Parenting

ASI Adalah Hak Setiap Bayi, Ini Cara Cerdas dalam Memberikan ASI secara Eksklusif untuk bayi

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.

Dalam ilmu kesehatan, memang sangat dianjurkan ketika bayi mendapatkan “hak” nya secara eksklusif dalam mendapatkan ASI yang baik bagi kebutuhan hingga kekebalan tubuhnya. Maka dari itulah, perlu adanya support dari sang bunda, ayahanda, hingga orang-orang sekitar yang memang memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang si kecil.

Berikut ini adalah beberapa cara cerdas dalam memberikan ASI secara eksklusif untuk bayi:

Membersihkan Payudara Sebelum Menyusui

Sebelum menyusui, bersihkan payudara dengan kapas yang sudah direndam dalam air matang. lalu ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

Menggendong Bayi Dengan Benar

Bayi digendong dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu.

Berikut ini juga terdapat beberapa macam menggendong bayi dengan posisi lain untuk dapat menyusui dengan baik dan benar:

Posisi menggendong sambil duduk

Bayi berbaring menghadap ibu, posisi tangan Ibu sebelah kanan sejajar dengan kepala, punggung dan kaki bayi. Ibu dapat menggunakan tangan kiri untuk memegang payudara jika diperlukan. Selain itu, ibu harus memastikan bahwa bayinya nyaman dalam gendongannya.

Selain itu, ibu juga harus terus waspada untuk memastikan hidung bayinya tidak tertutup karena payudara, maka dari itulah ibu juga dapat memegang payudaranya sebelah kiri jika memang diperlukan.

Posisi bola kaki (mengepit)

Baringkan bayi antara lengan dan samping dada ibu, sehingga tangan ibu mengepit badan bayi. Lengan bawah tangan kanan ibu menyangga bayi, dangunakan tangan kiri untuk memegang payudara. Dengan posisi ini biasanya bayi dapat relax, karena kedua kakinya sejajar dan ibu juga dapat menggunakan bantal sebagai penyangga tubuh dan menopang kaki bayi. Ini akan lebih membuat bayi merasa nyaman dan akan mudah untuk minum ASI.

Posisi berbaring miring

Ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan. Posisi ini memang dianjurkan lebih baik bagi ibu yang masih baru melahirkan atau bahkan masih dalam tahap atau proses penyembuhan setelah melahirkan. Karena bukan hanya membuat bayi merasa nyaman, namun ibu juga dapat merasa nyaman dalam menyusui, hingga nantinya dapat memberikan ikatan kuat antara ibu dan bayinya.

Memegang Payudara Yang Benar

Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah payudara ibu. Jangan menekan puting susu atau areola saja.

Merangsang Mulut Bayi

Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.

Memasukkan Putting Ke Mulut Bayi

Setelah bayi membuka mulut, lalu kepala bayi didekatkan ke payudara ibu, puting serta areola ibu dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit mulut bayi dan lidah bayi akan menekan ASI keluar. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang.

Menyusui Secara Bergantian

Setelah payudara kanan terasa kosong, sebaiknya ganti meyusui pada payudara kiri. Cara melepas isapan bayi : jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut lalu tarik mundur payudara keluar dari mulut bayi. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir).

Setelah Selesai Menyusui

Setelah selesai menyusui, payudara dilap dengan kain bersih, lalu ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya. Pasang kembali bra setelah selesai menyusui.

Menyendawakan Bayi

Sendawakan bayi dengan cara bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan, atau bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungya ditepuk perlahan-lahan.

Itulah tadi cara untuk menyusui bayi dengan baik dan benar. Ini sangat penting diketahui terutama untuk para ibu, karena memang banyak hal yang sebenarnya mampu menjadi saran serta pembelajaran sebagai motivasi dalam memberikan “hak” nyata dan eksklusif terutama bagi sang buah hati tercinta. Semoga dapat membantu.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Dear Para Suami, Yuk Jadi Ayah ASI dengan Lakukan 10 Hal Ini

ayah ASI

Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, termasuk dalam memberikan ASI eksklusif. Namun, menyusui bukanlah hal mudah.

Saat ini, masih banyak orang yang beranggapan bahwa menyusui adalah tanggung jawab penuh sang ibu. Padahal, peran suami sangat dibutuhkan demi menyukseskan ASI eksklusif.

Dokter anak sekaligus Ketua Sentra Laktasi Indonesia, dr. Utami Roesli mengatakan menurut penelitian, dari sekitar 115 ribu orang suami yang tidak memberikan dukungan pemberian ASI tingkat keberhasilan istrinya menyusui hanya sebesar 26,9 persen. 

