Parenting

Anak Menonton tayangan di Televisi untuk Orang Dewasa, Akan Timbul pula Dampak bagi kondisi Psikologisnya

Saat ini, lagu atau tayangan di televisi yang ditujukan untuk orang dewasa pun dikonsumsi oleh anak-anak. Jika si kecil terus menerus melakukan hal itu, akan timbul pula dampak bagi kondisi psikologisnya.

TVitupasifSeperti penuturan psikolg klinis Sandy Kartasasmita, dampak secara psikologis pada anak yang kerapkali menonton film percintaan terletak pada belum siapnya anak tersebut untuk menangkap informasi yang ia dapatkan. Padahal, secara perkembangan, anak usia di bawah lima tahun memiliki tugas perkembangan sendiri.

“Bukannya melihat adegan percintaan dalam sinetron seperti yang sering ditayangkan di TV. Pada dasarnya, anak akan mudah melakukan sesuatu seperti apa yang mereka lihat karena konsep modelling atau meniru sangat kuat di benak anak-anak,” tutur Sandy ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Minggu (15/2/2015).

Pengajar di Universitas Tarumanagara ini menambahkan, mendengar bahkan menyanyikan lagu orang dewasa pun akan berdampak kurang baik terhadap perkembangan mental anak. Sebab, dengan menyanyikan lagu orang dewasa, anak akan belajar dan meyakini bahwa apa yang diucapkannya tersebut adalah satu kebenaran.

Apabila anak sudah terlanjur menonton sinteron percintaan atau menyanyikan lagu dewasa, menurut Sandy orang tua perlu memberikan penjelasan sesuai dengan kapasitas perkembangan anak-anak. Misalnya menjelaskan pada si kecil apa itu cinta dan apa yang membuat orang harus mencintai orang lain atau sesama.

“Arahkan anak kepada hal yang positif.Kemudian, perlahan arahkan anak untuk tidak lagi menonton sinetron atau menyanyikan lagu dewasa,” kata Sandy.

Haruskan orangtua melarang? “Bukan melarang, akan tetapi arahkan untuk menonton film yang sesuai dengan perkembangan mental anak tersebut,” pungkasnya.

health.detik.com

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Lifestyle

Bun, Si Kecil yang Menonton Sesame Street Lebih Pintar dalam Mengenal Huruf

Bun, serial televisi, Sesame Street, ternyata efektif membantu anak-anak balita mengenali huruf alias melek huruf dan angka. Hal itu dibuktikan dalam sebuah studi yang baru-baru ini dirilis. Menurut penelitian berjudul Early Childhood Education by Television: Lessons from Sesame Street, yang dipublikasikan di American Economic Journal, serial televisi asal Amerika Serikat ini mampu membantu perkembangan kognitif anak-anak.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak balita tidak sekolah yang menonton Sesame Street memiliki lonjakan nilai tinggi bahkan sebanding dengan anak yang mengikuti sekolah formal lho Bun.

“Sebuah uji coba kontrol acak skala kecil (RCT) yang dilakukan pada waktu itu menunjukkan bahwa pertunjukan tersebut memiliki dampak yang substansial dan langsung pada skor tes melek hurufdan angka pada usia tiga dan empat,” ujar para peneliti seperti dikutip dari Todays Mama.

Sesame Street sendiri adalah serial televisi yang memadukan antara hiburan dan pendidikan untuk anak-anak usia balita. Awalnya, tayangan ini hadir guna memberi kesempatan bagi anak-anak usia dini yang tak bisa bersekolah mendapat tontonan mendidik. Rupanya program ini berjalan dengan sangat baik.

Serial televisi yang diisi karakter Elmo, Big Bird, Cookie Monster ini mampu memberikan penontonnya peningkatan dalam aspek pendidikan. Termasuk peningkatan yang cepat dan dampaknya besar dalam nilai ujian. Peningkatan ini paling jelas terjadi pada anak laki-laki.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Event

Karena Kata ‘Jangan’ dari Bunda Bisa Jadi Penghalang Kemampuan Eksplorasinya, Mulailah Untuk Bilang ‘Iya Boleh’ dari Sekarang!

Dalam sehari, ada berapa kata ‘jangan’ yang bunda sampaikan sebagai respon atas banyaknya pertanyaan si kecil? Mungkin 4, 5, atau bahkan lebih banyak lagi? Alasan bunda untuk berkata jangan, mungkin jelas untuk melindunginya atau menjaganya. Tapi ternyata tak selamanya hal ini benar loh bun!

Yap, kata jangan yang kerap kita jadikan solusi agar si kecil tak berbuat yang tidak-tidak, justru jadi penghalang yang akan menghambat tumbuh kembangnya. Entah itu dalam mempelajari hal baru, melakukan kegiatan baru, hingga pada pemahamannya akan sesuatu hal yang selama ini belum pernah dilakukan.

Gambarannya begini, kala ia sedang bermain ditaman lalu melihat seekor anak kucing yang lucu. Terlihat ingin menghampirinya dan menjamahnya, dengan cepat bunda berkata ‘jangan’ hanya karena takut si kecil alergi akan bulunya. Padahal, kalau saja diperbolehkan. Jelas ia akan mendapat satu pelajaran.

