Parenting

Bila Anak Belum Dapat Bicara Padahal di Usianya Sudah Harus Bisa Bicara, Ini 8 penyebabnya

Sebagai orang tua, Anda pasti menantikan kata pertama yang terucap dari anak tercinta. Tapi bagaimana jika Anda tidak kunjung mendengar sepatah kata pun terlontar dari bibir mungil si Kecil?

Lantas anda  khawatir anak dengan usia yang seharusnya sudah bisa bicara tetapi belum bisa bicara, pahami penyebabnya:

Pertama, dan yang tersering adalah kurangnya komunikasi kepada anak. Anak jarang diajak bicara atau mengajarkan lebih dari satu bahasa sehari-hari yang membuat anak menjadi bingung.

Kedua, adalah keterlambatan bicara karena kelemahan saraf motorik bicara. Biasanya hal ini perlu pelatihan khusus dan diharapkan anak akan dapat bicara setelah dilakukan pelatihan khusus.

Ketiga, adalah anak terlambat bicara karena terdapat penyakit yang lain seperti retardasi mental atau autisme, pada kasus ini anak tidak hanya keterlambatan berbicara, tetapi juga terlambat dalam personal sosialnya dan anak tidak dapat berkomunikasi dengan lingkungannya.

Keempat. mengajarkan beberapa bahasa pada anak supaya anak mudah mengerti dan belajar berbicara. memang ada sebagian anak yang mudah mempelajari beberapa bahasa dalam waktu bersamaan. Namun sebagian besar bisa jadi malah bingung untuk memahami banyaknya bahasa tersebut. Akibatnya, anak malah jadi kebingungan dan malas belajar bicara.

Kelima. Anak tidak mendengar. Anak akan belajar bicara bila ia medapatkan input kata-kata dari apa yang ia dengar sehari-hari. Otak anak akan memproses, mengerti, menyimpan dan kemudian mengucapkan kata-kata yang sering ia dengar. Hal ini tidak terjadi ia kemampuan mendengar anak terganggu.

Keenam. Anak tidak bisa mengerti kata-kata yang diucapkan. Keterlambatan bicara juga bisa terjadi pada anak yang bisa mendengar namun tempat penyimpanannya (otak) kurang baik. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak dengan mental retardasi (kelemahan mental).

Ketujuh. Lidah tidak berfungsi dengan baik. Anak bisa mendengar, bisa mengerti dan menyimpan kata-kata yang didengar dalam otak, tapi ketika akan diucapkan lidahnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan kesulitan bicara.

Kedelapan. Anak yang dikenalkan gawai sejak dini menjadi lambat berbicara, meskipun pemahamannya cukup baik. Gawai untuk anak usia dua tahun tidak ada manfaatnya. Anak menjadi lambat dalam berbicara. Hal ini karena anak lebih asik dengan gadgetnya ketimbang berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Panduan untuk Memahami Rangkaian Gangguan Terlambat Bicara dan Cara Mengatasinya

Setiap anak memiliki tahapan perkembangan masing-masing termasuk dalam berbicara. Gangguan terlambat bicara bisa dialami oleh si kecil karena beberapa faktor. Problem ini pun termasuk keterlambatan perkembangan yang sebenarnya paling umum terjadi. 

Kondisi ini kerap membuat para orang tua khawatir dan membandingkan anak mereka dengan anak lain seusianya. Padahal, perkembangan berbicara tiap anak bisa berbeda-beda. Simak penjelasannya berikut. 

Tahapan Perkembangan Bicara Pada Anak yang Harus Bunda Pahami

Anak yang terlambat bicara bisa jadi sifatnya hanya sementara dan memang karena belum saja. Namun, dalam beberapa kasus gangguan tersebut juga bisa menjadi suatu tanda bahwa ada gangguan pendengaran dalam perkembangan si kecil. Bagaimana tahapan perkembangan bicara anak?

  1. Usia 3 Bulan

Saat usia 3 bulan, kemampuan anak berbicara memang masih sebatas mengeluarkan suara dalam bahasa bayi yang tidak bisa diartikan. Saat usia ini anak-anak juga lebih banyak berkomunikasi dengan menggunakan ekspresi seperti tersenyum atau tertawa saat melihat orang yang mengajaknya berbicara. 

