Parenting

Bila Orangtua Tidak Mendengarkan Anak, Maka Anak pun Akan Bersikap Seperti itu pada Orangtua, Mulai Jadi Pendengar yang Baik Yuk

Sebagian besar orang tua adalah pendengar yang buruk bagi anak anaknya. Benarkah? Bila ada suatu masalah yang terjadi pada anak, orang tua lebih suka menyela, langsung menasehati tanpa mau bertanya permasalahannya serta asal usul kejadiannya.

pendengaryngburukMisalnya anak kita baru saja pulang sekolah yang mestinya pulangnya siang, dia datang di sore hari. Kita tidak mendapat keterangan apapun darinya atas keterlambatan tersebut. Tentu saja kita kesal menunggu dan sekaligus khawatir. Lalu pada saat anak kita sampai dan masih lelah, kita langsung menyambutnya dengan serentetan pertanyaan dan omelan. Bahkan setiap kali anak hendak bicara, kita selalu memotongnya. Akibatnya ia malah tidak mau bicara dan marah pada kita.

Bila kita tidak berusaha mendengarkan anak, maka mereka pun akan bersikap seperti itu pada kita dan akan belajar mengabaikan kita. Lantas, Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Maka mulai saat ini jadilah pendengar yang baik

Jika kita tidak menghendaki hal ini terjadi, maka mulai saat ini jadilah pendengar yang baik. Perhatikan setiap ucapannya. Ajukan pertanyaan pertanyaan untuk menunjukkan ketertarikan kita akan persoalan yang dihadapinya.

Berkomitmen untuk mendengarkan anak cara menguasai anak

Jika orangtua tak bisa menguasai anak, maka anak ini akan bersikap dan berbuat seenaknya pada orangtua. Bentuk pada anak balita misalnya, jika keinginannya tidak dipenuhi: berteriak-teriak sekencangnya, ngamuk, guling-guling, mukul-mukul orangtua, melempar-lempar barang, mengigit.  Salah satu cara agar orangtua untuk dapat dapat menguasai anak atau bahasa halusnya agar orangtua dapat mengendalikan perilaku anak dengan berkomitmen untuk mendengarkan anak. Maka berlatihlah!

Jika Anak didengarkan, ia Merasa diakui dan dihargai, maka ia memiliki konsep diri positif tentang dirinya sendiri

Jika seorang anak didengarkan, maka ia merasa diakui. Jika seorang anak diakui, maka ia merasa dihargai. Jika anak merasa dihargai, maka ia akan memiliki konsep diri positif tentang dirinya sendiri. Jika konsep diri anak positif, maka ia akan mudah mengeluarkan potensi-potensi (fitrah) positifnya. Dan Anda akan merasakan betapa kebaikannya melejit-lejit setiap hari.

Jika seorang anak merasa dekat dengan orangtuanya, maka sangat mudah untuk mendengarkan pesan-pesan dari orangtuanya

Jika seorang anak didengarkan, maka ia pun merasa ‘dekat’ dengan orangtuanya. Jika seorang anak merasa dekat dengan orangtuanya, maka ia sangat, sangat, sangat mudah untuk mendengarkan pesan-pesan dari orangtuanya. Dan kalau anak sudah mendengarkan pesan-pesan orangtuanya, maka bukankah Anda berhasil mengendalikan anak Anda?

Setelah mendengarkan dan didengarkan, perasaan anak lebih baik dan anak tidak mengeluarkan apa yang ada di pikirannya

Nah setelah mendengarkan dan didengarkan, perasaan anak lebih baik. Ia merasa diakui, dihargai, diperhatikan. Lepas dari sesuatu yang diinginkan apakah dibelikan atau tidak. Meski mungkin yang diinginkan tidak dibelikan, meski mungkin anak akan kecewa, nangis dan seterusnya, tapi pasti perasaannya jauh lebih baik dibandingkan Anda langsung menolaknya dan anak tidak mengeluarkan apa yang ada di pikirannya.

Memang mendengarkan tidak mudah, Sebenarnya mendengarkan adalah pekerjaan yang yang paling mudah dilakukan

Mendengarkan sebenarnya seharusnya adalah pekerjaan yang yang paling mudah dilakukan. Tindakan ini tidak memerlukan alat canggih, tidak memerlukan biaya seperti pulsa telepon (yang gratis bicara 5 menit, 10 menit 100 menit). Mendengarkan bisa dilakukan kapanpun, dimanapun. Kalau pun Anda tengah tidak bisa mendengarkan cukup katakan “Mama, Papa mau mendengarkan cerita kamu, tapi nanti ya 1 jam lagi.” Atau terserah Anda, mau 2 jam lagi, malam hari dan seterusnya.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top