Mom Life

Begini Caranya Mengelola THR Agar Tidak Habis Begitu Saja

mengelola-thr

Halo Bunda, sudahkah menerima tunjangan hari raya (THR)? Salah satu keluhan banyak orang seusai menerima THR adalah cepat sekali habisnya. Penasaran tidak, Bun, cara bijak mengelola THR agar tidak habis begitu saja?

THR merupakan salah satu hal yang ditunggu-tunggu menjelang hari raya tiba. Namun, sayangnya, jumlah uang yang lebih banyak di rekening ketimbang bulan-bulan sebelumnya membuat diri terlena. Akibatnya dalam tempo singkat THR habis tanpa sisa. Hm, apakah Bunda termasuk kalangan yang sulit menabung dari THR?

Nah, berikut ini panduan mengelola THR agar tidak habis begitu saja untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

  1. Alokasikan Sebagian THR untuk Zakat dan Sedekah

Salah satu kewajiban umat Muslim adalah membayar zakat fitrah. Untuk keperluan itu, kita bisa mengalokasikannya dari THR yang didapat, Bun. Ingat ya, Bunda, zakat fitrah dihitungnya per kepala.

Bahkan jika hendak menunaikan zakat mal, bisa diambil pula dari uang THR yang didapat. Jangan lupa juga untuk bersedekah kepada yang kurang mampu.

Prita Ghozie, seorang financial planner, menyarankan untuk mengalokasikan 20 persen dari THR yang didapat untuk keperluan zakat dan sedekah. Demikian sarat Prita dalam MY BABY Momversity Online Talkshow bertajuk “Bijak Kelola THR Saat Pendemi”, Selasa (4/5/2021).

Bijak mengelola THR/ Foto: Canva
  1. Pos Hadiah

Di momen Ramadan dan Lebaran, pas sekali untuk memberi hadiah untuk keluarga dan orang terdekat. Kita bisa mengalokasikan 20 persen dari THR yang didapat untuk memberikan hadiah pada orang tua, keponakan, dan keluarga lainnya.

Dari pos ini, kita bisa juga memberikan THR pada orang yang bekerja pada kita. Misalnya untuk asisten rumah tangga, satpam kompleks, atau petugas kebersihan di kompleks rumah.

“Pahami kemampuan finasial kita sendiri juga ya. Untuk bagi-bagi bisa 20 persen dari THR yang diterima, tapi bisa lebih juga. Kalau memberi lebih, berarti ada yang harus dikorbankan. Lalu kita juga perlu bikin daftar siapa yang mau dikasih. Jumlah yang akan dikasih bisa mempertimbangkan kedekatan, usia, dan kebutuhan,” terang Prita.

Bijak mengelola THR/ Foto: Canva
  1. Lunasi Pinjaman dan Alokasikan untuk Dana Darurat

Dialokasikan untuk apalagi THR yang didapat? Jangan lupa bagi Bunda yang memiliki pinjaman konsumstif, bisa mengalokasikan 10 persen dari THR untuk melunasinya.

Hal penting yang harus dipikirkan adalah pengalokasian THR untuk dana darurat. Berapa yang dialokasikan? 10 Persen saja. Namun, bila tidak ada beban pelunasan pinjaman, maka alokasi dana darurat bisa ditambah hingga 20 persen.

Dana darurat ini penting sekali dimiliki, apalagi pandemi Covid-19 belum juga usai. Saat ini masih ada banyak hal yang tidak pasti, sehingga kondisi tak terduga sangat mungkin terjadi.

“Saat tidak ada pemasukan, dana darurat bisa dipakai. Karena dipakai terus, maka bisa menipis dan habis. Maka itu kalau sudah berpenghasilan lagi, bisa diisi lagi. Saat butuh dana, lebih baik pakai dana darurat ketimbang pakai pinjaman online,” terang Prita.

  1. Keperluan Lebaran

Selanjutnya, mengalokasikan maksimal 20 persen THR untuk keperluan Lebaran. Misalnya untuk keperluan membeli baju Lebaran. Hati-hati jangan sampai kalap dalam berbelanja. Sering kali THR cepat menguap karena kita impulsif dalam berbelanja.

Sebaiknya utamakan dulu membeli untuk anak karena ukuran badan mereka cepat berubah. Sedangkan untuk Bunda dan Ayah, demi penghematan, sebenarnya tidak harus selalu membeli baju baru. Kita bisa mix and match baju-baju lama untuk tampil kece di hari Lebaran.

Lebaran kali ini kita masih dilarang untuk berkumpul dan berkerumun untuk meminimalkan ledakan pandemi Covid-19. Karena itu, kita tidak perlu terlalu banyak membeli makanan untuk disajikan di Hari Fitri.

Bijak mengelola THR/ Foto: Canva
  1. Investasi

Mengingat Lebaran tahun ini tidak boleh mudik, kita dapat menyimpan untuk keperluan mudik jika suatu saat sudah dibolehkan mudik oleh pemerintah. 20 Persen dari THR bisa dialokasikan untuk keperluan ini.

Namun, bagi yang tidak mudik, agar THR tidak habis begitu saja, langsung alokasikan 20 persen untuk menambah investasi yuk, Bun. Investasi ini adalah ikhtiar mempersiapkan masa depan atau masa tua. Meski ada anak, jangan sampai kita berharap mereka akan mengurusi kebutuhan kita di masa tua. Lebih baik kita persiapkan semuanya sejak sekarang ya, Bun, sejak raga ini masih mampu.

Oh ya, jangan ngoyo juga untuk berinvestasi. Jumlah kecil tidak apa-apa, karena jika konsisten dilakukan lama-lama akan menjadi besar.

