Parenting

Anak Tidak Selalu Menggemaskan, Ada Kalanya Bertingkah Menyebalkan dan Tidak mau Mendengar Nasihat Orang Tua, Lakukan 7 Strategi untuk Menghadapinya

Anak-anak tidak selalu menggemaskan. Ada kalanya mereka bertingkah menyebalkan ketika tidak mau mendengar nasihat orang tua. Bahkan anak-anak terkadang tidak mau diatur karena merasa orang tua selalu mengekangnya.

Lakukan 7 strategi untuk Menghadapinya:

1. Ucapan Anak Jangan Dimasukkan ke Hati, mereka hanya membutuhkan perhatian dan ingin lebih terhubung dengan orang tuanya

Kadang-kadang anak menolak sarapan ataupun makan siang. Hal ini biasanya membuat orang tua marah. Biasanya Anak tidak akan langsung mengatakan tidak mau makan, tapi ketika diminta menghabiskan sarapannya, anak malah berlari ke luar rumah atau melakukan kegiatan lain yang membuat Anda kesal. Tapi ingat, jangan dimasukkan ke hati.

Sikap anak yang seperti ini merupakan sinyal bahwa anak Anda sedang merasa jauh dari Anda. Anak-anak yang bersikap buruk biasanya melakukannya karena mereka membutuhkan perhatian dan ingin lebih terhubung dengan orang tuanya. Marah kepada anak dan atau melakukan kekerasan fisik sebagai wujud ‘penghukuman’ adalah cara terburuk untuk mengatasi situasi semacam ini.

2. Cari Tahu Kenapa Anak Menolak, Biasanya Mereka tidak terlalu suka jika jadwal ketatnya diatur oleh orang tuanya

Saat anak menolak mandi atau menolak makan dengan cara-cara yang sangat menjengkelkan, sebaiknya Anda cari tahu apa yang melatarbelakangi mereka melakukan hal ini. Bayangkan suatu hari saat Anda baru saja bangun tidur, tiba-tiba ada orang yang memerintahkan hal-hal yang harus Anda lakukan. Anda diperintahkan untuk segera mandi, diatur tentang pakaian apa yang harus dipakai, makanan apa yang harus dimakan, serta kapan saaatnya meninggalkan rumah. Bagaimana rasanya? Tidak enak ya, kalau semua serba diatur orang lain.

Nah, itu pula yang dirasakan anak. Mereka tidak terlalu suka jika jadwal ketatnya diatur oleh orang tuanya. Bukan berarti orang tua membebaskan anak melakukan semua hal yang diinginkan, tapi lihatlah dengan perspektif berbeda. Berilah keleluasaan pada mereka untuk melakukan kewajibannya ketimbang menekan mereka yang pada akhirnya berujung pada sikap menentang anak.

3. Berbicara dengan diri sendiri tentang apa yang sedang Anda hadapi

Tidak ada cara yang lebih baik saat menghadapi anak yang sedang keras kepala selain tetap tenang dan bicara pada diri sendiri secara positif. Dalam upaya ‘tidak mudah tersinggung dengan apa yang dilakukan dan dikatakan anak’, sudah pasti Anda akan berbicara dengan diri sendiri tentang apa yang sedang Anda hadapi.

Ambil contoh ketika anak Anda mengatakan, ‘Aku tidak mau pakai bajuuuu!’. Apa yang Anda lakukan? Ketimbang mengatakan, ‘Mama nggak peduli! Cepat pakai baju kamu sekarang’ dengan nada ketus, sebaiknya ambil napas dalam-dalam dan berucaplah pada diri sendiri, ‘Anakku sedang tidak mau pakai baju, aku sendiri ingin berteriak, tapi sebenarnya aku bisa tetap tenang’. Selanjutnya, Anda akan lebih tenang merespons apa yang dilakukan anak Anda.

