Menurut American Journal Of Publik Health, anak yang mempunyai kecerdasan dini, diprediksi akan lebih sukses di masa akan datang. Penelitian yang dilakukan selama 19 tahun ini, juga membuktikan bahwa anak yang cerdas secara emosi juga mempunyai IQ tinggi dan dapat bekerja sama dan mengikuti arahan orang lain
Karenanya, Anak cerdas emosi mengenali dan memahami apa yang dirasakannya seperti sedih, senang, marah, kecewa, kesal serta perasaan lainnya. Dan orangtua memiliki peran penting dalam hal ini untuk meningkatkan kecerdasan emosional si kecil.
Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Melatih Anak Cerdas Secara Emosi
Semua orangtua pasti ingin anaknya cerdas mengontrol emosi agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Tetapi, hal ini membutuhkan proses dan bisa lahir secara instan. Karena itu latihlah sejak dini pada si kecil mulai dengan langkah-langkah berikut.
1. Sebelum Melatih Anak, Kita Sebagai Orangtua Perlu untuk Mengendalikan Emosi
Sebelum mengasah kecerdasan emosional si kecil, lebih dulu orangtua harus mampu mengendalikan emosi sendiri. Karena tentu sangat sulit mengajari emosi pada anak tetapi Ayah dan Ibu sendiri masih sering kehilangan kontrol.
Apalagi anak nanti akan melihat serta mengikuti tindakan orangtua. Jika sering marah-marah, mengomel bahkan memukul, anak akan meniru. Hal ini menjadi sia-sia semua pengajaran dilakukan karena tidak memberikan efek positif pada si kecil.
2. Selanjutnya Mulailah Latih Si Kecil untuk Menyelesaikan Masalah
Anak kecil tentu memiliki masalah seperti bertengkar dengan teman atau saudara. Jangan menyalahkan si kecil atas kejadian ini. Tetapi manfaatkan untuk kembangkan kecerdasan emosionalnya. Begitu juga saat ada masalah lain yang menimpanya.
Tanyakan perasaannya dan ajak dia mencari solusi. Tawarkan beberapa pilihan tindakan seperti ikut marah pada temannya, memaafkan atau sikap lain. Setelah anak memutuskan tetapi pilihan sikapnya kurang tepat. Orangtua dapat membenarkannya dengan menjelaskan sikap yang seharusnya dilakukan serta alasannya.
3. Apresiasi Kecerdasan Emosional Anak dari Sikap yang Ia Tunjukkan Sehari-hari
Ketika si kecil berhasil menyampaikan emosinya tetapi menahan emosi negatif, silakan apresiasi dengan hadiah. Makanan, mainan atau hal lain yang anak inginkan. Katakan padanya bahwa orangtua menyadari jika tadi, anak kesal bahkan ingin mengamuk namun menahannya.
Menahan emosi negatif memang sulit apalagi orangtua yang tidak paham tentang perasaan anaknya. Untuk itulah orangtua perlu mendekatkan diri pada si kecil guna mengetahui emosinya. Kemudian ajak dia menyalurkan pada hal-hal positif. Dan mengapresiasinya karena telah berhasil mengontrol emosinya.
4. Jadi Contoh Teladan untuk Anak dengan Menjadi Orangtua yang Baik
Sambil mengajari, orangtua harus memberikan contoh yang baik. Jangan hanya mengajarkan anak bahwa marah itu tidak baik, tetapi kenyataannya orang tua masih sering memarahi si kecil. Selanjutnya anak tidak lagi peduli pada orangtua.
Semua perbuatan orangtua dengan mudahnya ditiru si kecil. Baik itu negatif maupun positif semua dapat diikuti karena belum paham mana sebaiknya dilakukan. Inilah alasan orang tua memiliki peran penting dalam kecerdasan emosional si kecil.
5. Ajarkan Anak untuk Menerima Perasaanya, Baik Sedih Atau Senang, Kesal atau Marah
Semua manusia memiliki perasaan, tak terkecuali si kecil. Menjadi cerdas secara emosional bukan berarti mengabaikan perasaan negatif. Sebab dalam hidup emosi negatif bisa muncul kapan saja meskipun diri tidak menginginkannya.
