Bagi seorang wanita yang sudah berstatus istri dan sedang mengupayakan kehamilan, maka penting untuknya mengetahui cara menggunakan test pack yang benar. Kenapa? Ini karena banyak faktor yang membuat hasil tes bisa saja tidak akurat, entah lantaran kesalahan cara pakai, maupun penggunaannya di waktu yang tak tepat. Untuk itu, yuk Bun simak ulasan dan tips-tipsnya supaya Bunda tahu cara menggunakan test pack yang tepat.
Test Pack itu Apa?
Pertama, ketahui dulu apa itu test pack. Ya, Bun, test pack merupakan alat pendeteksi hormon kehamilan yakni Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang biasanya terdapat di dalam urin ibu yang sedang mengandung. Hormon HCG ini diproduksi oleh plasenta yang mulai berkembang di dinding rahim setelah terjadinya pembuahan pada sel telur oleh sel sperma di tuba falopi, yang kemudian menuju rongga rahim dan menempel di dinding rahim.
Nah, jumlah hormon HCG ini biasanya akan meningkat dua kali lipat setiap dua hingga tiga hari pertama pada minggu pertama kehamilan. Jadi, biasanya yang membuat hasil tes tidak akurat lantaran jumlah hormon HCG dalam tubuh masih terlalu sedikit.
Jenis Test Pack yang Perlu Bunda Ketahui
Test pack biasanya dijual bebas di apotek atau supermarket. Umumnya terdapat dua jenis test pack yaitu:
Test Pack Strip atau Dip Stick
Alat tes kehamilan berupa strip plastik yang dapat direndam dalam sampel urine. Di salah satu ujung strip atau dip stick bertanda khusus akan berubah warna jika ditemukan hormon HCG dalam tubuh Bunda yang berarti Bunda sedang hamil. Cara menggunakan test pack jenis ini adalah dengan memasukan urine ke dalam wadah, lalu celupkan strip tersebut ke dalam wadah dan tunggu 5 hingga 10 detik sampai strip menunjukkan warna atau simbol yang tertera.
Test Pack dengan Alat Strip dan Wadah Urine
Penggunaannya bisa dua cara, dengan meletakkan alat tes ke dalam wadah yang sudah terisi urine atau bisa juga dengan meneteskan 5 hingga 6 tetes urine Anda ke alat tersebut. Area pada alat tes akan berubah warna jika ditemukan hormon HCG yang berarti Bunda hamil.
Tips dan Cara Menggunakan Test Pack yang Benar
Periksa tanggal kedaluarsa pada produk alat test pack yang Anda beli. Jangan gunakan test pack yang kedaluarsa, karena kinerja bahan kimia dalam test pack yang sudah kedaluarsa bisa saja memberikan hasil yang tidak akurat.
Karenanya, biasakan membaca petunjuk penggunaan test pack yang tertera di kemasan produk ya Bun. Apalagi umumnya setiap produk memiliki petunjuk penggunaan yang berbeda-beda. Bahkan ada jenis test pack yang perlu disimpan di dalam lemari pendingin sebelum digunakan. Selain itu Bunda juga perlu mempersiapkan diri sebelum menggunakan test pack, seperti membatasi aktivitas fisik atau olahraga, serta menghindari makanan tertentu.
Mengutip dari Alodokter, Bunda dianjurkan melakukan tes dengan alat ini di pagi hari, yakni dengan sampel urine pertama atau ketika Bunda buang air kecil pertama kali di pagi hari setelah tidur malam. Urine di pagi hari ini akan memberikan hasil tes yang paling akurat.
Yang perlu Bunda ketahui, peningkatan kadar hormon HCG seseorang sangat bervariasi, Bun. Bahkan adakalanya kadar hormon masih terlalu rendah sekalipun sudah sehari mengalami terlambat menstruasi. Beragam produk test pack yang dijual di pasaran memiliki kemampuan mendeteksi tingkat HCG rendah yang bervariasi.
Namun untuk hasil paling akurat, gunakan test pack satu hingga dua minggu setelah terlambat menstruasi ya Bun, apalagi semua produk test pack di pasaran mengklaim dapat mendeteksi kehamilan dengan akurasi 99 persen bila tes dilakukan ketika Bunda sudah terlamban menstruasi.
Tapi jika Bunda mengalami gejala atau tanda awal kehamilan, namun hasil test pack masih menunjukkan hasil negatif, Bunda dapat melakukan tes ulang beberapa hari setelahnya. Selain itu, Bunda tidak disarankan mengonsumsi obat-obatan dan melakukan hal-hal berisiko, seperti merokok dan minum minuman beralkohol, hingga mendapatkan kepastian Bunda hamil atau tidak.
