Setiap fase pertumbuhan anak mengalami tantangan tersendiri mulai dari ketika si kecil lahir ke dunia hingga tumbuh dewasa, menikah, dan bisa mandiri sendiri. Bagaimana tantangan mendidik anak 1 – 3 tahun? Fase ini termasuk dalam golden age yang sangat penting untuk diperhatikan perkembangannya.
Beberapa Tantangan Mendidik Anak 1 – 3 Tahun itu
Menghadapi anak umur 1 – 3 tahun cenderung tidak mudah karena kita harus senantiasa mendampingi mereka sampai bisa mandiri dan melakukan beberapa hal sendiri. Tingkah anak-anak di usia ini seringkali sangat menguji kesabaran. Selain itu, masih banyak lagi tantangan lainnya, di antaranya:
Tantrum

Tantrum menjadi hal pertama yang bakal sering dialami oleh anak usia batita 1 – 3 tahun. Mereka biasanya sudah memiliki keinginan sendiri dan sudah bisa merasakan emosi meskipun terkadang masih sulit untuk dikontrol. Emosi yang keluar pun terkadang bisa berlebihan hingga tantrum.
Sehingga Anda jangan kaget jika tiba-tiba sang anak menangis meledak-ledak sampai berteriak dan guling-guling hanya karena apa yang diinginkan tidak terpenuhi. Namun, jangan menyerah saat anak tantrum. Sebagai ibu harus tegas dan berusaha mengalihkan perhatian sang anak lalu peluk dengan tulus.
Menyapih

Menyapih menjadi tantangan selanjutnya yang bakal dihadapi orang tua ketika anaknya berusia 1 – 3 tahun. Terlebih lagi bagi yang full ASI hingga 2 tahun sesuai anjuran karena sudah bisa dikatakan cukup umur. Banyak hal yang harus disiapkan dalam fase ini mulai dari mental dan kesiapan diri.
Menyapih tidak seharusnya menjadi beban bagi si kecil sehingga mereka harus diberi pengertian dengan baik. Bangun bonding dan ajak diskusi sang anak agar nantinya mereka lebih ikhlas saat melepas masa-masa menyusui. Fase ini tidak hanya berat bagi anak namun juga sang ibu.
GTM (Gerakan Tutup Mulut)
Gerakan Tutup Mulut atau yang biasa dikenal dengan istilah GTM kebanyakan dialami oleh anak usia batita sekitar 1 – 3 tahun. Hal ini dikarenakan pada fase ini anak-anak sedang ingin mengeksplor berbagai macam rasa, mulai memperhatikan tampilan makanan, dan ingin meniru orang lain.

Mereka ingin mencoba makan sendiri tanpa disuapi oleh orang tua. Terkadang mereka juga merasa bosan dengan rutinitas yang dilakukannya hingga akhirnya berujung GTM. Fase ini seringkali membuat sang ibu stress karena biasanya mereka rewel dan susah makan. Tentu berat jika anak sampai tidak makan.
Toilet Training

Pada fase ini anak sudah harus mulai diajarkan untuk menggunakan toilet sendiri bahkan sejak usia 1 tahun. Tidak ada salahnya untuk mengajarkan toilet training sedari dini meskipun sebenarnya hal seperti ini lebih maksimal jika diajarkan saat mereka sudah bisa berbicara dengan lebih jelas.
Tanda anak sudah siap diajari toilet training adalah ketika mereka sudah bisa memberikan kode kepada orang tuanya atau sedikit berbicara. Meskipun terkadang banyak kegagalan karena di awal-awal mereka pasti akan banyak poop atau pipis di luar toilet. Sehingga Anda harus banyak bersabar.
Anak Belajar Berjalan

Pada usia 1 tahun anak sudah mulai bisa berjalan sehingga mereka akan sangat aktif dan harus selalu dalam pengawasan agar tidak berjalan terlalu jauh. Mereka sedang senang-senangnya mengeksplor dunianya dengan cara yang berbeda sehingga Anda harus lebih waspada lagi.
Pada fase usia 1 – 3 tahun gerakan mereka biasanya lebih lincah sehingga terkadang cukup mengkhawatirkan terkait keselamatan si kecil. Anda harus mewaspadai tempat-tempat yang cukup membahayakan seperti laci, sudut meja, cipratan air lantai, hingga benda tajam dan berbahaya.
Sering Bertanya Hal yang Sama Berkali-kali

