Parenting

Anak Membutuhkan Waktu Lebih Lama, Jika Tidur Larut Tidur Malam, ini 9 Efek yang harus Orang tua Ketahui

Sudah larut malam, tapi Anak Bunda susah tidur. Sudah jam 11 malam, dia malah masih aktif untuk lari – larian dan ingin main. Atau anak malah masih asik bermain handpone, menonton youtube.

Banyak riset membuktikan bahwa kebiasaan main handphone sebelum tidur memicu masalah anak susah tidur, anak tidur terlalu larut, dan anak kurang tidur.

Bunda tentu ingin anak cepat tidur. Waktu tidur anak-anak adalah momen yang berharga bagi orang tua. Anak tidur bisa dimanfaatkan untuk me time atau mengerjakan pekerjaan lain yang membutuhkan ketenangan. Betul kan? 

Sebenarnya, anak Bayi dan balita membutuhkan waktu lebih lama ketimbang usia lainnya. Bayi dan Balita butuh waktu tidur diatas 10 Jam 

Kenali Kebutuhan tidur anak-anak Berdasarkan usia: Bayi dan Balita butuh waktu tidur diatas 10 Jam 

Kebutuhan tidur anak-anak berbeda-beda sesuai dengan usianya. Pada bayi, waktu tidurnya akan lebih lama dari waktu bangunnya. Selain dengan tidur malam, kebutuhan tidur anak bisa dicukupi dengan tidur siang. Semakin besar, kebutuhan tidur anak akan berkurang.

Berikut ini waktu tidur yang dibutuhkan anak: 

– Bayi (4 hingga 12 bulan) membutuhkan 12 hingga 16 jam tidur (termasuk tidur siang);

– Balita (1 hingga 2 tahun) membutuhkan 11 hingga 14 jam tidur (termasuk tidur siang);

– Anak-anak (3 hingga 5 tahun) membutuhkan 10 hingga 13 jam (termasuk tidur siang);

– Anak-anak (6 hingga 12 tahun) membutuhkan 9 hingga 12 jam;

– Remaja (13 hingga 18 tahun) membutuhkan 8 hingga 12 jam. 

Anak membutuhkan waktu tidur cukup, Jangan biarkan anak tidur larut malam. Jika tetap tidur malam, ini efek yang harus diketahui: 

1. Tidur cukup adalah kunci meningkatkan kemampuan otak, Kurang tidur menurunkan kecerdasan otak

Saat anak terjaga, otaknya akan selalu bekerja untuk menemaninya beraktivitas seharian. Ketika waktu tidur tiba, otak akan berisitirahat dari tugasnya.

Penelitian menunjukkan, tidur dapat meningkatkan meningkatkan fungsi kognitif, terutama pada anak. Fungsi kognitif ini termasuk perhatian, memori, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Tidur yang nyenyak merupakan kunci meningkatkan kemampuan otak, mulai dari berpikir hingga mengingat. Bisa dibayangkan jika Si Kecil kurang tidur, kemampuan-kemampuan tersebut tentunya akan menurun. 

2. Tidur cukup penting untuk membangun sistem kekebalan tubuh balita. 

Tidur ternyata punya peran sangat penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh balita. 

Melansir Mayo Clinic, tubuh melepaskan protein sitokin selama balita tertidur. Protein tersebut sangat diperlukan ketika balita sedang infeksi atau peradangan. Kurang tidur bisa mengganggu produksi protein sitokin yang menyebabkan antibodi dan sel untuk melawan infeksi turut berkurang.

Karena itulah, kebiasaan balita tidur malam bisa membuat kekebalan tubuhnya menurun sehingga gampang terkena infeksi dan penyakit.

2. Kurang tidur, dapat mengganggu produksi homor pertumbuhan loh

Hormon pertumbuhan  merupakan hormon yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitari di otak.  Hormon ini berfungsi untuk memastikan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Hormon pertumbuhan baru bisa diproduksi secara optimal saat balita tidur dengan nyenyak di malam hari loh. 

Menurut Judith Owens, direktur di Children’s National Medical Center, tubuh balita tidak bisa secara maksimal memproduksi berbagai hormon penting maupun menumbuhkan hubungan syaraf baru bila sering tidur larut malam. 

