Anak yang melakukan kesalahan memang wajar-wajar saja di usianya masih kecil. Tetapi, kesalahan ini tidak sampai berulang-ulang. Karena jika si kecil terus menerus melakukan kesalahan yang sama, sebagai orangtua kita perlu melakukan sesuatu, untuk mencari tahu penyebabnya.
Namun, hal lain yang perlu Bunda pahami dalam menegur si kecil ketika melakukan kesalahan, adalah dengan tetap mempertimbangkan apakah teguran yang kita lakukan akan membuatnya paham lalu berubah menjadi lebih baik atau justru membuatnya semakin menantang hingga terus menerus melakukan kesalahan.
Jangan Sampai Salah Sikap, Karena Ada Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua Saat Anak Berbuat Salah
Anak bisa saja berbuat salah dalam hal apapun baik di sekolah maupun di rumah. Tugas orangtua mengajarkan anak agar ke depannya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan perlu diketahui orangtua tidak boleh menanggapi kesalahan anak dengan cara berikut ini:
1. Memberi Anak Teguran di Depan Umum, Hingga Membuatnya Merasa Malu dan Rendah Diri
Menegur di depan teman-temannya membuat anak merasa malu. Orangtua perlu menghargai perasaan si kecil, ajak ke tempat sepi dan tenang untuk berkomunikasi. Jika anak tidak mau, segera gendong dan bebaskan dari banyak orang.
Menegur usahakan dengan tegas, bukan kasar dan marah. Sering bersikap kasar pada si kecil karena melakukan kesalahan berdampak negatif pada psikologis atau mentalnya. Bahkan kemungkinan besar anak tumbuh menjadi pribadi yang keras.
2. Menjadi Orangtua yang Egois dengan Tidak Mau Mendengar Penjelasan Anak
Ketika anak bertingkah, umumnya orangtua langsung memarahi anak. Harusnya cari tahu penyebabnya dan tanyakan keinginan atau kebutuhan anak. Sebab di balik kesalahan selalu terdapat alasan dan ini juga bisa terjadi pada anak.
Orangtua harus bersedia mendengar penjelasan anak. Jika langsung dimarahi memicu si kecil berbohong saat berbuat salah di lain waktu. Tidak boleh menuduh anak tanpa mengetahui penyebab atau alasannya dengan jelas.
3. Membuatnya Sebagai Bahan Perbandingan Anak Lain Atas Kesalahan yang Sudah Diperbuatnya
Kesalahan semua orang bisa melakukannya dengan bentuk berbeda-beda. Tidak boleh bandingkan anak dengan temannya yang menurut orangtua lebih baik. Sebab, tidak tahu ada kesalahan lain dilakukan oleh temannya itu.
Fokus pada anak sendiri bukan pada anak orang lain. Melakukan kesalahan sebenarnya waktu terbaik supaya si kecil mendapatkan pelajaran sehingga ke depan menjadi lebih baik. Sampaikan mana yang salah dan benar serta langkah seharusnya dilakukan anak.
4. Pahami Bentuk Kesalahannya, Jika Itu Adalah Sesuatu yang Normal Berarti Itu Tak Salah
Anak karena umurnya masih kecil suka bermain, lari kesana kemari dan bercanda sampai berisik. Orangtua merasa terganggu dengan hal ini sehingga membentak anak. Menggunakan mainan sampai berserakan ke luar area bermain.
Semua yang dilakukan anak itu tidak sepenuhnya salah. Sebab, normal saja dinikmati di usia mereka berbeda dengan orang dewasa. Orangtua perlu memberikan pengarahan supaya tetap batasnya dan tidak merugikan orang lain.
Maka Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Saat Anak Melakukan Kesalahan Adalah…
Banyak respon yang bisa dipraktekkan orangtua terhadap anak yang melakukan kesalahan. Ada orang tua bereaksi dengan menghibur atau marah dan membentak bahkan melakukan kekerasan pada si kecil. Namun, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua:
1. Untuk Bisa Memberinya Respon yang Sesuai, Cobalah Perhatikan Reaksi Anak
Perhatikan reaksi si kecil apakah bahagia karena sudah melakukan yang terbaik? Atau marah pada diri sendiri sebab gagal? Reaksi anak memudahkan orang tua memberikan respon yang tepat saat mengetahui si kecil melakukan kesalahan.
Jika anak marah pada diri sendiri, orang tua dapat membantunya menyalurkan emosi dalam keinginan melakukan yang terbaik di masa depan. Jangan marah atau bertambah menyalahkan anak. Sebab yang dibutuhkan dari orang tua adalah arahan dan dukungan.
2. Jangan Menghakiminya, Bertindaklah sebagai Pengamat
Ketika anak salah, perhatikan diri orang tua bagaimana bereaksi pada kesalahan tersebut. Jika orang tua marah, apakah sikap ini berguna dalam memberikan nasihat untuk si kecil? Jadi, pertimbangkan sebelum memberikan respon.
Cari waktu yang tepat untuk berkomunikasi tentang kesalahannya. Pertimbangkan lebih baik berbicara tegas, hangat atau santai? Bayangkan jika orang tua di posisi si kecil, reaksi seperti apa yang diinginkan.
3. Fokuslah pada Proses yang Sudah Ia Lakukan dan Upayakan
Anak gagal atau salah sebenarnya wajar-wajar saja. Apalagi si kecil masih dalam tahap belajar dan berkembang, banyak kesalahan dilakukan semakin bertambah pelajaran yang didapat. Karena itu, sebaiknya orang tua fokus pada proses bukan pada hasil.
Mungkin saja anak sulit belajar, tidak fokus dan kendala lain. Hasil tidak dapat membuktikan usaha yang sudah dilakukan seorang anak. Bicarakan kembali semua yang sudah anak lakukan, sampaikan mana yang salah dan cara memperbaikinya.
4. Beri si Kecil Sudut Pandang Lain untuk Membantunya Memahami Kesalahan yang Sudah Ia Lakukan
Sampaikan pada anak bahwa kegagalan tidak menentukan siapa dirinya. Banyak hal lain yang dapat dikuasai si kecil dan mendapatkan prestasi di bidangnya. Ceritakan juga saat orang tua melakukan kesalahan dan gagal serta cara mengubah di waktu selanjutnya.
Yakinkan anak bahwa semua manusia pernah berbuat salah, agar si kecil tidak menyalahkan dirinya. Bahkan karena kesalahan itu ada pelajaran berharga bisa diperoleh. Ini lebih penting dibandingkan selalu melakukan semua dengan benar.
5. Berhenti untuk Over Protektif, Karena Itu Hanya Akan Membuat Merasa Tertekan
Saat anak berbuat salah maka dia sendiri yang harus memperbaiki kesalahannya. Orangtua hanya memberikan arahan dan sampaikan langkah-langkah. Bukan turun langsung memperbaiki sehingga anak tidak berbuat apa-apa. Tentu sebagai orangtua ingin si kecil mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Anak harus diajarkan bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat. Hal ini bukan karena orangtua tidak sayang anak, tetapi melatih kemandirian si kecil. Jika selalu ada orang membantu, anak akan bergantung dan sulit beradaptasi. Anak yang melakukan kesalahan tidak seharusnya dibentak, dipukul dan dimarahi. Orangtua juga tidak seharusnya menyelesaikan seluruh masalah anak sehingga anak menjadi pribadi manja. Sebaliknya, sampaikan mana yang salah, cara memperbaikinya dan cara menghindari kesalahan terulang kembali.
