Saat ini orang tua semakin sadar bahwa kecerdasan anak tidak bisa diukur hanya dari kepintaran dari segi akademis saja, tetapi juga dari segi non akademis. Atau keinginan dari orang tua yang ingin kecerdasan anak seimbang antara akademis dan non akademis membuat beberapa orang tua mencarikan cara untuk mengasah bakat anak dalam non akademis.
Yang menjadi permasalahan adalah terkadang bakat anak dengan orang tua berbeda, dan orang tua tidak ada sedikitpun keahlian untuk mengajarkan anak mengasah bakatnya, hingga memutuskan untuk mendaftarkan ke lembaga bakat. Tetapi bagaimana caranya memilihkan sang anak lembaga bakat yang sesuai dengan sang anak? Apa yang harus diperhatikan agar kita sebagai orang tua tidak sia-sia memasukkan anak ke lembaga?
Biarkan Anak yang Menentukan Apa yang Dia Suka, berikan Kebebasan Penuh Untuknya Memilih.
Sebagai orang tua ada harapan tertentu ingin anak menjadi apa yang di ekspetasikan. Tetapi kita harus sadar bahwa pada akhirnya pengembangan bakat anak bersifat pribadi sehingga tidak bisa memaksakan, tugas orang tua hanya mendampingi sang anak sampai mencapai apa yang dia cita-citakan. Saat orang tua memiliki keinginan untuk anaknya mengasah suatu bakat, misalnya bakat dalam bidang musik orang tua juga harus melihat apakah sang anak memang memiliki antusias terhadap musik.
Sebaiknya diskusikan dengan anak, atau lihat aktivitas kesehariannya apa yang dia suka lakukan ada kemungkinan itulah minat dan bakatnya yang harus dikembangkan. Atau bisa ajak anak ke tempat bermain yang mengutamakan minat dan bakat serta profesi sebagai wahana bermainnya, di situ orang tua bisa menilai atau sang anak bisa merasakan apa yang benar-benar dia inginkan. Sehingga ketika memasukkannya ke dalam lembaga bakat, anak tidak akan merasa bosan dengan rutinitasnya.
Bukan Soal Mahal atau Murah Suatu Lembaga Kursus Bakat, Perhatikan Metode yang Digunakan Jauh Lebih Penting
Ketika orang tua sudah mengetahui apa yang anak suka dan ingin mengembangkan bakatnya, namun tidak bisa mengajarkan kepada sang anak karena bakatnya yang berbeda dengan orang tuanya. Hal yang bisa dilakukan orang tua adalah memilih lembaga kursus untuk mengasah bakatnya lebih berkembang lagi. Biasanya orang tua akan memilihkan lembaga yang terkemuka, atau bahkan diajarkan oleh maestro di bidang yang sesuai dengan bakat anak. Namun yang paling penting adalah metode apa yang mereka gunakan dalam pembelajaran tersebut.
Jangan sampai ketika sang anak belajar atau bahkan memenangkan berbagai lomba, tetapi justru tidak menguasai tehnik dasar yang sebenarnya sangat penting. Ada beberapa lembaga yang hanya berkonsentrasi terhadap pembelajaran cepat dan hafalan untuk memenangkan lomba, tanpa mengajarkan ilmu dasar yang justru bisa membuat anak mengembangkan bakatnya sendiri. Ada baiknya sebelum mendaftarkan anak ke lembaga tersebut, orang tua bertanya detai mengenai metode apa yang dipakai, apa saja yang dipelajari, bagaimana sistem penilaian bagi anaknya, sekalipun di lembaga bakat terkemuka.
Bakat Anak Sifatnya Alamiah, Jangan Paksakan Anak untuk Memenangkan Suatu Perlombaan
Lembaga bakat biasanya mengadakan lomba tingkat cabang sampai internasional. Lomba tersebut berfungsi untuk melatih sang anak selain dalam bakat, juga mentalnya dalam bertanding. Keinginan menang disetiap perlombaan pasti ada bagi kita sebagai orang tua, ataupun bagi pribadi anak sendiri. Tetapi apa jadinya jika ternyata dalam perlombaan anak tidak memenangkan juara. Kita harus ingat niat awal mendaftarkan anak ke lembaga tersebut, untuk mengasah bakat anak, bukan untuk menjadi mesin juara.
Meskipun kemenangan dalam lomba adalah suatu kebanggaan, ada baiknya orang tua lebih fokus ke proges pengembangan bakat anak. Berikan semangat penuh pada anak, meskipun tidak memenangkan perlombaan, tetapi bakatnya semakin berkembang, ditambah mentalnya untuk bersaing semakin terasah. Ajarkan sang anak untuk menerima kekalahan dan terus mengembangkan bakatnya, serta belajar dari kesalahan. Dengan begitu kita sebagai orang tua tidak hanya mengembangkan bakatnya saja, tetapi juga mengajarkan anak untuk melatih kecerdasan emosinya.
