Setiap anak memiliki tahapan perkembangan masing-masing termasuk dalam berbicara. Gangguan terlambat bicara bisa dialami oleh si kecil karena beberapa faktor. Problem ini pun termasuk keterlambatan perkembangan yang sebenarnya paling umum terjadi.
Kondisi ini kerap membuat para orang tua khawatir dan membandingkan anak mereka dengan anak lain seusianya. Padahal, perkembangan berbicara tiap anak bisa berbeda-beda. Simak penjelasannya berikut.
Tahapan Perkembangan Bicara Pada Anak yang Harus Bunda Pahami
Anak yang terlambat bicara bisa jadi sifatnya hanya sementara dan memang karena belum saja. Namun, dalam beberapa kasus gangguan tersebut juga bisa menjadi suatu tanda bahwa ada gangguan pendengaran dalam perkembangan si kecil. Bagaimana tahapan perkembangan bicara anak?
- Usia 3 Bulan
Saat usia 3 bulan, kemampuan anak berbicara memang masih sebatas mengeluarkan suara dalam bahasa bayi yang tidak bisa diartikan. Saat usia ini anak-anak juga lebih banyak berkomunikasi dengan menggunakan ekspresi seperti tersenyum atau tertawa saat melihat orang yang mengajaknya berbicara.
- Usia 6 Bulan
Bayi biasanya sudah mulai mengeluarkan kata-kata yang suku katanya lebih jelas terdengar saat memasuki usia 6 bulan. Mereka sudah bisa mengucapkan kata-kata seperti ba-ba, pa-pa, ma-ma, da-da, dan lain sebagainya. Saat akhir usia 6 bulan mereka juga sudah bisa mengekspresikan emosi dengan suara.
- Usia 12 Bulan
Perkembanan bicara pada anak usia 12 bulan biasanya sudah bisa mengucapkan kata seperti “ayah”, “ibu”, atau kata-kata lainnya yang sering si kecil dengar. Anak juga sudah bisa memahami kalimat dan instruksi perintah seperti, “kemari”, “ayo”, “ambil”, “lempar”, dan lainnya.
- Usia 18 Bulan
Anak pada usia 18 bulan pada umumnya sudah bisa mengucapkan 10 – 20 kata dasar mesipun beberapa kata masih belum jelas pengucapannya. Si kecil juga sudah mampu mengenali bena, danam orang, dan beberapa bagian tubuh. Mereka juga sudah mampu mengikuti petunjuk dan gerakan orang.
- Usia 24 Bulan
Saat memasuki usia 24 bulan, si kecil biasanya sudah mampu mengucapkan paling tidak sebanyak 50 kata. Mereka juga sudah mampu mengucapkan dua suku kata secara runut seperti “mau makan”, “buku baru”, dan lain sebagainya. Beberapa pertanyaan sederhana juga sudah bisa dipahami dengan baik.
- Usia 3 – 5 Tahun
Kosakata yang bisa diucapkan si kecil sudah semakin banyak saat berusia 3 – 5 tahun dan bisa dibilang perkembangannya cukup pesat. Mereka bahkan sudah mampu menangkap sekitar 300 perbendaharaan kata baru. Kata-kata yang diucapkan sudah sangat mudah dipahami oleh orang dewasa.
Tips Mengatasi Gangguan Terlambat Bicara dan Cara Mengatasinya
Sebagian orang mungkin masih ada yang beranggapan bahwa anak nantinya akan bisa berbicara sendiri tanpa distimulasi. Namun, peran aktif orang tua dalam memberi dorongan anak agar berbicara dan berkomunikasi dengan baik sangatlah penting. Berikut ini tips mengatasinya:
- Cobalah untuk Berbicara Sambil Bergerak Suatu Objek
Saat masih bayi, anak biasanya akan lebih senang dengan suara dan gerakan yang ekspresif dari orang yang mengajaknya berbicara. Bunda bisa melakukan hal-hal seperti menggoyang-goyangkan botol susu saat mengajak si kecil minum atau mengelus boneka untuk mengajarkan menyayangi benda.
Bunda juga bisa mulai mengenalkan anggota tubuh pada si kecil sambil menunjuk dan membuat gerakan ekspresif. Dengan cara seperti ini anak akan terdorong untuk berbicara dan berkomunikasi meskipun kata-katanya masih belum bisa dipahami oleh orang dewasa karena menggunakan bahasa bayi.
- Ulang Semua yang Ia Katakan dengan Mengikuti Semua Ucapan Anak
Ketika si kecil sudah bisa mengucapkan suara-suara tertentu meskipun kosakatanya belum jelas, ikuti saja suara yang ditangkap dengan kata yang lebih jelas. Meskipun Bunda tidak memahami maksud dari suara-suara yang mereka ucapkan, tetap ikuti saja dan ajak si kecil berbicara.
Anak akan merasa seperti mereka sedang berbicara dengan orang lain dan lambat laun akan membiasakan untuk meniru kata-kata yang Bunda ucapkan. Ajak anak mengobrol sebanyak mungkin dan tetap bersabar dalam mendampingi perkembangan si kecil.
- Perbanyak Waktu Bermain Bersama untuk Melatihnya
Saat mengajak anak bermain bersama, orang tua terkadang perlu berakting layaknya seperti anak kecil. Ajak mereka untuk bermain permainan yang dapat meningkatkan kemampuan verbalnya. Contohnya seperti bermain peran atau berimajinasi pura-pura menelepon.
Anak akan belajar banyak kosakata baru dan merasa senang karena diajari dengan cara yang menyenangkan. Mereka akan lebih banyak mengeksplor perbendaharaan kata dan jika saat memainkan peran tersebut tidak tahu kata yang harus diucapkan, anak akan belajar inisiatif bertanya.
- Biasakan untuk Melatih Si Kecil Untuk Membuat Narasi
Anak memang belum bisa berbicara layaknya orang dewasa dengan struktur kalimat yang runut, namun Bunda masih bisa mengajarinya dengan membuat percakapan sehari-hari lebih deskriptif. Ajarkan anak untuk membuat kalimat yang urut dan detail.
Contohnya seperti, “Besok kita pergi ke taman di dekat rumah yang ada pohon mangganya, pakai baju motif bunga-bunga yang ini ya!” Ucapkan kalimat tersebut sambil memperlihatkan baju. Anak juga akan belajar memahami benda atau objek tertentu dengan kata-kata yang Bunda ucapkan.
- Berikan Kaimat Pujian untuk Perkembangan Si Kecil
Anak yang mendapat pujian dan apresiasi biasanya akan lebih semangat lagi, termasuk dalam belajar berbicara. Berikan senyuman, pujian, dan pelukan setiap si kecil berhasil mengeluarkan suara dan kosakata yang baru dengan lancar dan benar. Anak adalah peniru yang ulung dan akan belajar dari reaksi.
Rangsang perkembangan dengan terus mengajak si kecil untuk berkomunikasi dua arah. Pastikan untuk memberikan respon positif dan jangan mudah memarahi ketika Anda tidak bisa memahami kata-kata-kata yang diucapkan oleh mereka.
Gangguan terlambat bicara memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri apalagi jika teman sebayanya sudah melewati fase itu. Jangan menyerah dan terus berusaha untuk menstimulasi si kecil dengan tips dan cara-cara di atas.