Jika hasil test pack menunjukkan positif hamil, Bunda bisa menunjukkan hasil test pack tersebut ke dokter kandungan untuk kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kehamilan Bunda. Dokter bisa menyarankan tes darah untuk mengetahui dan memastikan kehamilan Bunda.
Ketika hamil, perkembangan janin tentu menjadi hal yang bikin Bunda penasaran. Sudah sebesar apa si kecil dalam kandungan? Kemampuan apa yang sudah dimilikinya? Melihatnya melalui layar saat pemeriksaan USG pun selalu ditunggu-tunggu.
Memasuki trimester kedua, biasanya tubuh sudah beradaptasi lebih baik dengan hadirnya janin. Ketidaknyamanan yang kerap dikeluhkan di trimester pertama semakin jauh berkurang. Mual dan muntah yang umum dirasakan di awal kehamilan pun mulai jarang muncul.
Bisa dibilang trimester kedua adalah saat hamil yang paling nyaman. Tak heran banyak ibu hamil yang melakukan babymoon di masa ini.
Nah, informasi kali ini akan membahas seluk-beluk perkembangan janin pada trimester kedua kehamilan. Penasaran? Yuk, intip penjelasannya berikut ini!
Perkembangan Janin per Minggu di Trimester Kedua
Umumnya kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu. Minggu-minggu ini terbagi dalam tiga trimester. Nah, trimester kedua dimulai dari minggu 13 hingga minggu 27 masa kehamilan.
Pada masa ini, janin tumbuh lebih besar dan lebih kuat. Menurut American Pregnancy Association, janin akan mencapai panjang 355,6 milimeter dan bobot lebih dari 907 gram pada akhir trimester kedua.
Fitur wajah janin akan mulai terbentuk di bulan-bulan ini. Bunda pun mulai dapat merasakan pergerakan dalam rahim, seperti saat janin berbalik dan berputar. Selain itu, pada trimester kedua, jenis kelamin janin juga sudah mulai terlihat lebih jelas.
Yuk simak penjelasan selengkapnya mengenai tahap-tahap perkembangan janin di trimester kedua, dari awal hingga akhir.
Minggu ke-13 Kehamilan
Memasuki 13 minggu kehamilan atau 11 minggu setelah pembuahan, janin mulai memproduksi urine dan mengeluarkannya ke dalam cairan amniotik yang mengelilinginya. Janin juga akan menelan sebagian cairan amniotik.
Pada fase ini, kulit janin masih tipis dan transparan, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda menebal. Tulang-tulang yang menjadi kerangka tubuh bayi akan mulai mengeras, terutama tulang panjang dan tempurung kepala.
Minggu ke-14 Kehamilan
Berikutnya, memasuki 14 minggu kehamilan, leher janin akan terbentuk lebih kompleks. Sel darah merah juga terbentuk pada limpa fetus. Jenis kelamin bisa dilihat di minggu ini atau minggu selanjutnya.
Pada minggu 14, panjang bayi bisa mencapai 87 milimeter, mulai dari pucuk kepala hingga pantat. Beratnya diperkirakan mencapai 45 gram.
Minggu ke-15 Kehamilan
Pada 15 minggu kehamilan atau 13 minggu setelah pembuahan, pertumbuhan janin menjadi lebih pesat. Perkembangan tulang berlanjut dan dapat dilihat menggunakan pemindaian ultrasonik. Pola rambut di kulit kepala janin juga mulai terbentuk di minggu ini.
Minggu ke-16 Kehamilan
Masuk ke minggu ke-16, kepala janin mulai terangkat. Matanya pun mulai bergerak secara perlahan. Telinga janin saat ini mendekati posisi akhir. Selain itu, mata janin menjadi sensitif terhadap cahaya walau dalam kondisi tertutup.
Pada masa ini, kulit janin akan terus menebal. Pergerakan lengan saat minggu ke-16 menjadi lebih terkoordinasi dan bisa dicek saat pemeriksaan ultrasonik (USG). Namun, gerakan ini masih terlalu pelan untuk dirasakan oleh sang ibu.
Pada fase minggu ke-16 kehamilan, bobot janin menjadi sekitar 110 gram. Sedangkan panjang dari pucuk kepala hingga pantat mencapai 120 milimeter.
Minggu ke-17 Kehamilan
Minggu ke-17 kehamilan atau minggu ke-15 setelah masa pembuahan merupakan waktu kuku kaki janin berkembang. Selain itu, janin menjadi lebih aktif dalam kantung amniotik. Ia akan lebih sering berbalik dan berguling. Denyut jantungnya memompa sekitar 110 sampai 160 detak per menit.
Minggu ke-18 Kehamilan
Saat masuk ke minggu ke-18 kehamilan atau minggu ke-16 sesudah masa pembuahan, telinga janin mulai membuka di sisi kepala. Janin kemungkinan mulai dapat mendengar suara. Tak hanya itu, janin juga mulai bisa menguap.
