulisan kali ini akan dibahas untuk anda para orang tua yang memang sedang memerlukan informasi ini.

Cara mendidik kemandirian anak melalui makanan

Mendidik anak untuk hidup mandiri sejak kecil bukan berarti orang tua tega atau tidak sayang terhadap anak. Namun dengan mengajari anak untuk mandiri sejak dini, mampu mengembangkan aspek-aspek penting dalam kehidupannya, termasuk aspek kecerdasan. Banyak juga keuntungan yang bisa didapatkan oleh para orang tua jika mengajarkan anak mandiri sedari dini, beberapa kuntungan tersebut di antaranya:

  1. Mampu mengembangkan rasa percaya diri anak.
  2. Dapat mempersiapkan dirinya untuk tidak selalu kecewa ketika menemui kegagalan.
  3. Dapat pula memberikan kesempatan untuk memilih sendiri apa yang disenangi.

Dengan demikian, bukan hanya orang tua saja yang mendapatkan keuntungan jika mampu menjadikan anak mandiri, karena dia akan merasa senang bisa mengurusi dirinya sendiri, memilih sesuatu sendiri dan memutuskan hal-hal yang ringan sendiri.

Kunci sukses mendidik anak untuk hidup mandiri

Pada prinsipnya anda sebagai orang tua bisa mengajari anak untuk hidup mandiri melalui kegiatan sederhana sehari-hari. Termasuk melalui aktifitas makan. Nah berikut ini adalah aktifitas makan yang bisa anda jadikan media untuk belajar anak hidup mandiri.

Mungkin orang tua perlu mengetahui bahwa melalui makanan seorang anak bisa belajar banyak hal, salah satunya adalah kemandirian. Lalu bagaimanakah prakteknya?

  1. Menyiapkan alat makannya sendiri.

Ajari anak untuk menyiapkan peralatan makan sendiri. Bukan berarti tega, tetapi dengan adanya media seperti itu maka anak akan terbiasa dan dia sangat senang untuk melakukannya.

Anda sebagai orang tua harus menyiasatinya dengan meletakan alat makannya di tempat yang bisa dijangkau olehnya, sehingga dia tidak merasa kepayahan untuk mengambilnya. Tentu tidak lupa diawali untuk mencuci tangannya terlebih dahulu.

  1. Makan sendiri.

Anda sebagai orang tua jangan pernah melarang atau meragukan untuk dia makan sendiri. Namun berikanlah dia kesempatan menyendok sendiri makanannya dari piring. Pada awalnya, meja makan pasti berantakan karena nasi dan lauk pauk berserakan kemana-mana. Tetapi, tenang saja itu akan berlangsung tidak lama artinya hanya sementara.

Ketika anak sudah bisa menggunakan sendoknya dengan benar, menggunakan garpunya dengan benar, maka dia akan memasukan makanannya ke mulut dan tidak lagi berantakan. Kemampuannya akan terasa lebih bisa dan pintar.

  1. Ajaklah untuk makan bersama.

Moment makan bersama memang selalu berhasil memberikan banyak manfaat, termasuk dalam mengajarkan kedisiplinan. Ketika makan bersama dalam suasana yang hangat maka emosi anak akan lebih positif. Dengan demikian, ketika anda memintanya untuk makan sendiri, dia akan dengan senang hati menuruti apa kata anda. Terlebih lagi ketika dia melihat tidak ada anggota keluarga lain yang disuapi ketika makan. Maka anak tersebut akan memiliki semangat untuk makan sendiri.

  1. Ajaklah untuk selalu berbelanja makanan bersama-sama.

Berbelanja bukan kegiatan makan, tetapi dengan memulai kegiatan belanja makanan inilah anak akan semakin menyenangi makanannya. Dari situlah dia mulai bisa mengetahui nama-nama buah, sayuran, makanan lain dan minuman. Tentu hal itu dapat menambah dia semakin mengenal banyak kosakata. Dari hasil berbelanja ini, anda sebagai orang tua jangan ragu juga untuk mengajak anak memasaknya. Dengan demikian anak akan dapat mengetahui proses memasak mulai dari bahan makanan yang dibeli sampai tersaji di meja makan. Mintalah untuk mengambilkan sesuatu yang ringan seperti bumbu-bumbu bawang putih, bawang merah, dan lainnya. Dengan demikian, anak akan dapat hidup mandiri dan percaya diri.