  1. Usia 6 Bulan

Bayi biasanya sudah mulai mengeluarkan kata-kata yang suku katanya lebih jelas terdengar saat memasuki usia 6 bulan. Mereka sudah bisa mengucapkan kata-kata seperti ba-ba, pa-pa, ma-ma, da-da, dan lain sebagainya. Saat akhir usia 6 bulan mereka juga sudah bisa mengekspresikan emosi dengan suara. 

  1. Usia 12 Bulan

Perkembanan bicara pada anak usia 12 bulan biasanya sudah bisa mengucapkan kata seperti “ayah”, “ibu”, atau kata-kata lainnya yang sering si kecil dengar. Anak juga sudah bisa memahami kalimat dan instruksi perintah seperti, “kemari”, “ayo”, “ambil”, “lempar”, dan lainnya. 

  1. Usia 18 Bulan

Anak pada usia 18 bulan pada umumnya sudah bisa mengucapkan 10 – 20 kata dasar mesipun beberapa kata masih belum jelas pengucapannya. Si kecil juga sudah mampu mengenali bena, danam orang, dan beberapa bagian tubuh. Mereka juga sudah mampu mengikuti petunjuk dan gerakan orang. 

  1. Usia 24 Bulan

Saat memasuki usia 24 bulan, si kecil biasanya sudah mampu mengucapkan paling tidak sebanyak 50 kata. Mereka juga sudah mampu mengucapkan dua suku kata secara runut seperti “mau makan”, “buku baru”, dan lain sebagainya. Beberapa pertanyaan sederhana juga sudah bisa dipahami dengan baik. 

  1. Usia 3 – 5 Tahun

Kosakata yang bisa diucapkan si kecil sudah semakin banyak saat berusia 3 – 5 tahun dan bisa dibilang perkembangannya cukup pesat. Mereka bahkan sudah mampu menangkap sekitar 300 perbendaharaan kata baru. Kata-kata yang diucapkan sudah sangat mudah dipahami oleh orang dewasa. 

Tips Mengatasi Gangguan Terlambat Bicara dan Cara Mengatasinya

Sebagian orang mungkin masih ada yang beranggapan bahwa anak nantinya akan bisa berbicara sendiri tanpa distimulasi. Namun, peran aktif orang tua dalam memberi dorongan anak agar berbicara dan berkomunikasi dengan baik sangatlah penting. Berikut ini tips mengatasinya:

  1. Cobalah untuk Berbicara Sambil Bergerak Suatu Objek

Saat masih bayi, anak biasanya akan lebih senang dengan suara dan gerakan yang ekspresif dari orang yang mengajaknya berbicara. Bunda bisa melakukan hal-hal seperti menggoyang-goyangkan botol susu saat mengajak si kecil minum atau mengelus boneka untuk mengajarkan menyayangi benda.

Bunda juga bisa mulai mengenalkan anggota tubuh pada si kecil sambil menunjuk dan membuat gerakan ekspresif. Dengan cara seperti ini anak akan terdorong untuk berbicara dan berkomunikasi meskipun kata-katanya masih belum bisa dipahami oleh orang dewasa karena menggunakan bahasa bayi. 

  1. Ulang Semua yang Ia Katakan dengan Mengikuti Semua Ucapan Anak

Ketika si kecil sudah bisa mengucapkan suara-suara tertentu meskipun kosakatanya belum jelas, ikuti saja suara yang ditangkap dengan kata yang lebih jelas. Meskipun Bunda tidak memahami maksud dari suara-suara yang mereka ucapkan, tetap ikuti saja dan ajak si kecil berbicara. 

Anak akan merasa seperti mereka sedang berbicara dengan orang lain dan lambat laun akan membiasakan untuk meniru kata-kata yang Bunda ucapkan. Ajak anak mengobrol sebanyak mungkin dan tetap bersabar dalam mendampingi perkembangan si kecil. 

  1. Perbanyak Waktu Bermain Bersama untuk Melatihnya

Saat mengajak anak bermain bersama, orang tua terkadang perlu berakting layaknya seperti anak kecil. Ajak mereka untuk bermain permainan yang dapat meningkatkan kemampuan verbalnya. Contohnya seperti bermain peran atau berimajinasi pura-pura menelepon. 