3. Kurang tidur membuat daya ingat dan menyerap informasi menurun

Anak-anak yang kurang tidur bisa mengalami gangguan pada kognitif dan perilakunya. Salah satunya, kesulitan dalam menerima dan memproses informasi. 

Para ahli syaraf dan pakar pendidikan dari University of Masschusetts Amherst setuju kalau tidur berperan penting dalam membantu pembelajaran anak.

Dalam sebuah penelitian yang mereka lakukan, kebiasaan balita tidur larut malam ternyata bisa mengganggu penyerapan informasi baru sekaligus mengurangi kemampuan daya ingat balita sebanyak 15%.

Menurut studi di Amerika Serikat, para orangtua melaporkan anak-anak usia tujuh tahun yang kurang tidur saat mereka masih balita, lebih memiliki banyak masalah dibandingkan anak-anak yang tidurnya cukup.

4. Anak jadi sulit berkonsentrasi dan cendrung hiperaktif

Kebiasaan balita tidur larut malam juga membuat si kecil jadi cenderung lebih ceroboh dan kurang awas.

Balita berusia dibawah 3 tahun yang tidur malamnya kurang dari 10 jam menjadi sulit berkonsentrasi dan memiliki resiko tiga kali lebih besar mengalami masalah hiperaktif dan impulsif di usia 6 tahun.

Bahkan, sebuah penelitian di Tiongkok menemukan bahwa anak yang sering tidur kurang dari 9 jam di malam hari rentan mengalami cidera serius lebih dari dua kali dalam setahun.

5. Anak tidur larut malam punya kecendrungan kegemukan 

Anak rentan untuk mengalami obesitas jika sering tidur larut malam. Sebab ada penelitian yang mengungkap bahwa pola tidur yang buruk bisa meningkatkan risiko alami obesitas, termasuk pada anak.

Obesitas merupakan salah satu dampak yang diakibatkan dari pengaruh tidur larut malam. Hubungan antara tidur larut malam dengan bertambahnya berat badan pada anak sangat kuat.

Anak-anak yang sering tidur larut malam rata-rata memiliki BMI (Body Mass Indeks) yang besar dan juga tidak sehat.Anak yang mengalami tidur jangka pendek memungkinkan gangguan hormon pada selera makan.

6. Anak kurang tidur dapat mengganggu proses mengubah zat gizi menjadi energi dalam tibuh

Jika tubuh bekerja secara terus-menerus saat sudah memasuki waktu istirahat, otak dan organ akan menjadi rusak. Hal tersebut dikarenakan tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk dapat rehat istirahat dan proses metabolisme tubuh untuk bekerja. 

Anak kurang tidur  akan dapat mengganggu metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses ketika tubuh mengubah zat gizi dari makanan dan minuman menjadi energi. Beberapa orang memiliki laju metabolisme yang cepat, tetapi ada pula yang lebih lambat. 

7. Anak kurang tidur akan jadi pribadi yang mudah tertekan dan depresi

MenurutSleep Health Foundation, rendahnya kualitas tidur memiliki hubungan dengan tingkat depresi.

Jika Anak kurang tidur atau kualitas tidurnya kurang baik, ia akan jadi pribadi yang mudah tertekan.

Ketika mudah tertekan, Anak akan memiliki kualitas tidur yang buruk. Ini menjadi sebuah siklus yang tidak bisa diputus dan akan terus berputar.

Depresi yang parah, akan memengaruhi aspek psikologis anak sehingga dampak jangka panjangnya akan memengaruhi kemampuan sosialnya juga. 

8. Anak yang sering tidur larut malam dan memiliki kualitas tidur yang buruk tampak terlihat lemah dan lelah

Anak   terlihat lemah dan lelah? Coba cek pola tidurnya. Anak yang sering tidur larut malam dan memiliki kualitas tidur yang buruk tampak terlihat lemah dan lelah lho. 

Jadi jika anak terlihat tidak bersemangat dalam menjalani aktivitasnya, koreksi waktu tidur anak kembali ya!