  1. Ajari anak untuk menyiapkan bekal sendiri.

Bukan berarti anak harus memasak sendiri bekal sekolahnya. Anda bisa memintanya untuk mengambil box makan, sendok, dan perlengkapan lain yang bisa disiapkan olehnya. Dengan begitu anda sudah mengajarkan dirinya hidup mandiri. Selain itu, anda juga bisa mengajaknya untuk menyusun makanannya dalam kotak makan. Pilihlah makanan yang mudah untuk disiapkan, seperti roti isi sosis, kroket, roti tawar dengan susu atau selai, buah dan juga jus.

  1. Mengatur meja makan.

Anda bisa memintanya untuk membantu membersihkan meja makan dengan lap kain, menata sendok, garpu, dan melakukan pekerjaan lain yang ringan. Dengan begitu anak akan terbiasa hidup mandiri.

Itulah tadi bunda, tips mengajarkan anak hidup mandiri melalui makanan. Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Kenali Perkembangan Bayi 1 Bulan Sejak Dini

Punya bayi newborn atau masih usia 1 bulan bukanlah hal yang mudah. Perkembangan bayi 1 bulan memang masih sangat sedikit dan belum begitu tampak. Namun pada umumnya semua tahapan atau kondisinya sama.pengetahuan ini rasanya wajib diketahui oleh semua orang tua. 

Bentuk Perkembangan Bayi 1 Bulan yang Harus Bunda Tahu

Walaupun informasi sudah tersedia dimana-mana, nyatanya sampai sekarang masih banyak orangtua yang menganggap jika usia 1 bulan belum ada perkembangan besar dan hanya bisa menyusu atau tidur saja. Namun tanpa disadari ada perkembangan yang dimiliki oleh si kecil. 

1. Kemampuan Indra Pendengaran Juga Penciuman 

Kemajuan pertama yang mulai terlihat saat si kecil berusia satu bulan adalah indra pendengaran juga penciumannya. Pendengarannya akan semakin sempurna , walaupun belum bisa menjawab namun sudah bisa memberikan respon. Misalnya ketika dipanggil maka akan menoleh.

Oleh karena itu jangan ragu jika ingin memberikan anak stimulasi lebih awal. Misalnya memanggil dengan namanya, mengajaknya bicara dan berkomunikasi menemani ketika si kecil sedang tidak bisa tidur. Indra penciumannya juga sudah lebih sensitif dibandingkan hari-hari sebelumnya. 

2. Frekuensi Kebutuhan Menyusu Bertambah 

Selanjutnya pada usia 1 bulan bayi punya frekuensi kebutuhan menyusu yang terus bertambah. Semakin lama akan semakin bertambah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja orang tua harus mempersiapkan ASI untuk lambung si kecil yang sekain besar juga aktivitasnya semakin banyak.

Karena frekuensinya yang terus bertambah sebaiknya ibu jangan takut menjadi gemuk. Untuk sementara fokus pada perkembangan si kecil terlebih dahulu.  Karena belum bisa makan-makanan normal hanya ASI lah yang bisa dijadikan vitamin paling dibutuhkan oleh bayi 1 bulan.

3. Pertumbuhan Berat dan Panjang yang Signifikan

Sejak dari usia 0 sampai 1 bulan pastinya ada perkembangan dari pertumbuhan berat serta panjang yang sangat pesat. Untuk laki-laki sekitar 3,4 sampai 5,7 kg, sedangkan panjangnya adalah 51 sampai 58,4 cm. Sementara pada bayi perempuan panjang ideal adalah 50 sampai 57,4 cm. 

Perlu diingat bahwa bayi yang baru lahir masih punya ubun-ubun lunak, jadi jangan ditekan atau nekat memperbaikinya sendiri, nantinya akan mengeras dengan sendirinya. Namun jika tak kunjung membaik dan masih seperti itu sampai usia 3 bulan lebih baik konsultasi ke dokter agar dapat penanganan.

4. Waktu Tidurnya Tidak Lama 

Masuk ke usia satu bulan, rupanya waktu tidur si kecil justru semakin berkurang. Hal ini dikarenakan ia belum bisa membedakan antara siang dan malam. Kapan waktunya terjaga, serta kapan saatnya tidur. Untuk mengatasinya ibu bisa membiasakan si kecil sejak dini untuk mengenal konsep waktu. 

Ajak anak beraktivitas pada pagi hari dan buat ia lelah sehingga bisa tidur pada siangnya. Redupkan lampu dan buat ruangan remang untuk memperkenalkan bahwa itu adalah saatnya untuk tidur. Untuk membuatnya selalu terjaga upayakan mengajaknya ngobrol atau bermain agar bisa teralihkan. 

