Setiap bulan bayi mengalami perkembangan dalam berbagai aspek terutama saat si kecil mulai memasuki tahun kedua. Saat memasuki usia ini, anak biasanya sedang aktif-aktifnya mengeksplor banyak hal. Namun, ada juga yang mengalami gangguan perkembangan balita pada usia 13 – 24 bulan.
Meski tahap perkembangan tiap anak berbeda-beda, ada patokan dasar yang umum digunakan untuk mengukur perkembangan tumbuh kembang anak. Ini juga bisa menjadi patokan apakah anak membutuhkan bantuan atau tidak.
Tahapan Perkembangan Anak Usia 13 – 24 Bulan
Tahapan perkembangan anak yang umum dilalui saat berusia 13 – 24 bulan bisa menjadi acuan untuk melihat apakah si kecil ada indikasi mengalami keterlambatan atau tidak. Saat usia ini keinginan untuk mengetahui banyak hal sangatlah tinggi. Berikut ini tahapan yang perlu diketahui, di antaranya:
- Motorik Kasar
Saat berusia 13 – 24 bulan, anak seharusnya sudah bisa berjalan sendiri, menarik, berjalan mundur, mendorong alat permainan, naik turun tangga, duduk sendiri, hingga melakukan pergerakan lain. Kemampuan motorik kasar yang bagus tentu harus didukung dengan stimulasi yang tepat sejak bayi.
- Motorik Halus
Anak seharusnya sudah bisa melakukan beberapa gerakan seperti memutar, mencoret-coret, membuka lembaran buku, menggambar, mengambil benda, dan lainnya. Motorik halus ini juga perlu distimulasi dengan baik agar perkembangannya sesuai usia anak pada umumnya.
- Mulai Mengucap Kata
Anak berusia 13 – 24 bulan pada umumnya sudah mampu mengucapkan kosakata tertentu dengan jelas. Contohnya seperti “papa”, “mama”, “susu”, “sasa”, dan lainnya. Jangan lupa untuk memberi pujian atau apresiasi ketika si kecil sudah mampu melakukan hal tersebut.
- Mulai Berjalan
Saat usia ini, anak-anak seharusnya sudah bisa berjalan meskipun terkadang masih tertatih. Awal usia 13 bulan mungkin masih akan sering terjatuh dan jalannya pun masih perlahan. Namun, ketika sudah berusia 2 tahun seharusnya anak sudah bisa berjalan cepat dan berlari.
Beberapa Gangguan Perkembangan Balita Pada Usia 13 – 24 Bulan yang Perlu Diperhatikan
Tidak semua anak memiliki perkembangan yang sesuai seperti tahapan di atas. Ada sebagian anak yang mengalami keterlambatan dalam beberapa aspek. Sebagai orang tua tentu, Bunda harus aware jika ada masalah yang dialami anak sehingga bisa mencari solusi terbaik demi tumbuh kembangnya.
- Gangguan Perkembangan Kognitif
Anak yang mengalami gangguan seperti di bawah ini bisa termasuk dalam kategori keterlambatan perkembangan kognitif. Apa saja itu?
- Kurang menunjukkan ketertarikan akan suatu barang atau orang saat menginjak usia 2 bulan
- Belum bisa mengikuti gerak benda dengan baik saat usia 4 bulan
- Belum bisa merespons sumber suara yang dikeluarkan oleh orang sekelilingnya di usia 6 bulan
- Belum mampu mengucap kata atau babbling dengan kosakata dasar seperti “mama”, “papa” di usia 9 bulan
- Belum bisa mengucapkan kata yang bisa dipahami oleh orang dewasa saat usia 24 bulan
- Belum mampu merangkai tiga kata dengan benar saat usia 36 bulan
Jika ada tanda-tanda di atas yang dialami oleh si kecil, maka Bunda harus segera mencari tahu cara terbaik untuk mengatasinya. Konsultasikan dengan dokter ahli dan beri stimulasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan di usianya. Dampingi dengan sabar sampai anak bisa mengatasi keterlambatan tersebut.
- Gangguan Perkembangan Motorik Halus dan Kasar
Motorik merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan gerakan yang dilakukan oleh manusia melalui anggota tubuhnya. Sel saraf motorik ini terletak di atas (otak) dan di bawah (sumsum tulang belakang) dan berfungsi untuk mengirim sinyal yang mendorong tubuh melakukan gerakan.
Motorik sendiri dibagi ke dalam dua kategori yakni motorik halus dan motorik kasar. Berikut ini penjelasannya:
- Motorik Kasar
Motorik kasar merupakan gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia dengan menggunakan otot besar. Perkembangan motorik jenis ini biasanya dipengaruhi oleh usia, perkembangan secara fisik, dan berat badan.
Jika si kecil mengalami gangguan motorik kasar, maka mereka akan mengalami masalah pada keseimbangan dan ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan tubuh. Contohnya seperti gangguan refleks tubuh, gerakan yang tidak seimbang antara bagian kanan dan kiri, dan gangguan tonus otot.
- Motorik Halus
Berkebalikan dari motorik kasar, motorik halus merupakan kemampuan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi antara mata dengan tangan. Anak yang mengalami gangguan pada motorik halus biasanya akan terlihat saat mereka masih sering menggenggam padahal usianya sudah lebih dari 4 bulan.
Gejala gangguan motorik halus juga terlihat dari anak yang lebih cenderung dan dominan handedness (menggunakan satu tangan) hingga si kecil berusia 1 tahun. Bahkan setelah lewat usia 14 bulan pun mereka masih sering memasukkan mainan ke dalam mulut untuk eksplorasi oral.
- Gangguan Perkembangan Bahasa dan Bicara
Gangguan perkembangan dalam tahap ini jelas ditandai dengan kemampuan berbicara yang masih sangat minim. Bahkan mereka masih tidak menunjukkan ketertarikannya pada seseorang atau sesuatu benda hingga usia 20 bulan.
Saat si kecil berusia 30 bulan pun orangtua masih kesulitan untuk memahami maksud dari perkataan anak. Hal ini dikarenakan si kecil masih tidak konsisten untuk merespons setiap bunyi atau suar di sekitarnya seperti tidak menjawab ketika dipanggil.
- Gangguan Perkembangan Sosial-Emosional
Jika anak Bunda mengalami beberapa tanda gangguan seperti ini, bisa jadi perkembangan sosial-emosionalnya mengalami masalah.
- Jarang berekspresi atau menunjukkan kesenangan baik dengan senyum maupun tertawa di usia 6 bulan
- Kurang bersuara di usia 9 bulan
- Tidak menjawab meskipun dipanggil namanya di usia 12 bulan
- Belum bisa mengeluarkan kata di usia 15 bulan
- Belum bisa mengeluarkan gabungan dua kata yang berarti di usia 24 bulan
- Tidak memiliki kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi di segala usia
Gangguan perkembangan balita pada usia 13 – 24 bulan di atas memang harus diwaspadai. Jika Bunda mulai menemukan tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang si kecil, segera konsultasikan kepada ahli atau orang yang berpengalaman.