9. Anak kurang tidur cendrung lebih rewel, sering menangis, dan sering marah.

Kurang tidur pada anak juga bisa menimbulkan dampak buruk pada suasana hatinya. Anak yang kurang tidur cenderung lebih rewel, sering menangis, dan sering marah.

Pada anak-anak yang berusia di bawah 4 tahun, kurang tidur akan membuat mereka lebih mudah mengalami tantrum. Sedangkan pada anak-anak usia sekolah menengah, tidur kurang dari 6 jam berisiko menyebabkan kecemasan dan depresi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Si Kecil Sering Menangis Histeris Tengah Malam, Kenapa Ya Bun?

Terbangun tengah malam karena si kecil menangis, memang sudah jadi hal lumrah untuk orangtua. Hal yang membuat frustasi adalah ketika Bunda tidak tahu apa yang membuat si kecil menangis, tengah malam pula. Eits, jangan dulu berpikir yang tidak tidak ya Bun. Karena jika cermati lagi, pasti ada beberapa pemicu yang membuat si kecil sering histeris tengah malam. 

Nah, daripada terbawa emosi saat menghadapi kondisi ini, karena mungkin Bunda juga sedang mengantuk dan tak bisa mengontrol diri. Mari, pahami dan teliti lagi, apa sih yang membuat anak sering terbangun dan menangis di tengah malam.

Bisa Jadi si Kecil Sedang Mengalami Mimpi Buruk

Tidak hanya orang dewasa saja, anak kecil juga bisa mengalami mimpi buruk loh Bun. Apa yang dialaminya, kemungkinan membuatnya terjaga hingga tak lagi bisa tidur atau justru menangis karena memang benar benar takut. Karena mimpi buruk yang dialaminya bisa jadi terasa begitu nyata. 

Dan tidak hanya membuatnya terbangun, mimpi buruk juga bisa membuatnya merasa selalu ada yang menganggunya saat akan tertidur. Alhasil, si kecil menjadi lebih cemas atau bahkan merasa trauma hingga membuatnya histeris. 

Terlalu Capek Karena Aktivitasnya Seharian

Ayo Bun, coba ingat lagi. Di malah si kecil menangis histeris, apakah siangnya dia bergerak teralalu banyak? Atau mungkin juga ia menjalani aktivitas yang benar benar padat sampai membuatnya kelelahan. Jika ternyata Iya, hal tersebut bisa jadi faktor pemicunya. 

Untuk kondisi ini, salah satu cara yang bisa segera Bunda lakukan adalah memahaminya. Coba tanyakan pada si kecil, bagian tubuhnya mana yang terasa sakit. Dengan begitu Bunda bisa memberinya pijitan sederhana untuk menghilangkan rasa kram atau lelah di bagian tubuhnya karena terlalu banyak bergerak. 

Suasana Dan yang Ia Gunakan di Tempat Tidurnya Tidak Nyaman

Harus diakui, kenyamanan adalah poin penting yang harus Bunda perhatikan ketika si kecil sedang tidur. Karena pada rentang usia tersebut, si kecil masih sangat sensitif terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya. Untuk menghindari ia menangis di tengah malam, maka Bunda perlu memerhatikan lagi.

Apakah tempat tidurnya sudah nyaman, bagaimana bahan selimut dan pakaian tidur yang ia gunakan, hingga pada udara ruangan tempat ia tidur. Jika ternyata kamarnya terlalu panas, bukan tak mungkin jika ia bisa mendadak terbangun lalu histeris tengah malam. 

Dan Gangguan Malam Lain yang Mungkin Sedang Dirasakannya 

Yap, ini jadi pemicu atas gangguan tidur yang banyak dialami si kecil hingga membuatnya bangun dan histeris di tengah malam. Gangguan yang dimaksud tidak hanya membuat ia terbangun, tapi juga ketika mendadak berbicara hingga berteriak sendiri. 

Kondisi ini bisa disebabkan oleh jam tidurnya yang tidak teratur, sehingga istirahat malamnya kurang berkualitas. Untuk menghindari terjadinya gangguan tidur saat malam seperti ini, Bunda perlu memastikan jika si kecil tidak beraktivitas secara berlebihan saat siang hari. Hindari pula kegiatan berlebihan lain sebelum ia tidur, seperti menatap layar gadget terlalu lama. 