Tapi ini memang jadi satu tantangan tersendiri untuk kita sebagai orangtua, sebab rasa khawatir dan takut jadi hal nomor satu yang selalu lebih dulu hinggap di kepala. Maka jangan heran, meski katanya tak apa-apa memperbolehkannya bermain banyak hal baru. Kadang kala kita masih belum seberani itu, untuk membiarkannya lebih leluasa.

P1050801

Nah, berita baiknya dalam waktu dekat ini tepatnya pada 28 hingga 29 April 2018, bertempat di Mall Kota Kasablanka. Menyebut diri sebagai mitra terpercaya para bunda dalam mendukung tumbuh kembang optimal si kecil, Dancow Advanced Excelnutri plus kembali menghadirkan “DANCOW Iya Boleh Camp” untuk mendorong kepercayaan diri para bunda dalam mendukung eksplorasi pertama si kecil. Dan tak hanya terfokus di Jakarta saja loh bun, kabarnya ajang ini juga akan diselenggarakan di 50 kota di Indonesia, seperti Surabaya, Semarang, dan Bandung untuk menjangkau lebih banyak lagi bunda agar percaya diri untuk bilang “Iya Boleh”.

pexels-photo-261895

Tentunya acara ini akan jadi salah satu alternatif baik yang bisa bunda pilih untuk menghabiskan akhir pekan minggu ini. Sebab akan ada 7 booth eksplorasi yang bertujuan untuk mengasah kecerdasan si kecil. Mulai dari mengasah kemampuan psikomotoriknya, perhatian, bahasa, memori, hingga pada penyelesaian masalah. Untuk itu, tujuh booth yang dapat dinikmati si kecil antara lain adalah, Jemari Melukis, Tembikar Ria, Petualangan Kecil, Pahlawan Cilik, Penjelajah Hutan, Prajurit Bakteri Baik, dan Teater Fauna.

Dan menariknya lagi, pagelaran ini nyatanya tak hanya difokuskan pada si kecil yang memang sedang dalam masa perkembangan pada tahap eksplorasi saja. Tapi juga ada booth khusus yang juga diperuntukkan pada orangtua terutama bunda. Sebab DANCOW Advanced Excelnutri Plus juga memiliki programm Dancow Inspiring Mom (DIM) yang bertujuan untuk mendorong kepercayaan diri pada bunda untuk mendukung eksplorasi pertama si kecil. Disini bunda dapat berbagi informasi mengenai parenting, dan nutrisi, serta saling menginspirasi dalam mendukung si kecil bereksplorasi.

P1050816

Sebagaimana yang juga telah disampaikan Alvin Wiradarma, selaku Brand Manager DANCOW Advanced Excelnutri plus, di Plataran Dharmawangsa, Selasa, 24 April 2018 kemarin. “Kami percaya bagaimana kepercayaan diri bunda dalam mendukung si kecil bereksplorasi memiliki peran penting untuk mengempangkan kemampuannya agar lebih lebih percaya diri. Untuk itu Dancow Advanced Excesinutri plus yang memiliki kandungan Lactobacillus rhamnosus serta pangan inulin, juga berupaya untuk memberikan wadah agar bunda semakin percaya diri untuk mendukung si kecil berekslorasi dan mengembangkan potensi mereka melalui “Dancow Iya Boleh Camp, begitu tuturnya.

Masih dalam acara dan tempat yang sama, salah seorang Psikolog Dra.Ratih Ibrahim, MM yang ada berada disana menambahkan bahwa keterlibatan bunda dan ayah, terutama dalam hal penyampaian kata ‘iya Boleh’, memegang peranan penting dalam hal mendampingi si kecil melalui eksplorasi pertamanya. “Eksplorasi adalah bagian dari tugas perkembangan si kecil. Ia butuh ruang yang aman dan kaya untuk bereksplorasi, sesuai dengan usia perkembangannya. Sebab aspek kecerdasan si kecil yang kemudian kelak jadi fondasi untuk pembentukan karakternya kelak dimulai dari pengalamnya mengekplorasi apa yang dilihat, dengar, sentuh, cium dan rasakan”.

P1050826

Untuk itu, jika bunda adalah salah satu dari ribuan orangtua yang masih takut untuk berkata ‘Iya Boleh’ pada si kecil di rumah, tak ada salahnya untuk ikut dalam kegiatan ini demi melatih kemampuan si kecil dan bunda sebagai orangtua bisa belajar juga. Dilangsungkan dalam waktu dua hari, jangan sampai bunda ketinggalan acara yang juga akan dihadiri oleh dr. Bernie Endryarni Medise, SpA(K), MPH sebagai Dokter anak, Dra.Ratih Ibrahim, MM sebagai Psikolog Anak dan Keluarga, dan Intan Nuraini dan Ussy Sulistiawaty yang juga dua orang selebriti dan bunda yang sedang menikmati masa tumbuh kembang anak-anak mereka.