Mata janin juga mulai menatap ke depan. Kemudian, sistem pencernaannya sudah mulai bekerja. Panjang janin, mulai ujung kepala hingga pantat, sekitar 140 milimeter dan bobotnya mencapai 200 gram.
Minggu ke-19 Kehamilan
Masuk ke minggu ke-19 kehamilan atau 17 minggu sesudah pembuahan, pertumbuhan janin akan melambat dibanding sebelumnya. Lapisan lengket dan mirip seperti keju, vernix caseosa, mulai membalut tubuh janin.
Kulitnya sangat rapuh dan bisa terkena pengaruh abrasi, pengerasan, dan pecah-pecah akibat paparan cairan amniotik. Saat inilah vernix caseosa menjalankan peran untuk melindungi kulit bayi. Tak hanya itu, apabila janin berjenis kelamin perempuan, rahim dan saluran vagina akan terbentuk.
Minggu ke-20 Kehamilan
Minggu ke-20 adalah masa pertengahan jalan kehamilan atau minggu ke-18 setelah pembuahan. Ukuran janin pada minggu ini mencapai 160 milimeter, dari pucuk kepala sampai bokong. Sementara itu, beratnya sekitar 320 gram.
Gerakan janin pada fase ini mulai dirasakan lebih jelas oleh sang ibu dan terasa lebih cepat. Janin akan berkali-kali tidur dan bangun. Ia bisa jadi terbangun akibat pergerakan Bunda atau suara berisik dari luar.
Minggu ke-21 Kehamilan
Minggu ke-21 kehamilan atau ke-19 sesudah masa pembuahan, janin mulai terbalut secara keseluruhan oleh lanugo, yakni rambut-rambut halus yang tumbuh di tubuh fetus. Lanugo membantu menopang vernix caseosa pada kulit.
Tak hanya itu, refleks mengisap pada janin mulai berkembang. Janin akan mulai mengisap ibu jari tangannya sendiri. Saat USG dilakukan, cobalah Bunda perhatikan baik-baik. Siapa tahu mendapati si kecil yang sedang mengisap jempolnya.
Minggu ke-22 Kehamilan
Memasuki minggu ke-22 kehamilan atau ke-20 sesudah masa pembuahan, rambut dan bulu mata bayi mulai tampak. Selain itu, lemak kecokelatan, yaitu sebagai pusat penghasil panas, juga terbentuk.
Bobot janin berkisar 460 gram dan panjangnya mencapai 190 milimeter. Untuk janin berjenis kelamin laki-laki, testis sudah mulai berkembang.
Minggu ke-23 Kehamilan
Gerakan mata janin mulai gesit di minggu ke-23 kehamilan atau minggu ke-21 setelah masa pembuahan. Pada telapak kaki dan telapak tangannya, mulai terbentuk pola-pola yang nantinya akan menjadi fondasi untuk sidik jari. Janin akan mulai cegukan dan mengakibatkan gerakan menyentak-nyentak.
Minggu ke-24 Kehamilan
Pada masa minggu ke-24 kehamilan atau ke-22 sesudah masa pembuahan, kulit janin mulai mengeriput dan terang. Kemudian, kulit menjadi berwarna merah atau merah muda akibat darah yang terlihat di kapiler. Panjang janin menjadi 210 milimeter dan bobotnya mencapai 630 gram.
Minggu ke-25 Kehamilan
Selanjutnya, memasuki minggu ke-25 kehamilan atau minggu ke-23 setelah pembuahan. Janin kemungkinan akan mampu merespons suara yang familier, seperti suara sang ibu, dengan gerakan.
Kemudian, saat tertidur, janin mulai melakukan gerakan mata cepat atau rapid eye movement. Jadi, matanya akan bergerak-gerak secara gesit meskipun kelopak mata sedang tertutup.
Minggu ke-26 Kehamilan
Saat memasuki minggu ke-26 kehamilan atau minggu ke ke-24 sesudah pembuahan, janin mulai menghasilkan surfaktan. Zat inilah yang membuat kantung udara dalam paru-paru mengembang.
Selain itu, surfaktan juga melindungi agar paru-paru tidak hancur atau menempel satu sama lain saat mengempis. Kini janin sudah sepanjang 230 milimeter dan bobotnya mencapai 820 gram.
Minggu ke-27 Kehamilan
Minggu ini merupakan fase terakhir dari trimester kedua. Minggu ke-27 kehamilan atau minggu ke-25 setelah masa pembuahan, sistem saraf janin berkembang menuju kematangan. Selain itu, berat badan janin mulai bertambah karena lemak. Lemak inilah yang menjadikan kulit janin tampak lebih lembut.