Sedangka suami yang mendukung pemberian ASI, tingkat keberhasilannya bisa mencapai 98,1 persen. Bahkan sebuah riset yang dipublikasikan UNICEF menyebutkan ketika dukungan selama masa menyusui diberikan, durasi dan kualitas ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi akan terus meningkat.

Wahai para Suami, dukungan yang dimaksud bukan sekadar kata semangat semata, ya. Harus ada keterlibatan nyata. Lalu, bagaimana caranya agar bisa sukses menjadi ayah ASI? Simak tips berikut yuk.

Ayah ASI bisa mendukung kesuksesan pemberian ASI eksklusif/ Foto: Canva

  1. Selalu menyemangati istri dan membuat hatinya bahagia 

Sebagai ayah ASI, para suami jangan pernah bosan menyemangati istri untuk menyusui. Buatlah hati istri bahagia dengan melakukan hal-hal sederhana tapi berkesan.

Misalnya, membelikan istri makanan kesukaan. Ketika istri merasa senang, maka hormon prolaktin dan oksitosin dalam tubuhnya bisa melancarkan produksi ASI. 

  2. Perbayak ilmu mengenai ASI dan menyusui 

Ayah ASI yang handal juga perlu membekali diri dengan ilmu mengenai ASI dan menyusui. Sering-seringlah browsing di internet, namun pastikan sumbernya tepercaya ya.

Selain itu, jangan malu untuk bertanya ke orang-orang yang memahami soal menyusui. Bergabung dengan komunitas atau kelompok yang mendukung ASI bisa dilakukan juga.

Apabila istri bekerja, suami bisa berbicara dengan atasannya untuk meminta waktu agar istrinya bisa memompa ASI ketika berada di kantor. 

  3. Mengatur stok asip untuk bayi dan temani istri ketika sedang memompa ASI

Bantulah istri dalam mengatur stok ASI perahan (ASIP) untuk bayi. Labeli setiap botol atau kantong ASIP dengan tanggal, hasil, dan jam perahan ASI.

Jangan lupa untuk selalu mengingatkan istri untuk memompas ASI. Temani istri selama memompa ASI. Bantu istri ketika butuh kompres air hangat untuk payudaranya. 

Ayah ASI yang selalu siaga/ Foto: Canva

  4. Melakukan tugas domestik dan mengurus kebutuhan rumah tangga 

Ayah ASI juga tidak malu dan tidak segan melakukan tugas domestik. Menyapu dan mencuci pakaian bukan perkara besar baginya.

Suami juga harus bisa mengurus keperluan sehari-hari. Selain itu, suami terampil membantu istri untuk memandikan, mengganti popok, dan megajak bayi berjemur. 

  5. Menyediakan sarana hiburan agar istri tidak bosan ketika sedang menyusui 

Suami menyediakan sarana hiburan untuk menemani istri ketika sedang menyusui bayi. Misalnya, membelikan CD film atau musik kesukaan istri. Suami juga menemani dan mengajak ngobrol istri ketika sedang menyusui di malam hari agar tidak merasa kesepian. 

  6. Menjaga anak dan hewan peliharaan agar tidak menganggu proses menyusui 

Ayah ASI akan menjaga si sulung ketika istri sedang menyusui si bayi. Jangan sampai bayi terbangun dan menangis karena mendengar suara kakaknya.

Selain itu, suami juga bisa menenangkan hewan peliharaan agar tidak mengganggu istri ketika sedang menyusui. Dengan begitu, istri akan merasa tenang menyusui tanpa adanya gangguan. 

Menyusui bukan hanya tanggung jawab istri semata, tapi juga sang suami/ Foto: Canva

  7. Sering-seringlah memuji istri agar ia bisa lebih semangat menyusui 

Ayah ASI juga tidak gengsi memuji istri. Ucapkan pujian yang sederhana tapi tetap berkesan, seperti “Istriku setelah melahirkan makin cantik. Semangat ya sayang menyusuinya”.

Mendengar pujian dari suami, maka istri pun akan senang dan lebih bersemangat untuk menyusui. 

  8. Selalu penuhi semua kebutuhan istri 

Suami harus sering bertanya pada istri, apa saja yang dibutuhkannya. Namun, jangan sekadar tanya saja, melainka segera penuhi kebutuhan istri.

Terkadang, yang dibutuhkan istri bukan barang lho. Sering kali dia hanya perlu perhatian suami. Maka, luangkan waktu untuk mengobrol sebentar dengan istri. 

Ayah ASI yang siaga jadi harapan para istri/ Foto: Canva

  9. Memijat tubuh istri yang pegal dan kaku karena menyusui 

Tubuh istri pasti pegal dan kaku karena harus menyusui bayi hingga berjam-jam. Paras uami bisa memijat tubuh istrinya agar relaks. Pijatan lembut juga bisa memacu hormon yang melancarkan ASI. 

