Parenting

Anak Sering Bertengkar, Begini Cara Mendidiknya

Mempunya dua anak atau lebih yang sedang tumbuh tentu saja memiliki tantangan tersendiri dalam mendidiknya. Adik kakak

Ayah edi berbagi bagaimana cara mendidiknya seperti di share di blognya ayahkita.blogspot.com. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita pelajari

Membuat Aturan yang Jelas dan Sederhana

Kunci utama mendidik anak adalah MEMBUAT ATURAN-ATURAN MAIN YANG JELAS terhadap setiap kasus atau pelanggaran yg dilakukannya. Buatkan Satu aturan main untuk satu kasus misalnya menggoda kakak atau adik, bicara tidak sopan, meminjam barang tanpa izin, dst.  Bisa jadi dalam sehari kita membuat 2 atau 3 aturan main. Itulah mengapa KUHP menjadi sangat tebal sekali karena tiap satu kasus di buat satu aturan main berikut konsekuensinya.

Aturan main yg baik adalah yang sederhana, jelas dan mudah di pahami anak, serta disepakati kedua belak pihak, dilengkapi dengan Rewards and Punishment/konsekuensi dari pelanggaran yg dilakukan oleh anak (buat tertulis jika perlu). Konsekuensi harus mengikat juga bagi si pembuatnya (orang tua), misalnya jika anak di batasi nonton tv hanya 2 jam sehari maka orang tua pun hanya boleh 2 jam per hari, jika kita mewajibkan mereka belajar, maka kita juga wajib menamani mereka belajar (itu bagian dari teladan orang tua).

Hukuman yang Baik

Hukuman yg baik adalah yg mengurangi kesenangan anak spt bermain bola, sepeda, menonton film kesayangan dll (jika perlu buatlah daftarnya, dan di urutkan berdasarkan tingkat kesengannya), Hukuman bukan yg menyakiti fisik atau perasaan anak seperti memukul atau membentaknya atau tidak mengajaknya bicara selama beberapa jam.

Hukuman yg baik adalah hukuman yg dilaksanakan dengan tegas tanpa kompromi (jika ada kompromi maka akan menjadi banyak pelanggaran seperti yg terjadi pada LALU LINTAS KITA). Akan sangat baik jika terlihat anak akan melanggar kita ingatkan akan kesepakatan yg telah kita buat dan katakan; “Ingatkesepaktan kita..? “Mama Cuma ingin bantu kamu supaya tidak terkena hukuman lho… “

mendidikanak

Tegas dan Adil dalam Melaksanakan Aturan

TEGAS merupakan Kunci keberhasilan pelaksanaan dari aturan2 yg kita sudah sepakati. Kita perlu Tegas dan konsisten terhadap upaya anak mengalihkan perhatian seperti dengan MENAWAR-NAWAR HUKUMAN YG SUDAH DISEPAKATI, MENGAJUKAN SYARAT2 TERTENTU BARU MAU MELAKSANAKAN, MENANGIS KERAS, MARAH DAN MEMBANTING2 AGAR KITA TIDAK JADI MENGHUKUM, atau apapun.

Jangan ikut terpancing, tetap tenang. Katakan pada anak “Silahkan kamu Marah dan salurkan marahmu dengan baik, duduk diam dikursi hingga marahmu reda. Jika kamu melakukan perusakan maka kamu akan terkena aturan tentang merusak barang2 saat marah (aturannya lebih dulu dibuat). Silahkan pilih duduk dengan baik sampai marahmu reda atau mendapat hukuman tambahan karena merusak.”

TEGAS dan ADIL jangan pernah selalu membela Adiknya saja dan menyalahkan kakaknya (yg lebih besar harus mengalah), Tegas berbeda dengan marah, dimana letak perbedaannya, TEGAS adalah KONDISI EMOTIANAL STABIL dan Menggunakan Akal Sehat, Sedangkan Marah adalah kondisi melaksanakan aturan dalam kondisi EMOSIONAL TIDAK STABIL dan sering kali bukan untuk mendidik melainkan hanya untuk melampiaskan emosi kita saja.

Tegas adalah tindakan konsisten melaksanakan aturan, Marah lebih sering pada upaya untuk menyerang dan menyakiti hati si anak.

Perlu Juga Konsisten

Konsisten adalah sesuai antara ucapan dengan tindakan bukan NATO (No Action Talk Only) alias banyak mengancam tapi tidak pernah dilaksanakan karena lupa, tidak tega atau apapun. Misalnya Awas ya… nanti mama bilangin Papa lho…kamu tidak mau patuh menjalankan kesepakatan. Jadi Laksanakan aturan tanpa ragu atau tanpa dispensasi bagi penegakan aturan main, tanpa menunggu papa pulang atau siapapun, karena keraguan dan dispensasi orang tua adalah sumber awal perlawanan anak.

Mengapa kita sering tidak tega melaksanakan aturan yg kita buat sendiri, karena seringkali orang tua menetapkan aturan KETIKA SEDANG MARAH, hingga aturannya sering berlebihan dan tidak masuk akal untuk dilaksanakan oleh anak, dan SETELAH SADAR KEMBALI akhirnya tidak tega dan diberi dispensasi atau tidak jadi dilaksanakan.

Jadi jangan MARAH jika sedang membuat aturan pada anak atau JANGAN BUAT ATURAN jika sedang marah. Silahkan pilih mana yg paling cocok dengan kondisi ibu.

Kompak Antara Ayah dan Ibu

Kunci terakhir adalah KOMPAK. Satu suara antara Ayah dan Bunda dalam membuat dan melaksanakan aturan main berikut konsekuensi saat terjadi pelanggaran2. Jika antara PASANGAN masih belum KOMPAK DAN SATU SUARA maka semua penjelasan di atas akan menjadi SIA-SIA BELAKA. Dan anak-anak lah yg akan mengatur orang tuanya dengan aturan main yg dibuatnya sendiri.
Jangan lupa setiap ada aturan baru untuk memberitahu pasangan agar kekompakan tetap terjaga.

http://ayahkita.blogspot.com/2015/02/wajarkah-jika-adik-kakak-selalu.html

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top