Perubahan Tubuh Saat Hamil Trimester Kedua
Perhatian dengan pengaruh perkembangan janin terhadap tubuh dapat membantu Bunda dalam persiapan yang lebih baik. Pada trimester kedua, tubuh wanita terus mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan janin di dalam rahim mengalami perkembangan dan pertumbuhan hampir setiap hari. Itu artinya, perut makin membesar dan muncul perubahan-perubahan lain, baik secara psikis maupun hormon.
Apa saja perubahan yang dimaksud? Berikut penjelasannya.
Perubahan pada Payudara
Pada trimester kedua, payudara kemungkinan tidak seempuk saat trimester pertama. Namun, payudara akan terus mengalami pertumbuhan.
Fase pertumbuhan ini menyebabkan kelenjar susu membesar dan menyimpan lemak. Perubahan inilah yang menjadi persiapan seorang ibu untuk menyusui.
Selain itu, Bunda mungkin menyadari adanya perubahan warna menjadi gelap di sekitar puting. Terdapat pula semacam benjolan-benjolan kecil di sekelilingnya.
Benjolan tersebut merupakan kelenjar yang memproduksi substansi berminyak supaya puting terhindar dari kekeringan. Kolostrum, zat cair berwarna kuning, juga kemungkinan mulai keluar dari puting.
Perubahan pada Kulit
Sebagian area kulit bisa jadi mengencang selama perubahan tubuh. Serat elastis tepat di bawah kulit dapat terkoyak. Inilah yang membuat munculnya guratan-guratan pada kulit yang berlekuk, atau biasa disebut sebagai gurat peregangan (stretch mark).
Gurat peregangan umumnya berada pada area perut dan payudara. Tidak semua wanita hamil memiliki gurat peregangan, tetapi hal ini lumrah dialami. Sayangnya, tidak ada cara untuk benar-benar mencegah pembentukan gurat peregangan.
Namun, menjaga berat badan agar tidak berlebihan bisa menjadi ikhtiar mencegah stretch mark. Selain itu, menjaga agar kulit tetap lembap bisa mengurangi rasa gatal dari gurat peregangan. Setelah kehamilan, guratan-guratan ini akan memudar dan tidak begitu tampak.
Ada perubahan kulit lain yang dapat terjadi. Misalnya, rasa kering dan gatal pada perut. Lalu, kulit menjadi lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari. Artinya, kulit lebih mudah tersengat dan terbakar. Selain itu, terdapat garis hitam di tengah perut, tepatnya mulai dari pusar hingga bulu kemaluan. Muncul pula melasma pada wajah yang sering disebut dengan “topeng kehamilan”.
Perubahan pada Tubuh
Tubuh wanita hamil berubah dengan cepat untuk beradaptasi dengan pertumbuhan janin. Anda bisa jadi mengalami beberapa perubahan tubuh, seperti
sakit punggung, panggul, dan pinggul.
Punggung akan merasakan sakit akibat menopang perut yang semakin membesar. Selain itu, pinggul dan panggul juga mulai terasa nyeri saat hormon kehamilan merelaksasi ligamen yang menopang tulang-tulang sebagai persiapan melahirkan bayi.
Nyeri pada Kaki
Kram kaki dapat terjadi, terutama ketika Anda terlelap. Hal ini berkaitan dengan tekanan yang diperoleh dari perkembangan janin sehingga mengenai saraf dan pembuluh darah yang menuju kaki. Oleh karena itu, pastikan Bunda tidur menyamping dan hindari posisi telentang.
Kondisi kaki lain seperti trombosis vena dalam dapat menjadi masalah serius. Trombosis vena dalam ialah darah yang membeku dan terbentuk di pembuluh vena sehingga mengakibatkan rasa sakit dan bengkak pada satu kaki. Apabila mengalami gejala tersebut, segera hubungi dokter.
Nyeri Perut
Ligamen dan otot yang menopang rahim akan berkontraksi saat rahim berkembang. Proses ini yang kerap kali menyebabkan kram dan nyeri ringan di sekitar perut.
Gigi renggang
Hormon kehamilan pun dapat memengaruhi tulang dan ligamen di dalam mulut. Perubahan ini akan membuat gigi goyang. Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena kondisi tersebut hanya terjadi pada masa kehamilan dan akan kembali seperti semula.
Jika mengalami gusi bengkak atau berdarah, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan. Gejala ini bisa menjadi tanda-tanda penyakit periodontal.
Sudah sejak lama penyakit periodontal berkaitan erat dengan kelahiran prematur dan bobot bayi di bawah rata-rata. Waktu trimester kedua adalah momen paling tepat untuk melakukan perawatan gigi.
Bengkak pada Pergelangan Kaki, Tangan, dan Wajah
Bagian ini bisa saja mengalami pembengkakan selama trimester kedua. Ini terjadi karena tubuh menahan lebih banyak cairan untuk janin. Selain itu, sirkulasi darah pun menjadi lebih lambat.