  10. Jangan merasa terbebani karena memberikan dukungan pada istri adalah kewajiban dan tanggung jawab suami 

Memberikan dukungan sepenuhnya agar istri bisa memberikan ASI eksklusif untuk anak adalah salah satu bentuk tanggung jawab dan kewajiban seorang suami. Jadi, janganlah merasa terbebani dengan tugas itu.

Sebagai seorang suami, maka harus selalu bisa mendampingi istri dalam situasi terburuk sekalipun. Semangat ya wahai para suami untuk menjadi ayah ASI yang selalu siaga.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Kesalahan Ibu yang Sering Terjadi Saat Menyusui

Menyusui selalu dipenuhi banyak drama ya Bun. Tubuh Bunda tak hanya harus bugar setiap hari sehingga produksi ASI untuk si kecil bisa lancar, makanan pun harus dijaga supaya asupan nutrisi yang dibawa oleh ASI akhirnya berkontribusi pada tumbuh kembang si kecil.

Sayangnya, keinginan Bunda untuk selalu prima kadang tak sejalan dengan kenyataan yang terjadi. Bahkan tak jarang ada Bunda harus merelakan kalau akhirnya tak bisa memberikan ASI eksklusif untuk si kecil karena melakukan kesalahan yang akhirnya membuat produksi ASI menurun.

Mengutip dari Mother Child and Health, beberapa kesalahan yang biasanya dilakukan para Bunda yakni seputar pasokan ASI dan rasa sakit yang kemungkinan muncul selama menyusui.

Bunda Tak Percaya Diri untuk Bisa Menyusui

Biasanya situasi ini sering terjadi pada ibu pekerja. Lantaran padatnya aktivitas, mereka jadi tak percaya diri bahwa ada potensi untuk menyusui secara eksklusif. Bunda perlu tahu, banyak ibu yang bekerja dari berbagai profesi sukses merawat bayi mereka dalam waktu yang lama. Kunci agar Bunda dapat memberikan ASI eksklusif sekalipun harus bekerja adalah mempersiapkan pasokan ASI setiap hari sehingga saat Bunda bekerja, pasokan untuk si kecil jelas sudah terpenuhi.

Bunda Sering Termakan Iklan atau Kampanye Susu Formula

Bun, kesalahan lain yang juga dilakukan banyak ibu menyusui adalah dengan percaya peran susu formula. Ya, semua mungkin berpikir bahwa bayi yang telah diberi susu formula tampaknya secara umum sehat. Namun, bayi-bayi tersebut tidak diberi makan makanan yang telah dirancang sempurna hanya untuk mereka. Padahal, tubuh kecil mereka dapat tumbuh maksimal dengan cara terbaik jika mereka menerima nutrisi yang tepat.

Beberapa profesional mengatakan bahwa memberikan susu formula harus menjadi pilihan terakhir yang dipilih ketika ibu menyusui bayinya. Pilihan pertama tentu saja menyusui bayi, pilihan kedua adalah ASI yang diberikan kepada bayi dalam botol, dan pilihan ketiga adalah ASI yang disumbangkan oleh ibu menyusui, serta pilihan terakhir adalah susu formula.

Bunda Lupa Melibatkan Ayah

Keberadaan atau figur ayah tentu selalu dibutuhkan si kecil dalam pertumbuhannya. Karenanya, dari si kecil baru lahir pun, Bunda sudah sewajarnya menyertakan suami dalam urusan pengasuhan si kecil. Mintalah tolong untuk membangunkan Bunda saat malam jika si kecil menangis, mengganti popok, atau menggendong si kecil saat Bunda lelah. Tahukah Bunda, peran serta ayah dalam menyusui justru bisa memperbanyak ASI Bunda, lho.

Tak Mau Menyusui di Tempat Umum

Ya, memang sebagian orang tidak menyukai ibu menyusui yang memberikan ASI di tempat umum. Namun ini bukan alasan untuk membiarkan si kecil lapar. Saat ini banyak sekali tempat umum yang menyediakan fasilitas untuk ibu menyusui. Jadi jangan khawatir bila Bunda harus sering bepergian dan membawa si Kecil.

Alternatif lain, keberadaan apron khusus ibu menyusui tentu untuk membuat Bunda lebih nyaman saat menyusui. Pakai saja apron yang kini tersedia dengan beragam model dan motif.

Menyertakan Orang Lain dalam Pengasuhan si Kecil

Tak hanya itu, kesalahan yang juga banyak dilakukan ibu menyusui yakni mempercayai bahwa orang lain perlu diikutsertakan dalam memberi makan buah hatinya. Ada banyak anggota keluarga yang mungkin membantu pengasuhan bayi Bunda. Sekalipun memang hal ini sah-sah saja karena meringankan Bunda dalam hal merawat si kecil, tetapi perlu Bunda ingat bahwa seorang Bunda tidaklah dapat tergantikan.