Anak akan belajar banyak kosakata baru dan merasa senang karena diajari dengan cara yang menyenangkan. Mereka akan lebih banyak mengeksplor perbendaharaan kata dan jika saat memainkan peran tersebut tidak tahu kata yang harus diucapkan, anak akan belajar inisiatif bertanya. 

  1. Biasakan untuk Melatih Si Kecil Untuk Membuat Narasi

Anak memang belum bisa berbicara layaknya orang dewasa dengan struktur kalimat yang runut, namun Bunda masih bisa mengajarinya dengan membuat percakapan sehari-hari lebih deskriptif. Ajarkan anak untuk membuat kalimat yang urut dan detail. 

Contohnya seperti, “Besok kita pergi ke taman di dekat rumah yang ada pohon mangganya, pakai baju motif bunga-bunga yang ini ya!” Ucapkan kalimat tersebut sambil memperlihatkan baju. Anak juga akan belajar memahami benda atau objek tertentu dengan kata-kata yang Bunda ucapkan. 

  1. Berikan Kaimat Pujian untuk Perkembangan Si Kecil

Anak yang mendapat pujian dan apresiasi biasanya akan lebih semangat lagi, termasuk dalam belajar berbicara. Berikan senyuman, pujian, dan pelukan setiap si kecil berhasil mengeluarkan suara dan kosakata yang baru dengan lancar dan benar. Anak adalah peniru yang ulung dan akan belajar dari reaksi. 

Rangsang perkembangan dengan terus mengajak si kecil untuk berkomunikasi dua arah. Pastikan untuk memberikan respon positif dan jangan mudah memarahi ketika Anda tidak bisa memahami kata-kata-kata yang diucapkan oleh mereka. 

Gangguan terlambat bicara memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri apalagi jika teman sebayanya sudah melewati fase itu. Jangan menyerah dan terus berusaha untuk menstimulasi si kecil dengan tips dan cara-cara di atas. 

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Anak Sulit Bicara? Mungkin mengalami speech delay, Ini 5 Tips Mengatasi Gangguan Speech delay?


Gangguan komunikasi dan bahasa pada anak yang biasa dikenal dengan istilah speech delay memang bisa dialami oleh sebagian anak. Dalam perkembangan bicara, anak mengalami tahapan pada fase usia tertentu. Sehingga Anda bisa mengetahui apakah si kecil tergolong mengalami gangguan atau tidak.


Tahapan Perkembangan Bicara dan Bahasa yang Normal


Melihat setiap perkembangan anak menjadi momen yang paling berharga, termasuk dalam hal berbicara. Hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah anak Anda masih dalam tahap normal atau mengalami gangguan hingga membutuhkan bantuan ahli. Berikut ini tahapan yang perlu diketahui:


Tahapan Perkembangan Bicara Sebelum 12 Bulan


Saat si kecil usianya belum sampai 12 bulan, perkembangan yang akan dialaminya adalah mengoceh atau babbling sebagai tahap awal. Jika bayi sudah berusia sekitar 9 bulan, mereka biasanya sudah mulai menggunakan nada berbeda untuk berbicara seperti mengucapkan “mama” atau “dada”.


Meskipun belum paham sepenuhnya arti dari kata yang diucapkan, anak sudah mulai mengoceh dengan kombinasi vokal dan konsonan yang mudah diucapkan. Karena pada umumnya anak di usia sebelum 12 bulan sudah mulai tertarik pada suara.


Tahapan Perkembangan Bicara Usia 12 – 15 Bulan


Saat memasuki usia 12 – 15 bulan, variasi babbling mereka setidaknya sudah semakin banyak dengan minimal 1 – 2 kata yang dimengerti. Anak di usia ini juga sudah bisa mengerti kata atau kalimat yang mengandung petunjuk seperti “Tolong berikan mainannya!” atau “Matanya mana?”


Mereka biasanya sudah bisa merespon kalimat instruksi tersebut meskipun belum mampu untuk mengucapkan dengan jelas dalam bentuk kata-kata. Ketika diminta untuk menunjukkan posisi mata, mereka pun bisa melakukannya dengan baik.