Bagaimana bila tidak ingin mengalokasikan THR untuk investasi? Sah-sah saja. Investasi adalah opsional. Bunda bisa kok mengalihkan dana investasi untuk keperluan lain seperti dana pendidikan anak, dana haji, atau untuk uang muka pembelian rumah.

THR adalah rezeki yang harus banget kita syukuri, karena tidak semua orang mendapatkannya. Untuk itu harus kita gunakan sebaik-baiknya. Harus kita ingat dalam THR itu ada hak orang lain yang dititipkan pada kita, sehingga jangan sampai membuat enggan berbagi. Namun, saat berbagi pun harus benar-benar disesuaikan dengan kemampuan ya, Bunda. Intinya, kita harus benar-benar bijak mengelola THR.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Mom Life

Banyak Diskon Jelang Lebaran, Yuk Simak Tips Bijak Belanja Online

belanja-online

Menjelang Lebaran, diskon aneka barang mulai bertebaran. Rasa-rasanya jadi ingin belanja semuanya. Eit, meski tunjangan hari raya (THR) sudah di tangan, jangan sampai bikin kita lapar mata saat belanja online ya, Bunda.

Sebelum sibuk belanja, simak dulu yuk tips bijak belanja online berikut ini.

  1. Sediakan Bujet Khusus

Ketika uang di rekening sedang berlimpah, siapa pun cenderung belanja tanpa berpikir dua kali. Apalagi jika ada iming-iming diskon atau harga promo. Wah, siapa sih yang tidak tergiur?

Nah, agar tidak belanja online secara berlebihan sehingga saldo rekening “kurus” seketika, ada baiknya Bunda mengalokasikan bujet khusus. Bujet ini tentu disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Agar tidak menggerogoti keuangan bulanan, bujet khusus belanja ini bisa Bunda simpan di dompet digital.

  1. Susun Daftar Belanja

Niatnya belanja online sandal jepit, eh saat check out ternyata ada sandal wedges dan sepatu anak di keranjang belanja. Sedianya keluar uang Rp 25 ribu saja, malah jadi Rp 500.000 yang harus dibayarkan. Ada yang pernah mengalami hal serupa, Bun?

Jika kita tidak membuat daftar belanja, risiko lapar mata lebih terbuka. Karena itu, sebaiknya sebelum membuka market place untuk belanja online, kita lihat dulu benda apa saja yang dibutuhkan. Setelah itu, baru dibuat daftar belanjanya.

  1. Tinggalkan Barang di Keranjang Belanja

Kadang kita ingin sekali membeli suatu barang. Alasannya macam-macam ya, Bun. Ada yang karena nggak ingin ketinggalan tren, atau karena tergoda dengan tampilan barang tersebut.

Prita Ghozie, seorang financial planner, menyarankan untuk delay gratification alias menunda kepuasan. Maksudnya, saat ingin sesuatu, kita jangan serta-merta membelinya. Tunda dulu kepuasan mendapatkan benda tersebut agar tidak impulsif berbelanja. Demikian sarat Prita dalam MY BABY Momversity Online Talkshow bertajuk “Bijak Kelola THR Saat Pendemi”, Selasa (4/5/2021).

Cara menundanya antara lain dengan membiarkan barang yang ingin kita beli di keranjang belanja. Seperti diketahui, saat belanja di market place, kita diberi keranjang belanja kan ya, Bun. Biarkan saja barang itu bersemayam di keranjang belanja selama satu hingga dua hari.

Dalam kurun waktu itu, kita telah memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk benar-benar mempertimbangkan urgensi pembelian barang tersebut. Jika tidak benar-benar perlu, biasanya keesokan harinya kita tidak melanjutkan transaksi barang tersebut.

Tips bijak belanja online/ Foto: Canva
  1. Value Over Price

Oke, saat ini promo barang dengan harga murah di market price ada banyak sekali. Namun, apakah barang yang ditawarkan bermanfaat untuk kita? Lalu bagaimana dengan kualitasnya, apakah cukup baik?

Prita mengingatkan untuk memegang prinsip “value over price”. Dengan mendahulukan manfaat dan kualitas ketimbang harga, akan membuat kita tidak gampang tergoda promo harga murah tapi tidak bermanfaat.

Dikutip dari laman Money Advice Service, voucher, penawaran khusus, dan penawaran cashback diciptakan untuk membuat kita berbelanja lebih banyak, bukan lebih sedikit. Alih-alih berhemat karena harga promo, tapi kita malah keluar uang lebih banyak.

Karena itu, penting memahami perbedaan apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan. Kita harus ingat, Bun, untuk tidak membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan hanya karena ada harga promo.

  1. Jangan Pinjam Uang untuk Belanja

Pinjam uang untuk belanja? Hm, sebaiknya jangan dilakukan ya, Bunda. Alasannya jika kita pinjam uang atau terlilit utang kartu kredit untuk belanja, maka kita harus membayar bunganya.

Ketimbang meminjam uang, sebaiknya pakai cara menabung saja untuk membeli sesuatu. Dengan begitu kita tidak membebani orang lain dan diri sendiri. Cara ini sekaligus mengajarkan diri sendiri untuk membeli barang yang dibutuhkan saja.

Nah, itu dia berbagai tips bijak yang bisa Bunda terapkan saat belanja online. Intinya, kita harus mampu mengendalikan diri agar keuangan bulanan tidak berantakan.

Referensi:

Money Advice Service. Top Money-saving Tips to Help You Shop Smarter. https://www.moneyadviceservice.org.uk/en/articles/smarter-shopping—tips-and-tricks-to-save-money-when-shopping Diakses pada 6 Mei 2021.

IFEC. Control Your Online Shopping. https://www.ifec.org.hk/web/en/young-adults/tertiary-student/control-your-online-shopping.page

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top