Panas Dalam
Pada trimester kedua, panas dalam bisa jadi muncul atau malah memburuk. Perkembangan rahim menekan perut sehingga makanan dan asam di dalamnya dapat naik secara paksa ke esofagus. Inilah yang menyebabkan gejala panas dalam.
Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi Braxton Hicks, atau yang juga dikenal sebagai kontraksi palsu, merupakan kondisi penegangan pada otot-otot rahim. Gejala ini merupakan salah satu cara agar rahim bersiap-siap dengan kontraksi asli dan proses melahirkan. Selain itu, perut jadi terasa tegang dan keras selama kontraksi Braxton Hicks sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.
Kondisi ini terjadi secara acak dan akan menghilang setelah beberapa menit. Hubungi dokter kandungan jika kontraksi tersebut menjadi sering dan menyakitkan. Bisa jadi ini merupakan tanda-tanda kelahiran prematur.
Gusi Berdarah, Mimisan, dan Hidung Tersumbat
Mengapa bisa terjadi? Hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke membran mukosa pada hidung dan mulut.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi di masa trimester kedua bisa saja terjadi. Perubahan hormon memperlambat aliran urine dan kandung kemih tidak benar-benar kosong karena rahim yang membesar terus mendorongnya.
Infeksi saluran kemih yang tidak segera ditangani dapat memicu kelahiran prematur. Jadi, periksakan ke dokter jika Bunda merasakan gejalanya. Tanda-tanda infeksi saluran kemih, antara lain, rasa ingin buang air kecil lebih sering, bau tak sedap atau keluar darah pada urine, dan sensasi panas saat kencing.
Pemeriksaan Penting Saat Trimester Kedua
Di trimester kedua ini, dokter akan mulai melakukan pemeriksaan singkat terhadap fisik Bunda. Kemudian, berat badan dan tekanan darah pada ibu hamil juga akan dicek. Poin-poin lain yang diperiksa, misalnya, ukuran perut, tinggi fundus, denyut jantung janin, pembengkakan, edema, kadar protein urine, dan kadar gula urine.
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Bunda dan keluarga serta suplemen atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Setelah itu, dokter biasanya akan menanyakan pergerakan janin, pola tidur, ada atau tidaknya gejala kelahiran prematur, diet, pemakaian vitamin pranatal, atau gejala preeklamsia.
Bunda bisa mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan pada dokter sebelum berkunjung untuk pemeriksaan. Berikutnya, pastikan untuk menemui dokter kandungan segera jika mengalami gejala-gejala tak biasa. Misalnya, vagina berdarah, meriang, demam, muntah-muntah, nyeri perut, pandangan kabur, pusing akut, serta keluar cairan tak biasa pada vagina.
Bagaimana? Sudah mendapatkan gambaran jelas tentang perkembangan janin di trimester kedua? Perkembangan yang menakjubkan di dalam rahim wanita hamil ini diharapkan mampu mendorong Bunda untuk melakukan yang terbaik sebagai calon orang tua. Misalnya, mengonsumsi makanan dan minuman kaya nutrisi, berolahraga khusus ibu hamil, serta mencukupkan kebutuhan istirahat.
Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan tepercaya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan. Salam sehat selalu untuk Bunda dan si kecil.
Setelah mengetahui ciri-ciri hamil muda, Bunda perlu membuat janji temu dengan dokter spesialis kandungan. The American Pregnancy Association merekomendasikan ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter setidaknya 8 minggu sejak periode menstruasi terakhir.
Dengan memulai perawatan sejak awal lewat pengawasan dokter, kesehatan Bunda dan si kecil di dalam kandungan akan terpantau dengan baik. Dari spesialis kandungan, Bunda bisa mendapatkan berbagai informasi terkait kondisi kehamilan, seperti:
Mengetahui HPL.
Mengetahui berbagai faktor risiko kehamilan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan, penyakit keturunan atau usia.
Riwayat kesehatan keluarga.
Jadwal perawatan pra kelahiran terbaik.
Seberapa Sering Memeriksakan Kehamilan?
Pada kunjungan pertama, dokter mungkin akan memberitahu seberapa sering sebaiknya Bunda memeriksakan diri ke dokter. Untuk kehamilan yang sehat dan aman, rekomendasi waktu kunjungan ke dokter sebaiknya dilakukan pada:
Minggu ke-4 sampai minggu ke-28 dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sekali dalam sebulan.
Minggu ke-28-36 dianjurkan untuk melakukan kunjungan ke dokter setiap dua minggu sekali.
Minggu ke 36-40 dianjurkan untuk memeriksakan kandungan setiap minggu.
Meskipun sibuk, pastikan untuk memenuhi anjuran jadwal kunjungan yang diberikan oleh dokter. Melakukan perawatan pra kelahiran sangat penting untuk kesehatan Bunda dan si kecil.
