Anak yang punya jiwa pemimpin sangat penting karena berguna untuk memimpin diri, keluarga serta pekerjaannya. Selain itu, sifat ini memudahkan anak mengenal diri dengan baik dan bermanfaat pula bagi karir dan pekerjaannya. Akan tetapi jiwa pemimpin tidak selalu memberi pengarahan pada orang lain, ada banyak faktor lain yang juga perlu dikembangkan untuk benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan yang bermanfaat bagi masa depan anak kelak. Apa saja ya Bun? Yuk, baca sampai selesai!
Sebagai Orangtua, Kita Perlu Memahami Pentingnya Anak Memiliki Jiwa Pemimpin
Mengasah jiwa pemimpin pada anak tidak dapat dilakukan secara buru-buru, butuh proses. Karena itu, sangat disarankan dilatih sejak dini saat ia masih kecil. Sudah disebutkan di atas bahwa jiwa pemimpin ini penting sekali untuk masa depannya.
Orangtua memiliki peran dalam hal ini, sebab di sekolah hanya diajarkan sedikit saja. Anak berjiwa pemimpin dapat hidup mandiri dan bertanggung jawab, tidak merepotkan orang tua. Selain itu, mampu bekerja sama dengan baik serta jujur, poin yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.
Artinya menanamkan sifat pemimpin pada anak sejak dini memiliki peluang besar masa depan cemerlang. Apapun rintangan yang menghadang dapat dilalui atau diatasi dengan baik. Bahkan anak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa turun tangan orang tua.
Hal yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Memiliki Anak yang Punya Jiwa Pemimpin
Orangtua dapat melihat si kecil apakah memiliki jiwa pemimpin atau tidak. Mungkin belum semua anak menunjukkan jiwa pemimpin tergantung kemampuan dan kecerdasan emosionalnya. Orangtua dapat membantu anak mengembangkan perilaku kepemimpinan dengan langkah berikut.
1. Coba Cari Tahu dengan Sering-sering Bertanya Tentang Pendapat Anak dalam Kehidupan Sehari-hari
Anak sebagai manusia juga berpikir sehingga memunculkan pendapat sendiri. Saat orangtua menyiapkan keperluannya, libatkan anak dengan menanyakan pendapatnya. Misalnya hari ini ingin menggunakan kaus kaki hitam atau cokelat. Bisa juga tanyakan minuman yang ingin disiapkan untuknya saat sarapan pagi.
Hal ini membuat anak merasa punya andil dalam hidupnya. Secara tidak langsung jiwa pemimpin pada dirinya mengalami perkembangan. Selanjutnya, si kecil lebih berani menyuarakan pendapatnya baik di depan orang tua, teman maupun orang lain.
2. Mulailah Mengenalkan Ia Tokoh Pemimpin yang Bisa Anak Jadikan Inspirasi
Banyak sekali tokoh pemimpin di Indonesia dapat dikenalkan pada anak. Mulai dari televisi, buku, koran hingga media lainnya. Bisa juga tunjukkan orang disekitar lingkungan rumah yang diketahui anak. Si kecil akan memperhatikan bagaimana seorang pemimpin beraksi.
Selanjutanya anak dapat meniru atau mempraktikkan dalam kehidupannya. Mengenal tokoh pemimpin seolah memberikan panutan untuk si kecil harus bertindak seperti apa. Tidak perlu jauh, sebab seorang ayah juga merupakan pemimpin dalam keluarga.
3. Arahkan dan Bantu Anak untuk Menentukan Tujuan Pribadi yang Ingin Ia Capai
Anak dapat menentukan tujuan atas semua kegiatan yang dilakukan. Misalnya belajar yang rajin dengan tujuan meraih juara kelas. Saat si kecil memiliki tujuan pribadi, otomatis kemampuan atau jiwa pemimpin akan muncul.