Dan sebaliknya, sebagai orangtua Bunda perlu menjamin jika ia bisa terhindar dari kondisi tersebut dan bisa tidur dengan situasi dan kondisi yang nyaman. Sebagai tambahan, Bunda bisa membuat suasana kamar tidurnya lebih bersahabat untuk mendukung aktivitas tidurnya. Mulai dari mengatur pencahayaan, menambah wangi wangian di ruangan, dan memastikannya tidur dengan aman dan nyaman. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Dear Calon Ibu; Begini Ciri Tempat Tidur yang Aman dan Nyaman untuk Bayi!

Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Termasuk dalam hal memilihkan tempat tidur untuk bayi. Apa lagi sebagian besar bayi memang akan menghabiskan waktunya di atas tempat tidur.

Dengan demikian, maka Bunda pun harus memilih tempat tidur yang aman dan nyaman untuk bayi. Mengingat bayi yang baru lahir bisa tidur selama 16-20 jam dalam sehari. Lantas bagaimana kriteria tempat tidur yang aman dan nyaman untuk bayi? Simak ulasan di bawah ini Bun!

Pilih Tempat Tidur Dengan Jarak Antar Bilah Kurang Dari 6 Cm Agar Kepala Bayi Tak Terselip Di Antara Bilah

Saat memilih tempat tidur untuk bayi Bunda juga harus memperhatikan keamanan bayi. Salah satunya dengan memperhatikan jarak antar bilah. Tentu akan sangat berbahaya bila kepala bayi terselip di antara bilah tempat tidurnya. Oleh karena itu, sebaiknya Bunda mengantisapasi hal itu dengan memilih tempat tidur yang jarak antar bilahnya kurang dari 6 cm.

Sebaiknya Hindari Tempat Tidur yang Bilahnya Bisa Dinaikan atau Diturunkan

Tempat tidur seperti ini sebaiknya Bunda hindari, karena terkadang bisa saja terjadi kesalahan ketika merakitnya dengan desain bilah yang semacam itu. Apabila salah dalam merakit, maka bayi bisa terjepit atau terjatuh pada saat sedang berpegangan pada bilah yang kurang kokoh.

Perhatikan Baut, Sekrup, Paku, dan Bahan-bahan Material Lainnya

Pastikan material tersebut terpasang dengan kencang supaya tempat tidur bayi bisa berdiri dengan kuat dan kokoh. Akan lebih baik jika Bunda rutin mengeceknya demi memastikan keamanan bayi. Sebab bukan tak mungkin jika pemasangan baut, sekrup, dan paku pada tempat bayi yang tidak sempurna bisa berakibat fatal pada buah hati.

Sangat Dianjurkan untuk Membeli Tempat Tidur yang Baru demi Kenyamanan dan Keamanannya

Perlu Bunda ketahui bahwa tempat tidur yang telah lama dibuat terkadang menggunakan cat yang mengandung bahan beracun, seperti halnya timah. Nah, untuk menghindari resiko tersebut, sebaiknya Bunda membeli tempat tidur yang baru. Apa lagi bayi dikenal suka menggerogoti benda-benda yang ada di dekatnya. Jangan sampai keputusan Bunda untuk tidak membeli tempat tidur baru, justru jadi berdampak fatal bagi buah hati!

Perhatikan Juga Matras Yang Akan Digunakan Bayi

Untuk tempat tidur bayi sebaiknya menggunakan matras yang didesain khusus. Beberapa produsen ada yang menjual tempat tidur tanpa diberi matras.Ketika Bunda memilih matras, maka pilihlah matras yang didesain khusus untuk bayi. Matras yang didesain untuk bayi pada umumnya sangat kuat, kokoh, serta keras untuk mencegah terjadinya SIDS (sudden infant death sydrome) atau sindrom kematian bayi mendadak, dan mampu menopang tulang punggung bayi. Tetapi hindari pula menggunakan matras yang terlalu empuk.