Ketika seorang ibu tidak mendapatkan perawatan pra kelahiran, bayi berisiko tiga kali lebih tinggi lahir dengan berat badan rendah. Melalui pemeriksaan berkala, dokter bisa menemukan berbagai masalah sejak dini. Dengan demikian, langkah penanganan bisa dilakukan. Hal ini adalah kunci untuk menjalani kehamilan sehat.
Kondisi yang Mengharuskan Pemeriksaan Kandungan Lebih Sering
Rekomendasi terkait frekuensi pemeriksaan kandungan sifatnya tidak tetap. Dokter biasanya memiliki pertimbangan tersendiri. Semua tergantung pada kondisi Bunda dan janin yang dikandung.
Ada beberapa faktor risiko yang mungkin mengharuskan Bunda lebih sering melakukan pemeriksaan antara lain:
1. Berusia 35 Tahun atau Lebih
Sebenarnya kebanyakan wanita usia 30-an sampai 40-an melahirkan bayi yang sehat. Namun wanita yang berusia di atas 35 tahun punya risiko lebih besar mengalami masalah dalam kehamilan termasuk kondisi cacat lahir pada bayi yang dikandung.
2. Memiliki Masalah Kesehatan Sebelum Hamil
Jika Bunda punya kondisi medis khusus, termasuk diabetes atau tekanan darah tinggi, kondisi kehamilan perlu dikelola dengan cermat. Hal ini dilakukan agar tidak berpengaruh pada kesehatan janin. Masalah kesehatan lain yang juga memerlukan penanganan khusus saat hamil adalah asma, lupus, anemia, dan obesitas
3. Memiliki Masalah Kesehatan yang Muncul Saat Hamil
Selama kunjungan pra kelahiran yang Bunda lakukan, dokter akan mencari tahu komplikasi yang mungkin terjadi di masa kehamilan seperti preeklamsia (tekanan darah tinggi yang terjadi selama masa kehamilan) atau diabetes gestasional (diabetes yang dialami seorang wanita hanya dia masa kehamilan saja). Jika Bunda mengalami salah satu dari masalah kesehatan ini, dokter mungkin akan menganjurkan pemeriksaan yang lebih sering
4. Ada Risiko Kelahiran Prematur
Jika sebelumnya Bunda punya riwayat persalinan prematur atau ada tanda-tanda akan melahirkan prematur, dokter kandungan perlu melakukan pengawasan lebih ketat.
Dengan mengunjungi dokter secara rutin untuk perawatan pra kelahiran, Bunda akan merasa lebih nyaman. Bunda bisa mengetahui kondisi kesehatan bayi dan melakukan pencegahan untuk risiko-risiko yang tidak diinginkan.
Itulah ulasan lengkap terkait ciri-ciri hamil muda dan berbagai hal yang perlu diketahui di awal masa kehamilan. Sambut kelahiran dengan persiapan terbaik agar Bunda dan si kecil sehat selalu.
Selain memeriksakan diri ke dokter, menggunakan alat tes kehamilan adalah cara untuk memastikan kehamilan. Namun sebelum melakukan pemeriksaan, Bunda perlu tahu ciri-ciri hamil muda yang bisa diamati.
Dengan mengamati tanda-tanda awal ini, Bunda bisa menentukan langkah lanjutan yang akan ditempuh. Yuk simak informasi selengkapnya.
Ciri-ciri Umum Hamil Muda yang Sering Tak Disadari
Terkadang seorang perempuan tidak sadar dirinya sedang hamil. Utamanya di awal-awal kehamilan. Nah, berikut ini beberapa ciri-ciri hamil muda yang paling umum.
Menstruasi yang Terlewat
Jika Bunda berada di usia subur dan mengalami keterlambatan menstruasi selama seminggu atau lebih, bisa jadi Bunda hamil. Namun tanda ini bisa jadi tidak valid jika siklus menstruasi tidak teratur.
Payudara Terasa Lembut dan Bengkak
Di awal kehamilan, perubahan hormonal bisa menyebabkan payudara menjadi sensitif dan terasa sakit. Payudara akan membengkak atau lebih besar, namun teraba lembut. Kondisi ini kadang disalahartikan sebagai tanda akan datangnya menstruasi.
Ketidaknyamanan ini biasanya akan berkurang setelah beberapa minggu. Hal ini dikarenakan tubuh sudah menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal yang ada
Mual dengan atau Tanpa Disertai Muntah
Morning sickness bisa menyerang kapan saja, baik siang atau malam. Biasanya kondisi ini terjadi dalam satu bulan pertama setelah hamil.
Namun, sebagian wanita tidak mengalami mual sama sekali. Meskipun penyebab mual ini tidak jelas, namun ada dugaan hormon kehamilan yang berperan.