Anda akan dihadapkan pada si kecil yang mulai aktif bertanya banyak hal. Namun, seringkali mereka akan menanyakan hal yang sama berkali-kali meskipun pertanyaan tersebut sudah dijawab sebelumnya. Setelah melewati momen si kecil mengucap kata pertama kali, maka setelahnya lebih menantang.
Ketika mereka sudah mulai lancar berbicara, maka otak akan terus mendorong untuk mengungkapkan semua yang ada di pikiran sang anak. Rasa ingin tahu mereka biasanya sangat besar sehingga Anda harus banyak-banyak bersabar jika terkadang anak menanyakan hal sepele dan pertanyaan sama.
Anak Suka Menjatuhkan, Melempar, dan Merusak Barang

Ketika anak sudah bisa mulai berjalan dan berbicara, mereka sedang senang-senangnya mengeksplor banyak benda-benda baru. Terkadang mereka juga cenderung melakukan tindakan yang hanya ingin menarik perhatian orang tua atau orang lain di sekitarnya seperti menjatuhkan atau melempar barang.
Mereka biasanya melakukan hal tersebut secara sengaja demi bisa mendapatkan perhatian. Jika Anda terus merespon dengan marah, teriak, atau kecewa, malah justru mereka semakin penasaran dan akan melakukan lagi. Selain itu, mereka melakukan itu bisa jadi karena masih belum mampu mengontrol tenaga.
Cara Mendidik Anak 1 – 3 Tahun itu

Setiap orang tua tentu ingin agar anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan baik. Maka masa-masa saat mereka masih golden age adalah salah satu masa paling penting untuk untuk memperhatikan tumbuh kembangnya.
Berikut ini cara mendidik anak usia 1 – 3 tahun, yaitu:
Beri Apresiasi dan Pujian

Usia 1 – 3 tahun merupakan fase di mana anak sedang aktif-aktifnya mengeksplor banyak hal sehingga mereka tak akan ragu untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Saat mereka berhasil melakukan sesuatu atau mengikuti instruksi Anda dengan baik, maka beri mereka pujian atau apresiasi sebagai reward.
Anak yang mendapatkan apresiasi biasanya akan lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar dan melakukan hal-hal menarik lainnya. Namun, jangan terlalu berlebihan dalam memberi pujian karena khawatir anak akan tumbuh menjadi sombong dan terlalu berbangga akan dirinya sendiri.
Konsisten

Anak akan merasa lebih aman dan nyaman ketika pola asuh yang Anda terapkan dilakukan secara rutin dan konsisten. Mereka akan paham apa yang diingkan oleh orang tua sehingga bisa nurut dan lebih tenang saat diberi instruksi atau perintah. Dengan rutinitas yang konsisten mereka akan terbiasa.
Contoh didikan kepada si kecil seperti melarang anak untuk tidak menghabiskan makanannya. Lakukan berulang sehingga anak-anak akan terbiasa untuk selalu menghabiskan makanan setiap hari. Karena jika tidak konsisten maka mereka akan cenderung bingung. Anda juga harus memberi contoh dalam hal ini.
Mengenali Pemicu Emosi Sang Anak

Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui kapan dan apa penyebab sang anak merasa marah dan kesal atau sesuatu. Jika ingin menegur atau menasehati, maka usahakan untuk tidak dilakukan pada saat-saat tersebut karena hal tersebut akan membuat anak-anak semakin merasa tidak nyaman.
Berikan waktu sebentar dan biarkan mereka lebih tenang sampai bisa menjelaskan alasan apa yang menyebabkan anak-anak menjadi marah. Setelah mereka sudah merasa tenang dan nyaman, barulah Anda bisa memberi nasehat, perintah, atau mengajarkan sesuatu kepada anak-anak.
Tumbuhkan Kebiasaan Untuk Mendengarkan