Tahapan Perkembangan Bicara Usia 18 – 24 Bulan


Kosakata yang dikuasai anak pada saat memasuki usia 18 – 24 bulan semakin banyak sekitar 20 – 50 kata. Mereka pun harusnya sudah mulai belajar mengkombinasikan dua kata seperti “buku baru”. Di saat usia ini, Anda juga sudah bisa memberikan kalimat perintah untuk meminta tolong sesuatu.


Tahapan Perkembangan Bicara Usia 2 – 3 Tahun


Seiring bertambahnya usia si kecil, koleksi kosakata yang dikuasai mereka pun semakin meningkat. Setidaknya anak sudah bisa mengkombinasikan tiga kata atau lebih menjadi sebuah kalimat, mampu mengidentifikasi warna, paham konsep deskriptif, dan mengerti berbagai kalimat perintah.


Tips Mengatasi Gangguan Komunikasi dan Bahasa Pada Anak dan Solusinya


Jika saat memasuki usia tersebut di atas kemampuan bicara dan bahasa si kecil masih belum memenuhi tahapan perkembangan secara normal, bisa jadi anak tersebut mengalami gangguan. Cakupannya pun cukup luas baik dari segi bahasa, artikulasi, afasia, dan lain sebagainya.


Tips Mengatasi speech delay: Ajak Anak Komunikasi Dua Arah


Komunikasi dua arah dengan si kecil sangat diperlukan agar ada interaksi dan respon yang nantinya dilakukan oleh anak. Meskipun mereka belum bisa mengeluarkan kata-kata dan belum paham dengan apa yang dibicarakan, tetap ajak anak berbicara dan ngobrol. Biasanya akan merespon dengan tertawa.


Tetap gunakan bahasa yang baik dan santun saat mengajak anak berbicara karena bisa jadi kata-kata tersebut akan selalu direkam hingga mereka kelak bisa berbicara. Ucapkan bahasa yang jelas dan jangan dibuat-buat dengan bahasa bayi pelafalannya agar nanti anak bisa mengucapkan kata dengan baik.


Tips Mengatasi speech delay: Mengulang-ulang Kata yang Anak Pelajari


Mengajarkan anak agar bisa berbicara dan mengucapkan kata memang butuh proses. Tidak apa-apa meskipun harus mengulang kata terus-menerus karena bisa jadi hal tersebut dapat mengatasi gangguan bahasa pada mereka. Cara ini juga dapat melatih anak mengucapkan kata dengan benar.


Jika Anda juga rajin mengulang kata yang telah anak pelajari, kosakata yang mereka kuasai pun akan semakin banyak. Anak juga akan merasa dihargai ketika orang tuanya mengatakan kembali bahasa yang baru saja mereka ucapakan dan akan terus termotivasi untuk belajar kosakata baru.


Tips Mengatasi speech delay: Menghafal Lirik Lagu dengan Bernyanyi


Menghafal kosa kata melalui lirik lagu saat bernyanyi biasanya lebih mudah dilakukan oleh si kecil. merkea juga cenderung lebih senang mendengarkan musik dan suara meskipun belum bisa berbicara. Bernyanyi juga menjadi cara yang menyenangkan saat mengajari anak bahasa dan kosakata baru.


Mereka akan meresponnya dengan antusias dan tidak terpaksa saat melakukannya. Usahakan untuk mengajak anak menyanyikan lagu anak-anak. Anda bisa mengajak anak bernyanyi di rumah dan menjadikan cara ini sebagai stimulan agar mereka terus semangat menghafal lirik / menambah kosakata.


Tips Mengatasi speech delay: Membacakan Dongeng atau Cerita


Biasakan untuk membacakan dongeng atau cerita sebelum mereka tidur. Bacakan buku yang memiliki gambar menarik dan kata-kata sederhana agar mereka lebih mudah memahaminya. Gambar yang lucu dan ilustrasi menarik cenderung lebih mereka sukai.


Dengan semakin sering membacakan cerita untuk anak, mereka pun akan merekam kosakata baru yang didengar. Anak pun akan lebih mudah mengucapkan kata dengan jelas saat usianya sudah memasuki tahap perkembangan ini.


Tips Mengatasi speech delay: Terapi


Saat Anda menyadari bahwa si kecil mengalami masalah atau gangguan dalam perkembangan bicara dan bahasanya, maka sudah saatnya untuk memberikan terapi yang tepat. Tidak perlu gengsi karena bisa jadi itu adalah cara yang memang dibutuhkan oleh anak.