Kendati mengalami mual dan muntah, hal ini sering tak disadari sebagai ciri-ciri hamil muda. Salah makan atau masuk angin terkadang jadi kondisi yang diduga melatarbelakanginya.
Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil
Ciri-ciri hamil muda yang selanjutnya adalah meningkatnya frekuensi buang air kecil. Selama masa kehamilan, jumlah darah di dalam tubuh meningkat. Akibatnya, ginjal memproses cairan lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan juga semakin banyak.
Seorang perempuan terkadang tidak menyadari peningkatan frekuensi buang air kecil adalah ciri-ciri kehamilan. Terlalu banyak minum dituding sebagai penyebab dirinya kerap buang air kecil.
Kelelahan
Kelelahan juga merupakan gejala kehamilan yang paling banyak dialami oleh wanita di awal-awal trimester pertama. Di masa-masa ini, kadar hormon progesteron melonjak dan membuat Bunda mudah mengantuk.
Namun, terkadang kelelahan tidak diterjemahkan seseorang sebagai ciri-ciri kehamilan. Banyaknya aktivitas dan kurang tidur dianggap penyebab munculnya rasa lelah ini.
Emosi yang Kurang Stabil
Perubahan hormon dalam tubuh di awal masa kehamilan bisa membuat Bunda menjadi emosional dan cengeng. Hal ini juga diikuti dengan perubahan suasana hati. Tidak banyak yang menyangka ketidakstabilan emosi menjadi pertanda awal kehamilan.
Kembung
Perubahan hormon selama masa kehamilan juga dapat menyebabkan Bunda merasa kembung. Rasanya mirip dengan yang Bunda rasakan di awal periode menstruasi. Tak heran jika ciri-ciri hamil muda ini diartikan sebagai pertanda datangnya menstruasi.
Muncul Flek
Flek atau bercak darah ringan adalah salah satu tanda pertama kehamilan. Kondisi ini dikenal dengan nama perdarahan implantasi.
Hal ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim, sekitar 10 sampai 14 hari setelah pembuahan. Perdarahan implantasi terjadi mendekati waktu menstruasi, sehingga kerap disangka menstruasi. Namun begitu, tidak semua wanita mengalami perdarahan implantasi.
Kram
Beberapa wanita mengalami kram rahim ringan di awal masa kehamilan. Mengingat tidak semua perempuan hamil mengalaminya, ciri-ciri hamil muda ini juga sering terabaikan.
Sembelit
Perubahan hormon saat hamil menyebabkan sistem pencernaan melambat sehingga mengakibatkan sembelit. Akan tetapi, sembelit lagi-lagi sering bukan dianggap tanda kehamilan. Kurang minum atau kurang makan serat sering dianggap sebagai satu-satunya faktor penyebab.
Kehilangan Selera Makan
Saat hamil, seseorang mungkin akan menjadi lebih sensitif terhadap bau tertentu. Bahkan indra perasanya juga mungkin berubah. Seperti kebanyakan gejala lainnya, perubahan selera makan ini juga berhubungan dengan perubahan hormonal.
Hidung Tersumbat
Peningkatan kadar hormon dan produksi darah saat hamil dapat menyebabkan selaput lendir di hidung membengkak, mengering dan mudah berdarah. Ini bisa menyebabkan efek hidung tersumbat atau meler. Alih-alih diyakini sebagai gejala hamil, kondisi ini malah ditengarai pertanda sakit.
Nah, jika Bunda mengalami beberapa tanda yang telah disebutkan, yuk coba lakukan tes kehamilan mandiri di rumah. Jika test pack kehamilan menunjukkan hasil positif, segera lakukan pemeriksaan lanjutan. Semakin cepat kehamilan dipastikan, semakin cepat pula Bunda bisa memulai perawatan pra kelahiran.
Cara Menggunakan Alat Tes Kehamilan
Test pack kehamilan yang biasa dijual di apotek biasanya menguji kandungan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dalam urine. HCG hanya akan diproduksi oleh tubuh jika sel telur yang sudah dibuahi menempel ke lapisan rahim.
Ada beberapa cara pengujian kehamilan menggunakan sampel urine, tergantung pada jenis alat tes kehamilan yang digunakan. Cara umum melakukan tes kehamilan adalah sebagai berikut:
Kumpulkan urine dalam wadah, lalu celupkan ujung stick penguji ke dalamnya.
Kumpulkan urine dalam wadah, kemudian gunakan alat tetes untuk memindahkan beberapa tetes cairan ke area yang disediakan pada test pack.
Setelah waktu tunggu yang disarankan habis, tes akan menampilkan hasilnya dengan berbagai bentuk (tergantung jenis test pack-nya) antara lain:
Perubahan warna pada ujung stick
Simbol garis
Simbol plus atau minus
Kata “Pregnant” atau “Not Pregnant”.