Anak yang baik perlu diajarkan dan dibiasakan untuk mendengarkan. Cara membangun kebiasaan untuk mendengarkan ini bisa dimulai dengan memberikan contoh bahwa orang tua juga selalu mendengarkan apapun yang dikatakan oleh anak-anaknya. Jangan menjadi egois dengan hanya ingin didengar.
Meskipun orang tua adalah sosok yang memberi perintah dan instruksi dalam mengajarkan sesuatu, Anda juga harus menjadi pendengar yang baik bagi sang anak. Karena bisa jadi ketika mereka lelah bermain, maka yang dibutuhkan hanyalah tempat yang nyaman untuk berbagi cerita.
Berikan Contoh yang Baik

Anak adalah peniru yang ulung dan mereka akan dengan mudah memperhatikan apa yang ada di sekitarnya dan mengikutinya. Maka dari itu sebagai orang tua Anda harus memberikan dan menunjukkan contoh yang baik kepada mereka agar apa yang diikuti adalah hal-hal yang baik saja.
Beri contoh bagaimana bertutur kata yang baik, sopan, dan lemah lembut di depan anak. Jika sedang merasa emosi dan ingin marah, maka sebisa mungkin jangan di depan anak dan lakukan di belakang mereka agar anak-anak tidak sampai melihatnya. Karena peran orang tua adalah sebagai teladan.
Buat Jadwal Kegiatan Untuk Anak

Melatih kedisiplinan sangat penting untuk dilakukan sejak dini sehingga anak-anak akan terlatih dan terbiasa ketika mereka dewasa kelak. Anda bisa mengajarkan anak disiplin dengan cara membuatkan jadwal kegiatan belajar sehingga mereka bisa belajar mengatur waktu dengan baik.
Saat membuat jadwal kegiatan untuk anak, ajak mereka diskusi sehingga si kecil tidak terlalu bergantung dan terkekang dengan apa yang menjadi keinginan orang tuanya. Dengan membuat jadwal, maka anak-anak akan lebih terarah dalam menjalani kegiatan sehari-hari dari pagi hingga malam.
Hindari Menggunakan Kekerasan

Child abush atau kekerasan pada anak sangat tidak disarankan karena hal ini hanya akan menyisakan luka yang akan terus berbekas hingga mereka dewasa kelak. Sebandel apapun mereka, maka jangan jadikan kekerasan dan kemarahan sebagai solusi untuk memberikan hukuman kepada anak.
Karena selain bisa meninggalkan bekas luka yang menyakiti hati, anak-anak juga bisa berpotensi mengikuti tindakan kekerasan tersebut ketika mereka dewasa. Karena bagaimanapun juga anak-anak adalah seorang peniru dan yang akan mereka tiru adalah orang terdekat termasuk orang tua.
Luangkan Waktu Untuk Mengobrol dan Berdiskusi

Anak-anak akan mudah mengingat apa yang diajarkan dan dibiasakan padanya ketika usia 1 – 3 tahun. Sehingga penting sekali untuk mendampingi mereka setiap hari demi bisa melihat tumbuh kembangnya. Luangkan waktu untuk mengajak mereka ngobrol dan berdiskusi tentang sesuatu.
Ajak mereka berdiskusi saat sedang bersantai dan biarkan mereka mengungkapkan perasaannya atau menceritakan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu. Di saat mengobrol inilah Anda bisa mengajarkan sesuatu kepada mereka termasuk memberi nasehat atau instruksi.
Saat anak memasuki usia 1- 3 tahun, maka Anda harus lebih banyak mendengarkan dan mendampingi. Tetaplah bersabar ketika mereka bertingkah yang terkadang memicu emosi. Terlebih lagi ketika sudah capek dengan semua urusan pekerjaan di kantor maupun di rumah. Jangan lupa untuk cari waktu me time.
Tantangan mendidik anak 1 – 3 tahun memang tidak mudah dan terkadang sangat menguji kesabaran orang tua. Namun, masa-masa golden age ini adalah masa yang penting sehingga jangan sampai menyesal karena tidak bisa mengajarkan hal yang baik dan mendampingi sang anak dengan utuh.
Terima kasih sudah berlangganan Sayangi Anak Extra. Untuk mengakses konten - konten Sayangi Anak Extra. Untuk membaca konten Sayangi Anak Extra. Silakan kunjungi kategory Extra pada website Sayangianak.com atau klik disini