Semakin menunda terapi takutnya akan menimbulkan masalah yang semakin parah. Periksakan ke dokter dan jalani apa yang disarankan oleh ahli demi kebaikan si kecil.


Gangguan komunikasi dan bahasa pada anak dan solusinya di atas bisa Anda praktekkan untuk mengatisipasi dan mengatasi speech delay. Berikan yang terbaik untuk si kecil agar mereka bisa mengalami tumbuh kembang yang normal.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tips Ajarkan Dua Bahasa pada Anak

Selain bahasa ibu alias bahasa Indonesia, kini banyak orangtua yang mengutamakan buah hatinya agar memiliki kemampuan berbahasa asing misalnya saja bahasa Inggris. Orangtua berpikir, dengan memiliki kemampuan tersebut, maka akan memudahkan buah hatinya meniti karier di masa depan. Namun kapan sebaiknya mengajari si kecil berbahasa asing? Sejatinya belajar bahasa asing pada anak-anak bisa dilakukan sedini mungkin. Hal ini supaya mereka lebih mudah menyerap kosa kata dan pola bahasa yang dipelajari.

Sebagai contoh, Bun, anak kecil saja bila menonton kartun berbahasa inggris lambat laun tak akan asing bahkan mulai berani berbicara dalam bahasa Inggris. Nah, mengutip Very Well Family, sekitar 12 persen anak di atas usai 5 tahun merupakan bilingual atau bisa berbicara dalam dua bahasa.

Sebuah penelitian menunjukkan, mengajarkan anak dalam dua bahasa jauh lebih mudah jika dilakukan sejak dini. American Speech-Language-Hearing Association menjelaskan ada beberapa keuntungan mengajarkan dua bahasa kepada anak. Mulai dari bisa belajar kata-kata baru dengan cepat, meningkatkan kemampuan mempelajari informasi baru, lebih mudah menyelesaikan masalah, serta punya keterampilan mendengarkan lebih baik.

Sebagai panduannya, berikut ini cara yang tepat yang dapat Bunda lakukan untuk mengajarkan dua bahasa pada anak.

Perdengarkan Suara-suara yang Unik ya Bun

Pada usia dua atau tiga tahun, anak biasanya sedang dalam proses mengenali pola bicara, Bun. Untuk itu cobalah untuk mengajarkan dua bahasa padanya dengan suara-suara yang unik. Di usia tersebut, mereka dengan mudah lebih mengenali suara. Selain itu, menurut Francois Thibaut, Director of the Language Workshop for Children, di New York City, Anda bisa mengajarkan mereka dengan cara memperdengarkan musik lho.

Usahakan Bunda Menciptakan Lingkungan Belajar yang Santai Untuknya

Thibaut mengatakan, cara terbaik untuk mengajarkan bahasa baru pada anak adalah dengan membiarkannya mendengarkan percakapan seseorang yang sudah lancar berbahasa tersebut. Kelak secara alami ia akan mencoba untuk bicara juga. Apalagi anak yang berusia 2 atau 3 tahun juga suka meniru apa yang mereka dengar.

Namun pastikan Bunda dan pasangan pun juga sudah fasih berbicara dengan bahasa yang ingin diajarkan pada anak ya Bun. Hal itu untuk memudahkan si kecil memahami arti dari kata-kata dan frasa yang pendek yang Bunda ucapkan.

Ajarkan Kata Demi Kata

Jika tidak ingin melakukan pelajaran formal kepada anak, Bunda bisa memperkenalkan dasar-dasar bahasa tersebut dengan menunjukkan suatu benda memiliki dua bahasa. Manfaatkan kartu-kartu permainan yang punya dua bahasa dilengkapi dengan gambar. Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan video-video tutorial untuk mengajarkan dua bahasa pada anak di YouTube. Jangan lupa untuk terus mengulang pelajaran tersebut sesering mungkin, agar anak cepat memahami.

Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mengajarkan si kecil lebih dari satu bahasa. Kunci terpenting, Bunda dapat mengajarkan si kecil belajar bahasa asing sebagai bahasa kedua setelah ia menguasai banyak kosakata dari bahasa ibu, ya Bun. Dengan begitu anak tidak kesulitan membedakan kosakata dari bahasa ibu dengan kosakata dari bahasa asing.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top