5. Mulai Sanggup Bergumam 

Selain itu pada usia 1 bulan si kecil mulai sering bergumam, karena penglihatannya belum sempurna ibu bisa menyahut untuk memberitahu bahwa ada orang di sekitar yang menemaninya. Pada usia ini juga bayi sudah bisa mulai mengekspresikan perasaannya, membuat perubahan menggemaskan.

Tumbuh kembang si kecil di usia 1 bulan memang belum terlihat signifikan. Namun panca indra, motoric, serta responsifnya sudah mengalami kemajuan cukup pesat. Untuk mengimbangi kebutuhannya bunda harus selalu memantau dan memperhatikan dengan baik.

6. Koordinasi Anggota Tubuh Yang Semakin Baik 

Kemajuan juga terjadi pada gerak anggota tubuhnya. Dimana sistem koordinasinya dalam tubuh sudah semakin membaik. Anggota tubuh seperti kaki, mata, serta tangan refleks geraknya untuk menggenggam benda, penglihatan mengalami kemajuan pesat dan juga semakin peka.

Si kecil mulai bisa mengangkat tangannya secara sadar, meletakkannya di samping kepala. Walaupun respon terhadap hal-hal di sekitar belum banyak, namun bukan berarti bunda tidak melatihnya. Karena fungsi motoric mulai berkembang tidak ada salahnya memberikan stimulasi sejak dini.

7. Bisa Posisi Telungkup 

Walaupun saat usia kurang dari 3 minggu bayi belum bisa mengisap serta bentuk otonya juga masih lemah, namun di usia 1 bulan ia sudah bisa posisi telungkup. Kondisi ini mungkin kurang nyaman bagi anak, tapi jika dibiasakan secara teratur akan baik bagi otot dan sendi-sendi dalam tubuhnya. 

Pada usia 1 bulan si kecil juga sudah bisa mulai menggeleng-gelengkan kepalanya. Meski lemah namun perkembangan ini patut bunda syukuri. Karena bagaimanapun hal tersebut merupakan indikasi kelancaran proses perkembangan di usia selanjutnya. Jika sampai terlewat coba konsultasi ke dokter.

8. Perkembangan di Kemampuan Sosialnya 

Meski masih ‘lamat-lamat’ atau belum jelas melihat keadaan sekitar namun bayi usia 1 bulan sudah mulai memperhatikan wajah orang-orang yang ada di sekelilingnya. Si kecil juga mulai sering mengajak interaksi dengan cara bergumam, berteriak melengking, atau hanya memperhatikan saja. 

Di usia 1 bulan ini bayi juga sudah bisa mendengar percakapan ibunya dengan orang lain. Oleh karena itu mulailah biasakan berkata dan bertingkah laku baik agar hal-hal yang tersimpan di memorinya adalah perkara baik. Karena itu juga yang akan membentuk kepribadiannya. 

Berbagai perkembangan dan kemajuan bayi usia 1 bulan bisa saja berbeda-beda. Jadi jangan samakan antara bayi satu dan lainnya. Jika tidak menemui tanda-tanda perkembangan di atas tadi cobalah untuk konsultasikan ke dokter, siapa tau si kecil memang sedang mengalami suatu gangguan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Anak Suka Berebut Mainan? Ini Cara untuk Membantu Anak Mau Berbgai Sedari Dini

“Suatu kali, saat sedang asyik bermain dengan temannya. Si kecil mendadak menangis, karena teman ingin meminjam mainan miliknya, namun ia bersikeras tak mau meminjamkannya hingga berujung dengan tangisan yang mungkin Bunda dengar”. 

Tampak familiar dengan situasi di atas Bun? Atau jangan-jangan baru-baru ini kondisi tersebut terjadi pada si kecil dan temannya. Saat ini Bunda mungkin berpikir, “Wah, anakkku kok pelit ya”, atau “Kenapa anakku tidak mau berbagi”. Tenang Bun, jangan khawatir berlebihan. Di usianya saat ini, anak memang perlu mempelajari banyak hal, dan ia juga tidak langsung pintar atau mendadak serba bisa seperti yang kita inginkan. 

Ini adalah proses perkembangan yang normal. Tugas Bunda sebagai orangtua adalah memberinya pemahaman dan ajaran yang selalu membuatnya jadi sosok yang baik. Tidak hanya baik di mata kita, tapi juga baik bagi semua orang tentunya. Lantas, bagaimana cara untuk membantu anak jadi sosok yang mau berbgai sedari dini. Beberapa hal di bawah ini, mungkin bisa mulai Bunda pelajari. 