4. Menghargai perasaan Anak bisa dilakukan melalui intonasi suara. Ketimbang suara Anda meninggi karena marah

Meskipun masih kecil, tapi anak-anak juga punya perasaan yang harus dihargai. Bila mereka melawan apa yang Anda katakan, cobalah meresponsnya dengan cara yang hangat. Hal ini bisa Anda lakukan setelah Anda mampu berbicara pada diri sendiri.

Menghargai perasaan Anak bisa dilakukan melalui intonasi suara. Ketimbang suara Anda meninggi karena marah, sebaiknya ucapkan sesuatu dengan nada tegas tetapi tetap tenang. Dengan demikian, Anak tidak akan merasa sedang diperintah atau dikekang. Mereka malah senang karena orang tuanya berusaha memahami mereka.

5. Batasi Hanya Pada Hal-hal yang Berbahaya, Jika yang dilakukan anak untuk melampiaskan stresnya adalah hal yang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain, maka biarkan dulu

Saat anak Anda berperilaku tidak menyenangkan, itu mungkin karena sistem sarafnya sedang kelebihan muatan. Di saat seperti itu bukanlah waktu yang tepat untuk mendidiknya. Sebaiknya biarkan dulu hingga ‘badai’ berlalu. Jika tingkah laku anak semakin menjadi, ada baiknya Anda bersikap tegas, dengan mengatakan, ‘Mama tidak bisa membiarkanmu berlaku seperti itu.”

Jika anak malah semakin kesal dan kemudian berteriak, ‘Aku benci Mama. Mama adalah ibu paling payah di seluruh dunia’ maka jangan memaksanya diam. Biarkan saja dulu ketimbang mereka malah melakukan hal yang lebih berbahaya, misalnya berlari ke jalan raya. Jika yang dilakukan anak untuk melampiaskan stresnya adalah hal yang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain, maka biarkan dulu. Butuh waktu untuk membuatnya mengerti bahwa Anda, ibu yang melahirkannya, adalah orang yang paling menyayanginya.

6. Berpandanganlah positif bahwa pada akhirnya anak Anda akan memenuhi permintaan Anda

Mendidik anak untuk menjadi orang yang baik dan sekaligus pula anggota masyarakat yang produktif bukanlah pekerjaan instan dan semudah membalik telapak tangan. Semua butuh waktu. Katakan pada diri Anda bahwa anak Anda masih muda dan dirinya sedang belajar, sehingga membutuhkan bimbingan orang tua yang disampaikan dengan lembut. Berpandanganlah positif bahwa pada akhirnya anak Anda akan memenuhi permintaan Anda. Sebab permintaan Anda adalah demi kebaikan anak, dan anak perlu menyadari benar akan hal ini.

7. Ketimbang menggunakan kalimat bernada sarkasme, lebih baik gunakan kalimat-kalimat humor

Humor jika digunakan dengan bijaksana akan menjadi hal yang sangat berharga. Ketimbang menggunakan kalimat bernada sarkasme, lebih baik gunakan kalimat-kalimat humor.

Misalnya saat anak tidak mau menggosok gigi, buatlah mimik lucu sambil berujar, ‘Hmm mulutnya kelihatannya sedang tertutup ya, yang terbuka hanya hidung dan telinga. Jadi mama akan menyikat hidung dan telinga saja sebagai gantinya’. Setelah anak-anak Anda cekikikan, biasanya mereka akan lebih mematuhi apa kata orang tuanya.

Menghadapi anak yang beranjak besar dan sikapnya terkadang banyak sekali melawannya bukanlah hal yang mudah. Butuh ketenangan untuk bisa mengontrol diri sendiri, sehingga Anda bisa merespons dan bukan bereaksi ketika ada hal-hal yang seolah di luar kendali. Ingatlah, anak-anak belajar menangani dirinya sendiri dengan melihat Anda. Karena itu perlihatkan contoh yang baik pada anak-anak Anda.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top