Waktu Paling Tepat Menggunakan Alat Tes Kehamilan
Apakah Bunda pernah merasakan gejala hamil tapi test pack negatif? Mungkin ada juga Bunda yang bertanya-tanya telat haid tiga hari apakah sudah bisa test pack. Waktu untuk test pack memang berpengaruh pada hasilnya.
Nah, berikut ini beberapa hal yang sebaiknya Bunda ketahui tentang waktu paling tepat menggunakan alat tes kehamilan.
Gunakan Alat Tes Kehamilan di Pagi Hari
Urine yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari adalah yang paling baik digunakan untuk menguji kehamilan. Alasannya, konsentrasi hormon HCG yang terdapat di urine pagi hari paling tinggi dibanding waktu-waktu lainnya.
Lakukan Tes Kehamilan Saat Terlambat Menstruasi
Saat seseorang hamil, tubuh memerlukan waktu untuk memproduksi jumlah HCG yang bisa dideteksi oleh alat penguji kehamilan. Biasanya butuh waktu antara 7 sampai 12 hari setelah implantasi sel telur berhasil.
Kadar HCG akan meningkat dua kali lipat setiap dua hari sekali di awal-awal masa kehamilan. Semakin lama durasi keterlambatan menstruasi, semakin mudah bagi test pack untuk mendeteksi kehamilan.
Jika tes dilakukan terlalu cepat, kemungkinan hasilnya tidak akurat. Menurut Cleveland Clinic, sebagian besar tes memiliki tingkat efektivitas 99 persen jika dilakukan setelah terlambat menstruasi.
Bunda sebaiknya menunggu sampai menstruasi terlambat seminggu untuk melakukan tes agar hasilnya lebih akurat. Jika tidak ingin berpatokan pada keterlambatan menstruasi, Bunda setidaknya menunggu satu sampai dua minggu setelah berhubungan seksual.
Jika Bunda masih belum yakin dengan hasil alat tes kehamilan, silakan lakukan pengujian lagi. Bunda bisa memilih 2 atau 3 jenis test pack yang berbeda, buka kemasannya, lalu ikuti instruksi pemakaian yang dianjurkan untuk melihat hasilnya.
Cara Menghitung Usia Kehamilan
Setelah melakukan tes kehamilan, yang pertama kali muncul di benak banyak wanita adalah: “Sudah berapa minggu usia kehamilan saya?” Selain mengetahui ciri-ciri hamil muda, mengetahui usia kehamilan sangat penting untuk mengetahui HPL (Hari Perkiraan Lahir) sekaligus mengetahui perkembangan janin dari waktu ke waktu.
Ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan yakni:
1. Periode Menstruasi Terakhir
Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) sebagai acuan adalah hal yang paling umum dilakukan. Ini cocok digunakan bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi 28 hari.
Contoh ilustrasi:
Bunda mengalami menstruasi terakhir pada tanggal 19 November 2020. Maka perhitungannya adalah:
(HPHT + 7), (bulan terakhir haid – 3), (tahun terakhir haid + 1)
Hasilnya:
(19+7), (11-3), (2020+1) = 26, 8, 2021. Artinya, HPL Bunda adalah tanggal 26 Agustus 2021.
Dari ilustrasi dan rumus ini Bunda juga bisa mengetahui bahwa usia kehamilan bertambah per tanggal 26. Dengan demikian, pada tanggal 26 Desember 2020 usia kehamilan Bunda adalah 6 minggu.
2. Ultrasonografi (USG)
Selama masa kehamilan, tentunya Bunda akan melakukan tes USG. Dengan tes ini, penyedia jasa kesehatan bisa memeriksa dan memantau perkembangan janin.
USG juga menjadi cara paling akurat untuk mengetahui usia kandungan. Selain lebih akurat, metode ini sangat berguna jika Bunda tidak ingat kapan tanggal menstruasi terakhir atau jika siklus menstruasi tidak teratur.
Bisakah HPL Berubah?
Selama perawatan pra kelahiran, dokter atau bidan akan memonitor perkembangan kehamilan. Bunda tidak perlu khawatir jika HPL ternyata berbeda dengan tanggal persalinan.
Faktanya, kebanyakan bayi lahir tidak tepat pada HPL. Setiap kehamilan unik dan hanya sedikit persentase yang menunjukkan bayi lahir tepat pada tanggal hari perkiraan lahir. Bayi biasanya lahir antara minggu ke-38 sampai minggu ke-42 kehamilan.
Jika si kecil lahir lebih cepat dari yang seharusnya, dokter akan memberikan saran-saran tentang apa saja yang dibutuhkan untuk merawat bayi prematur. Sebaliknya, jika bayi belum juga lahir setelah 42 minggu usia kehamilan, dokter mungkin akan menyarankan induksi untuk memicu kelahiran normal atau mendiskusikan tentang kemungkinan operasi caesar.