Dan untuk bisa pergi kesana dan turut serta, sebagai mana yang juga disampaikan oleh Alvin bunda hanya perlu membeli Dancow minimum berukuran 280 gram, ditempat camp berlangsung atau membawa struk pembelian aslinya dan bisa langsung dapatin tiketnya serta bisa langsung have fun dan bereksempatan untuk mendapatkan berbagai hadiah menarik juga. Ini akan jadi paket lengkap loh bun, anak dapat nutirisi dan stimulasinya, orangtua juga dapat hadiah dan pelajaran buat orangtuanya. Ayo bun, kosongkan jadwal dan ajak si kecil ke “Dancoo Iya Boleh Camp” akhir pekan ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tips Mendampingi Anak Menonton TV

Jangan hanya cemas dengan dampak buruk TV, atau bingung karena era saat ini anak memang tidak dapat disterilkan dari TV. Tapi sepatutnya lah kita sebagai orang tua langsung take action mengambil solusi.

Nonton Bareng

Agar kehadiran orang tua tidak mengganggu kegiatan menonton anak, Dra. Yayuk Handayani, Psi, berbagi kiat, “Mulailah dengan memberikan komentar lucu atau tidak lucu, tertawa bersama, jadi anak maupun orang tua merasakan adanya kebersamaan.” Sedangkan menurut Rita Gani, dosen Ilmu Jurnalistik Fikom Unisba dalam pikiran-rakyat.com, kegiatan pendampingan dengan nonton bareng dapat dilakukan dengan co-viewing yaitu sebatas menemani anak menonton TV tanpa ada diskusi, lalu dapat ditingkatkan ke tahap active mediation, yaitu orang tua berperan aktif bercakap-cakap atau merangsang anak memberi tanggapan terhadap apa yang ditontonnya.

Diskusi ‘santai’ di depan TV

Diskusi dengan anak tidak bisa disamakan antara satu anak dengan yang lain, lihat tingkat usia dan kecendrungan anak. Menurut Tika Bisono, Psi, “Jika anak sudah mampu berpikir, kita bisa ajak ia untuk berdiskusi di mana letak tidak bagus dan bagusnya suatu tayangan. Tapi kalau masih kecil, kita yang langsung menentukan mana tayangan yang tidak baik dan tidak boleh ditiru. Harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak.”

Membuat kesepakatan bersama

Sesungguhnya kesepakatan di sini lebih kepada aturan yang dibuat oleh orang tua. Tapi karena diberi pendekatan dengan dialog dan bekalan pemahaman, anak tidak merasa hal itu sebagai aturan—yang biasanya akan dicari celah untuk dilanggar—tapi lebih kepada pilihan dengan kesadaran bersama yang dijalani anak dengan lapang dada.

Waktu menonton.  Matikan TV di waktu shalat, makan, dan waktu belajar. Untuk anak di bawah tiga tahun, maksimal waktu menonton adalah setengah jam sehari dengan sepuluh menit per sesinya.
Jenis tayangan. Selektif memilih tayangan dengan mempertimbangkan adanya pesan dari cerita, dapat memenuhi fantasi anak, tidak ada kekerasan, dan jauh dari nilai-nilai yang melemahkan jiwa dan keimanan seperti syirik, takut, minder, dan sebagainya.
Kendali remote control. Biasakanlah kendali remote control TV ada pada orang dewasa yang paham, sehingga anak tidak terbiasa memilih saluran teve sesukanya.
Kamar anak tanpa TV. “Adanya TV di setiap kamar mengurangi kebersamaan antara anggota keluarga, mengurangi kontak dengan anak-anak serta membuatnya menjadi egois,” jelas Yayuk Handayani.

Buat Alternatif kegiatan

Untuk menyiasati anak agar tidak terlalu sering menonton TV, mulailah dengan membuat jadwal semua kegiatan yang dilakukan baik di luar rumah maupun di dalam rumah. Misalnya dengan kegiatan membersihkan sepeda, membersihkan kandang hewan peliharaan, bermain permainan edukatif, berkebun, berenang, bersepeda, atau menulis surat dan mendapat balasan langsung dari ayah bundanya.

Budayakan acara spiritual khas keluarga

Upaya mendidik anak akan sulit tercapai jika tanpa upaya pendampingan yang menyentuh dan dilakukan sedini mungkin. Sentuhan yang paling baik adalah sentuhan spiritual. Usahakan keluarga kita punya waktu spiritual khusus yang bisa menjadi andalan keharmonisan keluarga. Waktu-waktu tersebut dapat diisi dengan membiasakan shalat berjamaah rutin misalnya saat Subuh, Magrib dan Isya, atau waktu berdoa bersama menjelang makan atau menjelang tidur.

Kiat Ibu Bekerja

Ibu bekerja tidak bisa lepas dari jasa pengasuh anak. Orang tua bekerja harus berperan sebagai guru yang mengajarkan pola pengajaran yang dipahaminya kepada pengasuh, termasuk soal menonton TV. (Meutia Geumala)

Sumber: http://www.ummi-online.com/tips-mendampingi-anak-menonton-tv.html

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top