Sesuaikan Luas Matras dengan Ukuran Bayi

Sebaiknya Bunda juga memberikan matras yang sesuai dengan ukuran bayi, Dengan begitu si kecil akan merasa nyaman. Usahakan jangan sampai ada celah sedikit pun antara matras dengan bilah. Pastikan telah melepas plastik sebelum memasang matras ya Bun!

Barang-barang yang Lembut pun Sebaiknya Dihindari

Meski terlihat lucu dan menggemaskan, barang-barang yang lembut seperti boneka berbulu halus, selimut, sprai, dan bantal yang lembut sebaiknya dihindari  dengan tujuan untuk mencegah SIDS. Barang dengan tekstur lembut bisa menjadikan bayi sulit bernafas karena memiliki resiko menutupi wajah si kecil.

Setelah Itu, Sebaiknya Bunda Menidurkan Bayi Dalam Posisi Terlentang Untuk Mencegah Terjadinya SIDS

Mama, sebaiknya bayi tidur dalam posisi terlentang, hal itu untuk menghindari kesulitan bernafas yang bisa mengakibatkan SIDS. Untuk mencegah terjadinya SIDS pada bayi sebaiknya tempat tidur bayi diletakan di kamar Bunda. Sehingga sewaktu-waktu bayi menangis atau memerlukan pertolongan, Bunda bisa dengan cepat menanganinya.

Sebaiknya hindarilah meletakan tempat tidur bayi di dekat jendela, hal ini untuk menghindari segala sesuatu yang tidak diinginkan, tertimpa besi yang menopang tirai misalnya. Selain itu penempatan tempat tidur di dekat jendela juga bisa membuat leher bayi terlilit tirai.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Terkesan Biasa Sih, Namun Membiarkan Buah Hati Anda Tidur Di Dada Bisa Mengakibatkan Sindrom Kematian Bayi Mendadak!

“Dada ayah dan ibu adalah tempat terbaik untuk si kecil bisa terlelap”

Dalam hal pendampingan tidur untuk mengasuh si kecil, kalimat ini tentu sangat sering kita dengarkan. Digambarkan sebagai alternatif untuk bisa membantu pada orang tua dalam hal menidurkan bayi, terlebih ketika si kecil sedang rewel. Sayangnya kebiasaan membiarkan buah hati tidur di dada orang tua ternyata memiliki bahaya tersendiri.

Mungkin satu atau dua orangtua yang pernah melakukannya akan menggeleng tanda tak setuju, karena mereka pernah melakukannya dan si kecil ternyata tidak mendapat masalah. Namun sebagai orangtua kita tentu tetap harus waspada, karena kebiasaan ini justru berbahaya.

Menyajikan Pemandangan Yang Manis, Hal Ini Justru Sering Berakhir Dengan Tragis

Selain membuatnya terlelap lebih cepat kebiasaan ini jadi sesuatu yang tentu terlihat manis. Namun Lullaby Trust, sebuah organisasi yang memberi saran keamanan tidur pada bayi. Mengatakan bahwa keputusan orangtua yang membiarkan bayi terlelap di dadanya adalah sesuatu yang berbahaya. Karena ketika si kecil sedang lelap di dada  kita, resiko SIDS pada bayi meningkat sebanyak 50%.

Hal ini dibuktikan oleh sebuah kasus yang telah terjadi pada seorang dokter bernama Sam Hanke. Beliau bercerita bahwa pada tahun 2010 ia telah mengalami pengalaman pahit karena telah kehilangan bayinya yang bernama Charlie. Ia menuturkan kejadian itu bermula saat dirinya sedang tiduran di sofa sambil membawa bayinya di dalam dekapan dadanya. Dokter Hanke membiarkan Charlie tertidur dengan posisi tengkurap di dadanya. Karena ikut merasa nyaman dirinya ikut tertidur, tapi ketika terbangun bayinya sudah tak lagi membuka matanya. Setelah dicari tahu penyebabnya ternyata Charlie mengalami Sudden Infant Death Syndrome atau yang sering dikenal sebagai sidrom kematian mendadak.

Lalu Apa Sebenarnya Sudden Infant Death Syndrome Itu?