Berikan Pemahaman Sederhana Tentang Arti Berbagi Sesuai Usianya 

Karena berbagi adalah bagian dari empati terhadap orang lain, hal ini hanya akan bisa dilakukan jika anak bisa memahaminya dari sudut pandangnya sendiri. Untuk itu, tugas kita sebagai orangtua adalah memberinya pemahaman, apa itu berbagi dan mengapa kita perlu melakukannya. 

Di awal, anak mungkin hanya akan mementingkan keinginannya. Bahkan bisa saja ia marah, jika Bunda memintanya untuk berbagi kepada temannya. Jadi jangan kaget ya Bun, itu adalah sesuatu yang wajar. Seiring dengan berjalannya waktu, dari apa yang Bunda ajarkan dan tunjukkan padanya. Ia akan paham jika berbagi dengan orang lain tak membuatnya rugi, justru membuatnya jadi sosok yang disenangi.

Tak Boleh Dipaksa, Biarkan Ia Berbagi dengan Caranya

Menjadi orangtua memang harus banyak sabar Bun, begitu pula saat kita ingin mengajarkan anak tentang konsep berbagi. Ia mungkin tak langsung paham, tak mau mendengar apa yang kita sampaikan, atau bahkan berontak karena merasa dirugikan. Tapi, Bunda tak boleh menyerah. Ini demi membentuk pribadinya. 

Tetaplah berikan anak pemahaman tentang berbagi, kenapa ia harus melakukannya, dan berikan ia kebebasan untuk berbagi dengan caranya. Misalnya, saat temannya ingin meminjam mobil-mobilan berwarna hijau, ia justru meminjamkan yang berwarna kuning. Karena yang hijau sangat ia suka. Tak apa Bun, selama alasannya masuk akal, biarkan ia melakukannya dengan caranya. 

Ajak Mereka Bermain di Luar, Sekaligus Latih Agar Bermain dengan Cara Bergiliran

Jika selama di rumah Bunda sudah banyak memberinya pemahaman tentang konsep berbagi melalui kata-kata atau ucapan. Langkah berikutnya adalah membawa si kecil ke dunia yang sebenarnya. Yap, sesekali Bunda boleh mengajaknya untuk bermain di luar atau mengundang temannya untuk bermain di rumah. Berinteraksi langsung dengan orang lain akan membuatnya belajar, bagaimana berbagi yang sesungguhnya.

Mulai dari temannya yang ingin meminjam mainan, temannya yang meminta camilan, bergantian memainkan satu mainan, hingga kegiatan lain yang memaksanya untuk memberikan sesuatu yang ia miliki kepada oranglain. Jika si kecil sudah berhasil untuk berbagai selepas bermain atau dari luar, jangan lupa diberi apresiasi ya Bun.

Meski hanya, “Wah, kakak hebat ya. Sudah mau berbagi, Bunda senang deh!”. Ini akan jadi motivasi untuknya, karena selain membuat temannya senang karena mau berbagi, ternyata orangtuanya juga bahagia melihat sikapnya. 

Jangan Cuma Memberi Intruksi, Mulailah Menjadi Role Model yang Bisa Anak Ikuti

Yap, selain mendengar apa yang kita sebutkan. Anak akan lebih mudah memahami sesuatu hal dari apa yang ia lihat kita lakukan. Untuk itu, Bunda hari mulai menunjukkan sikap serupa, dengan apa yang selama ini Bunda ajarkan padanya. Karena setiap anak, kerap melakukan apa yang dilakukan kedua orangtuanya, karena berpikir bahwa itu adalah perbuatan baik yang harus dicontohnya. 

Maka, Bunda perlu belajar juga, sebagai sosok yang mau dan kerap berbagi dengan sesama. Dengan begitu, Bunda akan membantu anak untuk tumbuh jadi sosok yang mau berbagi pula.

Jika Anak Masih Tak Mau Berbagi, Coba Tanyakan Alasannya

Selain tak langsung mau berbagi, ada kemungkinan pula jika akan tetap kekeuh tak mau berbagi pada hal-hal tertentu. Jangan diomelin ya Bun, daripada Bunda marah. Lebih baik cara tahu apa alasan yang membuatnya tak ingin berbagi kepada orang lain. Karena bisa jadi, ia tak mau berbagi, karena itu adalah benda yang paling ia suka, makanan yang paling ia nikmati atau alasan lain yang memang ia miliki. 

Sebaliknya, jika kondisinya seperti ini, cobalah untuk memberinya opsi, jika tak mau meminjamkan mainan yang ini, mungkin bisa memberikan mainan yang itu. Karena pada kenyataannya, anak tak selalu mau memberikan atau membagikan yang diminta temannya, tapi Bunda bisa meminta untuk tetap berbagi meski dengan objek yang berbeda. Itu jauh lebih baik daripada ia tak mau berbagi sama sekali. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Si Kecil Penakut Bun? Yuk, Bantu Ia Kalahkan Rasa Takutnya dengan 5 Cara Ini!