Orangtua yang ingin anak cerdas emosi harus mengajarkan anak pentingnya menerima perasaan sendiri. Latih si kecil jujur dengan perasaan sedihnya, suka, marah dan kesalnya. Kemudian ajarkan cara mengelola sehingga ekspresi yang muncul melalui jalan positif.
6. Bantu juga Anak untuk Mengenali Emosi yang Sedang Ia Rasakan
Ajarkan si kecil mengenali emosi sendiri. Apapun bentuk emosinya baik itu senang, marah, sedih maupun lainnya. Jika sudah diketahui apa yang dirasakannya, lebih mudah untuk dilakukan dan disampaikan pada orangtua.
Misalnya mainan anak rusak kemudian kesal atau marah, orangtua malah memberikan es krim karena tidak tahu apa yang diinginkan si kecil. Tetapi anak masih marah, ini menunjukkan dia belum tahu bagaimana cara mengekspresikan perasaanya.
7. Ajaklah Anak untuk Berdiskusi Tentang Hal yang Sedang Dirasakan dan Dihadapinya
Orangtua di rumah jangan hanya sibuk dengan aktivitasnya sampai mengabaikan si kecil. Hal ini memicu munculnya emosi negatif anak bertingkah guna mencari perhatian. Ajak anak komunikasi untuk menceritakan perasaannya.
Diskusikan dengan anak tentang perasaan saat kalah bermain. Atau ketika mendapat nilai buruk di sekolah dan masalah lainnya. Setelah anak bercerita, biasanya akan lebih tenang sebab keresahannya sudah dikeluarkan. Emosi negatif perlahan berubah menjadi positif.
8. Dan Ajaklah Anak untuk Menyalurkan Emosi Positif yang si Kecil Punya
Emosi negatif dapat disalurkan melalui kegiatan positif. Ingin marah dan menangis karena nilai buruk, ajak anak bermain sambil belajar agar yang tersalurkan adalah emosi senang dan bahagia. Semua perasaan positif sudah sepatutnya di ekspresikan.
Ketik anak senang mendapat juara di kelas, ajari dia cara mengeluarkan perasaan itu. Jangan dipendam begitu saja. Bantu si kecil merayakannya sehingga ke depannya dia berani menampilkan semua perasaannya.
9. Bantu Anak untuk Membangun Rasa Empati dalam Dirinya Sedari Dini
Rasa empati atau peduli pada orang lain perlu dipupuk sejak dini sebab berhubungan dengan emosional. Saat si kecil bercerita tentang makanannya direbut anjing. Tanyakan padanya bagaimana perasaan jika anak mengalami hal serupa.
Temannya kehilangan mainan, tanyakan pada anak perasaan jika mainannya hilang. Mungkin anak akan menjawab sedih, tanyakan lagi apakah dia bersedia membagikan mainan kepada temannya tersebut. Jika si kecil berempati tentu mau berbagi mainan. Latih si kecil memahami perasaan orang lain.
10. Serta Jangan Lupa untuk Melatih Anak Kerja Sama Melakukan Banyak Hal
Kerja sama seperti gotong royong juga bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan emosi anak. Hal ini diajarkan secara langsung agar mudah dipraktikkan di kehidupan. Bunda dapat meminta si kecil membantu mencuci buah dan sayur.
Bersihkan meja setelah selesai makan atau merapikan sandal dan sepatu di raknya. Ucapkan terima kasih setelah anak menyelesaikan tugasnya. Cara ini menumbuhkan perasaan suka menolong pada si kecil. Saat melihat orang kesusahan, anak cerdas secara emosi dapat langsung menawarkan bantuan.
Itulah cara yang dapat dilakukan orang tua yang ingin anak cerdas emosi. Tanpa peran orang tua tentu hal ini tidak dapat diwujudkan. Makanya, sesibuk apapun tetap utamakan kebutuhan anak baik fisik maupun mental.