SIDS - Sudden infant death syndrome

Sindrom ini adalah sebuah keadaan yang menjelaskan kematian pada bayi secara mendadak, meski kelihatannya sedang baik-baik saja. Selain itu hal ini juga disebut sebagai salah satu penyebab kematian yang paling sering ditemukan, pada bayi yang berusia antara 2 minggu – 1 tahun. Sedikitnya 3 dari 2000 bayi mengalami SIDS ketika mereka sedang tidur.

Meski penyebab ketidaknormalan itu masih belum ditemukan dengan jelas. Salah satu bukti statistik menunjukkan bahwa tidur tengkurap pada bayi adalah penyebabnya. Meski meletakkan bayi pada dada kita tak selalu dengan posisi tengkurap, namun para peneliti tidak menyarankan hal ini untuk dilakukan. Apalagi untuk si kecil yang masih berusia 2 minggu hingga 1 tahun. Hal ini juga dikuatkan oleh juru bicara dari Lullaby Trust yang mengatakan bahwa, “Tidur di sofa atau kursi dengan bayi adalah salah satu situasi paling beresiko”.

Fakta Ini Tentu Membuat Kita Lebih Hati-Hati, Terlebih Ketika Menemani Si Kecil Tidur

Untuk penanganan yang satu ini kita memang harus ekstra hati-hati, jangan biarkan sembarangan orang tidur dengan si kecil. Sebagai orangtua, kita tentu tak ingin memberikan pengaruh buruk, apalagi hingga membahayakan buah hati. Oleh karena itu, jika anda atau pasangan adalah seorang perokok, maka sebisa mungkin tidak menyentuh anak secara intim dan tidur sekamar dengannya.

Meski tak terlihat kita ada ribuan sumber bakteri dan penyakit yang mungkin bisa tertular pada anak. Mengingat ketahanan tubuhnya yang masih sangat lemah, tidak ada salahnya jika kita membatasi aktivitas untuk tak membiarkannnya tersentuh oleh sembarangan orang. Bahkan oleh orangtuanya sendiri sekalipun, demi menjaga kesehatan dan keselamatannya.

Hal Lain Yang Patut Diperhatikan Adalah Lebih Jeli Dalam Memilih Tempat Tidur Untuk Si Kecil

Ini jadi salah satu kunci penting dalam menjaganya dari hal-hal yang mungkin membahayakan kesehatan si kecil. Red Nose, sebuah lembaga nirlaba di Australia mengungkapkan beberapa tips dan trik aman untuk bayi yang sedang tidur yang mungkin bisa kita jadikan patokan. Menurutnya sebaiknya orangtua memilih kasur atau tempat tidur yang kencang, bersih dan memiliki permukaan yang rasa. Hindari pemakaian selimut yang terlalu tebal dan tak sesuai dengan panjang tubuh si kecil. Selanjutnya hindari pula penggunaan bantal dan mainan yang terlalu banyak di sekitar tempat tidur. Serta jangan sesekali membiarkan anak tertidur dengan posisi tengkurap, atau memakaikan selimut hingga ke permukaan wajahnya.

Berhentilah Berpikir Bahwa Mendekap Si Kecil Di Dada Adalah Sesuatu Yang Baik

Pilihan kita untuk tidur dengan si kecil memang jadi pembahasan yang cukup kontroversial. Dibeberapa budaya, pemandangan bayi yang tertidur di dada orangtua adalah hal biasa, termasuk di negara kita. Namun di beberapa negara barat hal ini justru bukanlah sesuatu yang direkomendasikan. Jika memang meletakkannya di dada membuatnya tenang dan bisa tertidur lebih lelap, segera pindahkan si kecil ke tempat tidurnya. Karena meski dada orangtua adalah tempat terhangat untuknya, ini bukanlah sesuatu yang baik untuk kesehatannya.

Meski menurut anda satu-satunya cara untuk membantu si kecil untuk lebih cepat terlelap dengan menaruhnya di dada. Charlie’s Kids sebuah yayasan yang juga milik Dr. Sam Hanke, menyarankan para orangtua untuk selalu meletakkan bayi tidur di ranjang sendiri, baik saat siang maupun malam hari.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top