Anak mulai berani memimpin diri sendiri atas dukungan orangtua. Jika hal ini ditanamkan sejak dini, menginjak remaja anak sudah paham cara menemukan tujuan untuk dirinya sendiri. Tidak perlu orang lain memaksa dia semangat dan berusaha meraih tujuan, sebab anak memiliki keinginan sendiri untuk berjuang.
4. Kenalkan Si Kecil Pada Kegiatan-kegiatan yang Berjiwa Kepemimpinan
Banyak kegiatan yang menunjukkan sikap kepemimpinan bisa dilakukan si kecil. Misalnya di sekolah, menjadi ketua kelas, mengatur barisan teman-teman sekelas saat acara outing sekolah. Mungkin pertama kali, anak tidak berani melakukan hal ini.
Orang tua perlu mendorong dan memberi dukungan pada anak. Begitu juga guru di sekolah sudah tentu mendukung si kecil memiliki jiwa pemimpin. Melalui pengalaman ini, ke depannya anak lebih berani menawarkan diri menjadi pemimpin tanpa disuruh.
5. Biarkan Anak Menghadapi Risiko dan Kegagalan yang Akan Ia Hadapi dari Pilihan yang Sudah Ia Tentukan
Saat anak gagal jangan langsung menyalahkannya sebab perilaku membuat si kecil tidak mau mencoba lagi ke depannya. Tidak boleh juga salahkan orang lain saat anak gagal agar anak berani mengambil risiko dan menghadapi kegagalan.
Seorang pemimpin tidak bersedia mengambil risiko sebelum mengetahuinya pahitnya kegagalan. Biarkan anak merasa kalah dalam pertandingan sepak bola dan kegagalan lain yang terjadi dalam hidupnya. Selanjutnya ia belajar dari kesalahan dan mencoba lebih baik ke depannya.
6. Latih Anak utnuk Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Seorang pemimpin harus berani menyelesaikan masalah sendiri. Orangtua mungkin ingin sekali turun tangan membantu si kecil, tetapi untuk masa depan sebaiknya keinginan tersebut ditahan. Karena jika terus bergantung pada orang tua anak memiliki kesulitan berdiri di atas kaki sendiri.
Biarkan anak bertanggung jawab menyelesaikan masalah dan menghadapi tantangan yang ada. Jika masalah anak terlalu sulit untuk dihadapi, orangtua dapat membantu anak menemukan solusi. Kemudian penerapannya biarkan anak sendiri melakukan.
7. Latih Keterampilan Bernegosiasi yang Dimiliki, Untuk Bisa Mencari Solusi
Semua pemimpin harus tahu cara bernegosiasi dan berkompromi. Berikan pilihan pada anak dibandingkan menanyakan jawaban Ya atau Tidak. Ajarkan anak bernegosiasi dengan orangtua. Kemudian bisa dipraktikkan terhadap teman dan orang lain.
Latih anak untuk berpikir dan memilih opsi menguntungkan. Kemudian beranikan anak menyampaikan pilihan atau pendapatnya. Jika hal ini dilakukan, ke depannya anak tidak kesulitan lagi berhadapan dengan orang lain dan mengungkapkan apa yang diinginkan.
8. Dan Selau Libatkan Anak dalam Perencanaan untuk Menentukan Hal-hal Apa Saja yang Akan Dilakukan
Membuat perencanaan juga kemampuan yang harus dimiliki pemimpin. Sebab, dengan rencana memudahkan mengarahkan diri melakukan hal selanjutnya. Menjelang liburan tiba, jangan biarkan si kecil terima beres menjalankan hari libur.
Ajak si kecil merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama liburan nantinya. Misal ingin berkunjung ke kebun binatang, museum dan tempat menarik lainnya. Setelah selesai membuat perencanaan, minta anak menyiapkan camilan untuk dirinya sendiriOrangtua ingin memiliki anak yang punya jiwa pemimpin dapat menerapkan semua langkah di atas. Ingat harus konsisten, jangan berharap hasil cepat. Sebab, memiliki jiwa kepemimpinan membutuhkan proses dan waktu.