Karenanya, berdayakan orang-orang yang membantu Bunda untuk sekadar memberikan support karena selama menyusui tentunya Bunda membutuhkan dukungan positif dari orang-orang tercinta.

Seperti dikatakan Dr Ann Borders, seorang obgyn di Northshore University Health System. “Sebagian besar wanita tentu ingin menyusui. Untuk itu, tinggal bagaimana caranya memberikan mereka dukungan yang dibutuhkan,” katanya seperti dikutip dari Huffington Post.

Nah, mengingat pentingnya support orang-orang tercinta di lingkungan Bunda, tak ada salahnya melibatkan mereka dalam memberikan semangat bagi Bunda selama menyusui, terutama ayah yang selalu menemani hari-hari Bunda. Semangat mengASIhi ya Bun!

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Tahukah Bunda Bedanya Saat Menyusui Anak Pertama dan Kedua?

Seorang ibu akan memiliki beragam pengalaman yang berbeda saat menyusui. Ada yang lancar-lancar saja saat menyusui, namun ada juga yang harus menyusui dengan penuh perjuangan. Bahkan menyusui anak pertama dan kedua pun juga ada bedanya. Bunda sendiri, bagaimanan pengalaman saat menyusui anak kedua? Lebih mudah, sulit, atau sama saja seperti sebelumnya?

Biasanya, anak pertama akan membuat Bundanya berjuang sekeras mungkin. Sementara saat sang adik lahir, ASI Bunda jauh lebih mudah keluarnya. Faktanya, akan selalu ada perbedaan antara menyusui anak pertama dan kedua. Berikut ini rangkumannya.

Kelenjar Susu Bersiap untuk Memproduksi ASI Lebih Cepat

Dalam penelitian yang sama, ada fakta menarik yaitu sel-sel di dalam kelenjar susu yang bertindak sebagai rem dan menjaga atau memperlambat produksi ASI selama kehamilan, lepas dan tidak kembali. Akibatnya, kelenjar susu memproduksi ASI lebih cepat selama kehamilan berikutnya.

Ada Kemungkinan Kelenjar Susu Akan Menghasilkan ASI Lebih Banyak

Bila Bunda pernah menyusui sebelumnya, maka biasanya kelenjar susu sudah berubah dan ada kemungkinan Bunda akan menghasilkan lebih banyak ASI. Hal ini telah didukung sebuah studi Lancet di tahun 2001 yang dilakukan terhadap 22 ibu. Hasilnya, ibu yang menyusui untuk kedua kalinya menghasilkan sekitar 30 persen lebih banyak ASI ketimbang saat mereka menyusui anak pertama.

ASI Akan Keluar Lebih Cepat dan Kelenjar Susu Akan Berubah

Di proses menyusui pada anak kedua, Bunda tak hanya menghasilkan ASI lebih banyak. Tapi ASI pun akan keluar lebih cepat. Hal ini didukung penelitian serupa di Lancet. Namun di samping itu, mengutip dari Science News, pada penelitian yang sama menemukan bahwa kelenjar susu tikus yang pernah hamil sebelumnya memiliki lebih banyak cabang saluran susu ketimbang tikus yang belum pernah hamil. Ini artinya, kelenjar susu tidak akan pernah sama setelah wanita pernah hamil sebelumnya.

Bila Bunda Masih Menyusui Si Sulung, Kalori di Tubuh Bunda Akan Lebih Banyak Terbakar

Bun, bila Bunda sedang menyusui secara bersamaan antara si sulung dan si bungsu, alias tandem nursing, kemungkinan Bunda akan membakar lebih banyak kalori dibanding hanya ketika menyusui seorang bayi. Menurut Institute of Medicine, seorang ibu yang menyusui bayi yang baru lahir perlu mengkonsumsi 650 kalori tambahan. Sedangkan, ibu yang menyusui anak usia 6 – 12 bulan perlu mengkonsumsi tambahan 500 kalori.

Tubuh Otomatis Ingat Cara Memproduksi ASI Nih Bun

Berdasarkan sebuah penelitian di tahun 2015 dalam Cell Reports, tubuh kita akan ingat bagaimana proses memproduksi ASI. Bila Bunda sebelumnya pernah menyusui, maka berdasarkaan penelitian ini, kelenjar susu tetap dalam keadaan siap sehingga lebih mudah untuk mulai memproduksi ASI untuk yang kedua kalinya.

Di lain sisi, bila Bunda sudah berhasil menyusui anak pertama, stres bisa berkurang saat menyusui anak kedua. Selain lebih percaya diri, berbagai pengalaman menyusui anak pertama bisa membuat proses menyusui anak kedua dan selanjutnya lebih mudah.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top