Namanya juga anak-anak Bun, wajar jika pada beberapa kesempatan ia mungkin menunjukkan rasa takut terhadap beberapa hal. Sesuai dengan usianya, si kecil mungkin akan takut pada hal-hal yang asing baginya. Mulai dari ketinggian, makhluk yang tampak seram, gelap, atau wujud-wujud dari benda atau makhluk lain yang menurumnya seram. 

Situasi ini, barangkali datang dari imajinasi yang ia miliki. Dengan kenyataan lainnya, ia masih belum cukup mengerti apa yang sebenarnya membuatnya takut. Selama rasa takut yang ia miliki masih dalam batas wajar, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Itu adalah bagian dari proses tumbuh kembangnya. 

Tapi bukan berarti kita cuma diam saja ya Bun, sebagai orangtua kita juga harus membantu mereka. Mencari apa yang sebenarnya ia takuti dan memberinya solusi, bagaimana mengatasi rasa takut yang ia miliki. 

1. Ajarkan Ia untuk Tetap Tenang 

Setelah ia mengalami ketakutannya, si kecil akan berekspresi untuk menunjukkan ketakutannya. Entah itu menangis, berteriak atau berlari. Ini adalah respon dari imajinasi yang ia pikirkan, sehingga membuatnya bertindak demikian. Dan bukan tak mungkin juga jika ia akan panik mendadak. 

Tugas Bunda adalah membuatnya tetap tenang. Ajak si kecil untuk pelan-pelan menghadapi ketakutannya, melupakan semua hal negatif yang ia pikirkan, dan menumbuhkan keberanian untuk melawan. Walau tak akan mudah, setidaknya perlahan ia akan lupa tentang apa yang takutinya. 

2. Bantu Ia Mencari Penyebab Rasa Takut yang Ia Miliki 

Misanya, ia takut gelap karena berpikir ada setan di sana. Pada situasi ini, Bunda harus bertindak sebagai mediator yang membantunya memahami jika hantu itu tidak ada misalnya. Atau, kondisi gelap tak selamanya menandakan ada hantu, bisa jadi karena malam, atau listrik yang sedang padam.

Dengan demikian, ia akan mulai paham jika ada sebab lain yang harus ia mulai pahami. Bukan lagi berkutat pada jika gelap, berarti ada hantu. 

3. Berikan Alternatif untuk Mengalihkan Ketakutannya

Untuk bisa memberinya pilihan dan membantunya mengalihkan perhatian. Bunda harus memahami apa yang membuatnya takut sebagaimana hal yang tadi sudah dijelaskan diatas.

Selanjutnya, setiap kali ia berteriak atau menunjukkan ketakutan. Bunda punya alternatif yang bisa disarankan kepadanya. Misalnya, jika ia takut mencari sesuatu di kamar hanya karena gelap, mungkin Bunda bisa memberinya solusi untuk menggunakan senter agar ia bisa melihat dengan jelas benda yang dicarinya. 

4. Beri Ia Semangat Agar Bisa Mengalahkan Ketakutannya

Jangan pernah disepelakan ya Bun. Rasa takut pada anak memang bukanlah sesuatu yang aneh. Tapi bukan berarti juga layak untuk diabaikan. Mulailah peka, untuk memperhatikan apa yang bisa bunda gunakan untuk membantunya bersemangat dalam mengalahkan rasa takutnya. Dengarkan apa yang sedang ia rasakan, dan beri ia masukan tentang apa yang ia butuhkan untuk menghalau rasa takut yang sedangg ia rasakan. 

5. Dan Berusahalah untuk Membantunya Menumbuhkan Rasa Percaya Dirinya

Takut pada anak, kerap berhubungan dengan rasa malu atau minder yang juga ia miliki. Itulah sebabnya, ia menjadi tidak berani, apalagi ketika diminta untuk melakukan sesuatu seorang diri. Jika sudah tahu jika ia memang kurang percaya diri, Bunda bisa mulai membiasakannya memupuk rasa percaya dirinya dengan hal-hal sederhana. 

Dimulai dengan mengajarkannya bertanggung jawab atas sesuatu, berani dengan hal-hal yang ia percayai dan selalu memberinya pengertian jika apapun bisa ia lakukan, jika ia berhasil mengalahkan ketakutan yang ia rasakan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top